Difference between revisions of "Comparison of Laminar or Turbulent Pressure Drop"
Ikhsanul ff (talk | contribs) (→Artikel 06 hasil diskusi : Pengaruh Kekasaran Dinding Aliran pada Aliran Turbulen dan Laminer) |
|||
Line 107: | Line 107: | ||
Oleh : Ikhsanul Fikri Fakhrurrozi (1906435510) | Oleh : Ikhsanul Fikri Fakhrurrozi (1906435510) | ||
+ | |||
+ | ==Artikel 07 hasil diskusi : Pendekatan Analisis Dimensional terhadap Penurunan Tekanan pada Aliran Turbulen== | ||
+ | |||
+ | Example 8.5 membahas mengenai perbandingan pressure drop pada aliran laminar dengan aliran turbulen. Pada kasus tersebut, aliran terjadi merupakan aliran turbulen. Pada kasus sebelumnya, digunakan pendekatan dengan Hukum II Newton untuk menganalisis aliran laminar fluida. Namun, jika pendekatan ini diterapkan pada aliran turbulen, perhitungan menjadi sangat sulit, bahkan tidak mungkin. Maka untuk menganalisis aliran turbulen, dapat digunakan Analisis Dimensional (Dimensional Analysis). Dengan pendekatan analisis dimensional, kita dapat mengukur perubahan tekanan pada aliran fluida dalam sebuah pipa, baik itu aliran laminar ataupun aliran turbulen. | ||
+ | Perhitungan dengan menggunakan analisis dimensional bergantung dengnan friction factor atau faktor friksi, dinotasikan dengan f, yaitu sebuah konstanta yang dependen pada bilangan Reynold dan/atau kekasaran relatif (relative roughness). Untuk aliran laminar, nilai f adalah 64/Re, independen terhadap kekasaran relatif. Sedangkan untuk aliran turbulen, nilai f tidak dapat dihitung secara teoritis, namun dengan menggunakan tabel yaitu moody chart, yaitu tabel yang menunjukkan nilai f berdasarkan bilangan Reynolds dan kekasaran relatif. Nilai dari tabel ini didapat melalui hasil eksperimen, bukan melalui perhitungan teoritis. Selain Moody Chart, metode alternative untuk mendapatkan nilai f adalah dengan menggunakan Colebrook Formula. Selain itu, untuk aliran turbulen pada pipa halus dengan bilangan Reynolds dibawah 100 000, dapat digunakan Blasius Formula untuk memperoleh nilai f. | ||
+ | |||
+ | Oleh: Edward Joshua Patrianus Mendrofa (1806233354) |
Revision as of 11:20, 15 April 2020
Contents
- 1 Studi kasus dan Terjemahannya
- 2 Artikel 1 hasil diskusi : Pengaruh Aliran Laminer dan Turbulen terhadap Pressure Drop pada Aliran Fluida
- 3 Artikel 2 Perbandingan Pressure Drop pada Aliran Turbulen dan Laminar Dalam Distribusi Fluida Pada Sistem Pipa Melintang Panjang
- 4 = Artikel 3 hasil diskusi : Rugi-rugi Tekanan pada Laminer dan Turbulen
- 4.1 Artikel 4 hasil diskusi : Pengaruh Jenis Aliran terhadap Pressure Drop
- 4.2 Artikel 05 hasil diskusi : Penerapan Segmented Baffles pada pressure drop
- 4.3 Artikel 06 hasil diskusi : Pengaruh Kekasaran Dinding Aliran pada Aliran Turbulen dan Laminer
- 4.4 Artikel 07 hasil diskusi : Pendekatan Analisis Dimensional terhadap Penurunan Tekanan pada Aliran Turbulen
Studi kasus dan Terjemahannya
(Ref. Fundamentals of fluid mechanics, Munson et. al., 6th ed., John Wiley & Sons)
Terjemahan
Diketahui Udara dalam kondisi standar mengalir melewati pipa berdiameter 4.0 mm dengan kecepatan rata-rata V=50m/s. Untuk kondisi seperti ini, normalnya terjadi aliran turbulen. Namun, jika dilakukan upaya pencegahan untuk menghilangkan gangguan terhadap aliran (jalan masuk menuju pipa sangat halus, udara yang ada merupakan udara yang jernih, pipa tidak mengalami getaran, dll) ada kemungkinan untuk tetap mempertahankan keadaan aliran laminar.
