Difference between revisions of "Valve-Luthfi Aldianta"

From ccitonlinewiki
Jump to: navigation, search
Line 206: Line 206:
 
Kemudian hukum lain yaitu mengenai menentukan jenis aliran apa yang terjadi di aliran fluida apakah laminar atau turbulen, karena dalam heat transfer jenis aliran turbulen baik dalam merubah temperatur fluida. Kemudian viskositas juga berperan dalam mendapatkan bilangan Re dan tentunya jenis aliran nanti yang akan didapatkan dari fluida.
 
Kemudian hukum lain yaitu mengenai menentukan jenis aliran apa yang terjadi di aliran fluida apakah laminar atau turbulen, karena dalam heat transfer jenis aliran turbulen baik dalam merubah temperatur fluida. Kemudian viskositas juga berperan dalam mendapatkan bilangan Re dan tentunya jenis aliran nanti yang akan didapatkan dari fluida.
  
                                                    Re = Inertia Force/Friction Force
+
                                                '''Re = Inertia Force/Friction Force'''
  
 
'''5.''' Berikan hasil - hasil simulasi parameter untuk mendukung kesimpulan yang diperoleh
 
'''5.''' Berikan hasil - hasil simulasi parameter untuk mendukung kesimpulan yang diperoleh
Line 245: Line 245:
 
Berdasarkan hukum fisika yang terdapat pada model tersebut dapat dilihat dari head yang ada pada tank sehingga mengalirkan fluida, maka menggunakan hukum tekanan hidrostatis.
 
Berdasarkan hukum fisika yang terdapat pada model tersebut dapat dilihat dari head yang ada pada tank sehingga mengalirkan fluida, maka menggunakan hukum tekanan hidrostatis.
  
                                                    Ph = ρgh
+
                                                            '''Ph = ρgh'''
  
 
Keterangan :  
 
Keterangan :  
Line 259: Line 259:
 
Kemudian didalam pipa dapat terjadi pressure drop yang akan merubah tekanan dari aliran fluida, dengan berikut persamaannya.
 
Kemudian didalam pipa dapat terjadi pressure drop yang akan merubah tekanan dari aliran fluida, dengan berikut persamaannya.
  
                                                       ΔP = f.1/2.l/D.ρ.V^2   
+
                                                       '''ΔP = f.1/2.l/D.ρ.V^2'''  
  
 
ΔP = Pressure drop (perbedaan tekanan) (Pa)
 
ΔP = Pressure drop (perbedaan tekanan) (Pa)

Revision as of 23:38, 2 December 2020

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُ

Luthfi Aldianta.Mahasiswa S1 Teknik Mesin.Fakultas Teknik Universitas Indonesia

BIODATA DIRI

Nama : Luthfi Aldianta

NPM : 1806181804

Program studi : Teknik Mesin

Tempat Tanggal Lahir : Medan 22 April 2000


Pertemuan Sistem Fluida 1 : 12 November 2020

Assalamualaikum Wr. Wb. Pada pertemuan hari ini Pak Dai memberikan materi mengenai teori dari software CFD SOF. CFD SOF menjadi salah satu tool dalam mensimulasikan aliran fluida yang akan diteliti, dimana untuk tingkat keakuratan hasilnya mendekati sesuai penilitian secara langsung. CFD SOF sendiri baik digunakan karena memiliki keuntungan berupa dapat digunakan pada berbagai macam bentuk benda dapat diatur jenis aliran dan parameter - parameter pendukung yang dapat meningkatkan pengetahuan serta keahlian dalam aplikasi benda pada fluida.


Hari ini dilakukan tutorial bersama mengenai contoh aliran fluida yang melewati valve terbuka penuh, dimana disediakan dua video tutorial untuk diikuto oleh masing - masing mahasiswa. Dalam penerapannya menggunakan tipe tipe gate valve, dimana jenis valve sendiri terdiri dari gate valve, ball valve, butterfly valve, dan beberapa jenis lainnya.


