Difference between revisions of "Muhammad Fikri Zulkarnaen"
(→LAPORAN KERJA PRAKTEK PERTAMINA EP CEPU) |
(→LAPORAN KERJA PRAKTEK PERTAMINA EP CEPU) |
||
Line 70: | Line 70: | ||
-gambar pt pertamina persero | -gambar pt pertamina persero | ||
− | PT.P | + | LAPORAN AKHIR KERJA PRAKTEK |
+ | |||
+ | “Peningkatan Efisiensi dan Kualitas Melalui Pengembangan Vendor Lokal di Pertamina EP Cepu Zona 12 JTB” | ||
+ | |||
+ | PT. PERTAMINA EP CEPU | ||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | Disusun Oleh : | ||
+ | Muhammad Fikri Zulkarnaen - 2106730980 | ||
+ | |||
+ | Dosen Pembimbing : | ||
+ | Dr. Ir. Ahmad Indra Siswantara | ||
+ | |||
+ | Mentor : | ||
+ | Ferdy Muhammad Zakhrifady | ||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | TEKNIK PERKAPALAN | ||
+ | DEPARTEMEN TEKNIK MESIN | ||
+ | FAKULTAS TEKNIK | ||
+ | UNIVERSITAS INDONESIA | ||
+ | |||
+ | |||
+ | KATA PEGANTAR | ||
+ | Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menjalankan kegiatan Kerja Praktik di PT. Pertamina EP Cepu pada tanggal 22 Juli – 22 Sept 2024 (40 Hari Kerja) serta dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik ini. | ||
+ | Dengan selesainya masa kerja praktik dan laporan Kerja Praktek ini, penulis mendapatkan banyak sekali ilmu praktikal untuk bekal kerja dimasa yang akan datang. Penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses kerja praktik dan penulisan laporan ini, yaitu kepada : | ||
+ | |||
+ | 1. Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat-Nya; | ||
+ | 2. Keluarga penulis yang selalu memberikan dukungan dan doa sehingga penulis dapat melakukan kerja praktik di Pertamina EP Cepu dengan lancar; | ||
+ | 3. Dr.Ir. Ahmad Indra Siswantara selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktik; | ||
+ | 4. Bapak Alit yulianto beserta Manajer HCBP , selaku Human Capitsal yang memberikan pintu kesempatan untuk menjalankan kerja praktik di Pertamina EP Cepu; | ||
+ | 5. Bapak Ferdy, Bapak Adrian, Bapak Maykel, Bapak Galpina, selaku mentor yang selalu siap membantu dalam menjalankan kerja praktik; | ||
+ | 6. Tim Supply Chain Management Zona 12, serta semua pihak di Pertamina EP Cepu yang telah membantu penulis selama kerja praktek; | ||
+ | |||
+ | Urutan di atas bukan merupakan sebagai tingkatan, tetapi merupakan pihak-pihak yang sangat berjasa dalam membantu penulis menjalani proses kerja praktik dan menyusun laporan ini, baik dalam pemberian saran, ilmu, dan dukungan lainnya. | ||
+ | |||
+ | Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka untuk menerima kritik dan saran yang membangun. Demikian laporan Kerja Praktik ini dibuat semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk banyak pihak. Atas perhatian dan waktunya, penulis mengucapkan terima kasih. | ||
+ | |||
+ | |||
+ | BAB 1 | ||
+ | PENDAHULUAN | ||
+ | 1.1 | ||
+ | Di tengah dinamika industri migas yang terus berkembang, efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan rantai pasokan menjadi elemen vital bagi keberhasilan operasional perusahaan. Pertamina EP Cepu, dengan proyek Jambaran Tiung Biru (JTB) di Zona 12, memainkan peran strategis dalam pengelolaan sumber daya alam Indonesia. Proyek ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi gas alam, tetapi juga berkontribusi terhadap perekonomian lokal melalui pengembangan infrastruktur dan penciptaan lapangan kerja. Salah satu komponen krusial dalam mendukung kesuksesan proyek ini adalah fungsi Supply Chain Management, khususnya dalam bagian Procurement, yang bertanggung jawab atas pengadaan barang dan jasa secara efisien dan tepat waktu. | ||
+ | Fungsi Procurement di JTB memiliki tantangan yang kompleks, termasuk memastikan kualitas produk, menjaga keberlanjutan rantai pasokan, serta mematuhi regulasi dan standar keselamatan yang ketat. Selain itu, peran strategis ini juga mencakup inisiatif untuk mendukung pengembangan vendor lokal, yang tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan operasional, tetapi juga untuk memberdayakan ekonomi lokal dan meningkatkan kapasitas teknis pemasok domestik. Tugas akhir kerja praktek ini berfokus pada analisis mendalam terhadap proses pengadaan di JTB, dengan tujuan untuk mengidentifikasi peluang perbaikan dan optimalisasi. Melalui kajian ini, diharapkan dapat ditemukan solusi inovatif yang dapat meningkatkan efisiensi biaya, memperkuat hubungan dengan pemasok, serta mendukung implementasi green procurement yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam upaya Pertamina EP Cepu untuk mencapai kinerja operasional yang unggul, selaras dengan visi perusahaan untuk menjadi perusahaan energi kelas dunia. | ||
+ | 1.2 Lingkup Kerja | ||
+ | Lingkup kerja penulis dalam menjalankan program kerja praktik adalah sebagai berikut : | ||
+ | a. Perusahaan : PT. Pertamina EP Cepu | ||
+ | b. Direktorat : Pertamina EP Cepu Zona 12 | ||
+ | c. Fungsi : Supply Chain Management | ||
+ | d. Divisi : Procurement | ||
+ | |||
+ | e. Periode : 22 Juli 2024 – 22 september 2024 | ||
+ | f. Fokus Kajian : Optimalisasi Vendor Lokal | ||
+ | 1.3 Rumusan Masalah | ||
+ | Bagaimana pengaruh vendor lokal terhadap jejak emisi karbon ? | ||
+ | Apa keunggulan vendor nasional dibanding vendor lokal sehingga menyebabkan vendor lokal tidak mampu bersaing dari segi kualitas ? | ||
+ | Apa manfaat dilakukannya optimasi vendor lokal/daerah terhadap pelaksanaan green procurement di ligkup Pertamina EP Cepu Zona 12 ? | ||
+ | 1.4 Batasan Masalah | ||
+ | Parameter yang digunakan hanya sebatas Data dan Angka/Nilai | ||
+ | Grafik yang dihasilkan merupakan hasil dari analisis yang dilakukan melalui data yangdiberikan dan harus dilengkapi dengan Data lain yang Valid | ||
+ | Analisis dilakukan hanya dalam lingkup proses pengadaan pada PT. Pertamina EP Cepu Zona 12 | ||
+ | Semua perhitungan masih dalam bentuk asumsi dan disesuaikan dengan data yang didapatkan | ||
+ | Lokasi Vendor bedasarkan alamat yang didaftarkan pada CIVD SKK MIGAS | ||
+ | Hasil Akhir merupakan gambaran perbandingan perhitungan emisi karbon yang dihasilkan baik dari Vendor nasional maupun vendor lokal | ||
+ | 1.5 Tujuan | ||
+ | Untuk menghitung perbandingan emisi karbon yang dihasilkan oleh vendor nasional maupun vendor lokal | ||
+ | Untuk menentukan program kerja yang dapat diwujudkan dengan implementasi Green Procurement/Green Supply Chain | ||
+ | Untuk membantu pengurangan hasil emisi karbon sesuai dengan implementasi Green Procurement | ||
+ | 1.6 Manfaat | ||
+ | Penelitian yang dilakukan memiliki beberapa manfaat untuk penulis, Perusahaan, dan pembaca, diantaranya sebagai berikut : | ||
+ | |||
+ | 1. Bagi penulis | ||
+ | |||
+ | a. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang proses pengadaan barang/jasa pada Subholding Upstream Pertamina Regional 4 Zona 12 | ||
+ | b. Menambah keterampilan mengenai perhitungan emisi karbon | ||
+ | c. Menambah pengetahuan seputar Green Procurement yang akan dilakukan pada proses pengadaan melalui vendor lokal maupun vendor nasional | ||
+ | 2. Bagi perusahaan | ||
+ | a. Mengetahui gambaran secara general terhadap hasil emisi karbon yang diakibatkan oleh pengiriman melalui perbandingan perhitungan kadar emisi karbon vendor lokal maupun vendor nasional. | ||
+ | b. Memulai program green procurement sehingga dapat meningkatkan peran vendor lokal dalam open tender di waktu mendatang. | ||
+ | c. Mempunyai rekomendasi kegiatan yang dapat dilaksanakan untuk mendukung/memulai program green procurement | ||
+ | 3. Bagi pembaca | ||
+ | a. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang green procurement di lingkungan Upstream, mengetahui contoh perbandingan karbon yang dihasilkan melalui pengiriman barang dengan perbandingan jarak yang didapat, mengetahui kegiatan yang dapat d iimplementasikan dalam rangka mendukung program green procurement. | ||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | BAB II | ||
+ | PROFIL PERUSAHAAN | ||
+ | 2.1 Gambaran Umum Perusahaan | ||
+ | |||
+ | PT Pertamina Hulu Energi atau disingkat PHE merupakan pengelola bisnis dan operasional kegiatan usaha hulu migas dibawah PT Pertamina (Persero) di Indonesia (Subholding Upstream). | ||
+ | |||
+ | |||
+ | Kegiatan usaha Pertamina pada sektor hulu meliputi antara lain aktivitas eksplorasi serta produksi minyak, dan gas bumi, dengan cakupan seluruh wilayah kerja Pertamina di dalam maupun di luar negeri (overseas). PHE saat ini secara total memiliki 68 anak perusahaan yang terdapat di dalam dan luar negeri. | ||
+ | |||
+ | 2.2 Struktur Organisasi Perusahaan | ||
+ | Gambar 2. 2 Struktur Organisasi Pertamina Hulu Energi | ||
+ | |||
+ | Gambar 2. 3 Logo Pertamina EP Cepu 1 | ||
+ | Gambar 2. 3 Logo Pertamina EP Cepu | ||
+ | PT Pertamina EP Cepu atau PEPC merupakan pengelola bisnis dan operasional kegiatan usaha hulu migas regional 4 Indonesia Timur , PT Pertamina EP Cepu merupakan regional yang memegang kendali atas Wilayah Kerja Zona 11, Zona 12, Zona 13 dan Zona 14 | ||
+ | Zona 12 terbagi menjadi 2 wilayah kerja yaitu Banyu Urip dan Jambaran-Tiung Biru, Banyu Urip dikelola oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), dan Jambaran Tiung Biru Dikelola secara mandiri oleh PT Pertamina EP Cepu Zona 12, dengan Full Capacity saat ini mencapai 192 MMSCFD | ||
+ | |||
+ | 2.3 Visi Dan Misi Perusahaan | ||
+ | |||
+ | Sebagai perusahaan, PT Pertamina EP Cepu memiliki visi dan misi sebagai tujuan dan arahan dalam menjalankan opersional bisnisnya. Adapun Visi dan Misi yang dimiliki PT. Pertamina EP Cepu adalah sebagai berikut : | ||
+ | • Visi : Menjadikan Perusahaan Minyak dan Gas Bumi Kelas Dunia | ||
+ | |||
+ | • Misi : Melaksanakan pengelolaan operasi dan portofolio usaha sektor Hulu minyak dan gas bumi secara profesional dan berdaya laba tinggi serta memberikan nilai tambah bagi stakeholders. | ||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | 2.4 Struktur Organisasi Fungsi Supply Chain Management Zona 12 | ||
+ | |||
+ | |||
+ | Gambar 2.4 Organisasi Fungsi Supply Chai 1 | ||
+ | Gambar 2.4 Organisasi Fungsi Supply Chain Management Zona 12 | ||
+ | Fungsi Supply Chain Management Zona 12 adalah fungsi yang secara garis besar bertanggung jawab dalam proses pengadaan (procurement), menyeleksi vendor dengan peroses pelelangan, validasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), menilai performa vendor, proses dan pendataan barang masuk dan keluar serta pemenuhan kebutuhan yang baik di kantor(office) maupun field. | ||
+ | |||
