Lee Klein Sinaga
TEMPERATURE DISTRIBUTION ANALYSIS ON MINI RADIANT INFANT WARMER
1. BACKGROUND
Menurut data World Bank 2021, angka kematian bayi neonatal (usia 0-28 hari) di Indonesia adalah 11 dari 1000 bayi lahir hidup. Jika dibandingkan dengan negara-negara kawasan Asia Tenggara, Indonesia berada pada urutan ke-5 tertinggi dari 10 negara. Berdasarkan data pada jurnal The Trends of Neonatal Mortality Rate Among South East Asia Countries from 2000-2017 oleh Sani Rachman Soleman bahwa ada kesamaan penyebab utama kematian bayi neonatal di negara Indonesia dan Malaysia yaitu prematuritas atau bayi lahir kurang bulan.Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 53 tahun 2014, penyumbang utama kematian BBLR adalah prematuritas, infeksi, asfiksia lahir, hipotermia dan pemberian ASI yang kurang adekuat. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa kematian karena hipotermia pada bayi berat lahir rendah (BBLR) dan bayi prematur jumlahnya cukup bermakna. Perilaku/kebiasaan yang merugikan seperti memandikan bayi segera setelah lahir atau tidak segera menyelimuti bayi setelah lahir, dapat meningkatkan risiko hipotermia pada bayi baru lahir. Intervensi untuk menjaga bayi baru lahir tetap hangat dapat menurunkan kematian neonatal sebanyak 18-42% (The Lancet Neonatal Survival 2005).
Untuk menjaga kondisi tubuh dalam keseimbangan homeostatis, maka tubuh perlu memberikan reaksi terhadap perubahan lingkungan. Secara sederhana, untuk memberikan reaksi, tubuh perlu mengetahui dulu aksi atau stimulus apa yang terjadi. Stimulus yang diterjemahkan menjadi impulse ini akan ditangkap oleh receptor pada neuron system saraf yaitu denrites kemudian, akan dikirim sinyal oleh axon ke Central Nervous System yang akan mengelola informasi tersebut dan mengeluarkan perintah respon ke effector yaitu organ-organ. Bayi baru lahir belum memiliki kemampuan untuk mengatur temperatur tubuh sendiri karena sistem thermoregulatory bayi belum berkembang sepenuhnya. Otak bayi belum dapat memberikan perintah respon ke otot untuk bergerak dan menghasilkan panas tambahan untuk menyeimbangkan temperatur tubuh. Sehingga, dengan menggunakan radiant infant warmer, bayi baru lahir dibantu untuk menghangatkan tubuhnya.
Berikut adalah perbandingan spesifikasi dan harga beberapa produk radiant infant warmer. Dapat dilihat bahwa berat peralatan berada di atas 100 kg, sehingga tidak memungkinkan peralatan tersebut dapat dipindahkan secara mobile dengan mudah. Jika dilihat dari sisi pemakaian daya, produk-produk tersebut memiliki daya yang besar sehingga tidak memungkinkan digunakan pada rumah-rumah yang memiliki kapasitas daya yang kecil. Dikarenakan produk tersebut sudah memiliki merk dan dengan kompleksitas fitur yang ada sehingga produk tersebut memiliki harga yang sangat mahal.
Dengan begitu, diperlukan sebuah alat yang memiliki dimensi yang lebih ringkas dengan harga yang lebih murah.
2. ANALISIS DISTRIBUSI TEMPERATUR DENGAN METODE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC
Implementasi metode computational fluid dynamic dapat digunakan untuk menganalisis distribusi temperatur pada alat mini radiation infant warmer. Dengan menganalisis temperatur yang terdistribusi pada divan bayi , maka diharapkan dapat mengetahui jarak yang efektif antara heater dan divan.