Penjelasan dari tutorial yang diberikan dimulai dengan memasukan geometri valve ke software CFD SOF, kemudian melakukan autosize dengan tujuan mendapatkan boundary sesuai dengan ukuran dari valve yang digunakan. Kemudian mengatur boundary dari valvenya berupa inlet, outlet, dan wall. Berikutnya melakukan running generate mesh dan check mesh. Hasil dari proses meshing tersebut, valve masuk pada tahap menentukan properti fluida, dimana fluida menggunakan aliran turbulence dengan tipe RANS. Kemudian mengatur kecepatan pada inlet, properto outlet, dan wall. Kemudian langkah selanjutnya mengatur running yang alan dilakukan, dimana dilakukan 3000 iterasi. Berikut lampiran untuk geometri sebelum melakukan run solver.


Berikut adalah lampiran dari grafik yang dihasilka oleh proses run solver. Berdasarkan grafik dengan perubahan momentum residual terhadap waktu dan grafik perubahan turbulence residual terhadap waktu.

Pressure Drop luthfi 1.png

Berikut adalah lampiran dari hasil mesh yang telah dilakukan kepada gate valve dan setelah disetting jumlah iterasi untuk selanjutnya dilakukan run solver.

Pressure Drop luthfi 2.png

Berikut adalah lampiran gate valve setelah dilakukan run solver. Diapply dengan menggunakan software Paraview, didapatkan beberapa propertis seperti tekanan dan kecepatan. Terlihat dari hasil simulasi, terdapat perbedaan warna pada daerah inlet, fully developed flow, dan outlet. Dimana hal tersebut menandakan terjadinya pressure drop pada gate valve.

Pressure Drop luthfi 3.png

Kemudian dalam menghitung pressure drop yang dihasilkan, dapat melakukan perhitungan untuk mencari pstatic, kemudian pdynamic, serta ptotal. Berikut hasil dari calculation dan didapatkan nilai pressure drop yaitu 0.00070948

Pressure Drop luthfi 4.png


Pada pertemuan hari ini pak Dai memberikan arahan untuk mahasiswa mencoba melakukan simulasi dengan jenis valve lain atau merubah variabel dari bukaan valve. Penulis melakukan simulasi dengan menggunakan ball valve dengan hasil lampiran sebagai berikut.


Berikut adalah lampiran dari grafik yang dihasilka oleh proses run solver. Berdasarkan grafik dengan perubahan momentum residual terhadap waktu dan grafik perubahan turbulence residual terhadap waktu.

Valve luthfi 1.png

Berikut adalah lampiran dari hasil mesh yang telah dilakukan kepada gate valve dan setelah disetting jumlah iterasi untuk selanjutnya dilakukan run solver.

Valve luthfi 2.png

Berikut adalah lampiran gate valve setelah dilakukan run solver. Diapply dengan menggunakan software Paraview, didapatkan beberapa propertis seperti tekanan dan kecepatan. Terlihat dari hasil simulasi, terdapat perbedaan warna pada daerah inlet, fully developed flow, dan outlet. Dimana hal tersebut menandakan terjadinya pressure drop pada gate valve.

Valve luthfi 3.png

Kemudian dalam menghitung pressure drop yang dihasilkan, dapat melakukan perhitungan untuk mencari pstatic, kemudian pdynamic, serta ptotal. Berikut hasil dari calculation dan didapatkan nilai pressure drop yaitu 0.00000790928

Valve luthfi 4.png

Demikian hasil pembelajaran pertemuan 1 mata kuliah sistem fluida. Terima kasih, Wassalamualaikum Wr. Wb.


Pertemuan Sistem Fluida 2 : 19 November 2020

Pada pertemuan hari ini, Pak Dai menjelaskan mengenai segitiga kecepatan, dimana dapat mengetahui head dan debit dari fluida. Segitiga kecepatan terdapat pada sudu turbin sebagai contohnya pada hub dan tip pada sudu turbin. Kemudian dijelaskan juga mengenai sistem fluida, dimana kita dapat menentukan apa yang menjadi sistem, contohnya seperti pompa sebagai sistem dan rotor, sudu, fluida yang mengalir menjadi sub sistem.


