Kevan Jeremy Igorio

From ccitonlinewiki
Jump to: navigation, search

BIODATA DIRI

Foto Diri

Nama : Kevan Jeremy Igorio

NPM : 1806233266

Program Studi : S1 Teknik Mesin Pararel Universitas Indonesia

Mekanika Fluida 02 - 2020

Pertemuan 1 (31 Maret 2020)

Pada pertemuan Mekanika Fluida pertama, Kelas dipimpin oleh Bpk. Muhammad Hilman selaku asisten dari Bpk. Dr. Ir. Ahmad Indra Siswantara. Pertemuan pertama kali ini membahas mengenai konsep dasar dari aliran viscous dan simulasi analisis laminar flow menggunakan software CFDSOF.

Konsep Dasar

Aliran Fluida berdsarkan kekentalannya dapat diabgi menjadi dua jenis yaitu Aliran Inviscid dan Aliran Viscous.

- Aliran Inviscid adalah aliran yang fluidanya tidak mengalami perubahan viskositas. Jika fluida mengalir dalam pipa maka tangential stress atau shear stress pada fluida sama dengan nol. Aliran fluida ini sering disebut juga dengan fluida ideal. Namun dalam kenyataan kondisi ini tidak dapat ditemukan dalam fluida apapun.

- Aliran viscous adalah aliran yang memiliki shear stress atau tegangan geser.Hal ini disebabkan karena pada aliran viscous, Viskositas aliran tidak diabaikan sehingga aliran ini disebut juga sebagai aliran real.


Aliran Viscous

Aliran viscous dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu Aliran Laminer, Aliran Turbulen, dan Aliran Transisi.Pada pertemuan kali ini fokus pembelajaran akan lebih fokus kepada aliran laminer atau laminar flow. Secara sederhana, ketiga aliran tersebut dibedakan oleh besarnya nilai Reynolds Number dari tiap aliran. Berikut pengertian dan perbedaan dari Aliran Laminar dan Aliran Turbulen.

- Aliran Laminar adalah aliran fluida yang bergerak dengan kondisi lapisan-lapisan yang membentuk garis-garis alir dan tidak berpotongan satu sama lain. Alirannya relatief mempunyai kecepatan rendah dan fluida mengalir dengan bentuk garis lurus dan sejajar. Aliran laminer mempunyai Reynold Number lebih kecil dari 2300.aliran laminar memenuhi hukum viskositas Newton yaitu : τ = µ dy/du.

- Aliran Turbulen adalah aliran fluida yang partikel-partikelnya bergerak secara acak dan tidak stabil. Akibat dari hal tersebut garis alir antar partikel fluidanya saling berpotongan. Aliran turbulen mempunyai bilangan reynold yang lebih besar dari 4000.

-Aliran transisi adalah aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen. Reynold Number dari aliran transisi berkisar antar 2300 - 4000


Bilangan Reynolds

bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ) terhadap gaya viskos (μ/L) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan ini digunakan untuk mengidentikasikan jenis aliran yang berbeda, misalnya laminar , turbulen atau transisi. Rumus bilangan Reynolds umumnya adalah sebagai berikut:

Re = (μvd) / U = Gaya Inersia / viskositas

Dimana:

Re–bilangan renolds

U – kecepatan fluida,

d – diameter pipa,

μ – viskositas absolut fluida dinamis,

ν – viskositas kinematik fluida: ν = μ / ρ,

ρ – kerapatan (densitas) fluida.


Analisis Laminar Flow Menggunakan Software CFDSOF

Pertama, Menentukan kecepatan fluida agar didapat aliran yang laminar. Kecepatan diubah sedemikian rupa hingga Reynolds Number dibawah 2100 atau yang berarti aliran tersebut merupakan aliran laminar. Pada simulasi kali ini kecepatan fluida (U) diasumsikan sebesar o,01 m/s. Pada kecepatan tersebut Reynolds Number yang didapat sebesar 68,056. Data Aliran Fluida

Kedua, Membuat Domain Fluida

Ketiga, Mengatur jumlah meshing (grid) dan Box Mesh Boundaries

MessageImage 1585679793962.jpg


Keempat, Membuat Titik acuan lalu Generate Mash

MessageImage 1585679800318.jpg


Kelima, Check Mesh

Keenam, Melakukan Simulation Model

MessageImage 1585679808836.jpg


Ketujuh, Masuk ke pilihan Fluid Properties.

