Oimolala Putrawan
Assalamualaikum
Contents
- 1 Oimolala Putrawan
- 2 Pertemuan ke-1 4 September 2019
- 3 Apa itu Python?
- 4 Pertemuan ke-2 11 September 2019
- 5 Pertemuan ke-3 18 September 2019
- 6 Submission Tugas
- 7 Pertemuan ke-4 25 September 2019
- 8 Pertemuan ke-5 02 Oktober 2019
- 9 UTS [23 Oktober]
- 10 Pertemuan ke-10 6 November 2019
- 11 Pertemuan ke-11 13 November 2019
Oimolala Putrawan
Nama : Oimolala Putrawan (Oi)
NPM : 1706036412
Pertemuan ke-1 4 September 2019
Hari/Tanggal : Rabu, 4 September 2019
Kenapa saya harus belajar kalkulus?
Saya belajar kalkulus untuk meningkatkan kemampuan bermatematika saya yang kelak berguna untuk memahami fenomena fisik yang terjadi. selain itu belajar kalkulus meningkatkan kemampuan berpikir dan pola pikir saya.
Apa itu Python?
Python merupakan salah satu general purpose high-programing language, yang berarti memiliki sintaks yang mudah dimengerti oleh manusia. Diciptakan pertama kali oleh Guido von Rossum pada 1991. Python dengan bantuan beberapa libraries memiliki banyak kegunaan seperti web developing, scientific computing, sebagai scripting language pada software finite element method, dan yang paling menarik penggunaan python sebagai bahasa yang paling digunakan untuk artificial intelligence terutama pada machine learning.
Pertemuan ke-2 11 September 2019
Pada pertemuan kedua ini, Pak Dai berpesan pada kami semua bahwa kita harus mengenal komputer untuk memehamai bagaimana komputer bekerja sehingga kita dapat memaksimalkan kegunaan komputer tersebut. Komputer merupakan sebuah alat teknologi yang dapat melaksanakan perintah dan menyelesaikan suatu persoalan dengan algoritma. Bahasa yang dipahami komputer adalah bahasa simbol binary yang terdiri dari angka 0 dan 1. Manusia adalah makhluk paling cerdas, tetapi memiliki memori yang terbatas dan mudah lelah jika melakukan pekerjaan yang berulang. Oleh sebab itu, manusia membuat komputer untuk alat bantu untuk mengingat dan menyelesaikan berbagai masalah terutama kegiatan yang bersifat iterasi.
Selain itu, pada pertemuan ini pak DAI mengajak kami berdisukusi tentang teknologi 5.0. Pak DAI berpendapat teknologi 5.0 adalah Pancasila, karena teknologi harus empowering human, bukan sebaliknya. Akan tetapi, komputer tetap harus diberikan perintah oleh manusia, sebab komputer tidak bisa memerintah dirinya sendiri. Lebih jauh lagi pak DAI mengajak kami merenung perihal kecerdasan dan kerendahan hati. Menurut pak DAI, semakin pintar seseorang, maka orang tersebut akan semakin menunduk atau rendah hati. Seseorang yang cerdas, semakin banyak ilmunya maka ia akan berpikir menggunakan hati, karena otaknya sudah dipenuhi oleh ilmu. Komputer tidak mempunyai hati, sehingga manusia tetap diperlukan untuk mengontrol dan memberi perintah komputer agar beroperasi secara maksimal.
Pak Radhon berpesan kepada kami untuk mencari suatu website atau platform untuk belajar python. Lalu install python pada laptop masing-masing.
Pertemuan ke-3 18 September 2019
While Loop Fibonacci
a, b = 0, 1 while a< 100: print (a) a, b = b, a+b
For Loop Fibonacci
a, b = 0, 1 for i in range(0,100): print(a) a, b= b, a+b
Function Fibonacci
def fib(n): a = 0 b = 1 if n < 0: print("Incorrect input") elif n == 0: return a elif n == 1: return b else: for i in range(2,n): c = a + b a = b b = c return b
Submission Tugas
TUGAS 1
File:Tugas 1
TUGAS 2
Fibonacci with Python
File:Tugas 2 Function Approach
File:Tugas 2 Loop (while) Approach
File:Tugas 2 Loop (for) Approach
Pertemuan ke-4 25 September 2019
Pada pertemuan hari ini kami mempelajari pengertian dari Pemodelan Komputer. Dalam mempelajari sesuatu sebaiknya kita memahami konsepnya terlebih dahulu.