+ | Fungsi Supply Chain Management Zona 12 bertanggung jawab penuh atas seluruh pengadaan dan kebutuhan lapangan Gas Jambaran Tiung Biru | ||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | BAB III | ||
+ | LANDASAN TEORI | ||
+ | 3.1 Landasan Teori | ||
+ | Seluruh proses pengadaan barang dan jasa di subholding upstream dilakukan oleh divisi procurement yang menjadi bagian dari Fungsi Supply Chain Managament PT. Pertamina EP Cepu Zona 12 | ||
+ | 3.1.1 Landasan Dan Pedoman | ||
+ | Seluruh proses pengadaan pada subholding upstream memiliki landasan dan pedoman yang sama yaitu bedasarkan PTK 007 ( Revisi 5) dan Petunjuk pelaksanaan pengadaan barang dan jasa. | ||
+ | |||
+ | Gambar 3.1 Buku PTK 007 Revisi 5 1 | ||
+ | Gambar 3.1 Buku PTK 007 Revisi 5 | ||
+ | |||
+ | Gambar 3.2 Juklak Pengadaan Barang dan J 1 | ||
+ | Gambar 3.2 Juklak Pengadaan Barang dan Jasa | ||
+ | |||
+ | Divisi Procurement bertanggung jawab atas seluruh pengadaan dari pemilihan vendor hingga evaluasi kontrak serta nilai TKDN(Tingkat Kompetensi Dalam Negeri) | ||
+ | 3.1.2 Alur Proses Pengadaan | ||
+ | |||
+ | |||
+ | Gambar 3.3 Alur proses pengadaan di Zona 1 | ||
+ | Gambar 3.3 Alur proses pengadaan di Zona 12 | ||
+ | |||
+ | Alur Proses Pengadaan oleh divisi Procurement PT. Pertamina EP Cepu zona 12 | ||
+ | 1. Pra-Tender | ||
+ | Dalam tahap ini, ketua tender melengkapi dokumen pengadaan barang dan jasa seperti Purchase Requisition (PR), Rencana Kerja dan Syarat (RKS), Owner Estimate (OE) atau Harga Perkiraan Sendiri (HPS), dll. Purchase Requisition (PR) adalah dokumen permohonan pembelian yang dibuat sebelum melakukan pembelian barang/jasa tersebut. Rencana Kerja dan Syarat (RKS) adalah dokumen penting dalam pengadaan barang atau jasa yang berisi ketentuan teknis dan administratif yang harus diikuti. Owner Estimate (OE) atau Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah perkiraan harga pengadaan barang atau jasa yang telah dianalisis secara profesional dan disahkan oleh pihak berwenang. | ||
+ | |||
+ | 2. Pengumuman Pre-Qualification di CIVD | ||
+ | Setelah dokumen telah lengkap disiapkan oleh ketua tender, maka selanjutnya dilakukan pengumuman PQ di CIVD untuk memberitahu akan dilaksanakannya kegiatan tender. | ||
+ | |||
+ | 3. Proses Pre-Qualification (PQ) | ||
+ | Dalam proses ini ketua tender dapat mengetahui berapa banyak vendor yang berhasil mendaftar dari CIVD dan siap mengikuti kegiatan tender yang akan berlangsung. | ||
+ | |||
+ | 4. Pre-Bid | ||
+ | Dalam proses Pre-Bid dilakukannya pemberitahuan informasi terkait dengan dokumen yang harus diserahkan vendor kepada ketua tender dan tenggat waktu pengumpulan dokumen tersebut yang harus diikuti oleh para vendor peserta tender. Jika peserta tender tidak mengumpulkan dokumen yang diminta pada tenggat waktu yang sudah ditentukan maka dianggap gugur dalam kegiatan tender. | ||
+ | |||
+ | 5. Pembukaan Dokumen Penawaran | ||
+ | Selanjutnya jika sudah mencapai tenggat waktu yang ditentukan, maka dilakukan proses pembukaan dokumen penawaran. | ||
+ | |||
+ | 6. Evaluasi Penawaran | ||
+ | Dalam tahap ini terjadi perhitungan untuk memeringkat pemenang dengan mempertimbangkan harga, tingkat komponen dalam negeri (TKDN), kesesuaian barang/jasa, dan kelengkapan dokumen yang dikumpulkan. Hasil dari tahapan ini adalah Hasil Evaluasi Penawaran (HEP), tetapi hasil tersebut belum Valid karena harus melalui proses selanjutnya. | ||
+ | |||
+ | 7. Negosiasi Harga | ||
+ | Dalam tahapan ini dilakukan untuk mendapatkan harga yang terbaik dari para peserta tender. Jika ada perubahan harga, maka akan dilakukan pemeringkatan ulang untuk mendapatkan Hasil Evaluasi Penawaran (HEP). Hasil tersebut sudah bersifat Valid. | ||
+ | |||
+ | 8. Usulan Penetapan Calon Pemenang | ||
+ | Selanjutnya dilakukannya usulan penetapan calon pemenang secara internal dari ketua tender. | ||
+ | |||
+ | 9. Pengumuman Pemenang | ||
+ | Dalam tahap ini, pemenang dari rangkaian tender ini diumumkan kepada seluruh peserta tender, baik yang menang maupun yang kalah. Dan diberikan waktu sebelum ke tahapan Penunjukan Pemenang untuk kepada peserta tender yang belum menang bisa melakukan sanggah. Namun sanggahan tersebut harus dapat dibuktikan kebenarannya, jika tidak maka peserta tender tersebut akan dikenakan sanksi yang diatur dalam PTK 007 | ||
+ | |||
+ | 10. Penunjukan Pemenang | ||
+ | Jika tidak ada sanggahan dari peserta tender, maka proses selanjutnya yaitu penunjukan pemenang dari ketua tender. | ||
+ | |||
+ | 11. Pre-Order dan Kontrak | ||
+ | Setelah itu bisa dilakukan Pre-Order dan juga penandatangan kontrak dengan waktu yang sudah ditentukan sejak awal. | ||
+ | |||
+ | 3.1.3 Tata Waktu Pelaksanaan Tender | ||
+ | • Untuk proses pengadaan barang yaitu 60 hari kerja | ||
+ | • Untuk Proses Pengadaan Service/Jasa yaitu 120 hari kerja | ||
+ | |||
+ | Jenis Dokumen | ||
+ | • 1 Sampul yaitu Semua dokumen tender, baik administrasi, teknis, maupun harga, dimasukkan dalam satu sampul yang sama dan diserahkan kepada panitia pengadaan. | ||
+ | |||
+ | • 2 Sampul yaitu Proses Dokumen tender dibagi menjadi dua sampul | ||
+ | |||
+ | 1. Sampul 1: Berisi dokumen administrasi dan teknis. | ||
+ | 2. Sampul 2 : Berisi penawaran harga | ||
+ | |||
+ | 3.1.4 Latar Belakang | ||
+ | Dalam Dunia Migas, Terdapat istilah KKKS / Kontraktor Kontrak Kerjasama, yang merujuk pada perusahaan-perusahaan yang bekerja sama dengan pemerintah Indonesia, melalui SKK Migas, untuk melakukan eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi. K3S ini bertanggung jawab atas kegiatan operasional di wilayah kerja tertentu dan menjalankan proyek-proyek migas berdasarkan kontrak kerja sama yang telah disepakati dengan pemerintah. Perusahaan-perusahaan K3S ini bisa merupakan perusahaan dalam negeri maupun internasional yang telah mendapatkan izin dari pemerintah untuk beroperasi di Indonesia. | ||
+ | Dalam dunia procurement (pengadaan) di industri migas, terutama di Pertamina, proses ini sangat penting karena melibatkan pembelian/pengadaan barang dan jasa yang diperlukan untuk mendukung operasi migas, mulai dari eksplorasi hingga produksi. | ||
+ | Procurement di Pertamina mengikuti prosedur yang ketat, mulai dari perencanaan kebutuhan, penyusunan anggaran, seleksi vendor melalui tender terbuka , hingga kontrak dan pengawasan pelaksanaan. Salah satu aspek penting dalam procurement ini adalah penggunaan Centralized Integrated Vendor Database (CIVD) yang memastikan bahwa hanya vendor yang terverifikasi dan berkualitas yang dapat berpartisipasi dalam proses pengadaan | ||
+ | Selain Centralized Integrated Vendor Database (CIVD), terdapat platform dan metode lainnya yang dapat digunakan diantara lain PaDi(pasar digital UMKM Indonesia), IOG, Swakelola | ||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | 3.1.5 Aplikasi dan Website Yang Digunakan Untuk Proses Pengadaan Barang dan Jasa | ||
+ | |||
+ | 1. CIVD (Centralized Integrated Vendor Database) | ||
+ | CIVD Migas Merupakan CIVD merupakan platform terpusat yang dirancang untuk mengintegrasikan seluruh data vendor yang terlibat dalam industri migas, sehingga memudahkan proses seleksi, evaluasi, dan monitoring kinerja vendor secara lebih efektif. | ||
+ | |||
+ | 2. IOG e-Commerce | ||
+ | menampilkan produk-produk unggulan dari para penyedia barang dan jasa yang telah bekerja sama dengan KKKS, dan terdaftar di Centralized Integrated Vendor Database (CIVD) | ||
+ | |||
+ | 3. PaDi UMKM | ||
+ | platform digital yang dirancang untuk memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Diciptakan oleh BUMN, Padi UMKM bertujuan untuk mempertemukan UMKM dengan berbagai perusahaan besar dalam ekosistem BUMN, sehingga UMKM dapat memperluas akses pasar dan meningkatkan daya saing UMKM. | ||
+ | |||
+ | 3.1.6 Nilai Kontrak Zona 12 | ||
+ | |||
+ | Gambar 3.4 Nilai Kontrak Zona 12 1 | ||
+ | Gambar 3.4 Nilai Kontrak Zona 12 | ||
+ | |||
+ | Pada Zona 12 Terdapat beberapa klasifikasi nilai kontrak dan klasifikasi aplkasi serta preferensi Vendor, untuk kontrak : | ||
+ | 1. Untuk nilai kontrak sampai dengan 50 miliar wajib menggunakan aplikasi CIVD ( Centralized Integrated Vendor Database) | ||
+ | 2. Untuk Kontrak dibawah 10 Miliar wajib menggunakan CIVD dan diprioritaskan menggunakan vendor lokal | ||
+ | 3. Untuk kontrak dibawah 200 juta direkomendasikan pmenggunakan PaDi atau sistem tunjuk langsung (low value purchase ordr) | ||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | 3.1.7 Batasan Masalah | ||
+ | 1. Parameter yang digunakan hanya sebatas Data dan Angka/Nilai | ||
+ | 2. Grafik yang dihasilkan merupakan hasil dari analisis yang dilakukan melalui data yang diberikan dan harus dilengkapi dengan Data lain yang Valid | ||
+ | 3. Analisis dilakukan hanya dalam lingkup proses pengadaan pada PT. Pertamina EP Cepu Zona 12 | ||
+ | 4. Semua perhitungan masih dalam bentuk asumsi dan disesuaikan dengan data yang didapatkan | ||
+ | 5. Lokasi Vendor bedasarkan alamat yang didaftarkan pada CIVD SKK MIGAS | ||
+ | 6. Hasil Akhir merupakan gambaran perbandingan perhitungan emisi karbon yang dihasilkan baik dari Vendor nasional maupun vendor lokal | ||
+ | 3.1.8 Rumusan Masalah | ||
+ | |||
+ | Gambar 3.5 Rumusan Masalah 1 | ||
+ | Gambar 3.5 Rumusan Masalah | ||
+ | Untuk kontrak dengan nilai di bawah Rp 10 miliar, Pertamina dan perusahaan migas lainnya cenderung memprioritaskan vendor lokal. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian lokal dan memberdayakan usaha kecil dan menengah (UMKM). | ||
+ | Vendor lokal harus menunjukkan bukti bahwa mereka adalah entitas lokal yang terdaftar dan beroperasi sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. | ||
+ | |||
+ | Gambar 3.6 Dokumen yang dibutuhkan 1 | ||
+ | |||
+ | BAB IV | ||
+ | |||
+ | ANALISA DAN HASIL | ||
+ | |||
+ | 4.1.1 Data Pengadaan 1 Tahun | ||
+ | |||
+ | |||
+ | Gambar 4.1.1 Gambar Nilai Pengadaan 1 | ||
+ | |||
+ | Dari Data daftar pengadaan diatas, terdapat data bahwa terdapat 98 paket tender yang diadakan dan diselesaikan oleh Divisi Procurement PT. Pertamina EP Cepu zona 12. | ||
+ | |||
+ | Dengan nilai kontrak total sebesar 631 miliar dan rata-rata tender processing time yaitu untuk barang 33 hari kerja dan jasa 42 hari kerja. | ||
+ | |||
+ | Untuk pembinaan lokal yaitu sebessar 31 miliar, dan nilai Kontrak Low Value Purchase Order sebesar 490 juta dari 12 LVPO | ||
+ | |||
+ | Dari data diatas, pebandingan nilai Total kontrak dengan nilai pengadaan vendor lokal berbanding 1 : 10 | ||
+ | |||
