Difference between revisions of "Tugas Besar"

From ccitonlinewiki
Jump to: navigation, search
Line 1: Line 1:
  
 
== Introduction ==
 
== Introduction ==
Heat exchangers play a significant role in the operation of many systems in many industry. Its inevitable need has necessitated work on efficient and reliable designs leading towards optimum share in the overall system performance. The Log Mean Temperature Difference (LMTD) method and the number of heat transfer units (NTU) method have been used for heat exchanger design. These methods have some shortcomings associated with them i.e. iterative in nature and need of a prototype to implement the design. Due to these reasons, these methods are time consuming as well as expensive especially for large scale models. However, economical access to powerful micro processors has paved the way for evolvement of Computational Fluid Dynamics (CFD) during the design phase
+
Bahan bakar merupakan salah satu kebutuhan penting bagi umat manusia. Salah satu bahan bakar yang banyak digunakan adalah bahan bakar fosil. Namun ketersediaan bahan bakar fosil makin lama makin menipis. Salah satu alternatif dari keterbatasan tersebut adalah mengganti penggunaan bahan bakar fosil dengan bahan bakar dari minyak kelapa sawit.
 +
Untuk mengolah minyak kelapa sawit menjadi bahan bakar siap pakai, banyak sekali metode yang bisa digunakan. Namun dari sekian metode tersebut, Fluid Catalytic Cracking (FCC) lah yang memiliki potensi untuk menghasilkan produk yang kompatibel dengan produk bahan bakar fosil yang sudah ada [1].
 +
Fluid Catalytic Cracking (FCC) adalah proses yang biasa digunakan untuk mengkonversi bahan bakar mentah menjadi beberapa jenis bahan bakar yang mempunyai komponen lebih ringan dan lebih berkualitas [2] (disitasi [3]). Salah satu komponen penting dalam FCC adalah condenser. Komponen tersebut berfungsi untuk mencairkan produk FCC sehingga menjadi produk siap pakai. Biasanya condenser pada FCC adalah sebuah heat exchanger. Agar kerja kondenser optimal, diperlukan desain heat exchanger yang dapat bekerja sesuai beban dan dapat terintegrasi dengan komponen lainnya dalam sistem FCC.
 +
Kinerja dari heat exchanger ditentukan oleh perbedaan temperature antara inlet fluida panas dan fluida dingin, luas kontak perpindahan panas, properties dari fluida dingin dan panas, serta arah aliran kedua fluida tersebut. Luas kontak perpindahan panas dari heat exchanger akan mempengaruhi panjang dan diameter dari pipa dan tube yang akan dipakai [4].
  
  
 
== Objectives ==
 
== Objectives ==
 
+
1. Mengetahui karakteristik aliran fluida pada proses kondensasi
 +
2. Mengetahui nilai perbedaan pressure drop antara inlet dan outlet berdasarkan nilai kecepatan fluida pada inlet
  
 
== Methodology ==
 
== Methodology ==
  
 
'''1. CFD Simulation'''
 
'''1. CFD Simulation'''
 +
 +
  
 
== Results ==
 
== Results ==

Revision as of 15:30, 17 December 2020

Introduction

Bahan bakar merupakan salah satu kebutuhan penting bagi umat manusia. Salah satu bahan bakar yang banyak digunakan adalah bahan bakar fosil. Namun ketersediaan bahan bakar fosil makin lama makin menipis. Salah satu alternatif dari keterbatasan tersebut adalah mengganti penggunaan bahan bakar fosil dengan bahan bakar dari minyak kelapa sawit. Untuk mengolah minyak kelapa sawit menjadi bahan bakar siap pakai, banyak sekali metode yang bisa digunakan. Namun dari sekian metode tersebut, Fluid Catalytic Cracking (FCC) lah yang memiliki potensi untuk menghasilkan produk yang kompatibel dengan produk bahan bakar fosil yang sudah ada [1]. Fluid Catalytic Cracking (FCC) adalah proses yang biasa digunakan untuk mengkonversi bahan bakar mentah menjadi beberapa jenis bahan bakar yang mempunyai komponen lebih ringan dan lebih berkualitas [2] (disitasi [3]). Salah satu komponen penting dalam FCC adalah condenser. Komponen tersebut berfungsi untuk mencairkan produk FCC sehingga menjadi produk siap pakai. Biasanya condenser pada FCC adalah sebuah heat exchanger. Agar kerja kondenser optimal, diperlukan desain heat exchanger yang dapat bekerja sesuai beban dan dapat terintegrasi dengan komponen lainnya dalam sistem FCC. Kinerja dari heat exchanger ditentukan oleh perbedaan temperature antara inlet fluida panas dan fluida dingin, luas kontak perpindahan panas, properties dari fluida dingin dan panas, serta arah aliran kedua fluida tersebut. Luas kontak perpindahan panas dari heat exchanger akan mempengaruhi panjang dan diameter dari pipa dan tube yang akan dipakai [4].


Objectives

1. Mengetahui karakteristik aliran fluida pada proses kondensasi 2. Mengetahui nilai perbedaan pressure drop antara inlet dan outlet berdasarkan nilai kecepatan fluida pada inlet

Methodology

1. CFD Simulation


Results

Conclusions

References