Difference between revisions of "Candra Steven"
Line 108: | Line 108: | ||
− | [[File: Metnoom-3A.mp4]] | + | [[File:Metnoom-3A.mp4]] |
g=float(input('Percepatan gravitasi adalah: ')) | g=float(input('Percepatan gravitasi adalah: ')) |
Revision as of 02:54, 30 October 2019
Contents
4 September 2019
Perkenalkan nama saya Candra Steven. Saya lahir di Jakarta, 21 Januari 1999.
Pada tanggal 4 September 2019, Bapak Dai (Dr. Ahmad Indra) melontarkan sebuah pertanyaan kepada kami sebagai mahasiswa teknik mesin yaitu "Mengapa kita harus mempelajari kalkulus?" Pertanyaan ini sontak memberi tamparan kepada saya. Selama ini saya secara membuta mempelajari apa yang diajarkan kepada saya. Namun, setelah menyelemai diri sendiri, saya sadar bahwa kalkulus merupakan satu bagian yang sangat penting untuk menghitung bagian kecil dari fungsi yang akan kita temukan dalam persoalan engineering.
Setelah membicarakan tentang fungsi kalkulus dalam dunia keteknikan, Bapak Dai memperkenalkan kita kepada metode numerik dan bahasa pemrograman khususnya Python.
TUGAS 1 METODE NUMERIK
Tugas: pelajari memrogram, membuat algoritma (dalam flowchart/kata-kata), menulis programnya
Tugas pertama yaitu membuat coding untuk fungsi (x^2-1)/(x-1) untuk x=1 merupakan tugas yang akan menceburkan kita ke dalam dunia pemrograman. Saya memiliki dasar sedikit tentang pemrograman sehingga saya dapat mengerjakan tugas ini. Namun, tugas pertama ini sudah cukup sulit untuk dikerjakan. Saya pun dan beberapa teman memutar otak untuk mengerjakan tugas ini namun kita hanya menemukan jalan buntu. Setelah beberapa selang waktu, saya menemukan jawaban dengan bantuan beberapa teman saya dan didapatkan hasil coding untuk tugas pertama sebagai berikut
Algoritma dari coding yang telah saya buat adalah sebagai berikut
Algoritma tersebut berfungsi hanya untuk x=1
Untuk variabel x tidak hanya 1 dapat menggunakan program sebagai berikut
11 September 2019
Bapak Dai memberitahu kami tentang kecerdasan. Bapak Dai berkata kepada kita bahwa orang cerdas tidak berkerjaka dengan otak tetapi dengan hati. Jika seorang yang cerdas hanya menggunakan otak, tidak ada bedanya seorang yang cerdas dengan komputer. Hanya saja otak kita tidak memiliki kekuatan sekuat komputer. Seorang manusia sebaiknya berpikir dengan perasaan. Perasaan yang membedakan manusia dengan komputer. Selain itu, kita sedang berada di masa industry 4.0 dimana di masa ini, teknologi menjadi sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Maka dari itu, menurut pak Dai, industry 5.0 adalah Pancasila. Hal ini disebabkan karena kita harus mengendalikan teknologi dengan berlandaskan Pancasila. Jangan sampai teknologi mengendalikan kita.
Selain itu, pak Dai dan pak Radon juga mengajarkan kami tentang python. Materi python yang diajarkan kepada kami adalah tuples dan list. Hal ini sangat berguna ketika ingin menghitung matriks. Apa yang telah kami dapatkan adalah sebagai berikut
18 September 2019
Pak Dai dan Pak Radon memberikan kami sebuah kuis untuk membuat deret Fibonacci dengan Python pada pekan lalu. Kami pun mengerjakan kuis tersebut dengan antusias namun kami menghadapi kesulitan dalam mengerjakan kuis tersebut. Pak Radon pun memberikan kami sebuah soal yang lebih mudah untuk dikerjakan. Kuis yang kami hadapi dengan sulit tersebut pun menjadi kuis yang kami kerjakan di rumah. Hasil dari kuis tersebut adalah sebagai berikut
Fibonacci Tanpa Loop
Fibonacci Dengan For
Fibonacci Dengan While
25 September 2019
Pada tanggal 25 September 2019, pak Dai membahas tentang pemodelan. Namun, metode pembahasan kali ini berbeda dengan yang biasanya. Pembahasan kali ini menggunakan sistem komentar di post dan mengedit di post yang telah dibuat oleh pak Dai.