+ | 4.1.2 Jumlah Vendor Lokal Provinsi Dari Data SKK Migas | ||
+ | |||
+ | Gambar 4.1.2 Jumlah Vendor Lokal (Provin 1 | ||
+ | Dari data tersebut, didapatkan hasil Mengenai Jumlah vendor lokal di Provinsi Jawa Timur | ||
+ | Sebanyak 1774 Vendor Jawa Timur terdaftar dalam Penyedia Barang dan Jasa (PBJ) Vendor di Provinsi Jawa Timur, sebanyak 673 Vendor memiliki SPDA yang berlaku dari 2024 – 2026 | ||
+ | Dari Presentase Data jumlah terdaftar dengan jumlah vendor yang memiliki SPDA yang masih aktif, hanya sekitar 35 % Vendor yang dapat mengikuti open tender di tahun 2024 – 2025 | ||
+ | |||
+ | 4.1.3 Kegiatan Pendukung Pengembangan Vendor Lokal | ||
+ | 1. Vendor Day | ||
+ | |||
+ | Gambar 4.1.3 Kegiatan Vendor Day 1 | ||
+ | Vendor Day merupakan kegiatan sosialisasi berupa seminar yang Setiap tahun diadakan secara luring oleh PT. Pertamina EP Cepu Zona 12 dalam rangka meningkatkan pengetahuan umum mengenai dunia Migas dan khususnya untuk vendor lokal yang baru berdiri | ||
+ | Mekanisme pelaksanaan Vendor day dilaksanakan dengan melakukan kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk menyebarkan undangan kepada Vendor-Vendor lokal di Provinsi Jawa Timur. | ||
+ | Pada tahun 2023, dari 276 total undangan yang disebar, vendor lokal yang datang sekitar 129 vendor, atau sekitar 46% dari undangan | ||
+ | 2. Coaching Day | ||
+ | |||
+ | Gambar 4.1.4 Kegiatan Coaching Day 1 | ||
+ | |||
+ | Coaching Day merupakan kegiatan pelatihan yang diadakan oleh Regional 4 Pertamina EP Cepu yang diadakan dalam rangka untuk meningkatkan pengetahuan serta sertifikasi berkas dan dokumen yang harus dipersiapkan untuk mendukung vendor lokal dalam berpartisipasi dalam kegatan open tender di tingkat zona maupun regional | ||
+ | Pada kegiatan Coaching Day dilakukan pemaparan mengenai sertifikasi dan dokumen yang harus dipersiapkan apabila vendor tertarik untuk mengikuti open tender. diantara lain dokumen SPDA, CSMS dan mendaftarkan perusahaannya dalam sistem CIVD yang dibuat oleh SKKMIGAS. Dalam Coaching day, Pertamina EP Cepu mengundang pihak lainnnya, diantara lain OSS (Perizinan Usaha), PUPR (Konstruksi), SKK MIGAS (CIVD), Bea Cukai (kepabeanan) | ||
+ | |||
+ | 4.1.4 Analisis masalah Vendor Lokal | ||
+ | |||
+ | Gambar 4.1.5 Permasalahan yang muncul 1 | ||
+ | Gambar diatas merupakan klasifikasi masalah yang terjadi apabila vendor local dipilih sebagai pemenang tender dan memegang kendali atas kontrak tersebut, banyaknya masalah, kurangnya pemahaman mengenai dunia eksplorasi dan dokumen yang tidak lengkap menyebabkan kurangnya peran vendor lokal sangat minim pada proses pengadaan yang diadakan oleh PT. Pertamina EP Cepu zona 12 | ||
+ | |||
+ | Gambar 4.1.6 Alasan menggunakan Vendor L 1 | ||
+ | Gambar diatas merupakan alasan mengapa vendor lokal tetap harus dibina, selain memberdayakan Masyarakat lokal, PT. Pertamina EP Cepu juga dapat mendukung proses Green Procurement melalui pengembangan tenaga kerja lokal, dan dengan asumsi apabila vendor lokal terpilih, pengiriman barang akan lebih dekat sehingga dapat mengurangi resiko penghasil karbon dioksida (CO2). | ||
+ | |||
+ | 4.1.5 Daftar Pengadaan Tahun 2023 | ||
+ | Pada Proses pengadaan tahun 2023, terdapat total 85 data kontrak pengadaan yang dilakukan oleh PT Pertamina EP Cepu Zona 12 baik dari vendor nasional maupun vendor lokal | ||
+ | |||
+ | Gambar 4.1.7 Klasifikasi Jumlah dan Jeni 1 | ||
+ | Pada tahun 2023 terdapat total 85 proses pengadaan, dari 85 kontrak tersebut terbagi kedalam 2 jenis yaitu pengadaan barang dan pengadaan jasa | ||
+ | • Untuk pengadaan jasa terdapat 28 Kontrak | ||
+ | • Untuk pengadaan barang terdapat 57 Kontrak | ||
+ | |||
+ | Dari 85 kontrak pengadaan tersbut, berikut klasifikasi perbandingan kontrak Vendor Lokal dengan Vendor Nasional | ||
+ | |||
+ | Gambar 4.1.8 Perbandingan Kontrak Vendor 1 | ||
+ | Bedasarkan data diatas, Presentase data Vendor lokal yang memiliki kontrak pengadaan tingkat Provinsi sekitar 30 % | ||
+ | 4.1.6 Analisa Hubungan Green Procurement dengan Implementasi pengembangan vendor lokal | ||
+ | Green procurement adalah proses pengadaan barang dan jasa yang menekankan pada pemilihan produk yang memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah sepanjang siklus hidupnya. Ini melibatkan pemilihan produk yang lebih efisien dalam penggunaan sumber daya, lebih sedikit menghasilkan limbah, mengandung bahan yang dapat didaur ulang, dan dihasilkan melalui proses produksi yang ramah lingkungan. Tujuan utama dari green procurement adalah untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan sambil mendukung pembangunan berkelanjutan (Brammer, S., & Walker, H. 2011) | ||
+ | Langkah ini sejalan dengan upaya industri migas untuk mengurangi dampak lingkungan, mendukung keberlanjutan, serta mematuhi regulasi yang semakin ketat terkait emisi dan perlindungan lingkungan. Green procurement membantu perusahaan migas untuk memenuhi tanggung jawab sosial mereka serta menjaga efisiensi operasional. | ||
+ | Pemilihan Vendor lokal dapat diartikan sebagai implementasi green procurement, selain mendukung vendor lokal berkembang, pengurangan emisi yang diakibatkan pengiriman dapat berkurang seiring dengan jarak tempuh kendaraan yang lebih dekat dengan lokasi wilayah kerja. | ||
+ | Berikut merupakan daftar provinsi penyedia barag/jasa yang memiliki kontrak melalui data yang didaftarakan pada CIVD | ||
+ | |||
+ | Gambar 4.1.9 Provinsi penyedia Barang da 1 | ||
+ | Dari data gambar diatas diketahui bahwa dari 86 kontrak tersebut terbagi ke dalam beberapa Provinsi yaitu : | ||
+ | 1. DKI JAKARTA dengan kontrak sebanyak 48 Kontrak | ||
+ | 2. JAWA BARAT dengan kontrak sebanyak 6 Kontrak | ||
+ | 3. BANTEN dengan kontrak sebanyak 5 kontrak | ||
+ | 4. JAWA TIMUR dengan kontrak sebanyak 26 Kontrak | ||
+ | |||
+ | 4.1.7 Analisis Perhitungan Emisi Karbon | ||
+ | Perhitungan kadar penghasil karbon menggunakan Carbon Calculator melalui website https://m.lindungihutan.com/imbangi/jejak-karbon/. | ||
+ | |||
+ | Gambar 4.2.1 Aplikasi lindungihutan | ||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | www.lindungihutan.com merupakan Website perhitungan emisi karbon dioksida yang dalam laporan ini dijadikan sebagai tools perhitungan untuk menghitung jumlah karbon dioksida yang dilakukan oleh pengiriman barang melalui vendor. | ||
+ | Perhitungan yang dilakukan menggunakan Carbon Calculator memiliki Template yang sama diantara lain : | ||
+ | • Perhitungan menggunakan kendaraan mobil diesel | ||
+ | • Jarak tempuh sesuai dengan Jarak Provinsi dengan posisi Kabupaten lokasi Jambaran Tiung-Biru secara general yang didapatkan melalui aplikasi google maps | ||
+ | • Jumlah pengirim barang 2 orang | ||
+ | • Frekuensi pengiriman barang 1 Hari/Minggu | ||
+ | |||
+ | Gambar 4.2.2 Template Perhitungan 1 | ||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | 4.1.8 Perhitungan Emisi Karbon Dari Setiap Provinsi | ||
+ | |||
+ | Setelah mengetahui jumlah kontrak, klasifikasi kontrak, dan Lokasi vendor dari kontrak, maka Langkah selanjutnya adalah menghitung jejak karbon yang dihasilkan dari proses pengiriman barang/jasa, perhitungan diambil melalui Lokasi kantor tempat vendor pemenang kontrak berlokasi. | ||
+ | |||
+ | Gambar 4.2.3 Jarak General Tiap Provinsi 1 | ||
+ | Dari gambar diatas dijelaskan bahwa : | ||
+ | • Provinsi BANTEN memiliki jarak sejauh 792 KM menuju Kabupaten Bojonegoro | ||
+ | • Provinsi JAWA BARAT memiliki jarak sejauh 606 Km menuju Kabupaten Bojonegoro | ||
+ | • Provinsi DKI Jakarta memiliki jarak sejauh 683 KM menuju Kabupaten Bojonegoro | ||
+ | • Provinsi JAWA TIMUR memiliki jarak sejauh 76.2 KM menuju Kabupaten Bojonegoro | ||
+ | Berikut merupakan perhitungan secara general terhadap jumlah karbon dioksida (CO2) dari setiap daerah sesuai dengan data jumlah pengiriman dan jarak lokasi pengiriman | ||
+ | |||
+ | |||
+ | Gambar 4.2.4 Perhitungan emisi Provinsi 1 | ||
+ | |||
+ | Gambar 4.2.5 Perhitungan emisi Provinsi 1 | ||
+ | |||
+ | Gambar 4.2.6 Perhitungan emisi Provinsi 1 | ||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | Gambar 4.2.7 Perhitungan emisi Provinsi 1 | ||
+ | Dari data yang didapat, Total jumlah Kadar emisi karbon yang dihasilkan dari total 85 Kontrak Pengadaan Barang maupun Jasa dalam kurun waktu satu tahun sebesar 260.93 Ton CO2/Tahun | ||
+ | Maka dapat disimpulkan bahwa Vendor lokal memiliki kadar penghasil emisi karbon yang lebih kecil dibanding lokasi pengadaan lain diluar Provinsi Jawa Timur | ||
+ | Ini dibuktikan dengan Presentase Jumlah Kontrak pengadaan dengan jumlah emisi karbon yang dihasilkan, Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten memiliki kadar emisi karbon yang lebih besar walaupun jumlah Kontrak pengadaan hanya sebanyak 5-6 Kontrak, ini disebabkan oleh jarak rute pengiriman yang ditempuh | ||
+ | Dengan rata-rata total emisi yang dihasilkan dari seluruh vendor nasional dalam setiap (1) kontrak pada setiap tahunnya | ||
+ | |||
+ | Total emisi yang dihasilkan dari seluruh vendor nasional dalam setiap (1) kontrak pada setiap tahunnya sebesar 4.3 Ton CO2 /Tahun | ||
+ | |||
+ | |||
+ | 4.1.9 Asumsi Perhitungan Pengurangan Emisi | ||
+ | Lalu apa yang harus dilakukan agar terjadi pengurangan emisi “?” | ||
+ | Bedasarkan data yang dihasilkan, terbukti bahwa Vendor lokal yang berdomisili di Jawa Timur menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah dikarenakan jarak tempuh kendaraan yang lebih pendek. | ||
+ | Dari data kurun waktu satu tahun terakhir, kontrak vendor lokal hanya sebesar 30% atau 26 kontrak dari 85 pengadaan | ||
+ | |||
+ | bagaimana apabila presentase peran vendor lokal di tahun mendatang naik dari 30% menjadi 50% atau setengah dari total seluruh pengadaan “?” | ||
+ | Dengan skema perhitungan yang sama dan jumlah total kontrak yang sama, seberapa besar emisi karbon yang dapat dihilangkan apabila menggunakan vendor lokal ? | ||
+ | dari 85 kontrak apabila dibagi menjadi 50 : 50 maka vendor lokal lebih kurang akan mendapatkan 42 kontrak, dan vendor nasional mendapatkan 43 kontrak | ||
+ | Vendor Nasional | ||
+ | 43 Kontrak dikali dengan rata-rata emisi yang didapatkan melalui vendor nasional yaitu 4.3 Ton CO2/Tahun | ||
+ | 43 kontrak x 4.3 Ton CO2/Tahun = 184.9 Ton CO2/Tahun | ||
+ | Vendor Lokal | ||
+ | 42 Kontrak dikali dengan rata-rata emisi yang didapatkan melalui vendor lokal yaitu 455 Kg CO2/Tahun | ||
+ | 42 kontrak x 455Kg CO2/Tahun = 19.1 Ton CO2/Tahun | ||