Pada modeling, kita perlu melakukannya secara akurat dan reliable. Karena apa yang telah di design hasilnya harus dipastikan berfungsi secara baik, reliable dan berfungsi secara optimal. Akan tetapi dalam pelaksanannya, manusia memiliki keterbatasan dalam mencapai keakuratan model, tetapi hal ini bisa diatasi dengan menghitung secara pendekatan. Seperti menghitung 0/0 hasilnya bukanlah tidak ada namun kita yang tidak tahu bagaimana melakukan pendekatanya. Nilai ini hanya Tuhan yang tahu.
Numerical Computing -> Pemodelan Komputer Pemodelan Komputer terdiri dari modelling dan computation.
Selanjutnya kita belajar definisi dari model
Model adalah sebuah representasi yang di asumsikan agar dapat mensimplifikasi dari keadaan real yang sulit menjadi lebih mudah. Hasil dari pemodelan tidak dapat dijadikan hasil akhir, dikarnakan adanya banyak asumsi-asumsi ideal yang digunakan. Karena itulah hasilnya tidak akan sama dengan simulasi yang dilakukan
Asumsi disederhanakan lagi kedaan aktual simulasi komputer.
Permodelan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : 1. Representasi 2. Asumsi 3. Simplifikasi
Contoh--> desain pada fondasi. untuk menghitung kekuatan fondasi menahan force. Fondasi didesign dalam bentuk 2D dan di asumsikan Modulus Elastisitas pada semua titik di permukaan sama, lalu disimplifikasi dengan menggunakan design 2D. Dari berbagai model yang kita buat, dibutuhkan pengetahuan dalam membangun persamaan aljabar dan memodelkan persamaan dalam komputasi. Untuk itu kita harus giat belajar serta berlatih sejak dini untuk menggunakan komputasi. Selain itu ada juga aplikasi dari komputasi yaitu Diskritisasi yaitu membuat sesuatu yang kontinu menjadi titik-titik yang berhingga.
Pertemuan ke-5 02 Oktober 2019
UTS [23 Oktober]
UTS
#cara 1 3A
mass1 = eval(input("Massa Benda 1 ? ")) #menginput m1 mass2 = eval(input("Massa Benda 2 ? "))#menginput m2 mass3 = eval(input("Massa Benda 3 ? ")) #meninput m3 mass4 = eval(input("Massa Benda 4 ? ")) g = eval(input("Gravitasi ? ")) #input g sinus@ = ((mass1+mass2+mass3)/mass4)#hitung sin theta T1 = mass1*sinus@*g #hitung T1 T2 = mass2*sinus@*g + T1 #hitung T2 T3 = mass3*sinus@*g + T2 #hitung T3 print("T1", T1) print("T2",T2) print("T3", T3) print("Sin theta = ", sinus@,"")
#cara 2
#Cara 2 m1 = eval(input("Massa Benda 1 ? ")) m2 = eval(input("Massa Benda 2 ? ")) m3 = eval(input("Massa Benda 3 ? ")) m4 = eval(input("Massa Benda 4 ? ")) g = eval(input("Gravitasi ? ")) sinusa = ((m1+m2+m3)/m4) Matrx=[[1,0,0,m1*sinusa*g],[1,1,0,(2*m1+m2)*sinusa*g],[2,1,1,((2*(2*m1+m2))+m3)*sinusa*g]] #Matrix yg mau di gauss def PrintMatrix(Matrix): #untuk print for i in range(len(Matrix)): for j in range(len(Matrix[i])): print(Matrix[i][j],end="\t") print() def MultiplyRow(Row,Scalar): #untuk kali for i in range(len(Row)): Row[i]=Row[i]*Scalar def AddRow(Matrix,RowNR1,RowNR2,multi=1): #untuk tambah for i in range(len(Matrix[RowNR2])): Matrix[RowNR2][i]+=Matrix[RowNR1][i]*multi def SwitchRow(Matrix,RowNR1,RowNR2): #untuk tukar bufrow=Matrix[RowNR1] Matrix[RowNR1]=Matrix[RowNR2] Matrix[RowNR2]=bufrow