Difference between revisions of "DESAIN KRI TIPE LANDING PLATFORM DOCK (LPD) SEBAGAI KAPAL MARKAS BERBASIS HYBRID, Mei Edi Prayitno"

From ccitonlinewiki
Jump to: navigation, search
(=Curve of Section Area)
Line 88: Line 88:
 
[[File:Gambar 35.JPG]]
 
[[File:Gambar 35.JPG]]
  
====Curve of Section Area===
+
====Curve of Section Area====
  
Curve of Sectional Area /CSA (Gb. 2) adalah kurva yang menunjukan luasan kapal pada tiap – tiap station. Berdasarkan persentase luasan yang didapat dari diagram NSP (Gb. 1 ) dikalikan dengan luasan midship, maka akan didapatkan luasan kapal pada tiap stationnya.
+
Curve of Sectional Area /CSA (Gambar 3) adalah kurva yang menunjukan luasan kapal pada tiap – tiap station. Berdasarkan persentase luasan yang didapat dari diagram NSP (Gb. 1 ) dikalikan dengan luasan midship, maka akan didapatkan luasan kapal pada tiap stationnya.
  
 
[[File:Gambar 36.JPG]]
 
[[File:Gambar 36.JPG]]
  
 
[[File:Gambar 37.JPG]]
 
[[File:Gambar 37.JPG]]

Revision as of 09:48, 29 April 2019

DESAIN KRI TIPE LANDING PLATFORM DOCK (LPD) SEBAGAI KAPAL MARKAS BERBASIS HYBRID


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) tipe Lnading Platform Dock ( LPD) merupakan kapal perang yang memiliki kemampuian dalam mengangkut personel maupun kendaraan tempur taktis maupun strategis dalam kegiatan pendaratan adminisntrasi. KRI tipe LPD juga dapat difungsikan sebagai alat angkut kendaraan tempur amfibi dan angkut heli yang memiiiki kemampuan Docking-Undocking guna mamproyeksikan kekuatan dari laut ke darat melalui LCU (Landing Craft Utiiity) dalam operasi amfibi, operasi pendaratan administrasi dan operasi lainnya sesuai direktif yang diberikan. Kapal LPD memiliki fungsi-fungsi yang dapat diemban untuk mendukung tugas pokoknya antara lain : melaksanakan operasi pengeseran pasukan dan logistik atau operasi pendaratan administratif, mengangkut pasukan dan peralatan tempur serta dukungan terhadap OLP, melaksanakan Operasi Bhakti, mendukung pengoperasian heli, melaksanakan dukungan medis terbatas, melaksanakan dukungan logistik cair terbatas, melaksanakan Patroli Kamla dan mendukung tempat praktek pendidikan dan latihanEnergi mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia.

Gambar 34.JPG

Sifat tempur Kapal LPD sangat ditentukan oleh reka bentuk bangunan kapal, kapal ini memiliki mobilitas angkut dan ketahanan operasi hingga 30 hari secara terus menerus tanpa pasukan serta kemampuan embarkasi/debarkasi menggunakan LCU. Heli sebagai kepanjangan tangan sistem kesenjataan memungkinkan untuk menambah aksi dukungan logistik maupun kepentingan operasional dan tugas-tugas khusus dalam mendukung rangkaian kegiatan tempur. Dalam kegiatan operasinya KRI tipe LPD mendapatkan tenaga listrik secara mandiri yang dibangkitkan dari Generator Electrical Set (Genset). Seiring dengan perkembangan dunia untuk penghematan energy dimana hampir semua aktivitas manusia sangat tergantung pada energi, dan dihadapkan pada pemanfaatan energi fosil yang berlebihan dapat menimbulkan krisis energi, maka diperlukan desain KRI yang berbasis pada kapal hybrid yang ramah (eco-friendly) bagi setiap perancangan desain kapal. Pendekatan bangunan kapal yang ramah lingkungan (eco-friendly architecture), menghasilkan beberapa konsep perancangan: conserving energy (Hemat Energi), working with climate (memanfaatkan kondisi dan sumber energi yang alami), respect for site (menanggapi keadaan tapak pada bangunan), respect for user (memperhatikan pengguna bangunan), limitting new resources (meminimalkan sumber daya baru), dan holistic. Dengan latar belakang isu sumber energi tak terbarukan yang mulai menipis serta dampak buruk yang dihasilkan akibat konsumsi energy (tak terbarukan) bagi lingkungan, maka akan lebih baik bila dalam perancangan kapal perang lebih berfokus pada usaha konservasi dan efisiensi energi sehingga menjadi rancangan kapal yang mampu menghemat energi. Disamping juga dalam kondisi darurat KRI masih mampu menghasilkan energi listik yang dapat digunakan sebagai sumber tenaga untuk peralatan deteksi kapal terhadap obyek kapal lain disekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan desain kapal perang tipe LPD hybrid yang mampu melaksanakan tugas guna mendaratkan unsur administrasi TNI AD, serta mampu sebagai kapal markas yang dapat menghasilkan energy dari sumber panel surya (solar cell). Metode yang dilakukan dalam desain KRI LPD sebagai kapal markas berbasis hybrid dilakukan dengan menganalisis karakteristik kapal LPD dari perhitungan kurva hidrostatik dan kurva bonjean, perhitungan kekuatan memanjang, perhitungan kebutuhan energy, analisis peralatan deteksi dan senjata sebagai kapal markas, perhitungan break event point dan analisis strategi untuk mengkobinasikan sumber tenaga dari solar cell dengan sumber tenaga dari Electrical Genset.