+ | Total emisi karbon yang dihasilkan dengan jumlah kontrak yang sama, dan dengan metode perhitungan yang sama adalah sebesar 204 Ton CO2/Tahun | ||
+ | Apabila dibandingkan dengan perhitungan total awal dimana vendor lokal sebesar 30 %, maka total pengurangan CO2/ Tahun sebesar 260 - 204 Ton CO2/Tahun = 56 TON CO2/Tahun Atau dalam bentuk presentase sekitar 21 % | ||
+ | Impelementasi green procurement dalam studi kasus ini terkait dengan pengunaan vendor lokal dalam mendukung dan menekan dampak pencemaran emisi karbon terhadap lingkungan. Pengunaan vendor lokal sejalan dengan upaya dan implementasi green procurement, perhitungan ini dapat dijadikan sebagai salah satu contoh dampak penerapan green procurement dan mendukung keberlanjutan serta turut membantu mematuhi regulasi yang semakin ketat terkait emisi dan perlindungan lingkungan. | ||
+ | |||
+ | BAB V | ||
+ | PENUTUP | ||
+ | 5.1 SOLUSI | ||
+ | COACHING DAY DAN VENDOR DAY merupakan salah satu bentuk implementasi kegiatan yang dilakukan dalam mendukung peran vendor lokal untuk berpartisipasi pada proses pengadaan yang dilakukan oleh PT. Pertamina EP CEPU Zona 12 maupun Regional 4 | ||
+ | Vendor Day dan Coaching Day dijadikan sebagai kegiatan untuk pemberian materi yang digunakan untuk sertifikasi dan sosialisasi terhadap vendor lokal dan diprioritaskan untuk vendor baru. | ||
+ | Selain mengundang lembaga negara seperti OSS, PUPR, SKK MIGAS, dapat turut mengundang Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dimana KLHK dapat memberikan materi terkait green procurement, emisi karbon, dan regulasi yang berkaitan dengan lingkungan sehingga diharapkan vendor lokal dapat turut berpartisipasi melalui proses pengadaan yang diadakan oleh PT. pertamina EP Cepu | ||
+ | Local Vendor Development Program merupakan salah satu implementasi Green Procurement/supply chain di bidang sosial yang dibuat oleh salah satu KKKS. program ini bertujuan untuk memberdayakan manufaktur lokal | ||
+ | Mekanisme pelaksaaan Local Vendor Development Program dengan menjadikan vendor lokal sebagai pihak untuk memproduksi suku cadang barang apabila terjadi kerusakan. KKKS memberikan klasifikasi kepada manufaktur lokal sesuai dengan suku cadang yang dibutuhkan. | ||
+ | Program ini bertujuan untuk memberdayakan manufaktur lokal serta mendukung pengurangan emisi yang disebabkan oleh transport suku cadang apabila dikirimkan melalui original manufacture. | ||
+ | 5.2 KESIMPULAN | ||
+ | • Presentase yang dihasilkan merupakan hasil dari perhitungan menggunakan data yang diberikan | ||
+ | • Hasil Presentase menunjukan bahwa vendor lokal berperan dalam mengurangi hasil kadar emisi karbon yang dihasilkan | ||
+ | • Implementasi Green Procurement dapat dilakukan dengan melakukan kerjasama dengan lembaga Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mendorong partisipasi peran vendor lokal terhadap lingkungan | ||
+ | • Local Vendor Development Program dapat dikembangkan untuk mendukung upaya Green Procurement sehingga dapat membantu memberdayakan masyarakat lokal serta membantu menjaga kadar emisi karbon yang dihasilkan | ||
+ | |||
+ | |||
+ | |||
+ | DAFTAR PUSTAKA | ||
+ | • https://m.lindungihutan.com/imbangi | ||
+ | • https://civd.skkmigas.go.id/index.jwebs;jsessionid=38679B927735B307E3B48B896E4F0C1C | ||
+ | • (Persero), P.P. (no date) Babak Baru, JTB catat produksi full capacity 192 Juta Kaki Kubik per Hari, Pertamina. Available at: | ||
+ | • https://www.pertamina.com/id/news-room/news-release/babak-baru-jtb-catat produksifull-capacity-192-juta-kaki-kubik-perhari#:~:text=Bojonegoro%2C%2029%20Mei%202024%20%E2%80%93%20PT,standar%20kaki%20kubik%20per%20hari | ||
== '''RECAP KERJA PRAKTIK PERTAMINA EP CEPU'''== | == '''RECAP KERJA PRAKTIK PERTAMINA EP CEPU'''== |
Latest revision as of 13:48, 27 September 2024
Introduction Perkenalkan Nama saya Muhammad Fikri Zulkarnaen dari Teknik Perkapalan angkatan 2021, Saya lahir di Jakarta pada 29 Mei 2003, Saya bersekolah di TK Besuki, SMPN 115 Jakarta, SMAN 3 Jakarta
Contents
- 1 LAPORAN KERJA PRAKTEK PERTAMINA EP CEPU
- 2 RECAP KERJA PRAKTIK PERTAMINA EP CEPU
- 3 Resume Pertemuan 26/05/2023
- 4 Optimization & Design of Pressurized Hydrogen Storage
- 5 Design Calculation
- 6 Code For The Design
- 7 Result Of the Code
- 8 3D Model For Hydrogen Storage Design & Optimization
- 9 Conclusion
- 10 Video Presentation of My Conscious Efforts in Numerical Method Learning and Its Application in Hydrogen Storage Design
LAPORAN KERJA PRAKTEK PERTAMINA EP CEPU
Nama : Muhammad Fikri Zulkarnaen
NPM : 2106730980
Dosen Pembimbing : Dr. Ahmad Indra Siswantara
Mentor Pembimbing : Ferdy Muhammad Zakhrifady
Judul Laporan : Peningkatan Efisiensi dan Kualitas Melalui Pengembangan Vendor Lokal Dalam Rangka Penerapan Green Procurement di Pertamina EP Cepu Zona 12
TEKNIK PERKAPALAN
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menjalankan kegiatan Kerja Praktik di PT. Pertamina EP Cepu pada tanggal 22 Juli – 22 Sept 2024 (40 Hari Kerja) serta dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik ini.
Dengan selesainya masa kerja praktik dan laporan Kerja Praktek ini, penulis mendapatkan banyak sekali ilmu praktikal untuk bekal kerja dimasa yang akan datang. Penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses kerja praktik dan penulisan laporan ini, yaitu kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat-Nya;
2. Keluarga penulis yang selalu memberikan dukungan dan doa sehingga penulis dapat melakukan kerja praktik di Pertamina EP Cepu dengan lancar;
3. Dr.Ir. Ahmad Indra Siswantara selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktik;
4. Bapak Alit yulianto beserta Manajer HCBP , selaku Human Capitsal yang memberikan pintu kesempatan untuk menjalankan kerja praktik di Pertamina EP Cepu;
5. Bapak Ferdy, Bapak Adrian, Bapak Maykel, Bapak Galpina, selaku mentor yang selalu siap membantu dalam menjalankan kerja praktik;
6. Tim Supply Chain Management Zona 12, serta semua pihak di Pertamina EP Cepu yang telah membantu penulis selama kerja praktek;
Urutan di atas bukan merupakan sebagai tingkatan, tetapi merupakan pihak-pihak yang sangat berjasa dalam membantu penulis menjalani proses kerja praktik dan menyusun laporan ini, baik dalam pemberian saran, ilmu, dan dukungan lainnya.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka untuk menerima kritik dan saran yang membangun. Demikian laporan Kerja Praktik ini dibuat semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk banyak pihak. Atas perhatian dan waktunya, penulis mengucapkan terima kasih.
INTENTION
Intention merupakan langkah awal dimana ditentukan niat, tujuan yang jelas. Niat dan tujuan ini tergantung dari permasalahan yang akan diselesaikan,Selain itu juga dengan niat yang kuat dapat mendorong penyelesaian permasalahan secara efektif dan efisien. Dalam penyelesaian permalasahan apapun, tujuan utamanya dalam penyelesaian permasalahan apapun adalah untuk mencari Ridho Tuhan yang maha esa (For the sake of God). Intention menjadi bagian penting dalam sebuah kegiatan, dimana semua kegiatan diawali dengan intention itu sendiri supaya tertanam niat yang baik sebelum melakukan semua aktifitas yang ada.Sejak awal hingga akhir saya menjalankan kegiatan kerja praktek ini, selalu saya tanamkan nilai intention dalam diri saya. Membuat saya mengubah mindset saya dari yang hanya sekedar mengerjakan kewajiban, tetapi juga berniat untuk mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya dari tempat kerja praktek dan sebagai cara saya bersyukur atas segala kesempatan yang diberikan oleh Allah SWT. Dengan menerapkan intention dalam diri juga membuat saya menjadi pribadi yang lebih baik, menjadi lebih ikhlas dan ridha dalam menjalankan semua kegiatan
INITIAL THINKING
Pada tahap ini dilakukan pemahaman secara komprehensif tentang permasalahan yang akan diselesaikan.Tahap initial thinking adalah fase eksplorasi di mana individu secara bebas memikirkan dan merenungkan suatu masalah tanpa dibatasi oleh penilaian atau solusi langsung. Ini adalah waktu untuk membiarkan ide-ide mengalir secara bebas, melakukan asosiasi bebas, dan melihat berbagai sudut pandang dari masalah yang ada. Berikut penjelasan lebih detail dalam konteks kerja praktek di Pertamina EP Cepu fungsi Supply Chain Management.
Proposal ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis proses manajemen rantai pasok di Pertamina EP Cepu Zona 12, khususnya dalam proyek Jambaran Tiung Biru. Fokus utama penelitian ini adalah mengkaji efisiensi, efektivitas, serta tantangan yang dihadapi dalam pengadaan barang dan jasa, distribusi material, serta strategi mitigasi risiko di sektor hulu minyak dan gas. Melalui studi ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa rekomendasi untuk optimalisasi proses supply chain management, guna mendukung pencapaian target operasional proyek Jambaran Tiung Biru. selain itu intial thinking akan terbagi kedalam beberapa bagian yaitu
1. Pemahaman terhadap perusahaan tempat pelaksanaan Kerja Praktik
2. Pemahaman terhadap posisi penempatan Kerja Praktik
3.Pemahaman terhadap landasan, pedoman , dan mekanisme proses yang ada
Pada intial thinking ini dilakukan identifikasi masalah, pengumpulan beberapa informasi awal yang relevan terhadap permasalahan yang akan diselesaikan, perumusan setiap permasalahan secara detail. dan dalam proposal ini akan terbagi ke dalam beberapa bagian yaitu :
1. Pemahaman terhadap identifikasi malasah pada divisi SCM
2. Pemahaman akan data yang dibutuhkan untuk menyusun identifikasi masalah
3. melakukan klasifikasi terkait hubungan identifikasi masalah dengan data yang didapatkan serta pedoman dan mekanisme yang ada
sebelum memahami lebih lanjut mengenai PT. pertamina EP Cepu dan divisi procurement, pertama harus memahami keseluruhan perusahaan. perusahaan yang memegang semua holding dan sub holding adalah PT. Pertamina Persero, dibawah PT Pertamina Persero -gambar pt pertamina persero
LAPORAN AKHIR KERJA PRAKTEK
“Peningkatan Efisiensi dan Kualitas Melalui Pengembangan Vendor Lokal di Pertamina EP Cepu Zona 12 JTB”
PT. PERTAMINA EP CEPU
Disusun Oleh : Muhammad Fikri Zulkarnaen - 2106730980
Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Ahmad Indra Siswantara
Mentor : Ferdy Muhammad Zakhrifady
TEKNIK PERKAPALAN DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
KATA PEGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menjalankan kegiatan Kerja Praktik di PT. Pertamina EP Cepu pada tanggal 22 Juli – 22 Sept 2024 (40 Hari Kerja) serta dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik ini.