MessageImage 1585679815745.jpg


Kedelapan, Tentukan Boundary Condition

MessageImage 1585679821818.jpg

MessageImage 1585679828429.jpg

MessageImage 1585679836351.jpg


Kesembilan, Run Solver

MessageImage 1585679842019.jpg

MessageImage 1585679847057.jpg


Kesepuluh, Post Processing with Third Party Tools

MessageImage 1585679854182.jpg

MessageImage 1585679858850.jpg

Gambar diatas menampilkan distribusi tekanan. Warna merah mewakili tekanan tinggi dan warna biru mewakili tekanan rendah. Tekanan semakin rendah menuju outlet karena ada pressure drop yang menyebabkan tekanan loss (kerugian tekanan).


Kesebelas, Mengubah tekanan menjadi kecepatan (p menjadi U)

MessageImage 1585679864741.jpg

Daerah outlet profil kecepatan relative konstan sedangkan daerah di dekat inlet relatif tidak konstan. Hal ini berkaitan dengan entrance region.


Keduabelas, Klik Plot Over Line dalam arah Y. Plot setelah fully develop yaitu setelah melewati entrance length.

MessageImage 1585683360098.jpg


Ketigabelas, Klik Apply dan akan muncul grafik parabola.

MessageImage 1585683367985.jpg

Grafik menunjukkan bahwa kecepatan di dekat dinding adalah 0.


Pertanyaan

1. Apa itu entrance region/aliran masuk?

Entrance region adalah daerah atau bagian pada pipa yang dilalui oleh aliran sampai aliran tersebut mencapai kondisi aliran berkembang sempurna atau Fully develop flow.

2. Apa itu fully developed flow/aliran berkembang sempurna?

Fully developed flow adalah kondisi ketika profil kecepatan aliran akan menjadi tetap besarnya.

3. Apa itu entrance length?

Entrance length adalah jarak yang dilalui aliran setelah memasuki pipa sampai aliran mencapai kondisi aliran berkembang sempurna atau Fully develop flow.

4. Apa pengaruh viskositas? dan pengaruh pressure drop dalam pipa?

Penurunan tekanan (pressure drop) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penurunan tekanan dari satu titik dalam pipa ke hilir titik. Penurunan tekanan merupakan hasil dari gaya gesek pada fluida ketika mengalir melalui pipa yang disebabkan oleh resistensi terhadap aliran. Semakin besar gaya gesek pada fluida maka akan menghsilkan penurunan tekanan (pressure drop) yang besar juga. Salah satu penentu utama resistensi terhadap aliran fluida adalah viskositas fluida.

5. Bagaimana cara menghitung pressure drop suatu aliran dalam laminar/turbulen?

Pressure drop.png



Pertemuan 2 (1 April 2020)

Pada pertemuan kedua Mekanika Fluida, materi yang dibahas adalah konservasi yang digunakan sebagai dasar bagi rumus Mekanika Fluida. Konservasi yang dimaksud adalah konservasi massa, konservasi momentum, dan konservasi energi.

1. Konservasi Massa

S 51453959.jpg

2. Konservasi Momentum

S 51453959.jpg

3. Konservasi Energi

S 51453956.jpg


Selain membahas mengenai konservasi, pertemuan kedua juga membahas pertanyaan - pertanyaan pada pertemuan 1, yaitu Entrance Region, Entrance Length, dan Fully Develop Flow. Gambar dibawah menunjukkan ketiga daerah tersebut. Pada pertemuan kedua juga membahas mengenai profile kecepatan aliran laminar pada pipa. Pada bagian dinding didapat kecepatan aliran adalah 0. Hal ini disebabkan oleh adanya gaya tangensial yang disebabkan oleh viskositas aliran dan menyebabkan adanya pressure drop atau penurunan tekanan.