Selanjutnya dijelaskan oleh bang Abi, mahasiswa dari mata kuliah CFD. Sistem fluida pada penerapan di CFD SOF mengenai vertikal turbin. Vertikal turbin memiliki poros vertikal, kemudian airfoil dari sudu - sudu turbin dan beberapa parameter lainnya. Kemudian ditambahkan oleh bang Edo mengenai penggunaan CFD SOF dengan sistem fluida, dimana dapat mengetahui vortex yang dihasilkan dari fluida yang melewati suatu geometri, drag, dan lift, dan beberapa parameter lain.


Berikut adalah lampiran dari materi yang diberikan. Materi tersebut yaitu menjelaskan mengenai desain suatu turbin dimana, sebagai Insinyur perlu mengetahui head dan debit dari suatu sistem yang digunakan. Untuk setelahnya mengetahui pompa atau turbin yang digunakan, berikut adalah persamaan yang digunakan.


Kemudian dijelaskan mengenai jenis turbin, dimana terdapat dua jenis yaitu turbin impuls dan reaksi. Turbin impuls memanfaatkan perubahan momentum dari air yang mengenai turbin, contohnya adalah turbin pleton. Turbin reaksi adalah turbin yang mengubah energi berupa tekanan statik tinggi menjadi statik rendah dengan melewatkannya melalui sudu - sudu turbin. Contohnya adalah turbin Francis untuk arah aliran radial, sedangkan untuk turbin Kaplan untuk arah aksial.

Materi sisflu P2 luthfi 1.png

Kemudian berikut adalah lampiran dari hasil simulasi CFD SOF dan Paraview oleh bang Abi pada simulasi Vertical Axis Wind Turbine (VWAT). Berdasarkan hasil simulasi terlihat aliran vortex setelah melewati airfoil, terlihat kecepatan dan tekanan udara.

Materi sisflu P2 luthfi 2.png

Selanjutnya adalah Openmodelica digunakan dalam simulasi fluida, dimana dicontohkan melalui simulasi empty tanks yaitu perhitungan perpindahan aliran pipa dari suatu head tinggi ke head rendah.

Materi sisflu P2 luthfi 3.png

Pada pertemuan hari ini Pak Dai juga memberikan arahan untuk mempelajari software OpenModelica, dimana mempelajari materi yang berkaitan dengan fluida atau empty tanks. Berikut adalah hasil pembelajaran yang dilakukan.


Berikut adalah hasil belajar dari penulis dengan menggunakan metode yang dicontohkan oleh Pak Dai yaitu empty tanks, dengan penulis merubah parameter untuk aliran nya yaitu ketinggian tank adalah 3.1 dan cross area 3. Kemudian merubah letak dari pipa dan posisi alirnya. Penulis membuat kembali model dengan dua tank untuk tank 1 dengan level 3 m dan tank 2 juga 3 m. Penulis melakukan simulasi dengan iterasi hingga 100 s untuk nantinya melihat perubahan dari kedua tank tersebut.

Percobaan tank 1 luthfi.png

Kemudian berikut adalah hasil text view untuk perhitungan model yang digunakan. Terdapat 138 variabel dan equation juga 64 trivial equation. Terdapat juga variabel seperti level start, height, cross area, diameter pipe, panjang pipe, dan parameter lain. Penulis menggunakan referensi dari example untuk data pipe, kemudian penulis membuat dua simulasi untuk ketinggian tank yang berbeda. Simulasi pertama untuk ketinggian dengan level 1 m. dan untuk simulasi kedua dengan ketinggian tank 3 m.

