Difference between revisions of "Fadhli Ihsan"

From ccitonlinewiki
Jump to: navigation, search
Line 181: Line 181:
 
[[File:Slide4.JPG]]
 
[[File:Slide4.JPG]]
 
[[File:Slide5.JPG]]
 
[[File:Slide5.JPG]]
 +
 +
 +
 +
== Extend Abstract ==
 +
 +
 +
Judul Skripsi: '''Karakteristik Korosi TNTZ dan Ti6Al4V ELI dalam Cairan Modifikasi Air Liur Buatan ( Artificial Saliva) pada Temperatur Fluktuatif'''
 +
 +
 +
Kawat gigi yang dipasang pada area mulut rentan mengalami korosi karena kawat gigi akan berperan sebagai sebagai katoda dan anoda serta air liur sebagai lingkungan korosifnya. Saat ini telah banyak dikembangkan logam-logam paduan yang dapat digunakan sebagai material kawat gigi, namun masih perlu penelitian lebih lanjut terhadap material tersebut sebelum ditetapkan sebagai material alternatif kawat gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana karakteristik korosi pada material TNTZ ''aging treatment'' (AT), TNTZ ''solution treatment'' (ST), dan Ti6Al4V ELI pada temperature fluktuatif. Uji korosi dilakukan dengan metode ''Immersion Test'' dan penghitungan laju korosi menggunakan metode ''Weight Loss''. Pengujian korosi menggunakan media korosif air liur buatan (''Artificial Saliva'') yang temperaturnya dikondisikan berfluktuasi pada 10 derajat celcius dan 50 derajat celcius dengan memvariasikan frekuensi fluktuasi temperatur guna mengetahui material mana yang lebih cocok digunakan sebagai kawat  gigi ditinjau dari laju korosinya. Selain penghitungan laju korosi juga dilakukan pengukuran nilai kekerasan material uji guna mengetahui bagaimana pengaruh laju korosi terhadap kekerasan sampel uji. Hasil penelitian menunjukan bahwa TNTZ ST memiliki laju korosi terendah pada setiap variasinya dimana pada variasi 1 siklus didapatkan laju korosi sebesar 0.0003 mmpy, 3 siklus 0.0006 mmpy, dan 7 siklus 0.0010 mmpy dengan penurunan nilai kekerasan mencapai 26 VHN. Kemudian diikuti oleh TNTZ AT dengan laju korosi pada variasi 1 siklus sebesar 0.0007 mmpy, 3 siklus 0.0010 mmpy, dan 7 siklus 0.0016 mmpy dengan penurunan nilai kekerasan mencapai 42.8 VHN. Laju korosi tertinggi terjadi pada Ti6Al4V ELI dengan nilai laju korosi pada variasi 1 siklus sebesar 0.0010 mmpy, 3 siklus 0.0014 mmpy, dan 7 siklus 0.0023 mmpy mengalami penurunan kekerasan tertinggi mencapai 77.2 VHN. Berdasarkan penelitian ini maka akan dilakukan penelitian lanjutan tentang penghitungan waktu material uji habis menggunakan metode penghitungan waktu luruh sehingga nantinya diharapkan akan didapat hasil yang dapat dibandingkan dengan pengujian yang telah dilakukan apakah hasilnya linier atau tidak.

Revision as of 09:33, 1 March 2020

Fadhli Ihsan


Data Diri

Nama : Fadhli Ihsan
Tempat/Tanggal Lahir : Rawang Pariaman/ 19 Mei 1995
Daerah Asal : Kota Pariaman, Provinsi Sumatera Barat
NPM : 1906433612
Jurusan : Magister Teknik Mesin
Peminatan : Perancangan dan Manufaktur Produk



Perkenalan Singkat

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Mengawali postingan ini izinkan saya melakukan perkenalan singkat terlebih dahulu. Perkenalkan nama saya Fadhli Ihsan yang biasa dipanggil dengan panggilan Ali. Saya merupakan anak ke-5 dari 7 bersaudara yang dilahirkan 24 tahun yang lalu disebuah kota kecil di Provinsi Sumatera Barat yang bernama Kota Pariaman. Bagi keluarga saya, terutama Orangtua saya pendidikan formal berupakan hal penting setelah pendidikan agama dan pendidikan budi pekerti karena dengan menjalani pendidikan formal akan menambah wawasan akan dunia dan membentuk pola pikir baru. Selain ilmu dunia, ilmu akhirat dalam bentuk ajaran agama juga penting sebagaimana kata Buya Hamka "Iman tanpa ilmu bagaikan lentera di tangan bayi. Namun ilmu tanpa iman bagaikan lentera di tangan pencuri".