S 51453960.jpg


Tugas 1 April 2020

Pertanyaan

1. Melakukan perhitungan pressure drop atau penurunan tekanan menggunakan CFDSOF pada latihan soal dibawah ini.

S 51453961.jpg


Pertemuan 3 (7 April 2020)

Governing Eq adalah Persamaan yang mengatur gerak laku fluida dengan pendekatan hukum hukum konservasi yang dituangkan dalam persamaan matematis. Persamaan 1 merupakan sebuah Governing Eq yang diturunkan dari Hukum kekekalan massa kemudian persamaan 2 merupakan persamaan momentum. Pada persamaan 2 diketahui bahwa tegangan geser hanya pada arah horizontal atau tidak ada profil kecepatan pada arah vertikal. Sehingga didapat fungsi kecepatan atau profil kecepatan terhadap Y atau u(Y).


S 51830787.jpg


Reynold Number menunjukkan peranan gaya inersia terhadap gaya viscous. Bilangan Inersia adalah rasio antara gaya inersia dengan gaya viscous. Bila Reynold Numbers besar berarti Gaya Inersia lebih dominan dibandingkan Gaya viscous maka aliran tersebut bersifat lebih lembam. Contohnya adalah aliran udara, aliran di sekitar sayap pesawat, dan aliran aerodinamika. Jika sebaliknya, Reynold Numbers yang kecil berarti bahwa gaya inersia tidak dominan terhadap gaya viscous. Contohnya adalah pada pelumasan atau lumbrikasi. Reynold Numbers yang tinggi cenderung menyebabkan aliran fluida menjadi turbulent. Jika Reynold Numbers rendah maka Aliran fluida cenderung laminer karena gaya inersia terabsorb oleh gaya viscous.


Lapisan batas pada aliran fluida terjadi karena adanya interaksi antara dinding dengan partikel fluida menyebabkan timbulnya gaya yang menahan aliran. Lapisan batas merupakan sebuah tebal dari titik 0 pada dinding sampai dengan kecepatan pada lapisannya menyamai kecepatan aliran diluar. Daerah dari titik 0 hingga lapisan atas dan lapisan bawah bertemu disebut entrance region.


Governor Eq yang sudah disederhanakan untuk kasus aliran dua dimensi, steady flow, incompressible flow. Tidak ada perubahan massa jenis, kecepatan pada setiap titik, dan tidak ada aliran yang memotong tegak lurus

(Governor Eq yang sudah disederhanakan untuk kasus aliran dua dimensi, steady flow, incompressible flow. Tidak ada perubahan massa jenis, kecepatan pada setiap titik, dan tidak ada aliran yang memotong tegak lurus.)

Pada aliran kita meninjau tiga gaya, yaitu : Gaya inersia, Gaya tekanan, dan Gaya gesekan.


Pengaruh Viskositas dan Kecepatan Fluida terhadap Fully Develop Flow


- Fluida yang lebih encer menyebabkan fully develop akan terjadi lebih lambat atau lebih mendekati hilir. Dengan kata lain, pada fluida yang lebih kental maka fully develop akan terjadi lebih cepat atau mendekati hulu. Aliran viscous adalah aliran yang terjadi geseran pada lapisan lapisan fluidanya. Pada aliran belum berkembang penuh terdapat viscous dan inviscid. Namun, pada fully develop flow hanya terdapat aliran viscous.

- Kecepatan aliran dan Inersia yang tinggi menyebabkan daerah fully develop flow akan lebih dekat ke hilir. Kecepatan aliran dan Inersia yang rendah menyebabkan daerah fully develop flow akan lebih cepat terbentuk.



