Raditya Aryaputra Adityawarman

From ccitonlinewiki
Jump to: navigation, search
Raditya Aryaputra

Biodata Diri

Nama : Raditya Aryaputra Adityawarman

NPM : 1806181691

Program studi : S1 Teknik Mesin Paralel

Pertemuan 1 : 31 Maret 2020

Pertemuan pertama dilakukan dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) melalui aplikasi Zoom dengan asisten dosen Pak Dai yaitu bang Edo. Materi pada pertemuan ini yaitu aliran viskos pada pipa dan analisis laminer flow menggunakan CFDSOF.


Viskos pada Pipa


Aliran inviscid adalah aliran yang tidak mempunyai kekentalan, atau aliran ideal. Pada kenyataannya, hampir tidak mungkin ada aliran yang inviscid . Aliran tersebut dinamakan aliran viscous. Efek aliran viskos dalam pipa adalah profil penampang aliran dalam pipa tidak sama.

Viskositas

Viskositas adalah ukuran ketahanan sebuah fluida terhadap deformasi atau perubahan bentuk. Bila suatu fluida mengalami geseran, ia mulai bergerak dengan laju regangan yang berbanding terbalik dengan suatu besaran yang disebut dengan koefisien kekentalan dinamik.

Reynolds Number

Reynolds number atau bilangan Reynolds adalah perbandingan rasio antara gaya inersia dengan gaya Viskos pada fluida. Bilangan reynolds bisa dituliskan dalam rumus:

   Re =  V.D.ρ / µ atau Re =  V.d / v

Dimana :

Re = bilangan Reynold

V = Kecepatan rata-rata fluida yanga mengalir (m/s)

D = diameter dalam pipa (m)

ρ = massa jenis fluida (kg/m³)

μ = viskositas dinamik fluida (kg/m.s)

untuk aliran laminer Re < 2100. Sementara untuk aliran turbulen Re > 4000. Aliran dengan bilangan reynold di antara kedua aliran tersebut dinamakan aliran transisi.


Analisis Laminer Flow menggunakan CFDSOF


Berikut adalah urutan pengerjaan yang dilakukan untuk menganalisis menggunakan CFDSOF

1. Buka aplikasi CFDSOF.

2. Membuat case name.

3. Pada base mesh terdapat dua pilihan, yaitu box dan cylinder. Pada pertemuan kali ini, kita ingin menganalisis fluida dengan dua dimensi, maka dipilih box.

4. Lalu mengatur dimensi pada box mesh. Kotak ini adalah tempat di mana fluida mengalir. Setelah itu mengatur jumlah grading agar grid pada kotak tersebut proporsional.

5. Kemudian atur grading pada mesh properties. Grading ini berfungsi agar menghasilkan analisis yang lebih detail pada wilayah tersebut.

6. Setelah itu menentukan boundary condition pada box mesh boundaries. Terdapat beberapa pilihan yaitu inlet, outlet, wall, symmetry, dan empty. Inlet dan outlet untuk keluar dan masuknya fluida, wall untuk permukaan kotak, dan empty jika tidak ingin dianalisis.

7. Generate mesh ketika dimensi dan lainnya sudah benar. Perbedaaan warna menunjukkan jenis dari boundary condition.

8. Check mesh, bila pada report terlihat Mesh OK. lanjut ke step berikutnya.

9. Kemudian pilih Simulation Model. Terdapat beberapa pilihan, tergantung kondisi fluida yang ingin dianalisis. Jika sudah benar, maka klik appply model.

10. Klik fluid properties jika ingin mengubah properties dari fluida.

11. Pindah tab ke CFD Solve, kemudian ke Run solver dan Data control. Pada bagian itu ada dua pilihan, yaitu time step dan run time. Pilih salah satu. Untuk kondisi steady-state kita pilih runtime 1000 kali, sama dengan number of iterations.

12. Klik run solver, maka kita tahu berapa kali dijalankan hingga konvergen.

13. Pindah tab ke CFD-Post. Klik post processing with Third Party Tools, yaitu pindah aplikasi ke paraview.

14. Dari aplikasi tersebut kita bisa melihat penyebaran tekanan dan kecepatan fluida tersebut. Merah menunjukkan angka yang paling besar sementara biru menunjukkan angka terkecil. Pada outlet terlihat tekanan kecil karena adanya pressure drop dan kecepatan pada dekat wall tidak konstan karena entrance region.

15. Aplikasi ini juga bisa melihat kurva tekanan dan kecepatan.


Lampiran


Gambar Box pada CODSOF
Gambar penyebaran tekanan
Gambar penyebaran kecepatan
Gambar grafik aliran viskositas

Pertanyaan


1. Apa itu entrance region/aliran masuk?

Entrance region atau aliran masuk adalah wilayah yang dialiri fluida setelah memasuki pipa sebelum mencapai kondisi fully developed flow atau aliran yang berkembang sempurna.