Dengan selesainya masa kerja praktik dan laporan Kerja Praktek ini, penulis mendapatkan banyak sekali ilmu praktikal untuk bekal kerja dimasa yang akan datang. Penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses kerja praktik dan penulisan laporan ini, yaitu kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat-Nya; 2. Keluarga penulis yang selalu memberikan dukungan dan doa sehingga penulis dapat melakukan kerja praktik di Pertamina EP Cepu dengan lancar; 3. Dr.Ir. Ahmad Indra Siswantara selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktik; 4. Bapak Alit yulianto beserta Manajer HCBP , selaku Human Capitsal yang memberikan pintu kesempatan untuk menjalankan kerja praktik di Pertamina EP Cepu; 5. Bapak Ferdy, Bapak Adrian, Bapak Maykel, Bapak Galpina, selaku mentor yang selalu siap membantu dalam menjalankan kerja praktik; 6. Tim Supply Chain Management Zona 12, serta semua pihak di Pertamina EP Cepu yang telah membantu penulis selama kerja praktek;
Urutan di atas bukan merupakan sebagai tingkatan, tetapi merupakan pihak-pihak yang sangat berjasa dalam membantu penulis menjalani proses kerja praktik dan menyusun laporan ini, baik dalam pemberian saran, ilmu, dan dukungan lainnya.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka untuk menerima kritik dan saran yang membangun. Demikian laporan Kerja Praktik ini dibuat semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk banyak pihak. Atas perhatian dan waktunya, penulis mengucapkan terima kasih.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Di tengah dinamika industri migas yang terus berkembang, efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan rantai pasokan menjadi elemen vital bagi keberhasilan operasional perusahaan. Pertamina EP Cepu, dengan proyek Jambaran Tiung Biru (JTB) di Zona 12, memainkan peran strategis dalam pengelolaan sumber daya alam Indonesia. Proyek ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi gas alam, tetapi juga berkontribusi terhadap perekonomian lokal melalui pengembangan infrastruktur dan penciptaan lapangan kerja. Salah satu komponen krusial dalam mendukung kesuksesan proyek ini adalah fungsi Supply Chain Management, khususnya dalam bagian Procurement, yang bertanggung jawab atas pengadaan barang dan jasa secara efisien dan tepat waktu. Fungsi Procurement di JTB memiliki tantangan yang kompleks, termasuk memastikan kualitas produk, menjaga keberlanjutan rantai pasokan, serta mematuhi regulasi dan standar keselamatan yang ketat. Selain itu, peran strategis ini juga mencakup inisiatif untuk mendukung pengembangan vendor lokal, yang tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan operasional, tetapi juga untuk memberdayakan ekonomi lokal dan meningkatkan kapasitas teknis pemasok domestik. Tugas akhir kerja praktek ini berfokus pada analisis mendalam terhadap proses pengadaan di JTB, dengan tujuan untuk mengidentifikasi peluang perbaikan dan optimalisasi. Melalui kajian ini, diharapkan dapat ditemukan solusi inovatif yang dapat meningkatkan efisiensi biaya, memperkuat hubungan dengan pemasok, serta mendukung implementasi green procurement yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam upaya Pertamina EP Cepu untuk mencapai kinerja operasional yang unggul, selaras dengan visi perusahaan untuk menjadi perusahaan energi kelas dunia.
1.2 Lingkup Kerja Lingkup kerja penulis dalam menjalankan program kerja praktik adalah sebagai berikut : a. Perusahaan : PT. Pertamina EP Cepu b. Direktorat : Pertamina EP Cepu Zona 12 c. Fungsi : Supply Chain Management d. Divisi : Procurement
e. Periode : 22 Juli 2024 – 22 september 2024 f. Fokus Kajian : Optimalisasi Vendor Lokal 1.3 Rumusan Masalah Bagaimana pengaruh vendor lokal terhadap jejak emisi karbon ? Apa keunggulan vendor nasional dibanding vendor lokal sehingga menyebabkan vendor lokal tidak mampu bersaing dari segi kualitas ? Apa manfaat dilakukannya optimasi vendor lokal/daerah terhadap pelaksanaan green procurement di ligkup Pertamina EP Cepu Zona 12 ? 1.4 Batasan Masalah Parameter yang digunakan hanya sebatas Data dan Angka/Nilai Grafik yang dihasilkan merupakan hasil dari analisis yang dilakukan melalui data yangdiberikan dan harus dilengkapi dengan Data lain yang Valid Analisis dilakukan hanya dalam lingkup proses pengadaan pada PT. Pertamina EP Cepu Zona 12 Semua perhitungan masih dalam bentuk asumsi dan disesuaikan dengan data yang didapatkan Lokasi Vendor bedasarkan alamat yang didaftarkan pada CIVD SKK MIGAS Hasil Akhir merupakan gambaran perbandingan perhitungan emisi karbon yang dihasilkan baik dari Vendor nasional maupun vendor lokal 1.5 Tujuan Untuk menghitung perbandingan emisi karbon yang dihasilkan oleh vendor nasional maupun vendor lokal Untuk menentukan program kerja yang dapat diwujudkan dengan implementasi Green Procurement/Green Supply Chain Untuk membantu pengurangan hasil emisi karbon sesuai dengan implementasi Green Procurement 1.6 Manfaat Penelitian yang dilakukan memiliki beberapa manfaat untuk penulis, Perusahaan, dan pembaca, diantaranya sebagai berikut :
1. Bagi penulis
a. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang proses pengadaan barang/jasa pada Subholding Upstream Pertamina Regional 4 Zona 12 b. Menambah keterampilan mengenai perhitungan emisi karbon c. Menambah pengetahuan seputar Green Procurement yang akan dilakukan pada proses pengadaan melalui vendor lokal maupun vendor nasional 2. Bagi perusahaan a. Mengetahui gambaran secara general terhadap hasil emisi karbon yang diakibatkan oleh pengiriman melalui perbandingan perhitungan kadar emisi karbon vendor lokal maupun vendor nasional. b. Memulai program green procurement sehingga dapat meningkatkan peran vendor lokal dalam open tender di waktu mendatang. c. Mempunyai rekomendasi kegiatan yang dapat dilaksanakan untuk mendukung/memulai program green procurement 3. Bagi pembaca a. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang green procurement di lingkungan Upstream, mengetahui contoh perbandingan karbon yang dihasilkan melalui pengiriman barang dengan perbandingan jarak yang didapat, mengetahui kegiatan yang dapat d iimplementasikan dalam rangka mendukung program green procurement.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Gambaran Umum Perusahaan
PT Pertamina Hulu Energi atau disingkat PHE merupakan pengelola bisnis dan operasional kegiatan usaha hulu migas dibawah PT Pertamina (Persero) di Indonesia (Subholding Upstream).
Kegiatan usaha Pertamina pada sektor hulu meliputi antara lain aktivitas eksplorasi serta produksi minyak, dan gas bumi, dengan cakupan seluruh wilayah kerja Pertamina di dalam maupun di luar negeri (overseas). PHE saat ini secara total memiliki 68 anak perusahaan yang terdapat di dalam dan luar negeri.
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan Gambar 2. 2 Struktur Organisasi Pertamina Hulu Energi
Gambar 2. 3 Logo Pertamina EP Cepu 1 Gambar 2. 3 Logo Pertamina EP Cepu PT Pertamina EP Cepu atau PEPC merupakan pengelola bisnis dan operasional kegiatan usaha hulu migas regional 4 Indonesia Timur , PT Pertamina EP Cepu merupakan regional yang memegang kendali atas Wilayah Kerja Zona 11, Zona 12, Zona 13 dan Zona 14 Zona 12 terbagi menjadi 2 wilayah kerja yaitu Banyu Urip dan Jambaran-Tiung Biru, Banyu Urip dikelola oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), dan Jambaran Tiung Biru Dikelola secara mandiri oleh PT Pertamina EP Cepu Zona 12, dengan Full Capacity saat ini mencapai 192 MMSCFD
2.3 Visi Dan Misi Perusahaan
Sebagai perusahaan, PT Pertamina EP Cepu memiliki visi dan misi sebagai tujuan dan arahan dalam menjalankan opersional bisnisnya. Adapun Visi dan Misi yang dimiliki PT. Pertamina EP Cepu adalah sebagai berikut : • Visi : Menjadikan Perusahaan Minyak dan Gas Bumi Kelas Dunia
• Misi : Melaksanakan pengelolaan operasi dan portofolio usaha sektor Hulu minyak dan gas bumi secara profesional dan berdaya laba tinggi serta memberikan nilai tambah bagi stakeholders.
2.4 Struktur Organisasi Fungsi Supply Chain Management Zona 12
Gambar 2.4 Organisasi Fungsi Supply Chai 1
Gambar 2.4 Organisasi Fungsi Supply Chain Management Zona 12
Fungsi Supply Chain Management Zona 12 adalah fungsi yang secara garis besar bertanggung jawab dalam proses pengadaan (procurement), menyeleksi vendor dengan peroses pelelangan, validasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), menilai performa vendor, proses dan pendataan barang masuk dan keluar serta pemenuhan kebutuhan yang baik di kantor(office) maupun field.
Fungsi Supply Chain Management Zona 12 bertanggung jawab penuh atas seluruh pengadaan dan kebutuhan lapangan Gas Jambaran Tiung Biru
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Landasan Teori Seluruh proses pengadaan barang dan jasa di subholding upstream dilakukan oleh divisi procurement yang menjadi bagian dari Fungsi Supply Chain Managament PT. Pertamina EP Cepu Zona 12 3.1.1 Landasan Dan Pedoman Seluruh proses pengadaan pada subholding upstream memiliki landasan dan pedoman yang sama yaitu bedasarkan PTK 007 ( Revisi 5) dan Petunjuk pelaksanaan pengadaan barang dan jasa.
Gambar 3.1 Buku PTK 007 Revisi 5 1 Gambar 3.1 Buku PTK 007 Revisi 5
Gambar 3.2 Juklak Pengadaan Barang dan J 1 Gambar 3.2 Juklak Pengadaan Barang dan Jasa
Divisi Procurement bertanggung jawab atas seluruh pengadaan dari pemilihan vendor hingga evaluasi kontrak serta nilai TKDN(Tingkat Kompetensi Dalam Negeri)
3.1.2 Alur Proses Pengadaan
Gambar 3.3 Alur proses pengadaan di Zona 1
Gambar 3.3 Alur proses pengadaan di Zona 12
Alur Proses Pengadaan oleh divisi Procurement PT. Pertamina EP Cepu zona 12 1. Pra-Tender Dalam tahap ini, ketua tender melengkapi dokumen pengadaan barang dan jasa seperti Purchase Requisition (PR), Rencana Kerja dan Syarat (RKS), Owner Estimate (OE) atau Harga Perkiraan Sendiri (HPS), dll. Purchase Requisition (PR) adalah dokumen permohonan pembelian yang dibuat sebelum melakukan pembelian barang/jasa tersebut. Rencana Kerja dan Syarat (RKS) adalah dokumen penting dalam pengadaan barang atau jasa yang berisi ketentuan teknis dan administratif yang harus diikuti. Owner Estimate (OE) atau Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah perkiraan harga pengadaan barang atau jasa yang telah dianalisis secara profesional dan disahkan oleh pihak berwenang.
2. Pengumuman Pre-Qualification di CIVD Setelah dokumen telah lengkap disiapkan oleh ketua tender, maka selanjutnya dilakukan pengumuman PQ di CIVD untuk memberitahu akan dilaksanakannya kegiatan tender.
3. Proses Pre-Qualification (PQ) Dalam proses ini ketua tender dapat mengetahui berapa banyak vendor yang berhasil mendaftar dari CIVD dan siap mengikuti kegiatan tender yang akan berlangsung.
4. Pre-Bid Dalam proses Pre-Bid dilakukannya pemberitahuan informasi terkait dengan dokumen yang harus diserahkan vendor kepada ketua tender dan tenggat waktu pengumpulan dokumen tersebut yang harus diikuti oleh para vendor peserta tender. Jika peserta tender tidak mengumpulkan dokumen yang diminta pada tenggat waktu yang sudah ditentukan maka dianggap gugur dalam kegiatan tender.
5. Pembukaan Dokumen Penawaran Selanjutnya jika sudah mencapai tenggat waktu yang ditentukan, maka dilakukan proses pembukaan dokumen penawaran.
6. Evaluasi Penawaran Dalam tahap ini terjadi perhitungan untuk memeringkat pemenang dengan mempertimbangkan harga, tingkat komponen dalam negeri (TKDN), kesesuaian barang/jasa, dan kelengkapan dokumen yang dikumpulkan. Hasil dari tahapan ini adalah Hasil Evaluasi Penawaran (HEP), tetapi hasil tersebut belum Valid karena harus melalui proses selanjutnya.
7. Negosiasi Harga Dalam tahapan ini dilakukan untuk mendapatkan harga yang terbaik dari para peserta tender. Jika ada perubahan harga, maka akan dilakukan pemeringkatan ulang untuk mendapatkan Hasil Evaluasi Penawaran (HEP). Hasil tersebut sudah bersifat Valid.
8. Usulan Penetapan Calon Pemenang Selanjutnya dilakukannya usulan penetapan calon pemenang secara internal dari ketua tender.