Ditanyakan
(a) Tentukan rugi tekanan pada bagian 0,1 m dalam pipa jika aliranyang mengalir aliran laminar.
(b) Ulangi perhitungan jika aliran yang mengalir adalah aliran turbulen
Artikel 1 hasil diskusi : Pengaruh Aliran Laminer dan Turbulen terhadap Pressure Drop pada Aliran Fluida
Konsep yang digunakan pada soal ini adalah pengaruh dari aliran laminer dan turbulen terhadap pressure drop. Aliran laminer merupakan aliran teratur yang mana setiap partikel fluidanya tidak terjadi gesekan sehingga tegangan yang ditimbulkan hanya diakibatkan oleh viskositasnya. Sedangkan aliran turbulen merupakan aliran yang tidak teratur yang mana setiap partikel fluidanya saling bergesekan sehingga tegangan yang terjadi pada aliran ini ditimbulkan selain oleh viskositasnya, diakibatkan juga akibat gesekan antar partikelnya. Pada fluida sendiri terdapat 3 jenis tekanan, yaitu:
Tekanan Statik => tekanan yang diberikan oleh partikel fluida saat dalam kondisi diam atau statis ke segala arah.
Tekanan Dinamis => tekanan yang diakibatkan oleh pergerakan dari partikel fluida yang dipengaruhi oleh kecepatan dari partikel fluida itu sendiri.
Tekanan Hydrostatik => tekanan yang diakibatkan dari ketinggian fluida dari fluida terhadap titik steady statenya.
Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat kita simpulkan bahwa pressure drop pada aliran turbulen akan lebih besar dibandingkan dengan pada aliran laminer. Hal ini dapat kita lihat dari tegangan yang terjadi pada kedua aliran tersebut. Pada aliran laminer hanya terjadi tegangan viskos, sedangkan pada aliran turbulen terjadi tegangan viskos dan tegangan gesek partikel sehingga tegangan yang terjadi pada aliran turbulen akan lebih besar dibanding tegangan pada aliran laminer. Tegangan pada kedua aliran tersebut dapat menyebabkan penurunan kecepan dari partikelnya sehingga tekanan dinamis pada aliran fluidanya akan turun dam penurunan tekanan dinamis ini akan lebih besar terjadi pada aliran turbulen.
Aplikasi dari konsep ini adalah, dalam perancangan pemasangan pipa kita dapat merekayasa aliran dalan pipa tersebut dengan menurunkan tingkat turbulensinya sehingga pompa yang dibutuhkan dapat lebih murah.
Ahmad Mohammad Fahmi (1806181836)
Artikel 2 Perbandingan Pressure Drop pada Aliran Turbulen dan Laminar Dalam Distribusi Fluida Pada Sistem Pipa Melintang Panjang
Pada aliran laminar di soal nomor 4 dengan diameter pipa 25cm. kecepatan aliran adalah 3.84 x 10-4 m/s dan viskositas dinamik 7.87 x 〖10〗^(-3) m/s menghasilkan pressure drop sebesar 0.161 Pa. Akan tetapi pada dunia nyata kecepatan aliran tersebut sangat kecil, Jika kita asumsikan kecepatan aliran pada kehidupan sehari – hari adala 1 m/smaka bagaimana pressure dropnya.
Pertama harus dicari Reynold Number dahulu.
Dapat dilihat jika perbandingan reynold number sangat signifikan.
ReLaminar : Re Turbulen (Perbandingan Re soal nomor 4 dan nomor 6)
2400 : 304878.05 atau setara 1 : 127. 03
Maka Kita dapat menghitung pressure dropnya dengan cara:
Dilihat dari hasilnya pressure drop sangat tinggi sampai 13kPa. Biasanya dalam kehidupan sehari – hari untuk menyalurkanfluida tersebut sejauh 1 kilo meter dengan membutuhkan flow rate yang stabil maka pasti di antara 1 – 1000 m akan diberikan tambahan pompa untuk menjaga agar tekanan fluida tidak turun dengan besar sehingga fluida tetap bisa mengalir.