2. Apa itu fully developed flow/aliran berkembang sempurna?

Fully developed flow atau aliran berkembang sempurna adalah kondisi fluida saat profil kecepatan tidak berubah lagi


3. Apa itu entrance length?

Entrance length adalah jarak dari aliran masuk pipa hingga aliran berkembang sempurna atau fully developed flow.


4. Apa pengaruh viskositas dan pengaruh pressure drop dalam pipa?

Pressure drop adalah penurunan tekanan yang terjadi akibat adanya gesekan pada fluida yang mengalir. Pressure drop akan semakin tinggi dan berbanding lurus dengan gesekan pada fluida. Sedangkan besarnya gesekan dipengaruhi oleh viskositas dari suatu fluida.


5. Bagaimana cara menghitung pressure drop suatu aliran dalam laminer/turbulen?

Cara mengukur pressure drop adalah selisih antara tekanan total fluida masuk dan tekanan total fluida keluar

Ptot = Ps + Pd

Ps = tekanan statis

Pd = tekanan dinamis = 1/2 ρV^2

Pressure drop:

  ΔP = Ptot in - Ptot out

Pressure drop dalam aliran laminer:

  ΔP = f l/2D ρV^2

f= 64/Re

Pressure drop dalam aliran turbulen:

  ΔP = λ l/2D ρV^2

f= 8𝜏/ρV^2

Dimana ΔP = pressure drop (Pa)

l = panjang pipa (m)

D = diameter pipa (m)

V = kecepatan aliran fluida (m/s^2)

Re = bilangan Reynolds

f = friction factors

Pertemuan 2 : 1 April 2020

Pertemuan kedua membahas mengenai 3 rumusan dasar dalam mekanika fluida, yaitu hukun konservasi. Hukum konservasi terdiri dari konservasi massa, konservasi momentum, dan konservasi energi.

Konservasi Massa

Massa sistem akan selalu konstan dari waktu ke waktu. Rumusnya:

  dm/dt = 0

Konservasi Momentum

Hukum Newton II, yaitu suatu sistem mengalami percepatan bila ada gaya netto atau jumlah gaya tidak sama dengan nol. Rumusnya:

  m dV/dt = ΣF

Konservasi Energi

Apabia sistem energi mengalami perubahan total harus diikuti perubahan dalam bentuk kerja dan panas. Rumusnya:

  dE/dt = W + Q

Pertemuan ini juga membahas mengenai konsep aliran pada pipa. Berikut definisi dari konsep tersebut:


1) Entrance Region adalah suatu wilayah atau daerah yang berada didekat dengan tempat masuknya fluida ke pipa. Atau bagian awal dari suatu empat aliran yang masuk dari suatu sumber.


2) Entrance Length adalah panjang suatu aliran dari awal masuk pipa hingga mencapai kondisi dimana fully developed flow atau aliran yang berkembang sempurna.


3) Fully Develeoped Flow adalah kondisi dimana profil kecepatan fluida tidak lagi berubah terhadap koordinat.

Aliran pada pipa

Tugas


Kami diberikan tugas yang dikerjakan dengan software CFDSOF untuk mencari perubahan kecepatan pada entrance region.

Aliran pada pipa

Data dari soal tersebut adalah:

Example 3 5 1.png

Dari data tersebut, buat calculator dengan memperhitungkan p static, p dynamic, dan p total sehingga didapatkan hasil:

1.A dengan μ = 4E-5; u = 0.01

Example 3 5 2.png

1.B dengan μ = 1E-5; u = 0.01

Example 3 5 3.png

2.A dengan μ = 4E-5; u = 0.01

Example 3 5 4.png

2.B dengan μ = 4E-5; u = 0.04

Example 3 5 5.png

Pertemuan 3 : 7 April 2020

Pada pertemuan ketiga membahas mengenai analytic solution for laminar flow. Pak Dai juga menjawab soal dan diskusi mengenai persoalan pada materi ini. Selain itu, kami juga membahas mengenai Governing Equation.

Governing Equation adalah persamaan yang mengatur gerak laku fluida. Contoh dari governing equation ada pada soal yaitu:

  δu/δt + u δu/δx + v δu/δy = -1 δp/ρδx + v δ^2p/δx^2 + νδ^2u/δy^2

Kami juga membahas mengenai pengaruh dari viskositas dan inersia terhadap fully developed flow dan entrance length. Semakin viscous suatu aliran maka fully developednya lebih cepat dan entrance length lebih pendek. Bila aliran lebih encer maka fully developednya lebih lambat dan entrance length lebih panjang.