Berdasarkan apa yang telah dibahas bersama di kolom post dan kolom komentar.
Model adalah perwakilan dari sebuah nilai atau sistem yang berfungsi untuk menyederhanakan kondisi awalnya menjadi lebih mudah untuk dilakukan perhitungan dengan pendekatan matematis. Hasil dari pemodelan tidak dapat dijadikan hasil akhir, dikarenakan adanya banyak asumsi-asumsi ideal yang digunakan.
3 Oktober 2019
Pada pertemuan ini, kelas diisi oleh bang Edo. Bang Edo merupakan seorang alumni S1 DTM UI dan sekarang sedang menempuh S2. Bang Edo pun bercerita mengapa kita perlu belajar dan menggunakan python dan bukan bahasa pemrograman lain. Hal ini disebabkan karena dengan menggunakan python kita lebih mengerti suatu alasan dalam pengerjaan programming, sedangkan di matlab semua fungsi sudah ada dan kita hanya tinggal menggunakan fungsi tersebut untuk menegerjakan dan tidak menggunakan logika pengerjaan. Bang Edo pun mengajarkan kami tentang bagaimana cara membuat pemodelan dengan menggunakan python.
10 Oktober 2019
Pada pertemuan ini, pak Dai kembali membahas tentang pemodelan. Dalam pemodelan, kita mengasumsikan bahwa suatu benda yang dimodelkan adalah kontinuum. Dari asumsi tersebut, kita bisa mendapatkan sebuah persamaan diferensial.
17 Oktober 2019
Pada pertemuan ini, kami dikejutkan dengan sebuah kuis dadakan. Kuis bagian kedua meminta kami untuk membahas coding dari soal pada halaman 55 soal nomor 6 dan halaman 263 soal nomor 2.
Coding untuk soal pertama adalah sebagai berikut
Coding untuk soal kedua adalah sebagai berikut
t=0 v=0 m=4000 cd=0.2 miu=0.3 g=9.8 a=miu*g while True:
v=v+a*t a=a+cd*v**(3/2)
g=float(input('Percepatan gravitasi adalah: ')) m1=float(input('Berat massa 1 adalah: ')) m2=float(input('Berat massa 2 adalah: ')) m3=float(input('Berat massa 3 adalah: ')) h=float(input('Ketinggian bidang miring adalah: ')) s=float(input('Panjang bidang miring adalah: ')) sin=h/s cos=((s**2-h**2)**(0.5))/s tan=sin/cos t1=m1*g*sin t2=(m1+m2)*g*sin t3=(m1+m2+m3)*g*sin m4=(m1+m2+m3)*sin print ('Tegangan tali pertama adalah ',t1) print ('Tegangan tali kedua adalah ',t2) print ('Tegangan tali ketiga adalah ',t3) print ('Massa 4 agar setimbang adalah ',m4)
F = 100
m = 10
g = float (input("Percepatan gravitasi adalah: "))
miu = float (input("Koefisien gesek adalah: "))
Cd = float (input("Koefisien drag adalah: "))
v0 = float (input("Kecepatan awal :"))
vf = float (input("Kecepatan akhir :"))
Ff = m*g*miu
Fd = (Cd*v0**(3/2))
a2 = (F-Fd-Ff/m)
def dtdtv(t, y):
return((m)/(F - m*g*miu - Cd*v0**(3/2)))
t = 0 h = 0.01 def rungekutta(v0, t0, vf, h):
n = (int)((vf - v0)/h) t = t0 for i in range(1, n + 1): k1 = h * dtdtv(v0, t) k2 = h * dtdtv(v0 + 0.5 * h, t + 0.5 * k1) k3 = h * dtdtv(v0 + 0.5 * h, t + 0.5 * k2) k4 = h * dtdtv(v0 + h, t + k3) t = t + (1.0 / 6.0)*(k1 + 2 * k2 + 2 * k3 + k4) v0 = v0 + h return t
tf = rungekutta(v0, t, vf, h)
print('Waktu yang dibutuhkan hingga mencapai top speed adalah',tf)