Percobaan tank 2 luthfi.png

Kemudian berikut adalah hasil simulasi berupa plotting dari variabel yang terdapat pada parameter model empty tank. Dari hasil simulasi yang dilakukan terlihat perubahan ketinggian dari tank 1 dan tank 2. Tank 1 memiliki penurunan ketinggian karena aliran fluida yaitu air mengalir melewati pipa menuju tank 2, hal ini dikarenakan perbedaan head dari tank 1 dan tank 2. Perubahan dimulai dari posisi start yaitu detik 0 s hingga pada tank 1 berubah level air menjadi 0 dan tank berubah level air menjadi 3 m pada kisaran detik ke 80 s. Kemudian sebagai perbandingan penulis mensimulasikan untuk empty tank dengan level tank 1 m, terlihat bahwa perubahan ketinggian dan penurulan level air hanya mendekati 40 s.

Percobaan tank 3 luthfi.png
Percobaan tank 4 luthfi.png

Berikut adalah link openmodelica dari file yang disimulasikan oleh penulis.

https://drive.google.com/drive/folders/1n3ls2rP2WyfaHKOhpYndbqrOFymyJuNA

Sekian Pembelajaran pada pertemuan kedua mata kuliah sistem fluida dari penulis, kurang lebihnya mohon maaf, terima kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb.


Pertemuan Sistem Fluida 3 : 26 November 2020

Assalamualaikum Wr. Wb. Pada hari ini Pak Dai memberikan penjelasan mengenai model sistem fluida, yaitu adalah memodelkan suatu sistem secara simplifikasi sehingga dari sebuah sistem aktual yang rinci dan detail atau karena skala yang besar sehingga menyulitkan untuk melakukan perhitungan secara langsung, maka dapat dilakukan dengan pemodelan. Contohnya seperti tempat yang tinggi, flow rate yang besar, dan beberapa contoh lain yang membuat pemodelan secara aktual sulit untuk dilakukan. Namun pemodelan dengan simplifikasi tentu tidak sama dengan kondisi aktual, tetapi keunggulannya kita dapat memodifikasi parameter dari suatu model sistem fluida sebagai bahan pembelajaran. Pemodelan dapat dilakukan dengan hukum - hukum fisika seperti hukum bernoulli dan lainnya, dan terdapat pemodelan dengan artificial intelligent berdasarkan data - data yang didapatkan untuk dilakukan pada software untuk perhitungan.


Kemudian pada pertemuan hari ini dilakukan simulasi oleh Pak Hariyotejo P. mengenai model sistem fluida yaitu two tanks. Dimana terdapat perbedaan volume dari duan tank, kemudian untuk simulasi adalah perbedaan level menyebabkan perbedaan tekanan dan menyebabkan perbedaan tekanan hidrostatis. Parameter yang digunakan adalah Tank 1: initial level = 0.9 m, T = 40°C Tank 2: initial level = 0.1 m, T = 20°C. Kemudian dari text view yang didapat digunakan sebagai parameter apa saja yang digunakan, dan kemudian check model dari data yang ada didapat 50 variabel dan 50 equation. Beriku adalah gambaran model yang terdapat pada percobaan two tanks.

Latihan pertemuan 3 luthfi 1.png

Pada simulasi tersebut dilakukan iterasi selama 1.5 s, pada tools di openmodelica kita dapat merubah waktu simulasi untuk lebih cepat atau lebih lama tergantung kebutuhan terhadap waktu yang kita butuhkan. Simulasi dilakukan dengan integrasi, yaitu integrasi persamaan pada model terhadap waktunya. Jika dilakukan dibawah 1.5 s maka plotting dari grafik belum setimbang untuk kedua tank. Tetapi pada saat iterasi melewati 1.5 s, maka grafik plotting untuk kedua tank sudah setimbang. Berikut adalah hasil plotting untuk two tanks dan dilihat dari variabel level 1, level 2, dan v_flow.

Latihan pertemuan 3 luthfi 2.png

Selanjutnya melihat parameter pada setiap sistem yang ada pada model seperti pada tank, yaitu terdapat beberapa variabel seperti.