Kemampuan Penulis dalam Bidang Komputasi Teknik

Pendidikan formal di bidang keteknikan pertama kali saya jalani di bangku perkuliahan, yaitu saat saya kuliah Sarjana di Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Kota Padang, Sumatera Barat. Selain pendidikan formal, saya juga mempelajari bidang keteknikan secara otodidak karena semenjak SD saya sudah memiliki ketertarikan di dunia keteknikan namun dalam hal kreatifitas yang belakangan disebut dengan DIY (Do It Yourself). Dibangku perkuliahan saya mulai mempelajari ilmu-ilmu keteknikan seperti Termondinamika, Perpindahan Panas, Statika Struktur, Dinamika Partikel, dll. Dalam hal operasi hitung mulai saya pelajari semenjak semester 1 pada matakuliah Kalkulus dan berlanjut dengan matakuliah Matematika Teknik dan terakhir matakuliah Metoda Numerik. Pada matakuliah Metoda Numerik dipelajari cara-cara mudah dalam melakukan operasi hitung dari permasalahan keteknikan, namun di sini yang saya pelajari hanya operasi hitung yang dilakukan secara manual di atas kertas menggunakan alat bantu kalkulator scientific .

Salah satu operasi hitung yang pernah saya lakukan secara komputerisasi yaitu menghitung nilai-nilai penting pada saat melakukan uji tarik material, seperti; kekuatan tarik, kekuatan luluh, dan fraktur menggunakan Microsoft Excel. Selain operasi hitung, saya juga pernah melakukan pemrograman arduino menggunakan komputer untuk membuat suatu alat pengisi botol otomatis sesuai dengan volume yang ditentukan, dimana pada project tersebut saya menggunakan 4 komponen utama yaitu arduino, flowmeter, katup selenoid, dan pompa. Berdasarkan pengalaman-pengalaman saya tersebut saya merasa sangat awam dengan Komputasi Teknik yang menggunakan aplikasi seperti CFDSOF, Ansys, Matlab, dll sehingga saya sangat perlu belajar lebih untuk dapat memahami Komputasi Teknik ini.


Peranan Komputasi Teknik

Ilmu Komputasi Teknik sangat diperlukan saat ini, mengingat banyaknya hitung-hitungan yang dilakukan dalam dunia keteknikan baik itu dalam bidang konstruksi, perpindahan panas, pergerakan fluida, dll. Jika hitungan itu dilakukan secara manual, ada kalanya akan terjadi kesalahan baik itu karna faktor ketelitian, keakurantan, kelelahan, dll yang akan sangat merugikan bahkan bisa berakibat menjadi bencana. Sehingga sangat penting bagi engineer dan calon-calon engineer saat ini termasuk saya pribadi mempelajari dan memahami bidang Komputasi Teknik ini agar dapat melakukan tugas di bidang keteknikan dengan lebih baik lagi dan akan menjadi nilai tambah tersendiri bagi engineer yang menguasi Komputasi Teknik tersebut.


Tugas Pertemuan 1 (Senin, 3 Februari 2020): Resume Perkuliahan

Komputasi Teknik adalah ilmu yang mempelajari tentang metode-metode menyelesaikan persamaan matematis khususnya di bidang keteknikan secara komputerisasi, sehingga penyelesaian persamaan dapat dilakukan dalam waktu yang relatif cepat dan hasil yang lebih akurat jika dibandingkan dengan cara manual.


