Difference between revisions of "Surya Abdul Khadir Ahmad Maulana"
Surya.abdul (talk | contribs) (→INTRODUCTION) |
Surya.abdul (talk | contribs) (→INTRODUCTION) |
||
Line 36: | Line 36: | ||
• D – E : isothermal, yaitu penyerapan panas laten ( latent heat ) sehingga fluida uap terkondensasi menjadi air kondensat dan tertampung pada hotwell condenser. | • D – E : isothermal, yaitu penyerapan panas laten ( latent heat ) sehingga fluida uap terkondensasi menjadi air kondensat dan tertampung pada hotwell condenser. | ||
− | Maintenance | + | '''Maintenance''' |
Maintenance atau pemeliharaan adalah suatu rangkaian dengan kebijakan yang diperlukan untuk mempertahankan atau mengembalikan suatu barang dalam keadaan operasional yang sesuai standar perusahaan. Pengertian ini dapat disimpulkan perawatan pada mesin ialah suatu tindakan semua aktivitas yang dilakukan untuk menjada performa mesin sehingga komponen pendukung mampu bekerja denga optimal. Maintenance juga mencakup semua tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan dan menjaga kualitas produk yang dihasilkan agar tidak terjadinya kerusakan atau cacat pada produk tersebut. Beberapa metode maintenance yang umum digunakan diantaranya adalah: | Maintenance atau pemeliharaan adalah suatu rangkaian dengan kebijakan yang diperlukan untuk mempertahankan atau mengembalikan suatu barang dalam keadaan operasional yang sesuai standar perusahaan. Pengertian ini dapat disimpulkan perawatan pada mesin ialah suatu tindakan semua aktivitas yang dilakukan untuk menjada performa mesin sehingga komponen pendukung mampu bekerja denga optimal. Maintenance juga mencakup semua tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan dan menjaga kualitas produk yang dihasilkan agar tidak terjadinya kerusakan atau cacat pada produk tersebut. Beberapa metode maintenance yang umum digunakan diantaranya adalah: | ||
Line 51: | Line 51: | ||
Corrective Maintenance adalah kegiatan perawatan yang dilakukan untuk membenarkan dan memperbaiki suatu sistem atau peralatan yang mengalami gangguan/kesalahan agar sistem atau peralatan tersebut dapat berfungsi dengan normal kemabli. Dalam hal ini, Corrective Maintenance sering disebut dengan kegiatan reparasi atau perbaikan. | Corrective Maintenance adalah kegiatan perawatan yang dilakukan untuk membenarkan dan memperbaiki suatu sistem atau peralatan yang mengalami gangguan/kesalahan agar sistem atau peralatan tersebut dapat berfungsi dengan normal kemabli. Dalam hal ini, Corrective Maintenance sering disebut dengan kegiatan reparasi atau perbaikan. | ||
+ | |||
+ | •Corrective Maintenance | ||
+ | |||
+ | Breakdown Maintenance merupakan perawatan yang dilakukan ketika sebuah sistem atau komponen mengalami kerusakan sehingga tidak dapat dioperasikan kembali. Pada Breakdown Maintenance, hal yang dilakukan ketika sebua part atau sistem mengalami kerusakan yang tidak bisa dioperasi adalah penggantian komponen. | ||
+ | |||
+ | •Breakdown Maintenance | ||
+ | |||
+ | Breakdown Maintenance merupakan perawatan yang dilakukan ketika sebuah sistem atau komponen mengalami kerusakan sehingga tidak dapat dioperasikan kembali. Pada Breakdown Maintenance, hal yang dilakukan ketika sebua part atau sistem mengalami kerusakan yang tidak bisa dioperasi adalah penggantian komponen. |
Revision as of 18:54, 26 November 2023
INTRODUCTION
Report Kerja Praktik
Assalamualaikum, Perkenalkan nama saya Surya Abdul Khadir Ahmad Maulana dari Fakultas Teknik jurusan Teknik Mesin Paralel dengan NPM 2006482230
Pembangkit Listrik PRO POMU adalah sistem ketenagalistrikan Jawa Bali yang terhubung dalam sub sistem 2-4 Priok-Cawang 1 pada jaringan 150 kV(Blok 1-2 dan Blok 3) dan 500 kV (Blok 4). Dengan berdiri nya 4 blok ini, PT. PLN Indonesia Power Priok mampu menghasilkan tenaga hingga 2800 MW ditahun 2019. Di PLTGU ini setiap blok mempunyai karakteristik manufaktur yang berbeda-beda.
Prinsip kerja PLTGU terdiri dari gabungan siklus PLTG dan siklus PLTU. Turbin gas merupakan pembangkit yang mendapatkan energi panas dari proses pembakaran antara gas yang sudah dipanaskan dan udara terkompresi (bertekanan). Dari hasil pembakaran tersebut, gas buang yang masuk ke turbin memiliki temperatur sekitar 1100*C yang selanjutnya akan melewati dan memutar sudu turbin yang sudah seporos dengan rotor generator sehingga generator turbin gas dapat menghasilkan listrik.