return 0 def ZeroRowsBelow(Matrix,RowNR,CollumnNR): #untuk menghindari eror 0 for i in range(len(Matrix)-RowNR-1): if not(Matrix[RowNR][CollumnNR]==0): AddRow(Matrix,RowNR,i+1+RowNR,-float(Matrix[i+1+RowNR][CollumnNR])/Matrix[RowNR][CollumnNR]) #print(i) def SolveMatrix(Matrix): #untuk mensolve #Bring To Row-Echelon Form for i in range(len(Matrex)): ZeroRowsBelow(Matrex,i,i) #Make Row-Echelon 1 for i in range(len(Matrex)): if not(Matrex[i][i]==0): MultiplyRow(Matrex[i],1./Matrex[i][i]) #diulang lagi for i in range(len(Matrex)): for j in range(i): if not(Matrex[i][i]==0): AddRow(Matrex,i,j,-float(Matrex[j][i])/Matrex[i][i]) def IsRRowEchelon(Matrix): #cek selsai for i in range(len(Matrix)): pos=[1,0] if not(Matrix[i][i] in pos): return 0 return 1 def CheckForEqualRows(Matrix):#cek nilai newlist=[] for i in Matrix: if i not in newlist: newlist.append(i) return newlist MatrixNew=[] for j in range(len(Matrex)): RowNew=[] for i in range(len(Matrex[j])): RowNew.append(Matrex[j][i]) MatrixNew.append(RowNew) Matrex=MatrixNew PrintMatrix(Matrex) print() while True: SolveMatrix(Matrex) Matrex=CheckForEqualRows(Matrex) if IsRRowEchelon(Matrex): break PrintMatrix(Matrex)#print matrix print("") print("Solusinya") print("T1 = ",Matrex[0][3]) print("T2 = ",Matrex[1][3]) print("T3 = ",Matrex[2][3]) print("Sin Theta = ",Matrex[0][3]/(m1*g))
3B
cd=eval(input("drag coefficient: ")) #input coef drag Vawal=0 #kondisi diam m=eval(input("mass (kg): ")) #massa a=eval(input("acceleration (m/s^2): ")) #perc Vakhir=eval(input("top speed (m/s): ")) #vtop fdrag=(cd*Vakhir**(3/2))/m #gayagesek Ftotal=a-fdrag Atotal = Ftotal #dibagi m t=(Vakhir-Vawal)/Atotal #hitung waktu print("Waktu untuk mencapai Vakhir: ",t, "detik")
Video Muhasabah
Tugas 30 Oktober 2019 def derivative_velocity(acc, vfinal): #Function return (9.8*sina-(1/2)*(1/m)*(cd)**(3/2)-miu*9.8) cd=eval(input("drag coefficient: ")) #input coef drag miu = eval(input("friction coef: ")) Vinitial=0 #stationary condition sina = 0.5 m=eval(input("mass (kg): ")) #mass accceleration=eval(input("acceleration (m/s^2): ")) #perc Vakhir=eval(input("top speed (m/s): ")) #vtop xawal = 0 #boundary condition x awal soal yinit = 0 #boundary condition y awal soal x = Vfinal #the asked x h = 1 #delta used number = (int)((x - xawal)/h) calculate the increment for i in range(1, angka + 1): k1 = h * Derivative_velocity(xawal, yinit) #runge kutta formula k2 = h * Derivative_velocity(xawal + 0.5 * h, yinit + 0.5 * k1) k3 = h * Derivative_velocity(xawal + 0.5 * h, yinit + 0.5 * k2) k4 = h * Derivative_velocity(xawal + h, yinit + k3) yinit = yinit + (1 / 6.0)*(k1 + 2 * k2 + 2 * k3 + k4) sum value of k1,k2,k3,k4 to the nwe y' and divide it xawal = xawal + h #sum xawal increase delta h print("time needed", yinit,"second")
Tugas [30 Oktober]
def TurunanKec(perc, vakir): #Fungsi
return (9.8*sina-(1/2)*(1/m)*(cd)**(3/2)-miu*9.8)
cd=eval(input("drag coefficient: ")) #input coef drag miu = eval(input("koef gesek: ")) Vawal=0 #kondisi diam sina = 0.5 m=eval(input("mass (kg): ")) #massa percepatan=eval(input("acceleration (m/s^2): "))