Pertemuan 4 (8 April 2020)

Nilai Reynolds <2200 adalah aliran laminer.

Nilai Reynolds number antara 2200 sampai dengan 4000 adalah aliran transisi.

Nilai Reynolds number >4000 adalah aliran turbulen.

Pada aliran turbulen kecepatan pada suatu titik dalam aliran akan berubah – rubah dalam arah maupun besarannya. Grafik dibawah ini merupakan grafik kecepatan pada suatu titik terhadap waktu. Grafik dibawah menegaskan kembali bahwa kecepatan pada suatu titik dalam aliran turbulent berubah – rubah.

Grafik aliran turbulent.jpg

Untuk memperkirakan kecepatan lokal pada suatu titik, kita menggunakan pendekatan statistik. Membuat fluktuasi dalam sebuah kecepatan yang disebut dengan kecepatan rata-rata. Kecepatan rata-rata tidak menggambarkan kecepatan aliran turbulen, namun menggamnbarkan kecepatan aliran rata-rata. Kecepatan rata – rata dicari untuk memperkirakan kecepatan aliran turbulent yaitu dengan kecepatan aliran turbulent didekomposisi menjadi kecepatan rata – rata dan kecepatan fluktuasi. Sehingga kecepataan sesaat pada suatu titik adalah Kecepatan rata – rata ditambah Kecepatan Fluktuasi. Dengan kata lain, Kecepatan Fluktuasi adalah selisih kecepatan rata – rata dengan kecepatan sesaatnya.

Pers kec turbulen 2.jpg Pers kec turbulen.jpg


Pertemuan 5 (14 April 2020)

QUIZ


Artikel Soal 1 Hasil Diskusi : GOVERNING Eq

MessageImage 1586929356516.jpg

Persamaan 1 merupakan sebuah Governing Eq yang diturunkan dari Hukum kekekalan massa. Merupakan persamaan differensial yang mengatur bagaimana dalam sebuah sistem massa tetap.

MessageImage 1586929366530.jpg

Persamaan 2 merupakan persamaan momentum. Ini merupakan sebuah Governing yang sudah disederhanakan karena tidak ada dimensi ke arah z. Persamaan yang bisa memprediksi untuk aliran dua dimensi.

Pada persamaan 2 (momentum) ada gaya karena inersia, gaya karena tekanan, dan gaya karena gesekan. Melakukan subtitusi dengan menganggap aliran dalam pelat datar itu steady. Jadi tidak ada variasi variable terhadap waktu.

MessageImage 1586929376493.jpg

Tegangan geser hanya terjadi pada arah horizontal atau x. Jadi tidak ada perubahan gradient dalam arah x atau tidak ada komponen kecepatan dalam arah verikal. Sehingga = 0.

MessageImage 1586929383858.jpg

Sehingga didapat dua persamaan kemudian dilakukan integral. Pada persamaan terbawah didapat fungsi kecepatan atau profil kecepatan terhadap Y atau u(Y).

MessageImage 1586929393822.jpg

Kemudian dimasukkan Boundary Condition. Di dinding kecepatan = 0.

MessageImage 1586929399559.jpg

Sehingga didapat fungsi u(y). Software menghitung persamaan ini. Persamaan ini diintegrasikan untuk setiap mesh atau control volume. Sehingga di dapat nilai untuk setiap cell.

Governing Eq atau Navier-stokes adalah Persamaan yang mengatur gerak laku fluida dengan pendekatan hukum hukum konservasi yang dituangkan dalam persamaan matematis


Oleh : Kevan Jeremy Igorio - 1806233266


Artikel Soal 2 hasil diskusi : PENGARUH VISKOSITAS DAN KECEPATAN TERHADAP FULLY DEVELOP FLOW

Bila Reynold Numbers besar berarti Gaya Inersia lebih dominan dibandingkan Gaya viscous maka aliran tersebut bersifat lebih lembam atau turbulent. Contohnya adalah aliran udara, aliran di sekitar sayap pesawat, dan aliran aerodinamika. Jika sebaliknya, Reynold Numbers yang kecil berarti bahwa gaya inersia tidak dominan terhadap gaya viscous. Contohnya adalah pada pelumasan atau lumbrikasi. Reynold Numbers yang tinggi cenderung menyebabkan aliran fluida menjadi turbulent. Jika Reynold Numbers rendah maka Aliran fluida cenderung laminer karena gaya inersia terabsorb oleh gaya viscous.