- Atank

- Htank

- pAmbient

- Gravitasi

- To

- Level start/ Ketinggian awal


Pada komponen pipa terdapat beberapa variabel seperti.

- Geodetic height

- T pipe

- Simple friction : kondisi laminar dan aktual


Kasus selanjutnya adalah mengenai sistem fluida pada empty tanks. Pada simulasi yang dilakukan ini adalah berpindahnya aliran fluida berupa air dari suatu tank dengan level start 1 ke tank lain dengan level start 0. Kemudian check model untuk mengetahui variabel dan equation, dimana masing - masing adalah 138. Setelah itu mulai simulasi untuk mendapatkan hasil dari plotting. Berikut adalah model dari empty tanks, dimana terdapat dua tank dan berbedan head, kemudian level 1 yang memiliki head lebih tinggi dialirkan fluida darinya melewati pipe ke tank 2 yang memiliki head lebih kecil.

Latihan pertemuan 3 luthfi 1.1.png


Kemudian hasil plotting didapatkan untuk model empty tank, dimana variabel yang diamati adalah perubahan dt atau waktu dari volume tank 1 dan tank 2 tepatnya level tank 1 dan level tank 2. Level tank 1 mengalami perubahan ketinggian terhapat waktu karena mengalirnya flow fluida ke tank 2, begitu pun sebaliknya level tank 2 meningkat terhadap perubahan waktu (dt). Perubahan waktu stabil pada simulasi tersebut yaitu saat mendekati detik 35 s. Kemudian diberikan arahan untuk mencoba mengurangi durasi waktu atau melebihkannya, untuk lebih memahami waktu perubahan waktu dengan kondisi stabil dari model. Berikut adalah hasil plotting model empty tanks.

Latihan pertemuan 3 luthfi 1.2.png


Selanjutnya adalah diberikan penjelasan simulasi mengenai simple cooling, dimana pada awalnya terdapat ambient untuk tekanan, dan temperatur. Kemudian dialirkan menuju pump untuk mendorong fluida melewati pipe. Pada saat posisi di pipe, terdapat proses pendinginan, yaitu pada proses ini terdapat heat yang disalurkan terbagi ke thermal conductivity dan menuju ke convection. Sisi lain heat mengalir ke heat capacitor untuk di simpan panasnya. Pada tahap panas di convection dengan menggunakan hukum konveksi, dimana pipa dengan aliran yang bergerak dengan variabel kecepatan dan jenis aliran tertentu, berubah temperatur dan tekanannya. Sehingga akhirnya didapatkan temperatur baru dan tekanan baru pada ambient selanjutnya. Berikut adalah model simulasi untuk simple cooling.

Latihan pertemuan 3 luthfi 1.1a.png




Pada pertemuan hari ini Pak Hariyotejo memberikan exercise sebagai tugas untuk dikerjakan. Berikut adalah soal exercise yang diberikan.

Latihan soal luthfi 1.jpg

Terbagi menjadi 2 model simulasi untuk heating system dan three tanks. Berikut adalah penjabaran untuk heating system.

Heating System

Soal model 1 luthfi.jpg

1. Deskripsi dan uraian berdasarkan bagan yang ada

Berdasarkan bagan yang digunakan dari simulasi model heating system digunakan beberapa part seperti tank, dimana untuk menyimpan dan mengalirkan fluida berupa air, kemudian part pompa sebagai sistem kerja untuk mengalirkan fluida menuju sensor flow rate, part lain adalah pipe yang dimana terdapat sistem heat exchanger untuk merubah suhu dari fluida, part lain berupa sensor pengukur suhu sehingg didaptkan perubahan dari To yang diamati, part selanjutnya adalah valve sebagai penghenti dan pembuka aliran fluida pada sistem, dan beberapa part terakhir seperti radiator, kemudian Tambient yang memasuki radiator, dan terdapat di output berupa sensor temperatur return sebagai hasil dari takhir yang diamati oleh penguji.