#perc
Vakhir=eval(input("top speed (m/s): "))
- vtop
xawal = 0 #boundary condition x awal soal yinit = 0 #boundary condition y awal soal x = Vakhir #nilai x yang ditanya h = 1 #delta yang digunakan angka = (int)((x - xawal)/h) #menghitung jumlah increment yg diperlukan for i in range(1, angka + 1):
k1 = h * TurunanKec(xawal, yinit) #rumus runge kutta k2 = h * TurunanKec(xawal + 0.5 * h, yinit + 0.5 * k1) k3 = h * TurunanKec(xawal + 0.5 * h, yinit + 0.5 * k2) k4 = h * TurunanKec(xawal + h, yinit + k3) yinit = yinit + (1 / 6.0)*(k1 + 2 * k2 + 2 * k3 + k4) #menjumlahkan nilai k1,k2,k3,k4 ke y' yang baru dan membaginya xawal = xawal + h #menambahkan xawal besarkan delta h
print("waktu yang dibutuhkan", yinit,"sekon")
Pertemuan ke-10 6 November 2019
Pada pertemuan kali ini kita belajar bagaimana cara untuk berpikir dengan benar. metode numerik merupakan salah satu tools untuk membuat kita berpikir lebih baik. Pada kelas hari ini pak DAI menyampaikan pesan bahwa menyelesaikan masalah dimulai dengan mengetahui apa masalahnya terlebih dahulu, bukan hanya diketahui, ditanya, dijawan dan mencocokkan persamaan-persamaan yang ada.Kami diharapkan menjadi sarjana yang mampu merumuskan masalah ddan menyusun solusinya. Sebelum menyelesaikan suatu permaalahan dengan metode numerik, pertama-tama kita perlu memahami permasalahannya terlebih dahulu. Metode numerik sudah tersusun secara terstruktur dan dibukukan. namun karena perkembangan teknologi sangat cepat, metode numerik belum bisa untuk mengikuti perkembangan terhadap metode-metode baru yang ada seperti AI (artificial intelligence). menurut pak Dai, mengetahui masalah bukan hanya diketahui ini dan itu saja kemudian memasukkan kedalam persamaan yang sudah ada. Pekerjaan itu merupakan pekerjaan operator. Sebagai mahasiswa teknik mesin kita harus bisa merumuskan dan menyusun masalah menjadi suatu persamaan bukan hanya menerapkan persamaan-persamaan yang sudah ada.
Pertemuan ke-11 13 November 2019
Pada pertemuan kali ini kita mempelajari beberapa proses mengelola data seperti Regresi linier, curve fitting, least square. Lalu kita belajar bagaimana cara menentukan metode tepat untuk membuat suatu grafik dengan pendekatan regresi linier. Kita perlu memahami fenomoena fisiknya terlebih dahulu agar kita bisa memiliki gambaran terhadap grafik yang akan terbentuk. Selain itu, kita juga dapat mengetahui jika ada yang tidak sesuai dengan grafik yang kita buat. Kita juga belajar tentang optimasi. Optimasi merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menentukan nilai minimum dan maksimum dari suatu fungsi, mencari mana yang lebih ideal antar nilai minimum atau maksimumnya. Nilai minimum merupakan error dari fungsi itu sendiri. Optimasi tanpa batasan lebih sulit dibandingkan sebelumnya karena terdapat lebih dari satu variabel. contoh ,fungsi f(x,y) akan berada pada titik optimum bila derivasi pertama nilainyadisamakan dengan nol. Dengan demikian bisa dikatakan variabel x dan y berada pada titik stasioner pada x=xo dan y= yo.