Dalam Komputasi Teknik terdapat 3 komponen utama, yaitu:

1. Input; sebagai masukan/keadaan awal terhadap situasi yang ingin dikaji

2. Proses; kegiatan pengolahan input menggunakan tools yang ada di dalam sistem komputerisasi untuk mendapatkan hasil kajian

3. Output; Hasil akhir dari suatu kajian yang didapatkan berdasarkan kondisi awal (input)


Tujuan kita mempelajari Komputasi Teknik pada semester genap T.A 2019/2020 ini yaitu untuk:

1. Memahami prisip-prinsip dan konsep-konsep Komputasi Teknik seperti error, accurate, precission, dll

2. Setelah paham akan prinsip dan konsep tersebut agar dapat menerapkannya dalam menyelasaikan persamaan matematis khususnya di bidang keteknikan

3. Mengenal tingkatan diri sendiri sehingga dapat menyadari tingkat kemampuan saat ini dan berusaha dengan giat untuk meningkatkannya ke tingkatan yang lebih tinggi agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi.


Dalam mempelajari Komputasi Teknik sendiri juga terdapat 3 komponen utama sebagaimana Komputasi Teknik itu sendiri, yaitu; input, process, dan output. Input disini yaitu para mahasiswa yang ingin belajar Komputasi Teknik dengan pemahaman terbatas termasuk saya sendiri yang kemudian akan berproses mempelajari ilmu Komputasi Teknik secara mendalam dengan bimbingan Bapak Dr. Ahmad Indra Siswantara agar didapatkan output berupa pemahaman yang harusnya lebih banyak dan baik lagi dibandingkan pemahaan saat masuk sebagai input. Hal ini harus dicapai agar kita para mahasiswa menjadi manusia beruntung karena kita hari ini harus lebih baik daripada hari kemaren.


Dengan mempelajari Komputasi Teknik saya sangat berharap dapat meningatkan kemampuan saya di bidang Komputasi Teknik sehingga saya dapat menyelesaikan masalah-masalah keteknikan yang saya hadapi dengan lebih mudah dan juga dapat saya bagikan kepada sesama.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Tugas Pertemuan 2 (Senin, 10 Februari 2020): Sinopsis Skripsi Original dan Sinopsis Skripsi yang Dikembangakan Menggunakan Ilmu Komputasi Teknik

Judul Tugas Akhir: Karakteristik Korosi TNTZ dan Ti6Al4V ELI dalam Cairan Modifikasi Air Liur Buatan (Artificial Saliva) pada Temperatur Fluktuatif


Sinopsis Skripsi Original


Penggunaan kawat gigi saat ini meningkat seiring peningkatan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan terutama kesehatan gigi dan mulut. Kawat gigi yang umum digunakan sekarang menggunakan matrial stainless steel, namun masih menimbulkan beberapa efek samping seperti alergi dan infeksi. Oleh karena itu kemudian dikembangkan kawat gigi dengan material titanium karna titanium memiliki sifat biokompatibilitas terhadap jaringan hidup yang baik dibandingkan materia-material lainnya. Untuk saat ini jenis titanium yang digunakan yaitu Ti6Al4V ELI yang umumnya digunakan untuk bidang konstruksi terutama konstruksi aerospace sedangkan titanium yang umumnya digunakan untuk bidang medis yaitu TNTZ namun belum diaplikasikan pada kawat gigi. Oleh Karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai karakteristik korosi dari TNTZ agar dapat dibandingkan dengan karakteristik korosi Ti6Al4V ELI sehingga didapatkan kesimpulan apakah TNTZ lebih baik dari Ti6Al4V ELI dalam hal karakterisitik korosi untuk dapat digunakan sebagai material alternatif kawat gigi yang sekarang enggunakan material titaniun Ti6Al4V ELI.

Sinopsis Skripsi yang Dikembangkan Menggunakan Ilmu Komputasi Teknik


Penelitian laju korosi pada Titanium jenis TNTZ dan Ti6Al4V ELI untuk aplikasi orthodontic yang telah dilakukan sebelumnya dapat ditingkatkan objek pembahasannya. Penelitian sebelumnya hanya mengaji laju korosi pada masing-masing sampel dan bagaimana pengaruhnya terhadap nilai kekerasan bahan. Penelitian ini dapat dikaji lagi pembahasannya dengan objek kajian kapan sampel tersebut akan habis oleh korosi menggunakan metode pengukuan peluruhan sehingga dapat diketahui durasi sampel tersebut akan habis terdegradasi oleh proses korosi.


