Difference between revisions of "Fadhil Ramadhan"
(→Perancangan Desain Sistem Biogas) |
(→Perancangan Desain Sistem Biogas) |
||
Line 133: | Line 133: | ||
− | == Perancangan Desain Sistem Biogas == | + | == Perancangan Awal Desain Sistem Biogas == |
Pada perancangan desain awal, faktor yang harus diperhatikan pada reaktor screw conveyor adalah | Pada perancangan desain awal, faktor yang harus diperhatikan pada reaktor screw conveyor adalah | ||
1. Nature of reactant | 1. Nature of reactant | ||
Line 141: | Line 141: | ||
5. temperatur | 5. temperatur | ||
− | maka dari itu dengan mempertimbangkan hal tersebut terdapat 2 desain yang dibuat yaitu | + | maka dari itu dengan mempertimbangkan hal tersebut terdapat 2 desain awal yang dibuat yaitu |
1. Sistem Biogas dengan screw conveyor horizontal | 1. Sistem Biogas dengan screw conveyor horizontal | ||
Line 154: | Line 154: | ||
Pada desain ini slurry akan masuk melalui feeder ke screw conveyor. Kemudian screw conveyor akan mengaduk slurry dan akan dikeluarkan ke dalam reaktor. Reaktor merupakan tempat terbentuknya biogas. Di reaktor terdapat saluran yang membuat slurry kembali ke screw conveyor sehingga proses pengadukan dapat dilakukan secara terus-menerus sealama 4 jam. Biogas yang terbentuk didalam reaktor aka keluar melalui gas outlet sedangkan slurry akan keluar seiring dengan pertambahan volume melalui slurry outlet | Pada desain ini slurry akan masuk melalui feeder ke screw conveyor. Kemudian screw conveyor akan mengaduk slurry dan akan dikeluarkan ke dalam reaktor. Reaktor merupakan tempat terbentuknya biogas. Di reaktor terdapat saluran yang membuat slurry kembali ke screw conveyor sehingga proses pengadukan dapat dilakukan secara terus-menerus sealama 4 jam. Biogas yang terbentuk didalam reaktor aka keluar melalui gas outlet sedangkan slurry akan keluar seiring dengan pertambahan volume melalui slurry outlet | ||
+ | |||
+ | |||
+ | == Desain Sistem Biogas == | ||
+ | Dari 2 desain awal diatas, kami memutuskan untuk menggunakan desain yang pertama. Hal tersebut dikarenakan terdapat referensi yang mendukung untuk desain 1 dan orang tersebut sudah membuat desainnya dan melakukan eksperimen. Selain itu terdapat beberapa referensi yang menyebutkan bahwa slurry yang dilakukan pengadukan secara terus-menerus akan menghambat proses reaksi sehingga pengadukan yang minimal akan lebih baik. Jadi pengadukan dilakukan untuk mencegah terjadinya endapan yang menghambat proses reaksi dan dilakukan seminimal mungkin. | ||
+ | |||
+ | |||
+ | == Laporan Tugas Merancang 1 Kelompok 13 == | ||
+ | Nama anggota: | ||
+ | 1. |
Revision as of 10:02, 19 January 2021
Contents
- 1 Biodata diri
- 2 Pertemuan pertama Tugas Merancang (28 September 2020)
- 3 Pertemuan kedua Tugas Merancang (5 Oktober 2020)
- 4 Pertemuan kedua Tugas Merancang Minggu (13 Oktober 2020)
- 5 Pertemuan ketiga Tugas Merancang (20 Oktober 2020)
- 6 Pertemuan Keempat Tugas Merancang (23 Oktober 2020)
- 7 Perancangan Awal Desain Sistem Biogas
- 8 Desain Sistem Biogas
- 9 Laporan Tugas Merancang 1 Kelompok 13
Biodata diri
Nama : Fadhil Ramadhan Masthofani
NPM : 1806149103
Jurusan : Teknik Mesin
Pertemuan pertama Tugas Merancang (28 September 2020)
Perkenalan
Pertemuan kedua Tugas Merancang (5 Oktober 2020)
Pada mata kuliah Tugas Merancang ini, saya berada di TIM 13 bersama Selviya Chandrika Avaurum, Dennis Nicholas Bonardo, dan Fabio Almer Agoes. Kelompok kami berada di bawah bimbingan Pak Ahmad Indra Siswantara dan kami ditugaskan untuk mencari referensi-referensi terkait biogas.
Dari referensi yang saya baca, biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktifitas anaerobik atau fermentasi dari bahan–bahan organik seperti: kotoran hewan dan limbah domestik (rumah tangga). Kandungan utama dalam biogas adalah Metana dan Karbon Dioksida. Biogas dapat dimanfaatkan untuk menjadi energi alternatif seperti menggantikan gas yang digunakan untuk memasak.