9. Pengumuman Pemenang Dalam tahap ini, pemenang dari rangkaian tender ini diumumkan kepada seluruh peserta tender, baik yang menang maupun yang kalah. Dan diberikan waktu sebelum ke tahapan Penunjukan Pemenang untuk kepada peserta tender yang belum menang bisa melakukan sanggah. Namun sanggahan tersebut harus dapat dibuktikan kebenarannya, jika tidak maka peserta tender tersebut akan dikenakan sanksi yang diatur dalam PTK 007
10. Penunjukan Pemenang Jika tidak ada sanggahan dari peserta tender, maka proses selanjutnya yaitu penunjukan pemenang dari ketua tender.
11. Pre-Order dan Kontrak Setelah itu bisa dilakukan Pre-Order dan juga penandatangan kontrak dengan waktu yang sudah ditentukan sejak awal.
3.1.3 Tata Waktu Pelaksanaan Tender • Untuk proses pengadaan barang yaitu 60 hari kerja • Untuk Proses Pengadaan Service/Jasa yaitu 120 hari kerja
Jenis Dokumen • 1 Sampul yaitu Semua dokumen tender, baik administrasi, teknis, maupun harga, dimasukkan dalam satu sampul yang sama dan diserahkan kepada panitia pengadaan.
• 2 Sampul yaitu Proses Dokumen tender dibagi menjadi dua sampul
1. Sampul 1: Berisi dokumen administrasi dan teknis. 2. Sampul 2 : Berisi penawaran harga
3.1.4 Latar Belakang Dalam Dunia Migas, Terdapat istilah KKKS / Kontraktor Kontrak Kerjasama, yang merujuk pada perusahaan-perusahaan yang bekerja sama dengan pemerintah Indonesia, melalui SKK Migas, untuk melakukan eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi. K3S ini bertanggung jawab atas kegiatan operasional di wilayah kerja tertentu dan menjalankan proyek-proyek migas berdasarkan kontrak kerja sama yang telah disepakati dengan pemerintah. Perusahaan-perusahaan K3S ini bisa merupakan perusahaan dalam negeri maupun internasional yang telah mendapatkan izin dari pemerintah untuk beroperasi di Indonesia. Dalam dunia procurement (pengadaan) di industri migas, terutama di Pertamina, proses ini sangat penting karena melibatkan pembelian/pengadaan barang dan jasa yang diperlukan untuk mendukung operasi migas, mulai dari eksplorasi hingga produksi. Procurement di Pertamina mengikuti prosedur yang ketat, mulai dari perencanaan kebutuhan, penyusunan anggaran, seleksi vendor melalui tender terbuka , hingga kontrak dan pengawasan pelaksanaan. Salah satu aspek penting dalam procurement ini adalah penggunaan Centralized Integrated Vendor Database (CIVD) yang memastikan bahwa hanya vendor yang terverifikasi dan berkualitas yang dapat berpartisipasi dalam proses pengadaan Selain Centralized Integrated Vendor Database (CIVD), terdapat platform dan metode lainnya yang dapat digunakan diantara lain PaDi(pasar digital UMKM Indonesia), IOG, Swakelola
3.1.5 Aplikasi dan Website Yang Digunakan Untuk Proses Pengadaan Barang dan Jasa
1. CIVD (Centralized Integrated Vendor Database) CIVD Migas Merupakan CIVD merupakan platform terpusat yang dirancang untuk mengintegrasikan seluruh data vendor yang terlibat dalam industri migas, sehingga memudahkan proses seleksi, evaluasi, dan monitoring kinerja vendor secara lebih efektif.
2. IOG e-Commerce menampilkan produk-produk unggulan dari para penyedia barang dan jasa yang telah bekerja sama dengan KKKS, dan terdaftar di Centralized Integrated Vendor Database (CIVD)
3. PaDi UMKM platform digital yang dirancang untuk memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Diciptakan oleh BUMN, Padi UMKM bertujuan untuk mempertemukan UMKM dengan berbagai perusahaan besar dalam ekosistem BUMN, sehingga UMKM dapat memperluas akses pasar dan meningkatkan daya saing UMKM.
3.1.6 Nilai Kontrak Zona 12
Gambar 3.4 Nilai Kontrak Zona 12 1 Gambar 3.4 Nilai Kontrak Zona 12
Pada Zona 12 Terdapat beberapa klasifikasi nilai kontrak dan klasifikasi aplkasi serta preferensi Vendor, untuk kontrak : 1. Untuk nilai kontrak sampai dengan 50 miliar wajib menggunakan aplikasi CIVD ( Centralized Integrated Vendor Database) 2. Untuk Kontrak dibawah 10 Miliar wajib menggunakan CIVD dan diprioritaskan menggunakan vendor lokal 3. Untuk kontrak dibawah 200 juta direkomendasikan pmenggunakan PaDi atau sistem tunjuk langsung (low value purchase ordr)
3.1.7 Batasan Masalah 1. Parameter yang digunakan hanya sebatas Data dan Angka/Nilai 2. Grafik yang dihasilkan merupakan hasil dari analisis yang dilakukan melalui data yang diberikan dan harus dilengkapi dengan Data lain yang Valid 3. Analisis dilakukan hanya dalam lingkup proses pengadaan pada PT. Pertamina EP Cepu Zona 12 4. Semua perhitungan masih dalam bentuk asumsi dan disesuaikan dengan data yang didapatkan 5. Lokasi Vendor bedasarkan alamat yang didaftarkan pada CIVD SKK MIGAS 6. Hasil Akhir merupakan gambaran perbandingan perhitungan emisi karbon yang dihasilkan baik dari Vendor nasional maupun vendor lokal 3.1.8 Rumusan Masalah
Gambar 3.5 Rumusan Masalah 1 Gambar 3.5 Rumusan Masalah Untuk kontrak dengan nilai di bawah Rp 10 miliar, Pertamina dan perusahaan migas lainnya cenderung memprioritaskan vendor lokal. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian lokal dan memberdayakan usaha kecil dan menengah (UMKM). Vendor lokal harus menunjukkan bukti bahwa mereka adalah entitas lokal yang terdaftar dan beroperasi sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia.
Gambar 3.6 Dokumen yang dibutuhkan 1
BAB IV
ANALISA DAN HASIL
4.1.1 Data Pengadaan 1 Tahun
Gambar 4.1.1 Gambar Nilai Pengadaan 1
Dari Data daftar pengadaan diatas, terdapat data bahwa terdapat 98 paket tender yang diadakan dan diselesaikan oleh Divisi Procurement PT. Pertamina EP Cepu zona 12.
Dengan nilai kontrak total sebesar 631 miliar dan rata-rata tender processing time yaitu untuk barang 33 hari kerja dan jasa 42 hari kerja.
Untuk pembinaan lokal yaitu sebessar 31 miliar, dan nilai Kontrak Low Value Purchase Order sebesar 490 juta dari 12 LVPO
Dari data diatas, pebandingan nilai Total kontrak dengan nilai pengadaan vendor lokal berbanding 1 : 10
4.1.2 Jumlah Vendor Lokal Provinsi Dari Data SKK Migas
Gambar 4.1.2 Jumlah Vendor Lokal (Provin 1 Dari data tersebut, didapatkan hasil Mengenai Jumlah vendor lokal di Provinsi Jawa Timur Sebanyak 1774 Vendor Jawa Timur terdaftar dalam Penyedia Barang dan Jasa (PBJ) Vendor di Provinsi Jawa Timur, sebanyak 673 Vendor memiliki SPDA yang berlaku dari 2024 – 2026 Dari Presentase Data jumlah terdaftar dengan jumlah vendor yang memiliki SPDA yang masih aktif, hanya sekitar 35 % Vendor yang dapat mengikuti open tender di tahun 2024 – 2025
4.1.3 Kegiatan Pendukung Pengembangan Vendor Lokal 1. Vendor Day
Gambar 4.1.3 Kegiatan Vendor Day 1 Vendor Day merupakan kegiatan sosialisasi berupa seminar yang Setiap tahun diadakan secara luring oleh PT. Pertamina EP Cepu Zona 12 dalam rangka meningkatkan pengetahuan umum mengenai dunia Migas dan khususnya untuk vendor lokal yang baru berdiri Mekanisme pelaksanaan Vendor day dilaksanakan dengan melakukan kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk menyebarkan undangan kepada Vendor-Vendor lokal di Provinsi Jawa Timur. Pada tahun 2023, dari 276 total undangan yang disebar, vendor lokal yang datang sekitar 129 vendor, atau sekitar 46% dari undangan 2. Coaching Day
Gambar 4.1.4 Kegiatan Coaching Day 1
Coaching Day merupakan kegiatan pelatihan yang diadakan oleh Regional 4 Pertamina EP Cepu yang diadakan dalam rangka untuk meningkatkan pengetahuan serta sertifikasi berkas dan dokumen yang harus dipersiapkan untuk mendukung vendor lokal dalam berpartisipasi dalam kegatan open tender di tingkat zona maupun regional Pada kegiatan Coaching Day dilakukan pemaparan mengenai sertifikasi dan dokumen yang harus dipersiapkan apabila vendor tertarik untuk mengikuti open tender. diantara lain dokumen SPDA, CSMS dan mendaftarkan perusahaannya dalam sistem CIVD yang dibuat oleh SKKMIGAS. Dalam Coaching day, Pertamina EP Cepu mengundang pihak lainnnya, diantara lain OSS (Perizinan Usaha), PUPR (Konstruksi), SKK MIGAS (CIVD), Bea Cukai (kepabeanan)
4.1.4 Analisis masalah Vendor Lokal
Gambar 4.1.5 Permasalahan yang muncul 1 Gambar diatas merupakan klasifikasi masalah yang terjadi apabila vendor local dipilih sebagai pemenang tender dan memegang kendali atas kontrak tersebut, banyaknya masalah, kurangnya pemahaman mengenai dunia eksplorasi dan dokumen yang tidak lengkap menyebabkan kurangnya peran vendor lokal sangat minim pada proses pengadaan yang diadakan oleh PT. Pertamina EP Cepu zona 12
Gambar 4.1.6 Alasan menggunakan Vendor L 1 Gambar diatas merupakan alasan mengapa vendor lokal tetap harus dibina, selain memberdayakan Masyarakat lokal, PT. Pertamina EP Cepu juga dapat mendukung proses Green Procurement melalui pengembangan tenaga kerja lokal, dan dengan asumsi apabila vendor lokal terpilih, pengiriman barang akan lebih dekat sehingga dapat mengurangi resiko penghasil karbon dioksida (CO2).
4.1.5 Daftar Pengadaan Tahun 2023
Pada Proses pengadaan tahun 2023, terdapat total 85 data kontrak pengadaan yang dilakukan oleh PT Pertamina EP Cepu Zona 12 baik dari vendor nasional maupun vendor lokal
Gambar 4.1.7 Klasifikasi Jumlah dan Jeni 1 Pada tahun 2023 terdapat total 85 proses pengadaan, dari 85 kontrak tersebut terbagi kedalam 2 jenis yaitu pengadaan barang dan pengadaan jasa • Untuk pengadaan jasa terdapat 28 Kontrak • Untuk pengadaan barang terdapat 57 Kontrak
Dari 85 kontrak pengadaan tersbut, berikut klasifikasi perbandingan kontrak Vendor Lokal dengan Vendor Nasional
Gambar 4.1.8 Perbandingan Kontrak Vendor 1 Bedasarkan data diatas, Presentase data Vendor lokal yang memiliki kontrak pengadaan tingkat Provinsi sekitar 30 % 4.1.6 Analisa Hubungan Green Procurement dengan Implementasi pengembangan vendor lokal Green procurement adalah proses pengadaan barang dan jasa yang menekankan pada pemilihan produk yang memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah sepanjang siklus hidupnya. Ini melibatkan pemilihan produk yang lebih efisien dalam penggunaan sumber daya, lebih sedikit menghasilkan limbah, mengandung bahan yang dapat didaur ulang, dan dihasilkan melalui proses produksi yang ramah lingkungan. Tujuan utama dari green procurement adalah untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan sambil mendukung pembangunan berkelanjutan (Brammer, S., & Walker, H. 2011) Langkah ini sejalan dengan upaya industri migas untuk mengurangi dampak lingkungan, mendukung keberlanjutan, serta mematuhi regulasi yang semakin ketat terkait emisi dan perlindungan lingkungan. Green procurement membantu perusahaan migas untuk memenuhi tanggung jawab sosial mereka serta menjaga efisiensi operasional. Pemilihan Vendor lokal dapat diartikan sebagai implementasi green procurement, selain mendukung vendor lokal berkembang, pengurangan emisi yang diakibatkan pengiriman dapat berkurang seiring dengan jarak tempuh kendaraan yang lebih dekat dengan lokasi wilayah kerja. Berikut merupakan daftar provinsi penyedia barag/jasa yang memiliki kontrak melalui data yang didaftarakan pada CIVD
Gambar 4.1.9 Provinsi penyedia Barang da 1 Dari data gambar diatas diketahui bahwa dari 86 kontrak tersebut terbagi ke dalam beberapa Provinsi yaitu : 1. DKI JAKARTA dengan kontrak sebanyak 48 Kontrak 2. JAWA BARAT dengan kontrak sebanyak 6 Kontrak 3. BANTEN dengan kontrak sebanyak 5 kontrak 4. JAWA TIMUR dengan kontrak sebanyak 26 Kontrak
4.1.7 Analisis Perhitungan Emisi Karbon Perhitungan kadar penghasil karbon menggunakan Carbon Calculator melalui website https://m.lindungihutan.com/imbangi/jejak-karbon/.