Konsep-Konsep Komputasi

Presisi

Presisi menggambarkan keseragaman dan pengulangan pada hasil suatu pengukuran. Presisi merupakan derajat keunggulan, pada performa dari suatu operasi atau teknik yang digunakan untuk mendapatkan hasil. Presisi mengukur tingkat yang mana hasilnya mendekati satu sama lain, yaitu ketika pengukuran berkelompok atau berkerumun bersama-sama. Oleh karena itu, semakin tinggi level presisi semakin kecil variasi antar pengukuran. Contohnya: presisi adalah ketika satu titik yang sama ditembak, lagi dan lagi, yang mana titik yang tepat bukan hal yang penting


Akurat

Dengan istilah ‘akurasi’, kita memaksudkan derajat pemenuhan terhadap pengukuran standar, yaitu yang mana menjangkau pengukuran aktual mendekati ukuran standar, yaitu tepat sasaran. Akurasi mengukur ketepatan dan kemiripan hasil pada waktu yang sama dengan membandingkannya terhadap nilai absolut. Oleh karena itu, semakin mendekati ukurannya, semakin tinggi level akurasi. Hal itu tegantung secara utama pada caranya; data dikumpulkan.


Perbedaan antara presisi dan akurat

AKURASI.jpg

Perbedaan antara akurasi dan presisi bisa digambarkan secara jelas seperti di bawah ini:

1. Level kecocokkan antara pengukuran aktual dan pengukuran absolut disebut akurasi. Tingkat keberagaman yang terletak pada nilai beberapa pengukuran dari factor yang sma disebut presisi.

2. Akurasi menggambarkan kedekatan dari pengukuran dengan pengukuran aktual. Di sisi lain, presisi menunjukan kedekatan dari masing-masing pengukuran dengan yang lain.

3. Akurasi adalah derajat kesesuaian, yaitu tingkat yang mana pengukuran adalah tepat ketika dibandingkan dengan nilai absolut. Sementara, presisi adalah derajat reprodusibilitas, yang mana menjelaskan konsistensi dari pengukuran.

4. Akurasi berdasar pada faktor tunggal, sedangkan presisi berdasarkan pada lebih dari satu faktor.

5. Akurasi adalah pengukuran perkiraan statikal sementara presisi adalah pengukuran keberagaman statistical.

6. Akurasi berfokus pada kesalahan sistematik, yakti kesalahan yang diakibatkan oleh masalah pada peralatan. Sebaliknya, presisi terkait dengan kesalahan acak, yang mana terjadi secara periodic tanpa pola yang dikenali.

Untuk pemahaman lebih jelas tentang perbedaan antara akurasi dan presisi dapat dilihat pada video di link berikut ini: [1]


Error

Error bukan merupakan “kesalahan” melainkan perbedaan antara nilai yang terukur dengan nilai sebenarnya.

Error dapat disebabakan oleh berbagai faktor seperti kesalahan dalam menentukan angka penting, kesalahan penghitungan alat, factor kelelahan, dan factor lingkungan. Secara garis besar error dapat dikelompokan menjadi 2, yaitu:

Kesalahan sistematis (systematic error) cenderung menggeser semua pengukuran secara sistematis, sehingga dalam perjalanan dari sejumlah pengukuran, nilai rata-rata secara konstan bergeser atau bervariasi dalam cara yang dapat diprediksi. Penyebabnya dapat diketahui ataupun tidak diketahui, tetapi harus selalu dikoreksi ketika muncul. Misalnya, tidak ada alat ukur yang dapat dikalibrasi sempurna, sehingga ketika sekelompok pengukuran berbeda secara sistematis dari nilai standar acuan, penyesuaian nilai-nilai harus dilakukan. Kesalahan sistematis dapat diperbaiki hanya ketika “nilai sebenarnya” (seperti nilai yang diberikan untuk kalibrasi atau spesimen referensi) diketahui. Misalnya kalibrasi jarum timbangan yang secara sistematis memiliki kesalahan simpangan 100 gram.