2. Prosedur analisa pemodelan

Pada analisa prosedur pemodelan, pada tahap ini part tank karena terdapat level fluida tertentu dan juga head, menyebabkan aliran fluida mengalir, pompa sebagai sistem kerja/ mesin kerja mengalirkan fluida memasuki sensor flow rate. Perubahan temperatur terjadi ketika fluida melewati heat exchanger dimana To pada fluida akan memiliki kenaikan temperatur dan akan terukur pada sensor yang ada pada part setelahnya. Fluida terus dialirkan oleh pipe hingga menuju ke radiator, pada radiator terdapat tambient yang mempemgaruhi fluida dan kemudian fluida masuk ke sensor temperatur return sebagai hasil takhir.

3. Analisa dan interpretasi hasil pemodelan

Analisa dari hasil model dimana didapatkan hasil untuk variabel yaitu 538 dan equation dengan jumlah sama yaitu 538. Trivial equation yang didapatkan adalah 304 dari permodelan yang digunakan. Parameter pada model terdapat pada Pmin dan Pmax pada simulasi, terdapat juga Tmin dan Tmax sebagai interval dalam pengujian yang diamati oleh penguji dari heating system. Parameter lain yang terdapat pada simulasi tersebut adalah perubahan energi dan perubahan entalpi dari pipe sebagai contohnya. Terjadi karena gesekan antara fluida dengan permukaan pipe akibat kekasaran surface pipe.

Parameter lain yang digunakan pada pipe adalah panjang pipe, sehingga memengaruhi hasil daya yang akan digunakan oleh pompa, diameter pipe yang akan memengaruhi debit fluida yang mengalir, viskositas dari fluida yang digunakan, dan jumlah bilangan Re dari fluida karena akan memengaruhi jenis aliran apa yang digunakan, seperti laminar atau turbulen.

4.Catatan konsep utama hukum fisika yang diimplementasikan dalam pemodelan

Konsep dari hukum fisika yang digunakan pada percobaan simulasi ini terdapat pada analisa yang telah dijelaskan mengenai interpretasi model, dimana terdapat konversi energi, sebagai contoh energi berubah pada aliran fluida yang mengenai permukaan dari pipe maka karena gesekan aliran fluida berubah tekanannya dan energinya menjadi heat. Kemudian perubahan phasa pada saat fluida melewai heat exchanger dimana phasa liquid dapat berubang menjadi gas. Hukum lainnya seperti konversi massa dan konversi momentum yang berperan pada sistem model tersebut.

Rumus konservasi luthfi.png

Kemudian hukum lain yaitu mengenai menentukan jenis aliran apa yang terjadi di aliran fluida apakah laminar atau turbulen, karena dalam heat transfer jenis aliran turbulen baik dalam merubah temperatur fluida. Kemudian viskositas juga berperan dalam mendapatkan bilangan Re dan tentunya jenis aliran nanti yang akan didapatkan dari fluida.

                                               Re = Inertia Force/Friction Force

5. Berikan hasil - hasil simulasi parameter untuk mendukung kesimpulan yang diperoleh

Berikut adalah hasil pemodelan untuk heating system yang digunakan.

Heating system luthfi 1.png

Berikut adalah syntax dari heating system sebelum melakukan simulasi dan hasil check model yang didapatkan.

Heating system luthfi 2.png

Berikut adalah hasil salah satu plotting untuk variabel temperatur.



Three Tanks

Soal model luthfi 2.jpg

1. Deskripsi dan uraian berdasarkan bagan yang ada

Pada deskripsi bagan untuk three tanks, seperti yang telah dilakukan pada latihan oleh Pak Hariyotejo, dimana terdapat tanks dengan level fluida tertentu, kemudian terdapat head yang berbeda, memiliki sambungan berupa pipe dari tank satu ke yang lain. Pada simulasi three tanks ini akan disimulasikan aliran fluida pada perubahan waktu berapa sehingga aliran fluida dan level dari tiap tank menjadi stabil untuk seterusnya.