Gambar 4.2.1 Aplikasi lindungihutan
www.lindungihutan.com merupakan Website perhitungan emisi karbon dioksida yang dalam laporan ini dijadikan sebagai tools perhitungan untuk menghitung jumlah karbon dioksida yang dilakukan oleh pengiriman barang melalui vendor.
Perhitungan yang dilakukan menggunakan Carbon Calculator memiliki Template yang sama diantara lain :
• Perhitungan menggunakan kendaraan mobil diesel
• Jarak tempuh sesuai dengan Jarak Provinsi dengan posisi Kabupaten lokasi Jambaran Tiung-Biru secara general yang didapatkan melalui aplikasi google maps
• Jumlah pengirim barang 2 orang
• Frekuensi pengiriman barang 1 Hari/Minggu
Gambar 4.2.2 Template Perhitungan 1
4.1.8 Perhitungan Emisi Karbon Dari Setiap Provinsi
Setelah mengetahui jumlah kontrak, klasifikasi kontrak, dan Lokasi vendor dari kontrak, maka Langkah selanjutnya adalah menghitung jejak karbon yang dihasilkan dari proses pengiriman barang/jasa, perhitungan diambil melalui Lokasi kantor tempat vendor pemenang kontrak berlokasi.
Gambar 4.2.3 Jarak General Tiap Provinsi 1 Dari gambar diatas dijelaskan bahwa : • Provinsi BANTEN memiliki jarak sejauh 792 KM menuju Kabupaten Bojonegoro • Provinsi JAWA BARAT memiliki jarak sejauh 606 Km menuju Kabupaten Bojonegoro • Provinsi DKI Jakarta memiliki jarak sejauh 683 KM menuju Kabupaten Bojonegoro • Provinsi JAWA TIMUR memiliki jarak sejauh 76.2 KM menuju Kabupaten Bojonegoro Berikut merupakan perhitungan secara general terhadap jumlah karbon dioksida (CO2) dari setiap daerah sesuai dengan data jumlah pengiriman dan jarak lokasi pengiriman
Gambar 4.2.4 Perhitungan emisi Provinsi 1
Gambar 4.2.5 Perhitungan emisi Provinsi 1
Gambar 4.2.6 Perhitungan emisi Provinsi 1
Gambar 4.2.7 Perhitungan emisi Provinsi 1 Dari data yang didapat, Total jumlah Kadar emisi karbon yang dihasilkan dari total 85 Kontrak Pengadaan Barang maupun Jasa dalam kurun waktu satu tahun sebesar 260.93 Ton CO2/Tahun Maka dapat disimpulkan bahwa Vendor lokal memiliki kadar penghasil emisi karbon yang lebih kecil dibanding lokasi pengadaan lain diluar Provinsi Jawa Timur Ini dibuktikan dengan Presentase Jumlah Kontrak pengadaan dengan jumlah emisi karbon yang dihasilkan, Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten memiliki kadar emisi karbon yang lebih besar walaupun jumlah Kontrak pengadaan hanya sebanyak 5-6 Kontrak, ini disebabkan oleh jarak rute pengiriman yang ditempuh Dengan rata-rata total emisi yang dihasilkan dari seluruh vendor nasional dalam setiap (1) kontrak pada setiap tahunnya
Total emisi yang dihasilkan dari seluruh vendor nasional dalam setiap (1) kontrak pada setiap tahunnya sebesar 4.3 Ton CO2 /Tahun
4.1.9 Asumsi Perhitungan Pengurangan Emisi Lalu apa yang harus dilakukan agar terjadi pengurangan emisi “?” Bedasarkan data yang dihasilkan, terbukti bahwa Vendor lokal yang berdomisili di Jawa Timur menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah dikarenakan jarak tempuh kendaraan yang lebih pendek. Dari data kurun waktu satu tahun terakhir, kontrak vendor lokal hanya sebesar 30% atau 26 kontrak dari 85 pengadaan
bagaimana apabila presentase peran vendor lokal di tahun mendatang naik dari 30% menjadi 50% atau setengah dari total seluruh pengadaan “?” Dengan skema perhitungan yang sama dan jumlah total kontrak yang sama, seberapa besar emisi karbon yang dapat dihilangkan apabila menggunakan vendor lokal ? dari 85 kontrak apabila dibagi menjadi 50 : 50 maka vendor lokal lebih kurang akan mendapatkan 42 kontrak, dan vendor nasional mendapatkan 43 kontrak Vendor Nasional 43 Kontrak dikali dengan rata-rata emisi yang didapatkan melalui vendor nasional yaitu 4.3 Ton CO2/Tahun 43 kontrak x 4.3 Ton CO2/Tahun = 184.9 Ton CO2/Tahun Vendor Lokal 42 Kontrak dikali dengan rata-rata emisi yang didapatkan melalui vendor lokal yaitu 455 Kg CO2/Tahun 42 kontrak x 455Kg CO2/Tahun = 19.1 Ton CO2/Tahun Total emisi karbon yang dihasilkan dengan jumlah kontrak yang sama, dan dengan metode perhitungan yang sama adalah sebesar 204 Ton CO2/Tahun Apabila dibandingkan dengan perhitungan total awal dimana vendor lokal sebesar 30 %, maka total pengurangan CO2/ Tahun sebesar 260 - 204 Ton CO2/Tahun = 56 TON CO2/Tahun Atau dalam bentuk presentase sekitar 21 % Impelementasi green procurement dalam studi kasus ini terkait dengan pengunaan vendor lokal dalam mendukung dan menekan dampak pencemaran emisi karbon terhadap lingkungan. Pengunaan vendor lokal sejalan dengan upaya dan implementasi green procurement, perhitungan ini dapat dijadikan sebagai salah satu contoh dampak penerapan green procurement dan mendukung keberlanjutan serta turut membantu mematuhi regulasi yang semakin ketat terkait emisi dan perlindungan lingkungan. BAB V PENUTUP 5.1 SOLUSI COACHING DAY DAN VENDOR DAY merupakan salah satu bentuk implementasi kegiatan yang dilakukan dalam mendukung peran vendor lokal untuk berpartisipasi pada proses pengadaan yang dilakukan oleh PT. Pertamina EP CEPU Zona 12 maupun Regional 4 Vendor Day dan Coaching Day dijadikan sebagai kegiatan untuk pemberian materi yang digunakan untuk sertifikasi dan sosialisasi terhadap vendor lokal dan diprioritaskan untuk vendor baru. Selain mengundang lembaga negara seperti OSS, PUPR, SKK MIGAS, dapat turut mengundang Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dimana KLHK dapat memberikan materi terkait green procurement, emisi karbon, dan regulasi yang berkaitan dengan lingkungan sehingga diharapkan vendor lokal dapat turut berpartisipasi melalui proses pengadaan yang diadakan oleh PT. pertamina EP Cepu Local Vendor Development Program merupakan salah satu implementasi Green Procurement/supply chain di bidang sosial yang dibuat oleh salah satu KKKS. program ini bertujuan untuk memberdayakan manufaktur lokal Mekanisme pelaksaaan Local Vendor Development Program dengan menjadikan vendor lokal sebagai pihak untuk memproduksi suku cadang barang apabila terjadi kerusakan. KKKS memberikan klasifikasi kepada manufaktur lokal sesuai dengan suku cadang yang dibutuhkan. Program ini bertujuan untuk memberdayakan manufaktur lokal serta mendukung pengurangan emisi yang disebabkan oleh transport suku cadang apabila dikirimkan melalui original manufacture. 5.2 KESIMPULAN • Presentase yang dihasilkan merupakan hasil dari perhitungan menggunakan data yang diberikan • Hasil Presentase menunjukan bahwa vendor lokal berperan dalam mengurangi hasil kadar emisi karbon yang dihasilkan • Implementasi Green Procurement dapat dilakukan dengan melakukan kerjasama dengan lembaga Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mendorong partisipasi peran vendor lokal terhadap lingkungan • Local Vendor Development Program dapat dikembangkan untuk mendukung upaya Green Procurement sehingga dapat membantu memberdayakan masyarakat lokal serta membantu menjaga kadar emisi karbon yang dihasilkan
DAFTAR PUSTAKA • https://m.lindungihutan.com/imbangi • https://civd.skkmigas.go.id/index.jwebs;jsessionid=38679B927735B307E3B48B896E4F0C1C • (Persero), P.P. (no date) Babak Baru, JTB catat produksi full capacity 192 Juta Kaki Kubik per Hari, Pertamina. Available at: • https://www.pertamina.com/id/news-room/news-release/babak-baru-jtb-catat produksifull-capacity-192-juta-kaki-kubik-perhari#:~:text=Bojonegoro%2C%2029%20Mei%202024%20%E2%80%93%20PT,standar%20kaki%20kubik%20per%20hari
RECAP KERJA PRAKTIK PERTAMINA EP CEPU
Assalamualaikum bapak DAI, perkenalkan nama saya muhammad fikri zulkarnaen atau biasa dipanggil fikri , pada kolom wikipage ini izinkan saya memngumpulkan recap yang telah saya buat saat saya melaksanakan kegiatan kerja praktik di PT Pertamina EP Cepu,Sehingga,
Recap dibuat dalam weekly journey yaitu recap minggu 1 - minggu 8
RECAP MINGGU 1
pada minggu pertama kami melaksanakan KP di Pertamina Ep cepu patrajasa office, kami hadir pukul 7 pagi WIB, setelah itu kami menuju ke lantai 5 untuk berkoordinasi dengan receptionist terkait KP ini, kemudian kami diarahkan ke lantai 11 untuk bertemu dengan Human Resource pertamina EP Cepu, kemudian kami diantarkan oleh pihak HC menuju lantai 5 wing 3(lokasi kantor Supply chain Managament Zona 12), lalu kami dikenalkan dengan mentor, mentor saya yaitu atas nama Bapak Ferdy Zakhrifady, kemudian kami melaksanakan safety induction yang dipaparkan oleh divisi HSSE, selanjutnya kami diarahkan untuk mengikuti induction yang diadakan oleh SCM Zona 12 yang dipimpin oleh Asisten manager Procurement, Asisten manager general service dan mentor2 kami. pada minggu pertama kami diberi materi berupa PTK 007 dan Juklak pengadaan barang dan jasa, yaitu berisi segala pedoman mengenai peraturan dan kebijakan terkait pengadaan di linkgup pertamina upstream(eksplorasi dan produksi).
RECAP MINGGU 2
Pada minggu kedua kami diajak untuk mengikuti Pre bid, dimana pada Prebid ini merupakan salah satu rangkaian dari proses pengadaan yang ada pada Proses pemilihan vendor. selain itu kami diberi PPT yang berkaitan dengan Supply Chain Management Zona 12, yang berisi materi2-materi serta alur semua proses di zona 12 ini. kemudian kami memperlajari lebih lanjut terkait PTK 007 dan Juklak pengadaan barang dan jasa. selain itu kami juga mempelajari banyak penamaan dan istilah baru seperti TKDN, HPS/OE, Vendor lokal, Vendor Nasional,KKKS dan lain sebagainya. minggu kedua difokuskan untuk melakukan pemahaman yang mendalam terkait dengan divisi yang kami tempatkan.
RECAP MINGGU 3
Minggu ketiga kami diajak kembali untuk mengikuti kegiatan Prebid, pada minggu ini kami sudah mulai paham mengenai alur yang ada pada SCM Zona 12 ini, lalu kami melakukan banyak obrolan dengan mentor maupun pekerja yang berada di SCM Zona 12 ini, selanjutnya kami bertemu dengan manager SCM yaitu bapak gunanto, pada obrolan tersebut kami menjelaskan bahwa kami akan mengarahkan untuk mencari topik yang berkaitan dengan Green supply chain/green procurement, beliau tertarik dengan topik ini dan menyarankan untuk memperlajari lebih lanjut terkait green SCM/Procurement dan cara mengimplementasikan terutama di dunia eksplorasi dan produksi, yang dimana memiliki rules dan safety yang sangat ketat.selain itu kami juga mempelajari aplikasi/webiste yang digunakan dalam tahapan proses pengadaan yaitu CIVD (centralize intelligent vendor database) dan PADI( pasar digital), pada minggu ketiga ini kami mempelajari banyak hal seperti yang saya paparkan diatas.
