Difference between revisions of "Surya Abdul Khadir Ahmad Maulana"
Surya.abdul (talk | contribs) (Created page with "Assalamualaikum, Perkenalkan nama saya Surya Abdul Khadir Ahmad Maulana dari Fakultas Teknik dengan jurusan Teknik Mesin Paralel dengan NPM 2006482230") |
Surya.abdul (talk | contribs) |
||
Line 1: | Line 1: | ||
Assalamualaikum, Perkenalkan nama saya Surya Abdul Khadir Ahmad Maulana dari Fakultas Teknik dengan jurusan Teknik Mesin Paralel dengan NPM 2006482230 | Assalamualaikum, Perkenalkan nama saya Surya Abdul Khadir Ahmad Maulana dari Fakultas Teknik dengan jurusan Teknik Mesin Paralel dengan NPM 2006482230 | ||
+ | |||
+ | Berawal pada tahumm 1982 dimana Priok PGU merupakan pembagkit termal berbahan bakar minyak dengan skala besar pertama yang dimiliki oleh bangsa indonesia yang diperuntukan untuk mendukung pesta olahraga terbesar di Asia yaitu GANEFO yang berlangsung pada tanggal 24 Agustus – 4 September 1962 yang diresmikan oleh Presiden pertama RI IR. H. Soekarno, menjalankan Unit Pembangkit Priok sebagai Unit Pembangkit Listrik tertua di Indonesia yang memiliki banyak sejarah di dalamnya. Unit Pembangkit Priko resmi berdiri sejak tanggal 31 Juli 1962 yang awalnya memiliki kapasitas 2x25 MW hingga mencapai ∓2800 MW di tahun 2019. Untuk pemenuhan kebutuhan listrik yang sangat besar. Pada tahun 1972 Unit Pembangkit Priok membangun 2x50 MW unit PLTU. | ||
+ | |||
+ | Kemudian dibangun PLTG John Brown yang saat ini telah direlokasi dan dipergunakan oleh PLTU Suralaya sebagai Black Start. Setelah itu, dilakukan pembangunan dua unit PLTG Westlng House dengan GE 4,5,6, dan 7. Saat ini pembangkit unit 6 telah direlokasi ke PLN wilayah sumatera bagian selatan yang berlokasi di Indralaya, Palembang. Selain itu, PLTG unit 4&5 direlokasikan ke Bali saat ini menjadi PLTG Pemaron. Unit Pembangkit Priok menghasilkan dua unit yaitu PLTG Westing House, PLTG Unit 1 (WH-1) dan PLTG Unit 3 (WH-2) yang dapat dihidupkan tana menggunakan energi listrik dari luar (Black Start). | ||
+ | |||
+ | Kapasitas total terpasang Blok 1 – 2 sebesar 1180 MW. Blok 3 kapasitas total terpasang 743 MW, dan Blok 4 kapasitas total terpasang 909,5 MW. | ||
+ | |||
+ | Pembangkit Listrik PRO POMU adalah sistem ketenagalistrikan Jawa Bali yang terhubung dalam sub sistem 2-4 Priok-Cawang 1 pada jaringan 150 kV(Blok 1-2 dan Blok 3) dan 500 kV (Blok 4). Dengan berdiri nya 4 blok ini, PT. PLN Indonesia Power Priok mampu menghasilkan tenaga hingga 2800 MW ditahun 2019. Di PLTGU ini setiap blok mempunyai karakteristik manufaktur yang berbeda-beda. | ||
+ | |||
+ | Prinsip kerja PLTGU terdiri dari gabungan siklus PLTG dan siklus PLTU. Turbin gas merupakan pembangkit yang mendapatkan energi panas dari proses pembakaran antara gas yang sudah dipanaskan dan udara terkompresi (bertekanan). Dari hasil pembakaran tersebut, gas buang yang masuk ke turbin memiliki temperatur sekitar 1100*C yang selanjutnya akan melewati dan memutar sudu turbin yang sudah seporos dengan rotor generator sehingga generator turbin gas dapat menghasilkan listrik. | ||
+ | |||
+ | Dikarenakan gas buang yang sudah melewati sudu turbin masih memiliki temperatur yang cukup panas sekitar 600*C, panas tersebut masih dapat dimanfaatkan kembali untuk memanaskan air sehingga dapat digunakan untuk memutar turbin uap. Tempat untuk memanaskan air buangan dari turbin gas dikenal dengan istilah HRSG (Heat Recovery Steam Generator). PLTU atau Turbin Uap memanfaatkan energi panas dan uap dari gas buang hasil pembakaran di PLTG untuk memanaskan air di HRSG (Heat Recovery Steam Generator), hingga menjadi uap jenuh kering. Uap jenuh kering inilah yang akan digunakan untuk memutar sudu (baling-baling). Ada beberapa tingkatan uap jenuh kering (superheated steam), yaitu LP (Low Pressure), IP (Intermediate Pressure), dan HP (High Pressure). Uap yang telah melewati Turbin Uap akan didinginkan dengan air laut di kondenser dan berubah fasa dari gas menjadi cair. |