Pertanyaan Penelitian

Terkait dengan analisis desain KRI LPD sebagai kapal markas berbasis kapal hybrid sesuai dengan pembagian tugas disusun beberapa pertanyaan sebagai berikut:

a. Bagaimanan menganalis kapal tipe LPD sebagai kapal markas?

b. Bagaimana menentukan break event point terkait dengan biaya pembuatan kapal?

c. Bagaimana strategi dalam menciptakan KRI yang ramah lingkungan?

Tujuan Penelitian

Dari uraian pertanyaan penelitian yang telah diuraiakn di atas dapat disusun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

a. Untuk menganalis kapal tipe LPD sebagai kapal markas

b. Untuk menganalisis break event point terkait dengan biaya pembuatan kapal.

c. Untuk menganalsis strategi dalam menciptakan KRI yang ramah lingkungan dari limbah yang dihasilkan.


TINJAUAN PUSTAKA

Definis Kapal LPD

Dimensi kapal

Dalam pengerjan dan perhitungan bagian-bagian kapal, dikenal istilah – istilah yang sering di pakai dalam bidang perkapalan.berikut beberapa istilah yang sering dipakai dalam bidang tersebut yaitu : LPP (Length between Perpendicular). Panjang antara dua garis tegak yaitu jarak horisontal antara garis tegak depan (haluan/FP) dengan garis tegak belakang (buritan/AP). After perpendicular (AP). Garis tegak buritan, adalah garis yang terletak pada linggi kemudi bagian belakang atau terletak pada sumbu kemudi. Fore Perpendicular (FP). Garis tegak haluan, adalah garis yang terletak pada titik potong antara linggi haluan dengan garis air pada sarat muat yang telah di rencanakan. B (Breadth). Lebar kapal yang diukur pada sisi dalam plat di tengah kapal (A midship). H (Depth/Hight). Tinggi bersih adalah jarak vertikal yang diukur pada bidang tengah kapal (midship) dari atas keel (lunas) sampai sisi atas geladak di sisi kapal. T (Draught/Draft). Sarat bersih yaitu jarak vertikal yang diukur dari sisi atas lunas sampai pada garis air. Cb (Block Coefficient). Koefisien blok, yaitu perbandingan antara volume badan kapal yang tercelup/displacement pada garis air muatan penuh dengan hasil kali panjang, lebar dan sarat kapal.

Platform

Sebagai kapal komando memiliki kemampuan untuk mengakomodasikan 90 personil Perwira dan ABK serta staf Kogasgab/ Subkogasgabfib/ Subkogasgabratmin/ Subkogasgabrat tanpa mengganggu perwira dan ABK.