Pengaruh Viskositas dan Kecepatan Fluida terhadap Fully Develop Flow

- Fluida yang lebih encer menyebabkan fully develop akan terjadi lebih lambat atau lebih mendekati hilir. Dengan kata lain, pada fluida yang lebih kental maka fully develop akan terjadi lebih cepat atau mendekati hulu. Aliran viscous adalah aliran yang terjadi geseran pada lapisan lapisan fluidanya. Pada aliran belum berkembang penuh terdapat viscous dan inviscid. Namun, pada fully develop flow hanya terdapat aliran viscous. Semakin besar nilai viskositas maka akan semakin besar pula gaya frictional yang akan menghambat momentum fluida.

- Kecepatan aliran dan Inersia yang tinggi menyebabkan daerah fully develop flow akan lebih dekat ke hilir. Kecepatan aliran dan Inersia yang rendah menyebabkan daerah fully develop flow akan lebih cepat terbentuk.

Oleh: Kevan Jeremy Igorio - 1806233266


Artikel Soal 3 Hasil Diskusi : ALIRAN TURBULEN

Nilai Reynolds number > 4000 adalah aliran turbulen.

Pada aliran turbulen kecepatan pada suatu titik dalam aliran akan berubah – rubah dalam arah maupun besarannya. Grafik dibawah ini merupakan grafik kecepatan pada suatu titik terhadap waktu. Grafik dibawah menegaskan kembali bahwa kecepatan pada suatu titik dalam aliran turbulent berubah – rubah.

MessageImage 1586928487921.jpg

Untuk memperkirakan kecepatan lokal pada suatu titik, kita menggunakan pendekatan statistik. Membuat fluktuasi dalam sebuah kecepatan yang disebut dengan kecepatan rata-rata. Kecepatan rata-rata tidak menggambarkan kecepatan aliran turbulen, namun menggambarkan kecepatan aliran rata-rata. Kecepatan rata – rata dicari untuk memperkirakan kecepatan aliran turbulent yaitu dengan kecepatan aliran turbulent didekomposisi menjadi kecepatan rata – rata dan kecepatan fluktuasi. Sehingga kecepataan sesaat pada suatu titik adalah Kecepatan rata – rata ditambah Kecepatan Fluktuasi. Dengan kata lain, Kecepatan Fluktuasi adalah selisih kecepatan rata – rata dengan kecepatan sesaatnya.

Oleh : Kevan Jeremy Igorio - 1806233266


ARTIKEL Soal 4 HASIL DISKUSI: EFEK ELEVASI PIPA TERHADAP PRESSURE DROP

Penurunan tekanan (pressure drop) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penurunan tekanan dari satu titik dalam pipa ke hilir titik. Pada contoh kasus ini, kita akan melihat bagaimana efek perubahan elevasi (ketinggian) terhadap pressure drop. Merujuk pada soal ini, kita akan membahas secara spesifik bagaimana pengaruh pressure drop pada pipa yang menanjak atau ketinggian yang meningkat. Ketika fluida mengalir ke atas, seiring dengan meningkatnya ketinggian saya beranggapan bahwa pada “titik tertinggi” fluida yang mengalir akan lebih sedikit dibandingkan pada titik mula (hulu). Sehingga terjadi pressure drop yang disebabkan berkurangnya berat fluida yang berada pada atas fluida. Namun, pada pipa yang mengalami penurunan elevasi (ketinggian) terdapat peningkatan tekanan yang disebabkan adanya “dorongan” daripada fluida yang berada di hulu.