Kesalahan acak (random error) adalah komponen dari kesalahan total (total error) yang dalam perjalanan dari sejumlah pengukuran, bervariasi dalam cara yang tak terduga. Karena itu tidak mungkin untuk mengoreksi kesalahan acak. Kesalahan acak dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti:

1. Kurangnya kepekaan (sensitivitas) peralatan: Sebuah alat mungkin tidak mampu merespon atau menunjukkan perubahan dalam beberapa kuantitas yang terlalu kecil atau pengamat mungkin tidak dapat membedakan perubahan tersebut.

2. Kebisingan (noise) dalam pengukuran: kebisingan adalah gangguan asing yang tak terduga atau acak dan tidak bisa sepenuhnya dihitung.

3. Definisi tidak tepat: Sulit untuk menentukan persis dimensi sebuah obyek. Sebagai contoh, sulit untuk menentukan panjang belalang. Dua orang mungkin dapat memilih dua titik awal dan akhir yang berbeda.


Pemodelan Matematis Project Skripsi

Judul Skripsi: Karakteristik Korosi TNTZ dan Ti6Al4V ELI dalam Cairan Modifikasi Air Liur Buatan ( Artificial Saliva) pada Temperatur Fluktuatif

Karakteristik korosi dari material uji difokuskan pada pengukuran laju korosinya. Laju korosi matrial uji dilakukan dengan metode pengujian korosi Immersion Test dengan dilakukan fluktuasi temperature

Pengukuran laju korosi dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan Weight Loss yang akan dijelaskan pada gambar berikut:

Slide4.JPG Slide5.JPG


Extend Abstract

Judul Skripsi: Karakteristik Korosi TNTZ dan Ti6Al4V ELI dalam Cairan Modifikasi Air Liur Buatan ( Artificial Saliva) pada Temperatur Fluktuatif


Kawat gigi yang dipasang pada area mulut rentan mengalami korosi karena kawat gigi akan berperan sebagai sebagai katoda dan anoda serta air liur sebagai lingkungan korosifnya. Saat ini telah banyak dikembangkan logam-logam paduan yang dapat digunakan sebagai material kawat gigi, namun masih perlu penelitian lebih lanjut terhadap material tersebut sebelum ditetapkan sebagai material alternatif kawat gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana karakteristik korosi pada material TNTZ aging treatment (AT), TNTZ solution treatment (ST), dan Ti6Al4V ELI pada temperature fluktuatif. Uji korosi dilakukan dengan metode Immersion Test dan penghitungan laju korosi menggunakan metode Weight Loss. Pengujian korosi menggunakan media korosif air liur buatan (Artificial Saliva) yang temperaturnya dikondisikan berfluktuasi pada 10 derajat celcius dan 50 derajat celcius dengan memvariasikan frekuensi fluktuasi temperatur guna mengetahui material mana yang lebih cocok digunakan sebagai kawat gigi ditinjau dari laju korosinya. Selain penghitungan laju korosi juga dilakukan pengukuran nilai kekerasan material uji guna mengetahui bagaimana pengaruh laju korosi terhadap kekerasan sampel uji. Hasil penelitian menunjukan bahwa TNTZ ST memiliki laju korosi terendah pada setiap variasinya dimana pada variasi 1 siklus didapatkan laju korosi sebesar 0.0003 mmpy, 3 siklus 0.0006 mmpy, dan 7 siklus 0.0010 mmpy dengan penurunan nilai kekerasan mencapai 26 VHN. Kemudian diikuti oleh TNTZ AT dengan laju korosi pada variasi 1 siklus sebesar 0.0007 mmpy, 3 siklus 0.0010 mmpy, dan 7 siklus 0.0016 mmpy dengan penurunan nilai kekerasan mencapai 42.8 VHN. Laju korosi tertinggi terjadi pada Ti6Al4V ELI dengan nilai laju korosi pada variasi 1 siklus sebesar 0.0010 mmpy, 3 siklus 0.0014 mmpy, dan 7 siklus 0.0023 mmpy mengalami penurunan kekerasan tertinggi mencapai 77.2 VHN. Berdasarkan penelitian ini maka akan dilakukan penelitian lanjutan tentang penghitungan waktu material uji habis menggunakan metode penghitungan waktu luruh sehingga nantinya diharapkan akan didapat hasil yang dapat dibandingkan dengan pengujian yang telah dilakukan apakah hasilnya linier atau tidak.