Dari perbandingan soal nomor 4 dan soal nomor 6 dapat disimpulkan hanya dengan memvariasi kecepatan aliran dari laminar menjadi turbulen, tekanan jatuhnya sangat berbeda jauh.
Gandes Satria Pratama
1906435492
= Artikel 3 hasil diskusi : Rugi-rugi Tekanan pada Laminer dan Turbulen
Sering disebutkan bahwa aliran laminer merupakan aliran fluida yang dianggap ideal. Sedangkan aliran turbulen adalah aliran non-ideal yang banyak ditemui di kehidupan sehari-hari.
Aliran laminer dianggap sebagai aliran fluida ideal, salah satu nya adalah karena pressure drop atau rugi-rugi tekanan yang terjadi pada aliran ini sangat kecil. Untuk suatu kondisi yang sama, rugi-rugi tekanan pada aliran turbulen dapat meningkat tajam jika dibandingkan dengan laminer.
Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh dari friction force yang terjadi. Pada aliran turbulen, nilai friction force ini sangat besar disebabkan oleh karakteristik aliran tersebut yang cenderung acak. Semakin meningkatnya friction force, maka rugi-rugi tekanan yang didapatkan akan semakin besar.
Rugi-rugi tekanan pada aliran turbulen juga dapat disimpulkan sangat bergantung pada panjang dari pipa. Semakin panjang suatu pipa, maka daerah yang berkontak akan semakin tinggi, dengan demikian meningkatkan friction factor nya.
Perlu diperhatikan bahwa, friction factor untuk aliran Laminer dan Turbulen sangat berbeda. Untuk mendapatkan nilai friction factor laminer, parameter yang digunakan hanya Reynolds Number. Sedangkan, pada aliran turbulen, friction factor didapatkan dengan menggunakan formula Colebrook (yang merupakan representasi untuk bagian non-laminer Moody Chart) ataupun menggunakan formula Haaland.
Dengan penjelasan tersebut, pada kehidupan sehari-hari, sudah menjadi hal yang umum untuk membuat aliran mendekati kondisi laminer (sedekat yang dimungkinkan) salah satunya adalah untuk menekan terjadinya rugi-rugi tekanan yang terlalu tinggi.
-Elita Kabayeva, 1906435486-
Artikel 4 hasil diskusi : Pengaruh Jenis Aliran terhadap Pressure Drop
Pressure drop adalah penurunan tekanan yang terjadi akibat adanya gesekan pada fluida yang mengalir. Pressure drop akan menyebabkan panas, karena energi tekanan berubah menjadi panas. Pressure drop didapatkan dari selisih antar tekanan total inlet dan tekanan total outlet.
Pressure drop pada aliran turbulen akan lebih besar dibandingkan dengan aliran laminer. Hal itu disebabkan karena aliran laminer hanya ada tegangan viscous, sementara aliran turbulen ada tegangan viscous dan tegangan gesek antar partikel. Tegangan gesek ini akan menyebabkan penurunan kecepatan aliran, sehingga tekanan dinamisnya berkurang.
Pressure drop juga dipengaruhi oleh gravitasi, yaitu saat perubahan ketinggian pipa. Selain, pressure drop dipengaruhi oleh arah pipa dan katup. Sambungan pipa dengan arah yang berbeda dan katup akan menghasilkan gesekan dan menyebabkan pressure drop. Ukuran diameter pipa juga berpengaruh. Bila diameter pipa besar maka pressure drop kecil. Faktor tersebut selalu ada secara konstan. Ada faktor yang semakin memburuk seiring berjalannya umur pipa, yaitu kekasaran pipa dan korosi yang menyebabkan gesekan semakin besar.
Aplikasi dari konsep pressure drop adalah analisis aliran dalam pemasangan pipa. Dari analisis tersebut kita dapat memprediksi pressure drop aliran, sehingga dapat dilakukan pemilihan bentuk dan material pipa yang paling efektif untuk aliran tersebut sehingga lebih hemat untuk jangka waktu yang panjang dan meminimalisir kerusakan pipa karena aliran turbulen.