Oleh : KevanJeremy Igorio - 1806233266


Artikel Soal 5 Hasil Diskusi : HUBUNGAN PRESSURE DROP – TEGANGAN GESER – KECEPATAN FRIKSIONAL – TEBAL VISCOUS SUB – LAYER

Viscous Sub – Layer adalah daerah dekat dinding pada aliran turbulen dimana viscous masih lebih dominan. Biasanya lapisan ini sangat tipis dan Energi Kinetik dikonversi menjadi energi panas.

Pada viscous sub – layer terjadi gesekan dan menyebabkan pressure drop. Gesekan yang terjadi ini menyebabkan adanya pengurangan energi aliran. Biasanya solusi dari adanya pengurangan energi aliran adalah dengan penambahan pompa.

u* (kecepatan friksional) merupakan parameter dasar aliran. Tegangan geser merupakan tegangan yang akan dicari dengan data pressure drop. Sehingga jika mengeahui Tegangan geser dapat diketahui nilai dari u* (kecepatan friksional). Sehingga didapat tebal dari viscous sub – layer.

MessageImage 1586928997792.jpg

Oleh : Kevan Jeremy Igorio - 1806233266


Artikel Soal 6 hasil diskusi: PERBANDINGAN PRESSURE DROP PADA ALIRAN LAMINAR DAN TURBULEN

Penurunan tekanan (pressure drop) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penurunan tekanan dari satu titik dalam pipa ke hilir titik. Penurunan tekanan merupakan hasil dari gaya gesek pada fluida ketika mengalir melalui pipa yang disebabkan oleh resistensi terhadap aliran. Semakin besar gaya gesek pada fluida maka akan menghsilkan penurunan tekanan (pressure drop) yang besar juga.

Langkah 1: Menentukan Bilangan Reynolds menggunakan rumus diatas • Nilai Reynolds <2200 adalah aliran laminer. • Nilai Reynolds number antara 2200 sampai dengan 4000 adalah aliran transisi. • Nilai Reynolds number >4000 adalah aliran turbulen. Aliran Laminer cenderung memiliki kecepatan yang rendah dan lapisan – lapisan garis aliran tidak memotong antara satu dengan yang lainnya. Aliran Turbulen cenderug partikel-partikelnya bergerak secara acak dan tidak stabil. Akibat dari hal tersebut garis alir antar partikel fluidanya saling berpotongan Jika aliran tergolong aliran turbulent maka koefisien geseknya dapat dicari dengan rumus

MessageImage 1586927338201.jpg

Pressure drop pada aliran turbulen akan jauh lebih besar dibandingkan pada aliran laminar karena pada aliran turbulent terdapa tegangan yang disebabkan oleh viskositas dan juga tegangan gesek antar partikel yang disebabkan oleh arah gerak aliran yang saling memotong.

Oleh: Kevan Jeremy Igorio - 1806233266


Pertemuan 6 (15 April 2020)

Pada pertemuan mekanika fluida kali ini, materi yang dibahas seputar dasar pemahaman dari Mekanika Fluida yang harus diketahui. Pertama, Perubahan tekanan (pressure loss) merupakan salah satu contoh perubahan energi tekanan menjadi perubahan energi dalam yaitu panas. Perubahan tekanan disebut sebagai salah satu contoh energi. Hal tersebut dapat dibuktian dengan demikian.

84525f649e05819028e9610fa257290c.jpg

Hasil pembagian Energi per satuan volume merupakan tekanan. Tekanan itu sendiri merupakan komponen dari tegangan. Tegangan merupakan sebuah besaran yang bukan berupa vektor maupun skalar. Tegangan mempunyai 9 komponen berbeda dengan skalar yang mempunyai 1 komponen dan vektor yang pada 3 dimensi hanya memiliki 3 komponen. Tekanan adalah komponen tegangan yang tegak lurus terhadap permukaan.