Pada inersia, semakin besar inersia maka lebih lambat terbentuk fully developed, dan semakin kecil inersia maka lebih cepat terbentuk fully developed.

Diberikan soal pada Example 8.2 untuk dikerjakan dalam CFDSOF dan solusi analytic yang sudah disampaikan.

Munson example 8.2.png

Pertemuan 4 : 8 April 2020

Pada pertemuan ini, Pak Dai memberikan materi mengenai aliran dan pengaruh Reynolds number terhadap jenis aliran, yaitu aliran laminer, transisi, dan turbulen. Pada reynolds number yang rendah, aliran teratur dan kecepatan tetap terhadap waktu. Aliran ini disebut aliran laminer. Ketika reynolds numbernya semakin tinggi, maka lapisan berosilasi tetapi masih teratur, kecepatan setiap waktu berubah. Aliran ini disebut aliran laminer. Saat reynolds numbernya tinggi, aliran tidak teratur dan kecepatan berubah secara cepat atau rapid.

Pak Dai juga membahas soal pada example 8.4, mengenai turbulent pipe flow properties.

Turbulent Pipe Flow Properties.png

Pertemuan 5 : 14 April 2020

Pada pertemuan ini Pak Dai memberikan quiz yaitu membuat artikel mengenai pembahasan dan diskusi pada Soal Jawab Mekanika Fluida dari nomor 1 sampai 6.

1. Governing Equation pada Aliran


Soal tersebut membahas mengenai governing equation. Governing Equation adalah persamaan yang mengatur gerak laku fluida, bisa juga disebut persamaan atur. Ada tiga persamaan mengenai semua pergerakan aliran fluida yang ada di alam. Persamaan itu diantaranya konservasi massa, konservasi momentum, dan konservasi energi.

A. Konservasi massa adalah Massa sistem akan selalu konstan dari waktu ke waktu. Rumusnya: dm/dt = 0. Contoh sederhananya adalah pipa dengan luas yang kecil kecepatannya lebih besar dibanding pipa dengan luas yang lebih besar. Alasannya karena massa harus konstan, sehingga pada pipa dengan luas yang lebih kecil, aliran terdorong lebih cepat.

B. Hukum kekekalan momentum adalah kekalnya momentum pada sepanjang aliran, bisa berubah ke bentuk gaya ataupun sebaliknya. Hukum kekekalan momentum merupakan turunan dari hukum newton 2, rumusnya: m dV/dt = ΣF. Ada tiga gaya yang mempengaruhi gerakan fluida, yaitu gaya karena perbedaan tekanan, gaya gravitasi, dan gaya akibat gesekan fluida.

C. Konservasi energi membahas apabila sistem energi mengalami perubahan total harus diikuti perubahan dalam bentuk kerja dan panas. Rumusnya: dE/dt = W + Q

Aplikasi dari governing equation bisa diaplikasikan pada berbagai perhitungan mekanika fluida, karena setiap bahan mempunyai hasil yang berbeda-beda terhadap gaya dan enrgi yang diterapkan. Misalnya memprediksi aliran udara di sekitar pesawat atau mobil agar menimbulkan drag yang sedikit sehingga lebih hemat dalam bahan bakar. Contoh lainnya adalah penyusutan plastik pada proses injeksi molding. Proses tersebut perlu diperhitungkan prediksi alirannya.

2. Pengaruh Viskositas dan Kecepatan Inlet Fluida terhadap Aliran


Viskositas berpengaruh terhadap aliran suatu fluida. Pada pipa, semakin kental viskositas pada fluida, maka entrance region lebih pendek, sehingga lebih cepat terbentuk fully developed flow. Aliran ini cenderung laminer. Begitu pula sebaliknya.

Selain itu, kecepatan inlet juga mempengaruhi aliran suatu fluida. Bila kecepatan pada inlet diperbesar, maka aliran pada pipa akan menjadi turbulen. Hal ini sesuai dengan bilangan Reynolds, yaitu perbandingan antara gaya inersia terhadap gaya viscous (Re = V.D.ρ/μ).

Aplikasi pada artikel ini adalah pemasangan drainase. Reynolds number yang diperlukan harus diminimalisir sehingga aliran menjadi hampir laminer, sehingga energi yang dikeluarkan tidak besar. Contoh lainnya adalah pada industri makanan. Makanan dialirkan melalu pipa. Pipa tersebut harus dimiringkan beberapa derajat agar makanan dapat mengalir dengan lancar. Karena makanan memiliki viskositas sertentu, aliran harus diperhitungkan agar laju tidak terhambat karena adanya luapan.

