Desain KRI Tipe Landing Platform Dock (LPD) sebagai Kapal Markas Berbasis Hybrid - Desy Kurniawati

From ccitonlinewiki
Jump to: navigation, search

Study Literatur

Konsep Desain Pondasi Kapal

Kapal LPD memiliki fungsi-fungsi yang dapat diemban untuk mendukung tugas pokoknya antara lain : melaksanakan operasi pengeseran pasukan dan logistik atau operasi pendaratan administratif, mengangkut pasukan dan peralatan tempur serta dukungan terhadap OLP, melaksanakan Operasi Bhakti, mendukung pengoperasian heli, melaksanakan dukungan medis terbatas, melaksanakan dukungan logistik cair terbatas, melaksanakan Patroli Kamla dan mendukung tempat praktek pendidikan dan latihanEnergi mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Sifat tempur Kapal LPD sangat ditentukan oleh reka bentuk bangunan kapal, kapal ini memiliki mobilitas angkut dan ketahanan operasi hingga 30 hari secara terus menerus tanpa pasukan serta kemampuan embarkasi/debarkasi menggunakan LCU. Heli sebagai kepanjangan tangan sistem kesenjataan memungkinkan untuk menambah aksi dukungan logistik maupun kepentingan operasional dan tugas-tugas khusus dalam mendukung rangkaian kegiatan tempur. Dalam kegiatan operasinya KRI tipe LPD mendapatkan tenaga listrik secara mandiri yang dibangkitkan dari Generator Electrical Set (Genset). Seiring dengan perkembangan dunia untuk penghematan energy dimana hampir semua aktivitas manusia sangat tergantung pada energi, dan dihadapkan pada pemanfaatan energi fosil yang berlebihan dapat menimbulkan krisis energi, maka diperlukan desain KRI yang berbasis pada kapal hybrid yang ramah (eco-friendly) bagi setiap perancangan desain kapal.

2.5 Struktur Pondasi Kamar Mesin Pondasi adalah bagian terbawah dari suatu struktur yang berfungsi menyalurkan beban dari struktur diatasnya (Widianto, 2011). Dalam struktur apapun beban yang terjadi baik yang disebabkan oleh berat sendiri ataupun akibat beban rencana harus disalurkan ke dalam suatu lapisan pendukung, dalam hal ini adalah konstruksi bottom di bawahnya. Pondasi mesin induk pada kapal secara efektif harus dapat menjamin keamanan dari struktur lambung kapal untuk menahan berbagai macam variasi gaya yang dapat memberikan beban pada pondasi tersebut. Pemasangan pondasi mesin dibuat sedemikian rupa sehingga kelurusan sumbu poros mesin dengan poros baling-baling tetap terjamin. Kekakuan pondasi mesin dan konstruksi dasar ganda dibawahnya harus mencukupi persyaratan. Mesin utama kapal merupakan beban lokal yang besar pada tempat peletakannya di kapal atau pondasi mesin induk. Pondasi mesin induk merupakan suatu sarana pengikat agar mesin utama tersebut tetap tegak dan tegar pada posisi yang telah ditetapkan atau supaya mesin menjadi satu kesatuan dengan kapalnya sendiri. Pondasi harus dirancang untuk dapat menyebarkan beban beban pada mesin induk secara merata pada struktur lambung kapal, sehingga pondasi mesin induk secara efektif harus dapat menjamin keamanan dari struktur lambung kapal untuk menahan berbagai macam variasi gaya yang dapat memberikan beban pada pondasi tersebut.

Tegangan

Untuk menentukan struktur kekuatan pondasi mesin dipengaruhi oleh tegangan. Tegangan adalah gaya dalam yang bekerja pada luasan yang kecil tak berhingga pada sebuah potongan dan terdiri dari bermacam – macam besaran dan arah.

Intensitas gaya ini berarah miring pada bidang potongan.Penguraian intensitas ini pada luas kecil tak berhingga diperlihatkan pada gambar 8. Intensitas gaya yang tegak lurus atau normal terhadap irisan disebut tegangan normal (normal stress) pada sebuah titik.