2. Prosedur analisa pemodelan

Pada prosedur dalam menjalankan model three tanks tentunya hal yang harus dilakukan adalah mensetting parameter yang akan digunakan, seperti height, diameter, cross area, level fluida, dan beberapa parameter lain. Kemudian pada bagian pipe diatur mengenai diamter pipe sehingga ini akan mempengaruhi berapa lama perubahan waktu yang terjadi pada tank yang berbeda levelnya. Pada pipe juga dapat diatur mengenai kekasaran, belokan yang ada, karena dapat memngaruhi pressure drop. Kemudian sebelum melakukan simulasi tentunya harus mengecek model untuk mengetahui variabel dan equation harus sama.

3. Analisa dan interpretasi hasil pemodelan

Hasil pemodelan dari model three tanks mendapatkan variabel dengan jumlah 261 dan jumlah yang sama untuk equation adalah 261. Trivial equation sendiri berjumlah 107. Parameter yang digunakan dari percobaan ini adalah tekanan dari tiap tank, kemudian temperatur yang digunakan, specific entalphy dan terdapat juga massa molar.

Kemudian parameter dari part yang utama adalah pipe, dimana parameter - parameternya memainkan peranan dalam mengubah atau menvariasikan hasil output yang dihasilkan pada simulasi nantinya. Beberapa diantaranya adalah length, dimana akan memengaruhi cepat atau lambatnya perubahan level tank terhadap waktu, kemudian diameter yang memengaruhi debit fluida yang mengalir, kekasaran permukaan pipe yang akan memngaruhi jenis aliran apa yang akan terjadi dan memengaruhi bilangan Re juga nantinya. Sehingga output perubahan waktu dari perubahan level fluida akan menjadi stabil untuk 3 tanks yang akan digunakan pada akhirnya, sebagai hasil dari parameter - parameter yang digunakan.

4.Catatan konsep utama hukum fisika yang diimplementasikan dalam pemodelan

Berdasarkan hukum fisika yang terdapat pada model tersebut dapat dilihat dari head yang ada pada tank sehingga mengalirkan fluida, maka menggunakan hukum tekanan hidrostatis.

                                                            Ph = ρgh

Keterangan :

Ph : Tekanan Hidrostatis (N/m^2)

ρ : Massa jenis (Kg/m^3)

g : Gravitasi (m/s^2)

h : ketinggian permukaan fluida (m)

Kemudian didalam pipa dapat terjadi pressure drop yang akan merubah tekanan dari aliran fluida, dengan berikut persamaannya.

                                                      ΔP = f.1/2.l/D.ρ.V^2  

ΔP = Pressure drop (perbedaan tekanan) (Pa)

l = Panjang pipa pengukuran tekanan (m)

D = diameter pipa (m)

ρ = Densitas fluida (kg/m^3)

V = Kecepatan aliran fluida (m/s)

5. Berikan hasil - hasil simulasi parameter untuk mendukung kesimpulan yang diperoleh

Berikut adalah hasil dari model yang terdapat pada three tanks dengan parameter didalamnya.

Three tanks luthfi 1.png

Berikut adalah syntax yang digunakan dalam model tersebur dengan parameter dan hasil check model yang didapatkan sebelum simulasi digunakan.

Three tanks luthfi 2.png

Kemudian didapatkan hasil plotting untuk parameter variabel level tank 1, level tank 2, dan level tank 3. Dimana untuk hasil stabil dari aliran fluida pada perubahan level terhadap perubahan waktu didapatkan waktu yang mendekati 150 s dan kestabilan dari level fluida mendekati 4 m.

Sekian hasil dari exercise untuk dua percobaan yang diberikan Pak Hariyotejo oleh penulis, beserta materi yang diberikan pada pertemuan hari ini, kurang lebihnya mohon maaf, terima kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Three tanks luthfi 3.png

Pertemuan Sistem Fluida 4 : 3 Desember 2020