3. Observasi Jenis Aliran Fluida.


Aliran terbagi menjadi tiga, yaitu aliran laminer, aliran transasi, dan aliran turbulen.

A. Aliran laminer adalah aliran yang memiliki lapisan fluida paralel dan tidak bertabrakan satu dengan yang lain. Aliran ini mempunyai kecepatan konstan. Bilangan reynolds pada aliran ini < 2100

B. Aliran transisi adalah peralihan antara aliran laminer dan turbulen. Lapisan ini berosilasi dan kadang saling berpotongan tetapi masih teratur.

C. Aliran turbulen adalah aliran yang lapisan fluidanya sudah tidak teratur dan mengakibatkan terjadinya potongan antar lapisa. Kecepatan pada fluida ini berubah sangat cepat. Bilangan reynolds pada aliran ini > 4000

Kita bisa menentukan jenis aliran dengan menghitung bilangan Reynolds dengan cara mencari data terkait aliran tersebut dan memasukkannya pada rumus: Re = V.D.ρ/μ.

Aplikasi observasi jenis aliran fluida adalah analisis kerusakan pada sambungan pipa. Pada aliran yang turbulen menghasilkan pressure drop, sehingga terjadi head losses. Head losses adalah kerugian karena adanya gesekan pada permukaan pipa. Aliran fluida turbulen pada belokan pipa akan mengakibatkan terjadinya vorteks, yaitu parikel pada fluida yang bergerak berputar. Kemudian, aliran turbulen menyebabkan getaran yang mengakibatkan crack kecil dan merambat sehingga merusak pipa. Selain itu aliran turbulen akan mengakibatkan kavitasi yaitu timbulnya gelembung-gelembung pada aliran karena tekanan menurun. Saat gelembung mulai pecah, maka fluida akan masuk ke dalam ruang kosong yang ditimbulkan gelombang. Cairan tersebut akan menghantam cairan lainnya sehingga menimbulkan gelombang kejut, yang berpotensi merusak permukaan pipa. Permukaan dinding pipa akan berlubang karena adanya kavitasi. Untuk itu, diperlukan perhitungan untuk menentukan apakah aliran pada pipa merupakan aliran laminer atau turbulen.

4. Pengaruh Kemiringan Pipa terhadap Pressure Drop Aliran


Pressure drop adalah penurunan tekanan aliran yang terjadi akibat beberapa faktor. Pada kasus ini, tekanan dapat berubah karena perubahan ketinggian pada pipa. Pada pipa dengan fluida yang mengalir ke atas fluida semakin lama akan bertambah ketinggiannya. Pada titik tertinggi, beban fluida diatas fluida tersebut berkurang, karena fluida di atasnya lebih sedikit. Terjadilah pressure drop saat fluida naik. Sebaliknya, fluida yang berada di bawah mendapatkan beban dari fluida di atasnya, sehingga fluida terdorong ke bawah. Pada titik ini, tekanan bertambah. Oleh karena itu, pipa dengan fluida yang mengalir ke bawah akan mendapatkan tekanan. Hal tersebut dinamakan tekanan hidrostatik.

Salah satu aplikasi perhitungan kemiringan pipa adalah penempatan ketinggian tangki air untuk sistem irigasi. Dalam hal ini, harus ditentukan berapa tekanan yang diperlukan untuk mengaliri sistem irigasi. Dalam beberapa kasus, kadang sumber air tidak selalu berada lebih tinggi dengan wilayah yang diirigasi, oleh karena itu, perlu mengurangi pressure drop yang disebabkan kenaikan ketinggian. Hal ini bisa diaatasi dengan analisis pressure drop, juga penambahan pompa pada pipa.

5. Viscous Sublayer


Pada struktur aliran turbulen, ada beberapa lapisan yang dibedakan berdasarkan jarak daerah dari dinding pipa. Salah satunya adalah viscous sublayer. Viscous sublayer adalah lapisan yang sangat tipis dan paling dekat dengan dinding pipa. Pada lapisan ini, tegangan geser viscous lebih dominan dibandingkan dengan turbulen dan kecepatan aliran sangat kecil sehingga aliran laminer. Semakin besar viskositas fluida, maka semakin besar viscous sublayernya, semakin besar kecepatan aliran maka viscous sublayernya semakin tipis.

Sifat dari viscous sublayer berpengaruh dari kekasaran. dinding pipa. Bila kekasaran pipa kebih kecil dibenading tebal dari viscous sublayer, maka kekasaran terendam oleh viskositas sehingga tidak terlalu berpengaruh. Situasi ini dinamakan hydraulically smooth flow. Jika kekasaran pipa lebih besar dari tebal viscous sublayer, bisa menyebabkan gangguan aliran dan pressure drop. Situasi ini dinamakan hydraulically rough flow.