Hubungan tegangan dan regangan

Hubungan tegangan dan regangan pada suatu bahan homogen isotropik, elastis didasarkan pada hokum Hooke untuk tegangan tiga dimensi. Hukum Hooke dinyatakan dengan persamaan σ = E xƐ atau E= σ/ Ɛ. Persamaan menjukkan bahwa tegangan berbanding lurus dengan regangan, dimana tetapan pembanding adalah E. Tetapan E ini disebut dengan modulus elastisitas atau modulusYoung. Nilai Modulus elastis merupakan suatu sifat yang pasti dari suatu bahan. Untuk kebanyakan baja, E berharga antara 200 dan 210 x 109 N/m2 atau E = 210 x 106 kN/m2.

Faktor Keamanan

Faktor keamanan adalah faktor yang menunjukkan tingkat kemampuan suatu bahan teknik menerima beban dari luar, yaitu beban tekan maupun tarik (Nuruz Zaman, 2011). Gaya yang diperlukan agar terjadi tingkat optimal bahan di dalam menahan beban dari luar sampai akhirnya menjadi pecah disebut dengan beban ultimat(ultimate load). Dengan membagi beban ultimate ini dengan luas penampang, kita akan memperoleh kekuatan ultimate (ultimate strength) atau tegangan ultimate (ultimate stress) dari suatu bahan. Tabel dibawah ini memberikan kekuatan – kekuatan ultimate dan sifat – sifat fisis yang lain dari beberapa bahan. Untuk disain bagian – bagian struktur tingkat tegangan disebut tegangan ijin (alloweble stress) dibuat benar – benar lebih rendah daripada kekuatan ultimate yang diperoleh dari pengujian “statis”. Hal ini penting untuk berbagai pertimbangan. Besar gaya yang dapat bekerja pada bangunan yang dirancang jarang diketahui secara pasti.Karena tegangan dikalikan luas sama dengan gaya, maka tegangan ijin dari ultimate dapat diubah dalam bentuk gaya atau beban yang diijinkan dan ultimate yang dapat ditahan oleh sebuah batang. Suatu perbandingan (ratio) yang penting dapat ditulis : FS = 𝝈 𝒊𝒋𝒊𝒏/ 𝝈𝒎𝒂𝒌𝒔

Metode Elemen Hingga

Metode Elemen Hingga adalah metode numerik untuk penyelesaian masalah teknik dan fisika matematis. Penyelesaian Metode Elemen Hingga menghasilkan persamaan dari masalah yang dianalisa dalam sistem persamaan serentak yang harus diselesaikan, penyelesaian ini memberikan hasil atau penyelesaian pendekatan dari nilai yang tidak diketahui pada titik tertentu dalam sistem yang kontinyu. Sistem yang kontinyu adalah istilah dari kondisi struktur atau objek yang sebenarnya. Dikritisasi adalah proses pemodelan dari struktur atau objek dengan membaginya dalam elemen-elemen kecil (elemen hingga) yang terhubung oleh titik-titik (nodes) yang digunakan oleh elemen-elemen tersebut dan sebagai batas dari struktur atau objek (Sonief, 2003). Dalam metode elemen hingga persamaan dari seluruh sistem dibentuk dari penggabungan persamaan elemen-elemennya. Untuk masalah struktur, penyelesaian yang didapat adalah deformasi pada setiap titik (nodes) yang selanjutnya digunakan untuk mendapatkan besaran-besaran regangan (strain) dan tegangan (stress). Penyelesaian dari metode elemen hingga umumnya menggunakan metode matriks serta memerlukan perhitungan yang sangat banyak dan berulang-ulang dari persamaan yang sama, sehingga diperlukan sarana komputer dan bahasa pemrogramannya. Penyelesaian dari seluruh sistem umumnya merupakan penyelesaian persamaan serentak yang dinyatakan dalam bentuk matriks dan diselesaikan menggunakan persamaan serentak.