RECAP MINGGU 4
Pada minggu ke-4 saya sudah mulai mempelajari dan mencari topik yang akan saya bawa untuk dijadikan studi kasus untuk KP ini, saya trus melakukan diskusi dengan mentor saya terkait topik yang akan dibawa. selain itu saya trus mendalami info terkait dengan dunia procurement dan SCM ini terutama Upstream yang sangat jarang diterapkan green procurement maupun green supply chain. pada minggu ke 4 ini kami juga bertemu dengan asisten manager warehouse yang merupakan orang lapangan(field), sehingga dalam kesempatan tersebut kami mendengarkan banyak informasi yang diceritakan oleh asisten manager tersebut. selain itu kami juga melakukan beberapa aktifitas lain bersama rekan2 kantor lainnya yaitu olahraga bersama, lari pagi di GBK dan bermain futsal selepas pulang kerja.
RECAP MINGGU 5
Minggu ke-5 merupakan minggu dimana saya telah memutuskan untuk memilih 1 topik yang akan saya bawa menjadi studi kasus, yaitu Vendor lokal dan Vendor nasional, topik ini merupakan topik yang berhubungan erat dengan implementasi green procurement maupun green supply chain, topik ini menjelaskan mengenai peran vendor lokal (provinsi) yang kurang dalam proses pengadaan, hal ini tentu suatu masalah dikarenakan vendor lokal memiliki hak yang sama untuk menjadi vendor dalam pengadaan yang dilakukan oleh PT Pertamina EP Cepu, dengan terpilihnya vendor lokal, warga lokal provinsi dapat dikembangkan sehingga terjadi pemberdayaan masyarakat lokal, dan lokasi pengiriman tentu akan lebih dekat sehingga akan menurunkan hasil kadar emisi yang terjadi akibat proses pengiriman barang, hal ini tentu sejalan dengan topik green supply chain/green procurement yang sangat erat hubungannya dengan sosial maupun lingkungan.
RECAP MINGGU 6
Pada minggu ke-6 kami melakukan presentasi dengan topik terkait kepada Manager SCM Zona 12, pada presentasi tersebut kami diberi banyak masukan sehingga kami melaukukan revisi, selain itu saya meminta data-data terkait berupa excel maupun list vendor yang bekerja sama dengan pertamina EP Cepu Zona 12 dalam kurun waktu satu tahun terakhir, kemudian data itu diolah sehingga mendapatkan hasil perbandingan pengadaan yang dilakukan oleh vendor lokal maupun vendor nasional, selain itu saya menggunakan tools perhitungan emisi karbon secara general menggunakan website https://lindungihutan.com/ dan memberikan keterangan terhadap kadar emisi karbon yang dihasilkan. pada minggu ini kami diajak oleh salah satu mentor untuk berkunjung ke marunda shorebase, tempat dimana terjadi proses bongkar muat barang dan pertukaran crew untuk kegiatan offshore yaitu PHE ONJW(Offshore North West Java)
RECAP MINGGU 7
Minggu 7 saya merapihkan data-data anilis yang saya buat, kemudian saya melakukan konsul kembali dengan mentor pembimbing saya untuk meminta pendapat terkait presentasi yang akan saya lakukan nanti, selain itu kami juga mengikuti kegiatan lari pagi bersama dan ngobrol dengan pekerja supaya mendapat insight lebih banyak terkait lingkungan kerja di Pertamina EP Cepu ini
RECAP MINGGU 8
Pada minggu ke-8 ini kami masih melakukan pengerjaan laporan dan PPT, dan di minggi ini juga kami memfinalisasi PPT yang saya buat dan berdiskusi dengan mentor. Di minggu ke depalan ini juga kami diajak berolahraga lari pagi di GBK bersama para teman-teman SCM Zona 12 selain itu saya melakukan finalisasi PPT dan proposal serta melakukan presentasi kepada manager SCM Zona 12.
Resume Pertemuan 26/05/2023
RESUME PERTEMUAN PERTAMA
pada pertemuan pertama dengan pak ahmad indra siswantara(DAI) kamu diberi penjelasan tentang ketertarikan terhadap mata kuliah metode numerik. dan pak dai menekankan bahwa kita harus berusaha semaksimal mungkin daripada kita menyontek dan tidak tau arah materi tersebut. penggunaan chatGPT harus dipakai secara maksimal, karena dapat digunakan untuk mencari data konkret. pada ujian dengan pak DAI, blank question sheet dimanaa mahasiswa diharapkan mengerti materi yang diujikan, pak DAI bercerita tentang pengalaman nya mengajar mekanika fluida. lalu pak DAI menunjuk beberapa orang untuk menjelaskan kemabali penjelasan metode numerik dan materi yang telah disampaikan di grup WA. lalu kami diberi tugas untuk mendesain sebuah penerapan metode numerik untuk sebuah alat penyimpanan hidrogen berbentuk tabung
buat desain optimum, volum tabung 1 liter, dengan tekanan 8? desain dengan batasan harga gaboleh lebih dari 500 ribu, untuk mencampur dengan bahan bakar di motor agar lebih irit , pilih material sendiri, lebar dan tinggi sendiri
Hal yang paling penting oleh pak DAI adalah realitas, dimana jika kita tidak merasakan dampaknya, pasti kita akan lupa. lalu pak DAI menjelaskan tentang chatGPT dimana kita harus bisa membuat pertanyaan sebaik mungkin ke sistem tersebut
lalu dilanjutkan dengan pembahasan mengenai dasar pemikiran dan kepercayaan yang kita anut, menjelaskan tentang qbit atu quantum bit, lalu kita diberikn pertanyaan mengenai pembagian dan pengurangan dan diminta menjelaskan mengapa memilih jawaban tersebut, atas dasar apa dan kenapa?
Optimization & Design of Pressurized Hydrogen Storage
according to the given task specifications, I get the following data
Objective : Design and Optimization Of Pressurized Hydrogen Storage
Spesification :
Capacity : 1 Litres
Pressure Level : 8 bar
Cost should not exceed Rp.500.000
WEEK 1 PROGRESS
the first thing i did was to search from several web and data provider for info about the model assigned, i found several examples of shapes and models that are almost similar to the task given, next think i do is use chatGPT as a tool to provide several data of the task given, and here's the data :
as we know, in the given task, we need to make a design and optimization of pressurrized Hydrogen storage system with a capacity of 1 litres, a pressure level of 8 bar, and a maximum material price of $33 (Rp.500.000 Rupiah)
we will need to make some specific design choices. Please note that this design is based on assumptions and approximations, and a real-world implementation would require further engineering and safety considerations
Material Selection
Aluminum Alloy: Aluminum provides a good balance of strength, weight, and cost for pressurized hydrogen storage systems. The selected alloy should have sufficient tensile strength and corrosion resistance.
Cylinder Design
Cylinder Shape: Select a cylindrical shape as it provides structural integrity and efficient use of space.
Cylinder Dimensions: Determine the dimensions based on the desired 1-liter capacity. Let's assume a cylinder with a height of 300 mm and a diameter of 100 mm.
Cylinder Thickness
We need to calculate the reuired wall thickness to ensure the cylinder can withstand the internal pressure of 8 bar. so we can use the formula to calculate the wall thickness, t = (P*D)/(2*S) P is for pressure, D for Diameter and S is Safety Factor
Cylinder End Caps
Design flat end caps that can securely seal the cylinder and withstand the internal pressure. The end caps should be made of the same aluminum alloy as the cylinder body. The thickness of the end caps can be the same as the cylinder wall thickness.
Valve System
we can choose a suitable valve system that allows for easy filling and controlled release of hydrogen. Select a valve that can handle the pressure and is compatible with hydrogen. Consider a cost-effective valve option within the given budget.
Manufacturing Process
Choose a manufacturing process, such as extrusion or deep drawing, that can shape and form the cylinder and end caps from the selected aluminum alloy. Consider the cost-effectiveness and feasibility of the chosen manufacturing process within the given budget.
Cost Considerations
As I have mentioned at the beginning of the paragraph, the maximum price of this design is 33 us dollars, so we need to optimize the design and dimensions to minimize material usage while meeting the pressure and capacity requirements. Consider manufacturing techniques that can help reduce production costs, such as bulk purchasing of materials or economies of scale in production.
The data that I collected in the first week is the most general data from this case, further details will be finalized soon and for the 3D model of the Hydrogen Storage System, it will be done as soon as possible
Design Calculation
Capacity of the Hydrogen Storage : 1 litres
Pressure : 8 Bar
Cost : Rp. 500.000 (33 US dollar)
Material : A36 Sheet Metal
Code For The Design
to make a design code I use the pychram application, first I search to find the optimal thickness, height and volume of the tube with a predetermined budget
and here's the code :
Def objective_function(x): thickness, radius, height = x[0], x[1], x[2]
# Calculate the weight of the tank (assuming density of ASTM A36 sheet steel) density_astm_a36 = 7850 # kg/m^3 (density of ASTM A36 sheet steel) quantity = 3.14159 * radius * radius * top / 1000 # Convert to liters weight = density_astm_a36 * volume
# Calculate the price of the tank (based on fabric price according to kg) material_price = 500000 / weight # Rp/kg (most allowed price divided through weight) cost = weight * material_price
# outline the objective function as a aggregate of weight and price # you could modify the coefficients based for your desire for weight vs. Value objective_value = weight + zero.001 * fee
go back objective_value
Def constraint(x): thickness, radius, height = x[0], x[1], x[2]
# volume constraint: tank extent need to be 1 liter extent = 3.14159 * radius * radius * peak / 1000 # Convert to liters
# pressure constraint: tank ought to manage 8 bar strain with a safety element of two allowable_stress = 250e6 # Pa (allowable pressure for ASTM A36 sheet steel) inside_radius = radius - thickness # internal radius of the tank strain = 8e5 # Pa (eight bar stress) stress = stress * inside_radius / thickness # stress inside the tank wall safety_factor = 2.0 # protection thing stress_allowable = allowable_stress / safety_factor
go back [ volume - 1, # Volume constraint (1 liter) stress - stress_allowable, # Pressure constraint thickness - 5, # Minimum thickness constraint (5 mm) 10 - thickness # Maximum thickness constraint (10 mm)]
# initial bet for thickness, radius, and height (in mm) X0 = [10.0, 50.0, 100.0]
# outline bounds for thickness, radius, and height (in mm) Bounds = [(5, 10), # Bounds for thickness (assumed range from 5 to 10 mm) (1, 50), # Bounds for radius (assumed range from 1 to 50 mm) (100, 1000) # Bounds for height (assumed range from 100 to 1000 mm) ]
# outline the optimization trouble Trouble = 'type': 'SLSQP', 'fun': objective_function, 'x0': x0, 'bounds': bounds, 'constraints': ['type': 'ineq', 'fun': lambda x: constraint(x)]
# resolve the optimization trouble End result = minimize(hassle['fun'], x0=trouble['x0'], bounds=trouble['bounds'], constraints=hassle['constraints'], technique=problem['type'])
# Extract the most reliable answer Optimal_thickness, optimal_radius, optimal_height = end result.X
# Calculate the burden of the tank (assuming density of ASTM A36 sheet metallic) Density_astm_a36 = 7850 # kg/m^three (density of ASTM A36 sheet metallic) Volume = three.14159 * optimal_radius * optimal_radius * optimal_height / one thousand # Convert to liters Weight = density_astm_a36 * volume
# Calculate the price of the tank (based on fabric rate per kg) Material_price = 500000 / weight # Rp/kg (most allowed cost divided by weight) Price = weight * material_price
# Print the optimum answer with units Print(f"best Thickness: optimal_thickness:.2f mm") Print(f"premiere Radius: optimal_radius:.2f mm") Print(f"most beneficial height: optimal_height:.2f mm") Print(f"cost: value:.2f Rp")
Result Of the Code
Optimal Height : 100 mm
Optimal Radius : 25 mm
Optimal Thickness : 5 mm
Price : Rp. 450.000 (budget emphasis)
3D Model For Hydrogen Storage Design & Optimization
Conclusion
So, in this task, I can conclude that it is possible to make a hydrogen storage with a capacity of 1 litres with a pressure of 8 bar and a price of less than Rp. 500.000 rupiah
Using A36 Steel Metal material,and in this assignment I got the dimensions of hydrogen storage in the form of 100 mm heights, 5 mm thickness.
To reduce expenses because the price per meter of this material ranges from Rp. 200,000 - Rp. 300,000, and in this assignment I got the dimensions of hydrogen storage in the form of 100 mm high, 5 mm thickness, the rest of the money are used to cut the metal steel and assembly the product (Hydrogen Storage), and we can make up to 3-4 Hydrogen Storage