Viscous sublayer ini juga bisa menyebabkan disturbansi jika batas aliran laminer pada dekat dinding dan aliran turbulen tidak rata. Aliran yang cepat ketika menyentuh dinding, akan berdeformasi dari kecil hingga seluruh permukaan saling bertabrakan dan menyebabkan turbulansi.

Aplikasi pada perhitungan viscous sublayer adalah pada sayap pesawat. Pada sayap, tidak semua permukaan halus. Ada beberapa fin diatas sayap pada area tertentu yang digunakan untuk membuat vorteks yang dinamakan vortex generator. Pada umumnya, vorteks akan menyebabkan drag pada pesawat. Namun, pada kasus ini vortex generator sengaja membuat vorteks untuk menghasilkan energi. Karena ada energi tambahan pada viscous sublayer, maka aliran tidak akan terpisah sehingga angle of attack pada pesawat bisa diperbesar dan menambah lift pada pesawat itu.

6. Pengaruh Jenis Aliran terhadap Pressure Drop


Pressure drop adalah penurunan tekanan yang terjadi akibat adanya gesekan pada fluida yang mengalir. Pressure drop akan menyebabkan panas, karena energi tekanan berubah menjadi panas. Pressure drop didapatkan dari selisih antar tekanan total inlet dan tekanan total outlet.

Pressure drop pada aliran turbulen akan lebih besar dibandingkan dengan aliran laminer. Hal itu disebabkan karena aliran laminer hanya ada tegangan viscous, sementara aliran turbulen ada tegangan viscous dan tegangan gesek antar partikel. Tegangan gesek ini akan menyebabkan penurunan kecepatan aliran, sehingga tekanan dinamisnya berkurang.

Pressure drop juga dipengaruhi oleh gravitasi, yaitu saat perubahan ketinggian pipa. Selain, pressure drop dipengaruhi oleh arah pipa dan katup. Sambungan pipa dengan arah yang berbeda dan katup akan menghasilkan gesekan dan menyebabkan pressure drop. Ukuran diameter pipa juga berpengaruh. Bila diameter pipa besar maka pressure drop kecil. Faktor tersebut selalu ada secara konstan. Ada faktor yang semakin memburuk seiring berjalannya umur pipa, yaitu kekasaran pipa dan korosi yang menyebabkan gesekan semakin besar.

Aplikasi dari konsep pressure drop adalah analisis aliran dalam pemasangan pipa. Dari analisis tersebut kita dapat memprediksi pressure drop aliran, sehingga dapat dilakukan pemilihan bentuk dan material pipa yang paling efektif untuk aliran tersebut sehingga lebih hemat untuk jangka waktu yang panjang dan meminimalisir kerusakan pipa karena aliran turbulen.

Pertemuan 6 : 15 April 2020

Pada pertemuan ini, pak Dai memberikan penjelasan mengenai loss antara inlet dan outlet. Ada dua losses yaitu major losses dan minor losses. Major losses disebabkan oleh gesekan wall dan viskositas. Energi berkurang akibat adanya disipasi energi. Major losses ini bisa dihitung dengan friction factor yang didapatkan dari Moody chart atau the Colebrook equation.

Berbeda dengan major losses yang terjadi pada pipa lurus, minor losses dapat terjadi pada bagian pipa yang tidak lurus, seperti valves, bends, tees, dan lain-lain. Contoh lainnya yaitu pada pipa divergen ataupun konvergen. Kita bisa menentukan berapa besarnya head loss(hl) dan pressure drop(Δp) dengan menghitung loss coefficient(Kl). Head loss adalah penurunan tekanan pada fluida mengalir. Rumusnya adalah:

Loss coefficient.png

Selanjutnya kami diberikan tugas dari pak Dai mengenai simulasi aliran dengan membuktikan adanya minor losses. Pipa yang dipilih bebas, boleh diperbesar, diperkecil, sudden, ataupun gradual.

Tugas


Berikut adalah model pipa sepanjang 200 mm dengan diameter 1 30 mm dan diameter 2 20 mm:

Pipadiv 1.png
Pipadiv 2.png

Berikut adalah hasil simulasi pada inlet, dengan slice pada jarak 0.001 m

Pipadiv 4.png

Slice 2 dilakukan pada perbedaan diameter yaitu 0.1 m

Pipadiv 5.png

Slice 3 pada outlet, dengan slice pada jarak 0.199 m

Pipadiv 6.png

Berikut tekanan tiap slice:

Pipadiv 3.png

Pertemuan 7 : 21 April 2020

Pada pertemuan ini pak Dai mempersilahkan bang Agil M'16 untuk mempresentasikan hasil risetnya yang membahas mengenai perubahan energi air menjadi energi mekanik pada roda air.