Pressure drop terbagi menjadi dua bagian yaitu major dan juga minor. Pressure drop major terjadi pada pipa lurus sedangakn pressure drop minor terjadi pada perlengkapan pipa seperti sambungan, elbow, dll.

Minor losses adalah energi yang hilang dari fluida di sebabkan oleh perubahan bentuk lokal dari saluran, seperti: perubahan luas penampang, katup, belokan dan orifice. Minor losses terjadi karena aliran yang mengalir mele$ati bentuk lokal dari saluran mengalami perubahan kecepatan, arah atau besarnya, maupun keduanya.


Pertemuan 7 (21 April 2020)

Pada pertemuan ke-7, Pak DAI memberikan kesempatan kepada bang Agil dari mesin 2016 untuk mempresentasikan skirpsinya tentang konversi energi air menjadi energi mekanikal. Bang agil menjelaskan mengenai energi air yang dapat membuat sudu atau bilah berputar. Bang Agil juga menjelaskan bahwa dalam studinya mengenai roda air terdapat kemungkinan adanya dua energi yang bekerja yaitu energi kinetik dan energi potensial. Energi kinetik terjadi akibat adanya perubahan kecepatan aliran atau kecepatan momentum. Sedangkan energi potensial ada karena adanya perbedaaan ketinggian atau kedalaman aliran.

Pertemuan 8 (22 April 2020)

Pada pertemuan kali ini Pak DAI memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menjelaskan salah satu artikel yang ditulis. Saya menjelaskan mengenai pengaruh sudut elevasi pada pressure drop. Keseimpulan yang saya dapat adalah semakin besar sudut elevasi (jika pipa mengarah ke bawah) maka pressure drop akan semakin besar juga. Hal itu disebabkan karena nilai perubahan kecepatan (delta v) yang semakin besar menyebabkan momentum yang semakin besar juga dan pada akhirnya menyebabkan gaya geser yang semakin besar. Jadi perubahan kecepatan akan semakin besar pula.

Pertemuan 9 (28 April 2020)

Pada pertemuan Mekanika FLuida kali ini Pak DAI masih mengagendakan presentasi artikel oleh mahasiswa. Selain itu Pak DAI juga menjelaskan mengenai ekternal flow. Gradien terjadi karena adanya tegangan geser yang disebabkan oleh adanya momentum pada setiap layer fluida. Sebagai contoh yaitu pada fluida plat datar. Salah satu perbedaan antara eksternal flow dan internal flow yang dijelaskan Pak DAI adalah bahwa internal flow adalah bounded dimana efek dinding memberikan pengaruh pada medan aliran. Jika eksternal flow adalah unbounded, medan aliran tidak dipengaruhi oleh dinding.

Pertemuan 10 (29 April 2020)

Pada pertemuan ini, Bang Edo memberikan materi mengenai simulasi eksternal flow menggunakan CFDSOF.

Sinopsis Tugas Besar: Mengetahui Pengaruh Drag Area dan hubungannya terhadap Drag Force pada Mobil yang Disebabkan oleh External FLow

Salah satu hal yang harus diperhatikan ketika ingin menganalisis aerodinamika suatu mobil adalah mengetahui drag dari desain tersebut. Drag dapat diartikan sebagai gaya hambat yang arahnya berlawanan dengan arah gerak benda. Drag Force memiliki rumus sebagai berikut

Drag Force Formula.png

Sesuai dengan rumus diatas, diketahui bahwa Drag Force pada suatu benda tidak hanya disebabkan oleh Koefisien Drag saja. Namun, ada faktor - faktor lain seperti Kecepatan, Density, dan Drag Area. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis mencoba melakukan simulasi aerodinamika pada beberapa macam desain mobil dan mencoba menghubungkannya dengan Drag Area pada mobil tersebut.