Dikarenakan gas buang yang sudah melewati sudu turbin masih memiliki temperatur yang cukup panas sekitar 600*C, panas tersebut masih dapat dimanfaatkan kembali untuk memanaskan air sehingga dapat digunakan untuk memutar turbin uap. Tempat untuk memanaskan air buangan dari turbin gas dikenal dengan istilah HRSG (Heat Recovery Steam Generator). PLTU atau Turbin Uap memanfaatkan energi panas dan uap dari gas buang hasil pembakaran di PLTG untuk memanaskan air di HRSG (Heat Recovery Steam Generator), hingga menjadi uap jenuh kering. Uap jenuh kering inilah yang akan digunakan untuk memutar sudu (baling-baling). Ada beberapa tingkatan uap jenuh kering (superheated steam), yaitu LP (Low Pressure), IP (Intermediate Pressure), dan HP (High Pressure). Uap yang telah melewati Turbin Uap akan didinginkan dengan air laut di kondenser dan berubah fasa dari gas menjadi cair.
Siklus Brayton
Siklus seperti gambar, terdapat empat langkah : • Langkah 1-2 : udara luar dihisap dan ditekan di dalam kompresor, menghasilkan udara bertekanan (langkah kompresi) • Langkah 2-3 : udara bertekanan dari kompresor dicampur dengan bahan bakar, terjadi reaksi pembakaran yang menghasilkan gas panas (langkah pemberian panas) • Langkah 3-4 Gas panas hasil pembakaran dialirkan untuk memutar turbin (langkah ekspansi) • Langkah 4-1 : Gas panas dari turbin dibuang ke udara luar (langkah pembuangan)
Siklus Rankine
Siklus Rankine pada PLTU Siklus kerja PLTU yang merupakan siklus tertutup dapat digambarkan dengan diagram T – s yang dapat dilihat pada Gambar 3.3. (Temperatur – entropi). Siklus ini adalah penerapan rankine ideal. Adapun E – A : Kompresi isentropy, dimana nilai isentropy konstan, diikuti kenaikan pressure dan temperatur akibat kompresi fluida. Peristiwa ini terjadi pada suplai air pengisi steam drum melalui pompa BFP (Boiler Feed Pump).
• A – B : Isobar dan isothermal, dimana tidak ada perubahan ( konstan ) pressure dan temperatur fluida, yaitu kondisi ini menggambarkan adanya proses evaporasi fluida. Proses evaporasi terjadi akibat adanya peristiwa penyerapan panas laten fluida ( latent heat : panas yang dibutuhkan untuk mengubah fase fluida cair menjadi uap kering / dry steam ). Peristiwa ini terjadi pada pipa boiler ( walltube dan wingwal evaporasi )
• B – C : isobar ( tekanan konstan ), bisa dilihat kurva P – V ( pressure – volume ) dari siklus rankine diatas
• C – D : isentropy , perubahan nilai entropi fluida konstan, peristiwa ini terjadi pada exhaust steam yang menuju ke kondensor. Tentunya nilai entropy sebenarnya tidaklah sama karena sifat exhaust steam tersebut sudah terkategori saturated steam. Ditambah adanya pemanfaatan panas exhaust steam untuk memanaskan air pengisi drum sehingga nilai entropi mengalami penurunan.
• D – E : isothermal, yaitu penyerapan panas laten ( latent heat ) sehingga fluida uap terkondensasi menjadi air kondensat dan tertampung pada hotwell condenser.
Maintenance
Maintenance atau pemeliharaan adalah suatu rangkaian dengan kebijakan yang diperlukan untuk mempertahankan atau mengembalikan suatu barang dalam keadaan operasional yang sesuai standar perusahaan. Pengertian ini dapat disimpulkan perawatan pada mesin ialah suatu tindakan semua aktivitas yang dilakukan untuk menjada performa mesin sehingga komponen pendukung mampu bekerja denga optimal. Maintenance juga mencakup semua tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan dan menjaga kualitas produk yang dihasilkan agar tidak terjadinya kerusakan atau cacat pada produk tersebut. Beberapa metode maintenance yang umum digunakan diantaranya adalah:
•Preventive Maintenance
Preventive Maintenance adalah pelaksanaan maintenance yang rutin dilakukan secara time based yaitu berdasarkan waktu/jadwal yang sudah ditentukan oleh manufaktur. Penjadwalan dari preventive maintenace berdasarkan pada hal-hal seperti interval waktu, penggunaan peralatan, atau analisis data historis.
•Predictive Maintenance
Predictive Maintenance adalaj tindakan maintenace berdasarkan kondisi sebuah sistem (condition based) . Biasanya, Predictive maintenance menggunakan teknologi untuk mendeteksi keberadaan anomali dan kemungkinana cacat pada komponen/part tertentu sehingga bisa diprediksi dan di perbaiki sebelum kerusakkan terjadi.
•Corrective Maintenance
Corrective Maintenance adalah kegiatan perawatan yang dilakukan untuk membenarkan dan memperbaiki suatu sistem atau peralatan yang mengalami gangguan/kesalahan agar sistem atau peralatan tersebut dapat berfungsi dengan normal kemabli. Dalam hal ini, Corrective Maintenance sering disebut dengan kegiatan reparasi atau perbaikan.
•Corrective Maintenance
Breakdown Maintenance merupakan perawatan yang dilakukan ketika sebuah sistem atau komponen mengalami kerusakan sehingga tidak dapat dioperasikan kembali. Pada Breakdown Maintenance, hal yang dilakukan ketika sebua part atau sistem mengalami kerusakan yang tidak bisa dioperasi adalah penggantian komponen.
•Breakdown Maintenance
Breakdown Maintenance merupakan perawatan yang dilakukan ketika sebuah sistem atau komponen mengalami kerusakan sehingga tidak dapat dioperasikan kembali. Pada Breakdown Maintenance, hal yang dilakukan ketika sebua part atau sistem mengalami kerusakan yang tidak bisa dioperasi adalah penggantian komponen.