Pertemuan 8 : 22 April 2020

Pada pertemuan ini tiap mahasiswa dipersilahkan menunjukkan kontribusinya di wikipage air.eng.ui.ac.id ini dan mempresentasikan salah satu materi yang palik menarik dan paling dipahami. Urutan presentasi ini sesuai abjad, dimulai dari A hingga terakhir E untuk pertemuan ini, karena waktunya sudah habis.

Pak Dai juga memberikan ringkasan mengenai materi pasca UTS, yaitu flow dynamics. Flow dynamics dibagi dua, internal flow dan external flow.

Internal flow adalah aliran yang dibatasi dinding

External flow adalah aliran yang boundarynya tidak dibatasi benda padat atau dinding.

Pak Dai juga memberi tugas besar yaitu melakukan simulasi internal flow atau external flow tentang medan aliran fluida untuk aplikasi di bidang engineering. Output tugas ini adalah membuat makalah dengan deadline satu minggu sebelum UAS.

Pertemuan 9 : 28 April 2020

Pertemuan ini melanjutkan presentasi tiap mahasiswa dalam kontribusi di wikipage dan salah satu materi yang paling dimengerti. Saya menjelaskan mengenai jenis-jenis aliran dan kerugian pada aliran turbulen.

Aliran terbagi menjadi tiga, yaitu aliran laminer, aliran transasi, dan aliran turbulen.

A. Aliran laminer adalah aliran yang memiliki lapisan fluida paralel dan tidak bertabrakan satu dengan yang lain. Aliran ini mempunyai kecepatan konstan. Bilangan reynolds pada aliran ini < 2100

B. Aliran transisi adalah peralihan antara aliran laminer dan turbulen. Lapisan ini berosilasi dan kadang saling berpotongan tetapi masih teratur.

C. Aliran turbulen adalah aliran yang lapisan fluidanya sudah tidak teratur dan mengakibatkan terjadinya potongan antar lapisa. Kecepatan pada fluida ini berubah sangat cepat. Bilangan reynolds pada aliran ini > 4000

Kita bisa menentukan jenis aliran dengan menghitung bilangan Reynolds dengan cara mencari data terkait aliran tersebut dan memasukkannya pada rumus: Re = V.D.ρ/μ.

Aplikasi observasi jenis aliran fluida adalah analisis kerusakan pada sambungan pipa. Pada aliran yang turbulen menghasilkan pressure drop, sehingga terjadi head losses. Head losses adalah kerugian karena adanya gesekan pada permukaan pipa. Aliran fluida turbulen pada belokan pipa akan mengakibatkan terjadinya vorteks, yaitu parikel pada fluida yang bergerak berputar. Kemudian, aliran turbulen menyebabkan getaran yang mengakibatkan crack kecil dan merambat sehingga merusak pipa. Selain itu aliran turbulen akan mengakibatkan kavitasi yaitu timbulnya gelembung-gelembung pada aliran karena tekanan menurun. Saat gelembung mulai pecah, maka fluida akan masuk ke dalam ruang kosong yang ditimbulkan gelombang. Cairan tersebut akan menghantam cairan lainnya sehingga menimbulkan gelombang kejut, yang berpotensi merusak permukaan pipa. Permukaan dinding pipa akan berlubang karena adanya kavitasi. Untuk itu, diperlukan perhitungan untuk menentukan apakah aliran pada pipa merupakan aliran laminer atau turbulen.

Untuk tambahan materi dari diskusi presentasi di atas, Pak Dai dan teman-teman menambahkan keuntungan dari aliran turbulen. Salah satu contohnya pada kehidupan sehari-hari adalah kipas dany dikibaskan saat membuat sate dan makanan dan minuman yang panas ditiup agar dingin. Keuntungan aliran turbulen dalam engineering adalah proses mixing bahan kimia dan produksi makanan.

Pertemuan 10 : 29 April 2020

Pada pertemuan ini pak Dai menjelaskan mengenai flow over immersed body. Contohnya yaitu aliran angin pada motor, mobil, dan bangunan. Contoh lainnya adalah pada airfoil pesawat. Pada airfoil pesawat, terdapat dua tegangan, yaitu:

- tegangan normal : aliran akan memberikan gaya karena distribusi tekanan dan menyebabkan lift pada pesawat.

- tegangan geser : dimana gaya tersebut akan menimbulkan hambatan bagi benda yang dilalui atau drag.