Pertemuan 11 (6 Mei 2020)

Pada pertemuan 11, Pak Dai mengagendakan pertemuan untuk melanjutkan presentasi terutama bangi yang belum melakukannnya. Pada pertemuan kali ini terlontar pertanyaan yang cukup menarik yaitu, Mengapa jika diameter pipa semakin besar, pressure drop yang didapatkan justru semakin kecil?

Pertanyaan ini dijadikan diskusi oleh Pak Dai dan mempersilahkan setiap mahasiswanya untuk memberikan jawaban atau opini atas pertanyaan tersebut. Berikut pendapat saya:

Penurunan tekanan (pressure drop) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penurunan tekanan dari satu titik dalam pipa ke hilir titik. Penurunan tekanan merupakan hasil dari gaya gesek pada fluida ketika mengalir melalui pipa yang disebabkan oleh resistensi terhadap aliran. Semakin besar gaya gesek pada fluida maka akan menyebabkan penurunan tekanan (pressure drop) yang besar juga.

Mengacu pada rumus Q = A x V maka dapat diketahui bahwa:

-Pipa diameter besar kecepatan akan bernilai kecil dan

-Pipa diameter kecil kecepatan akan bernilai besar

Besarnya kecepatan berbanding lurus dengan Nilai dari tegangan geser. Semakin besar nilai kecepatan maka tegangan geser akan semakin besar pula dan sebaliknya. Jika nilai kecepatan kecil maka tegangan geser akan kecil pula. Tegangan geser yang besar akan menyebabkan pressure drop yang besar pula dan tegangan geser yang kecil akan menyebabkan pressure drop yang kecil pula.

Kesimpulan

-Pada pipa berdiamater besar pressure drop akan bernilai kecil

-Pada pipa berdiameter kecil pressure drop akan bernilai besar


Pertemuan 12 (7 Mei 2020)

Pada pertemuan kali ini, Pak DAI membuka diskusi mengenai "mengapa saat diameter membesar, pressure drop berkurang? dengan konsep konservasi massa, energi, dan momentum.

Hukum konservasi massa: A1.V1 = A2.V2

Dari rumus tersebut dapat diketahui bahwa debit fluida yang masuk dan fluida keluar pada pipa 1 dan pipa 2 adalah sama. Saat nilai A semakin besar maka nilai V akan semakin kecil dan sebaliknya, semakin kecil A maka nilai V akan semakin besar.

Hukum konservasi momentum: Kecepatan aliran fluida bagian tengah pipa adalah paling tinggi dan semakin mendekati dinding, kecepatan aliran fluida berangsur-angsur akan menurun menyebabkan transfer momentum terjadi dari dinding satu ke dinding lain.

Hukum konservasi energi, transfer momentum yang dimaksud adalah transfer energi kinetik yang mana energi kinetik yang hilang pada aliran dekat dinding akan diserap oleh viskositas fluida tersebut sehingga akan mengubah energi kinetik tersebut menjadi energi panas dan hal inilah yang mempengaruhi besar kecilnya nilai pressure drop.


Pertemuan 13 (12 Mei 2020)

Pertemuan membahas mengenai external flow pada airfoil. Terutama pada pertanyaan "Mengapa kecepatan aliran pada airfoil bagian atas lebih tinggi dibandingkan bagian bawah?"

Pendapat saya mengenai pertanyaan tersebut adalah seperti berikut:

Gaya lift pada airfoil disebabkan karena perbedaan tekanan yang ada pada upper surface dan lower surface dari airfoil tersebut.

Perbedaan tekanan disebabkan oleh perbedaan velocity yang melewati upper & lower surface.

Pada upper surface terdapat perubahan luas permukaan. Sedangkan pada lower surface, tidak terdapat perubahan luas permukaan. Menurut rumus AV = AV, jika A1 < A2 akan menyebabkan V1 > V2.

Adanya perbedaan kecepatan menyebabkan adanya perbedaan energi kinetik. Menurut konsep Bernoulli, akan ditemukan adanya perbedaan tekanan yang akan menyebabkan terjadinya gaya angkat).