Raditya Aryaputra Adityawarman (1806181691)
Artikel 05 hasil diskusi : Penerapan Segmented Baffles pada pressure drop
Pada penerapan Segmented Baffles dalam penurunan tekanan pipa secara signifikan meningkat dibandingkan dengan pipa lurus. Tekanan dinamis meningkat seiring dengan meningkatnya bilangan Reynolds tetapi jika dibandingkan dengan tekanan dinamis pipa lurus lebih signifikan pada baffle. Koefisien gesekan kulit meningkat dengan meningkatnya jumlah Reynolds dan gesekan kulit lebih penting pada pipa yang membingungkan. Dalam aliran laminar kehadiran baffle menciptakan turbulensi. Pada peningkatan bilangan Reynolds intensitas turbulen meningkat secara linear. Mempertimbangkan suhu mempengaruhi baffle memberikan keuntungan dalam meningkatkan kinerja termo-hidrodinamik. Tegangan geser dinding secara drastis meningkatkan kebingungan saat jumlah Reynolds meningkat. Karena adanya turbulensi dalam faktor gesekan pipa meningkat secara linear seiring dengan jumlah Reynolds. Mengintegrasikan permukaan yang diperluas dalam pipa dan saluran meningkatkan karakteristik perpindahan panas seiring dengan meningkatnya faktor gesekan. Oleh karena itu, banyak digunakan dalam desain penukar panas.
Oleh : Hans Thiery T (1806233341)
Artikel 06 hasil diskusi : Pengaruh Kekasaran Dinding Aliran pada Aliran Turbulen dan Laminer
Pada dasarnya pressure drop adalah penurunan tekanan yang terjadi karena adanya gesekan fluida dengan dinding fluida. Pada aliran laminer pressure drop yang terjadi berhubungan dengan kekasaran pipa, sedangkan pada aliran turbulen, pressure drop erat kaitannya dengan viskos sub-layer. Viskos sub-layer adalah lapisan tipis dekat dinding fuida dengan turbulensi minimal yang nantinya energi turbulen itu berubah menjadi energi panas. Sifat dan struktur dari viskos sub-layer tersebut dipengaruhi oleh kekasaran pipa. Dengan demikian pressure drop pada aliran turbulen juga dipengaruhi oleh kekasaran dari pipa tersebut. Pada aliran laminer tidak ada viskos sub-layer dikarenakan efek viskos tersebut terjadi sepanjang aliran sehingga menutupi fluktuasi turbulen.
Oleh : Ikhsanul Fikri Fakhrurrozi (1906435510)
Artikel 07 hasil diskusi : Pendekatan Analisis Dimensional terhadap Penurunan Tekanan pada Aliran Turbulen
Example 8.5 membahas mengenai perbandingan pressure drop pada aliran laminar dengan aliran turbulen. Pada kasus tersebut, aliran terjadi merupakan aliran turbulen. Pada kasus sebelumnya, digunakan pendekatan dengan Hukum II Newton untuk menganalisis aliran laminar fluida. Namun, jika pendekatan ini diterapkan pada aliran turbulen, perhitungan menjadi sangat sulit, bahkan tidak mungkin. Maka untuk menganalisis aliran turbulen, dapat digunakan Analisis Dimensional (Dimensional Analysis). Dengan pendekatan analisis dimensional, kita dapat mengukur perubahan tekanan pada aliran fluida dalam sebuah pipa, baik itu aliran laminar ataupun aliran turbulen. Perhitungan dengan menggunakan analisis dimensional bergantung dengnan friction factor atau faktor friksi, dinotasikan dengan f, yaitu sebuah konstanta yang dependen pada bilangan Reynold dan/atau kekasaran relatif (relative roughness). Untuk aliran laminar, nilai f adalah 64/Re, independen terhadap kekasaran relatif. Sedangkan untuk aliran turbulen, nilai f tidak dapat dihitung secara teoritis, namun dengan menggunakan tabel yaitu moody chart, yaitu tabel yang menunjukkan nilai f berdasarkan bilangan Reynolds dan kekasaran relatif. Nilai dari tabel ini didapat melalui hasil eksperimen, bukan melalui perhitungan teoritis. Selain Moody Chart, metode alternative untuk mendapatkan nilai f adalah dengan menggunakan Colebrook Formula. Selain itu, untuk aliran turbulen pada pipa halus dengan bilangan Reynolds dibawah 100 000, dapat digunakan Blasius Formula untuk memperoleh nilai f.
Oleh: Edward Joshua Patrianus Mendrofa (1806233354)