Lines Plan, Curve Of Sectioan Area (CSA) dan Hidrostatik - Bonjean Curve

Lines Plan

Secara umum rencana garis adalah penggambaran bentuk potongan -potongan badan kapal, baik secara memanjang maupun melintang. Adapun untuk langkah-langkah pengerjaan tugas rencana garis mengunakan metode Nederlandsche Scheepsbouw Proefstatioen (NSP) adalah sebagai berikut : Mencari data kapal pembanding, Mencari data kapal pembanding, Perhitungan Data awal, Pembuatan CSA, Pembuatan A/2T dan B/2, Pembuatan Body Plan, Pembuatan Haluan dan Buritan, Pembuatan Half Breath Plan, Pembuatan Buttock Line pada Sheer Plan, Pembuatan Bangunan Atas (Sheer Standar). Setelah proses di atas selesai kemudian di lanjutkan dengan penggambaran bukaan kulit, untuk langkah-lakah penggambaran bukaan kulit adalah sebagai berikut: Mencari data tipe-tipe plat yang akan di rencanakan, Pembagian frame di rencana garis, Penggambaran frame di body plan, Pengukuran panjang frame dan penggambaran. Setelah kita mengetahui data-data teknis di atas, maka dilakukan suatu perhitungan untuk menentukan:

a. Length of Water Line (LWL ). Merupakan panjang garis air yang diukur mulai dari perpotongan linggi buritan dengan garis air muat sampai pada perpotongan linggi haluan dengan garis air muat (jarak mendatar antara kedua ujung garis muat), yang dirumuskan sebagai pertambahan panjang dari Lpp sebesar 4% yaitu: LWL = ( 1 + 4% ) LPP

b. Length of Displacement (Ldisp). Merupakan panjang kapal imajiner yang terjadi karena adanya perpindahan fluida sebagai akibat dari tercelupnya badan kapal, panjang ini digunakan untuk menentukan seberapa besar luasan – luasan bagian yang tercelup air, pada saat dibagi menjadi dua puluh station. Panjang displacement dirumuskan sebagai panjang rata – rata antara Lpp dan Lwl, yaitu: Ldisp=1/2 *(LPP+LWL)

c. Coeffisien Block of Waterline (δWL ). Merupakan perbandingan antara volume kapal dengan hasil kali antara panjang, lebar dan sarat kapal.koefisien blok ini menunjukkan kegemukan kapal. Rumusnya yaitu: δWL = ( LPP x δPP) / LWL.

d. Volume Displacement ( ). Merupakan volume perpindahan fluida (air) sebagai akibat adanya badan kapal yang tercelup dibawah permukaan air, yang dirumuskan sebagai: Vdisp = Ldisp x B x T x displ.

e. Radius Bilga (R). Merupakan jari -jari lengkung bagian yang menghubungkan antara bagian samping dan bagian dasar kapal, yang dirumuskan sebagai: R= 0.5√(0.5*[(B*T)-A_m]/(1-0.25π)) dengan memasukkan β = 0.08δ + 0.93.

f. Luas Penampang Melintang Tengah Kapal / Midship (A¤). Merupakan luasan bagian tengah kapal yang dipotong secara melintang yang memiliki lebar B dan tinggi T, yang dirumuskan sebagai: Am = ( Bmld x T ) – 2 ( R2 – (1/4) π R2 )

g. Coeffisien Midship ( Cm /). Merupakan perbandingan antara gading besar (Midship Area) dengan luasan suatu bidang yang lebarnya B dan tingginya T, yang dirumuskan sebagai harga pendekatan terhadap koefisien block displacement, sebesar: = Am / B x T (1.7).

h. Coeffisien Prismatik. Merupakan perbandingan antara bentuk kapal di bawah sarat dengan sebuah prisma yang dibentuk oleh bidang tengah kapal.berikut macam-macam nya.

1) Coeffisien Prismatik of Perpendicular (Cp / PP )
2) Coeffisien Prismatik of Water Line (Cp / WL )
3) Coeffisien Prismatik of Displacement (Cp / displ )	

Gambar 35.JPG

Curve of Section Area

Curve of Sectional Area /CSA (Gambar 3) adalah kurva yang menunjukan luasan kapal pada tiap – tiap station. Berdasarkan persentase luasan yang didapat dari diagram NSP (Gb. 1 ) dikalikan dengan luasan midship, maka akan didapatkan luasan kapal pada tiap stationnya.

Gambar 36.JPG

File:Gambar 37.JPG