Revision as of 14:08, 24 November 2023
Assalamualaikum, Perkenalkan nama saya Surya Abdul Khadir Ahmad Maulana dari Fakultas Teknik dengan jurusan Teknik Mesin Paralel dengan NPM 2006482230
Berawal pada tahumm 1982 dimana Priok PGU merupakan pembagkit termal berbahan bakar minyak dengan skala besar pertama yang dimiliki oleh bangsa indonesia yang diperuntukan untuk mendukung pesta olahraga terbesar di Asia yaitu GANEFO yang berlangsung pada tanggal 24 Agustus – 4 September 1962 yang diresmikan oleh Presiden pertama RI IR. H. Soekarno, menjalankan Unit Pembangkit Priok sebagai Unit Pembangkit Listrik tertua di Indonesia yang memiliki banyak sejarah di dalamnya. Unit Pembangkit Priko resmi berdiri sejak tanggal 31 Juli 1962 yang awalnya memiliki kapasitas 2x25 MW hingga mencapai ∓2800 MW di tahun 2019. Untuk pemenuhan kebutuhan listrik yang sangat besar. Pada tahun 1972 Unit Pembangkit Priok membangun 2x50 MW unit PLTU.
Kemudian dibangun PLTG John Brown yang saat ini telah direlokasi dan dipergunakan oleh PLTU Suralaya sebagai Black Start. Setelah itu, dilakukan pembangunan dua unit PLTG Westlng House dengan GE 4,5,6, dan 7. Saat ini pembangkit unit 6 telah direlokasi ke PLN wilayah sumatera bagian selatan yang berlokasi di Indralaya, Palembang. Selain itu, PLTG unit 4&5 direlokasikan ke Bali saat ini menjadi PLTG Pemaron. Unit Pembangkit Priok menghasilkan dua unit yaitu PLTG Westing House, PLTG Unit 1 (WH-1) dan PLTG Unit 3 (WH-2) yang dapat dihidupkan tana menggunakan energi listrik dari luar (Black Start).
Kapasitas total terpasang Blok 1 – 2 sebesar 1180 MW. Blok 3 kapasitas total terpasang 743 MW, dan Blok 4 kapasitas total terpasang 909,5 MW.
Pembangkit Listrik PRO POMU adalah sistem ketenagalistrikan Jawa Bali yang terhubung dalam sub sistem 2-4 Priok-Cawang 1 pada jaringan 150 kV(Blok 1-2 dan Blok 3) dan 500 kV (Blok 4). Dengan berdiri nya 4 blok ini, PT. PLN Indonesia Power Priok mampu menghasilkan tenaga hingga 2800 MW ditahun 2019. Di PLTGU ini setiap blok mempunyai karakteristik manufaktur yang berbeda-beda.
Prinsip kerja PLTGU terdiri dari gabungan siklus PLTG dan siklus PLTU. Turbin gas merupakan pembangkit yang mendapatkan energi panas dari proses pembakaran antara gas yang sudah dipanaskan dan udara terkompresi (bertekanan). Dari hasil pembakaran tersebut, gas buang yang masuk ke turbin memiliki temperatur sekitar 1100*C yang selanjutnya akan melewati dan memutar sudu turbin yang sudah seporos dengan rotor generator sehingga generator turbin gas dapat menghasilkan listrik.
Dikarenakan gas buang yang sudah melewati sudu turbin masih memiliki temperatur yang cukup panas sekitar 600*C, panas tersebut masih dapat dimanfaatkan kembali untuk memanaskan air sehingga dapat digunakan untuk memutar turbin uap. Tempat untuk memanaskan air buangan dari turbin gas dikenal dengan istilah HRSG (Heat Recovery Steam Generator). PLTU atau Turbin Uap memanfaatkan energi panas dan uap dari gas buang hasil pembakaran di PLTG untuk memanaskan air di HRSG (Heat Recovery Steam Generator), hingga menjadi uap jenuh kering. Uap jenuh kering inilah yang akan digunakan untuk memutar sudu (baling-baling). Ada beberapa tingkatan uap jenuh kering (superheated steam), yaitu LP (Low Pressure), IP (Intermediate Pressure), dan HP (High Pressure). Uap yang telah melewati Turbin Uap akan didinginkan dengan air laut di kondenser dan berubah fasa dari gas menjadi cair.