Kemudian bang Edo memberikan materi simulasi pada CFDSOF mengenai streamline pada external flow. Untuk simulasi kali ini, model yang digunakan adalah mobil. Pertama-tama masukkan model mobil tersebut ke dalam CFDSOF.

Mobil mobil 1.png

Kemudian buat mesh sehingga mobil berada di tengah mesh tersebut. Tentukan juga boundary nya. Pada x- yaitu inlet, x+ outlet, y- wall, y+ boundary, dan sumbu z empty karena kita simulasi pada 2 dimensi saja.

Mobil mobil 2.png

Buat box dengan refinment pada sekitar mobil. Refinement berfungsi untuk merapatkan mesh sehingga hasil simulasi yang didapatkan pada wilayah ini hasilnya lebih detail.

Mobil mobil 3.png

Setelah itu ubah fluid properties berdasarkan hasil perhitungan dari excel.

Mobil mobil 4.png

Jalankan simulasi di run solver dengan runtime 10 detik tiap 0,1 detik. Tunggu sampai selesai dan pindah ke paraview. Di paraview pilih surface LIC untuk melihat vortex di bagian belakang mobil.

Mobil mobil 5.png
Mobil mobil 6.png

Pada hasil streamline tersebut terlihat vortex yang dihasilkan. Besarnya vortex ini tergantung dari Reynolds Numbernya. Semakin besar reynolds numbernya semakin banyak pula vortex yang dihasilkan. Selain itu vortex juga dipengaruhi oleh bentuk modelnya.


Sinopsi Tugas Besar : Membandingkan Vortex dan Efisiensi pada Wingtip dengan Winglet dan Tanpa Winglet

Membandingkan Vortex dan Efisiensi pada Wingtip dengan Winglet dan Tanpa Winglet

Pada pesawat ada 4 gaya yang bekerja, dikenal juga dengan gaya Aerodinamis. Keempat gaya tersebut adalah gaya angkat(lift), gaya berat (weight), gaya dorong (thrust), gaya hambatan (drag). Saat pesawat terbang, keempat gaya tersebut muncul bersama-sama. Drag timbul seiiring adanya lift. Artinya, saat pesawat memproduksi lift, maka sepanjang itu akan ada drag.

Drag terbagi menjadi tiga, yaitu pressure drag, friction drag, dan induced drag. Pressure drag pada airfoil yaitu di titik stagnasi, adanya stagnasi dan perbedaan tekanan akan menghasilkan pressure drag (Dp). Friction drag (Df) adalah integrasi tegangan geser seluruh permukaan atau dinding. Pada airfoil bagian atas, ada perbedaan tekanan karena perbedaan kecepatan. Ada titik di mana aliran tidak kuat lagi menahan tekanan, yaitu separation point. Pada titik ini, aliran akan terpisah dan mengalami dua arah yang berbeda, sehingga menimbulkan vorteks. Vorteks ini membentuk induced drag (Di).

Untuk menghasilkan lift, tekanan pada bawah sayap harus lebih besar dari tekanan atas sayap pesawat. Fluida bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Hal ini bermasalah, karena pada bagian ujung sayap udara dengan tekanan tinggi akan bertemu dengan tekanan rendah, menghasilkan pergolakan udara. Pergolakan udara ini disebut juga turbulensi dan menghasilkan vorteks atau putaran udara.

Untuk mengatasi vorteks, dibuat winglet, yaitu ujung sayap yang berkelok ke atas dan mengecil di ujungnya. Fungsi winglet adalah untuk meredam vorteks pada bagian ujung sayap karena pertemuan udara bagian atas dan bawah. Vorteks menyebabkan pesawat membutuhkan energi agar dapat stabil di udara, sehingga boros bahan bakar. Sehingga dengan adanya winglet bahan bakar pesawat bisa lebih efisien.

Vortex 01.jpg

Analisa yang akan saya lakukan adalah melakukan simulasi terhadap dua sayap dengan airfoil dan dimensi yang sama, dengan ujung sayap divariasikan dengan winglet dan tanpa winglet. Airfoil yang saya pilih adalah BOEING 737 MIDSPAN AIRFOIL (b737c-il). Airfoil ini dipakai Boeing untuk pesawat Boeing 737.

Vortex 02.png

Yang diharapkan dari analisa ini, saya dapat mengetahui drag, vorteks pada kedua sayap, dan bisa membandingkan efisiensi pada dua sayap tersebut.

Pertemuan 11 : 5 Mei 2020

Pada pertemuan ini, Pak Dai melanjutkan presentasi hasil belajar tiap mahasiswa, khususnya yang sebelumnya belum pernah presentasi. Pertama-tama, pak Dai memberikan prinsip penilaian dalam progress belajar, yaitu gradien belajar. Gradien belajar diantaranya:

1. Softskill: rajin, sungguh-sungguh, gigih. dilihat dari wikipage masing-masing dan presentasi

2. Understanding: memahami konsep. dilihat dari penjelasan masing-masing saat presentasi

3. Analytical skill: pemahaman rumus dan konsep dasar, bisa dilihat dari tugas besar.

Selanjutnya presentasi berdasarkan konsep tersebut

Pertemuan 12 : 6 Mei 2020

Pada pertemuan ini pak Dai melanjutkan presentasi tiap mahasiswa terhadap kontribusi di wikipagenya. Lalu dilanjutkan dengan pembahasan mengenai "mengapa saat diameter membesar, pressure drop berkurang?" dengan konsep konservasi massa, momentum, dan energi.

Pertemuan 13 : 12 Mei 2020

Pada pertemuan ini, pak Dai membahas soal "Drag From Pressure and Shear Stress Distribution" di air.eng.ui.ac.id. Pak Dai menjelaskan bahwa Drag didapatkan dari total drag karena tekanan,drag gesekan, dan induced drag. Induced drag ini berasal dari secondary flow, yaitu vorteks.

 Drag = Dp + Df + Di

Contoh dari induced drag adalah vorteks di ujung sayap pesawat (wing tip). Pada ujung sayap, aliran akan bersilkulasi dan menyebabkan pusaran. Pusaran ini akan menghambat aliran. Untuk itu, pada ujung sayap pesawat ditambahkan winglet, yaitu bagian yang sedikit ke atas untuk memecah vorteks tersebut. Walaupun winglet akan menambah drag, tetapi tidak sebesar drag yang dihasilkan oleh vorteks pada ujung sayap pesawat.

Selanjutnya, pak Dai menjelaskan mengenai konsep dari airfoil, penampang samping dari sayap pesawat. Pak Dai membuka diskusi mengenai "Mengapa daerah atas airfoil alirannya lebih cepat dan tekanannya lebih kecil dibandingkan daerah bawah?". Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita lihat lagi konsep dasar konservasi.

Bila pada bagian atas dan bawah airfoil tersebut diberikan batas, maka bisa dilihat bahwa luas permukaan bagian atas lebih kecil dibandingkan dengan bagian bawah. Dengan menggunakan konservasi massa, maka dapat disimpulkan bahwa kecepatan pada upper surface lebih besar dibandingkan dengan lower surface. Bila ditulis dalam rumus:

 A1*V1=A2*V2

Dilanjutkan dengan konservasi energi, yaitu persamaan Bernoulli didapatkan bahwa semakin kecil kecepatannya, maka tekanan semakin besar karena tekanan berbading terbalik dengan kecepatan. Pada persamaan ini, karena kecepatan upper surface lebih besar dari pada lower surface, maka tekanannya lebih kecil. Begitu pula sebaliknya.

Aliran angin mengalir ke belakang sayap. Pada ujung belakang sayap, aliran mengarah ke bawah. Dalam konservasi momentum, aliran angin yang ke arah bawah akan dibalikkan dengan sayap ke ara atas sehingga menghasilkan lift.


Selanjutnya, pak Dai kembali menjelaskan Drag pada airfoil. Pressure drag pada airfoil yaitu di titik stagnasi, adanya stagnasi dan perbedaan tekanan akan menghasilkan pressure drag (Dp). Selanjutnya, pada bagian atas airfoil ada boundary layer.

Pada boundary layer ini aliran udara dipengaruhi oleh tegangan geser yang ada di permukaan sayap. Integrasi tegangan geser seluruh permukaan atau dinding menyebabkan friction drag (Df).

Pada airfoil bagian atas, ada perbedaan tekanan karena perbedaan kecepatan. Ada titik di mana aliran tidak kuat lagi menahan tekanan, yaitu separation point. Pada titik ini, aliran akan terpisah dan mengalami dua arah yang berbeda, sehingga menimbulkan vorteks. Vorteks ini membentuk induced drag (Di).


Untuk menghasilkan lift, sayap dibuat sedikit mengarah atas pada bagian depan untuk mengalirkan udara ke bawah. Sudut pada keadaan ini disebut sudut serang atau angle of attack. Jika sudut ini terlalu besar, maka akan terjadi separasi dan menimbulkan vorteks, keadaan ini disebut dengan stall. Pada keadaan ini, pesawat kehilangan keseimbangan. Ada dua cara untuk mengatasinya, yaitu pilot tidak boleh menambah angle of attack dan sayap pesawat diberi flap untuk mengurangi tekanan sehingga titik separasi bisa dimundurkan ke belakang.