Berdasarkan data yang saya dapat, produksi sampah di Jakarta terus meningkat. Di tahun 2018, penduduk Jakarta memproduksi hingga 7.500 ton/hari dan sekitar 38% berasal dari sisa makanan. Dari limbah sisa makanan tersebut, kita dapat memanfaatkannya menjadi biogas sebagai energi alternatif sekaligus menjaga lingkungan kita. Maka dari itu diperlukan suatu alat untuk memaksimalkan potensi tersebut
Untuk menghasilkan biogas, bahan organik difermentasi dengan bantuan bakteri. Terdapat 4 tahap fermentasi yaitu
1. Tahap hidrolisis. Pada tahap hidrolisis polimer organik yang tidak larut (seperti karbohidrat) dipecah, sehingga dapat diakses ke tahap berikutnya dari bakteri yang disebut bakteri asidogenik.
2. Bakteri asideogenik mengubah gula dan asam amino menjadi karbon dioksida, hidrogen, amonia, dan asam organik.
3. Pada tahap ketiga, bakteri asetogenik mengubah asam organik menjadi asam asetat, hidrogen, amonia, dan karbon dioksida, memungkinkan untuk tahap akhir - metanogen.
4. Metanogen mengubah komponen akhir ini menjadi metana dan karbon dioksida- yang kemudian dapat digunakan sebagai energi hijau yang mudah terbakar.
Untuk eksperimen pertama, saya akan menggunakan drum air sebagai wadah digester dan sisa makanan. Kemudian menggunakan ban dalam mobil/sepeda untuk menampung biogasnya dan kompor untuk memastikan proses fermentasi anaerobnya berhasil
Referensi:
https://www.caesarvery.com/2013/06/proses-pembuatan-biogas.html
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2589014X19300921
https://katadata.co.id/ariayudhistira/infografik/5e9a51843fdc1/jakarta-darurat-sampah
https://www.youtube.com/watch?v=pKZgnXQCp98&list=WL&index=20&t=318s
Pertemuan kedua Tugas Merancang Minggu (13 Oktober 2020)
Pada minggu ke-2, kami diarahkan untuk memulai pembuatan alat untuk pembuatan biogas menggunakan galon air sebagai wadah disgester.
Alat dan bahan:
Cara Pembuatan:
1. Mengecat galon dengan warna hitam agar proses anaerobik dapat berjalan dengan baik
2. Memotong 1,5 buah kol sampai menjadi kecil kemudian memasukkannya ke dalam ember
3. Kemudian memasukkan kol yang ada di ember ke dalam galon
4. Setelah itu memasukkan air satu ember sehingga perbandingan kol dan air 1:1
5. Melubangi tutup galon kemudian memasukkan selang air ke dalam lubang tersebut sebagai saluran gas yang dihasilkan
6. Kemudian menambahkan lem sehingga antara selang air dan tutup galon tidak ada kebocoran
7. Menutup galon dengan tutup galon yang sudah tersambung dengan selang air
8. Memasukkan air ke dalam selang air dan membuat manometer-U sederhana. Air disisi kiri manometer-U harus sama dengan sisi sebelah kanan
9. Kemudian menandai ketinggian air pada manometer sehingga kita dapat melihat perkembangannya setiap hari
10. Melakukan pengamatan dan pengambilan data ketinggian air pada manometer-U
Setalah pengamatan selama 4 hari, Kenaikan tinggi air pada manometer hanya 2,5 mm. Setelah melihat presentasi dari teman-teman yang lain, Hal tersebut terjadi karena kurang rapatnya sambungan antar selang air dan tutup galon sehingga terjadi kebocoran. Selain itu saya tidak menggunakan starter seperti susu, yoghurt, ragi, atau kotoran hewan untuk mempercepat proses pembentukan biogas
Pertemuan ketiga Tugas Merancang (20 Oktober 2020)
Pada tanggal 20 Oktober 2020, kami melakukan diskusi kelompok di grup whatsapp. Poin-poin diskusinya adalah
1. Diskusi untuk menentukan pengerjaan rangkaian selanjutnya (bahan apa saja, apakah mencoba merubah komposisi dan jumlahnya)
2. Lengkapi dan sharing pengalaman satu sama lain di dalam kelompok, untuk yang udah modifikasi lagi dengan membuat inlet dan outlet dari referensi Fabio
Poin 1
Sebelumnya kami sudah melakukan diskusi kelompok dan hasilnya adalah Fadhil, Dennis, dan Selviya untuk mencoba bahan lain agar kita bisa berbagi pengalaman. Untuk Selviya bahan yang digunakan adalah sisa sayuran dan limbah tahu, Dennis menggunakan sayuran dan 1 sachet ragi, sedangkan saya menggunakan sisa-sisa sayuran dan 3 sachet ragi
Poin 2
Saya memperbaiki sistem biogas yang saya buat minggu lalu. Hal-hal yang diperbaiki:
- Merapatkan sambungan antara selang air dan tutup galon sehingga tidak ada kebocoran
- Menempelkan penggaris pada manometer sehingga dapat dilihat langsung perubahan ketinggian air yang terjadi
- Menambahkan sisa-sisa sayuran dan ragi 3 sachet untuk mempercepat proses pembentukan biogas
- Melakukan pengamatan ketinggian air per 6 jam
Pada tanggal 20 Oktober 2020 (setelah 4 hari), ketinggian air sudah mencapai 10 mm. Berikut tabel pengamatannya
Pada percobaan Dennis pada tanggal 13 Oktober, tidak terjadi perubahan apapun terhadap ketinggian manometer. Setelah itu, Dennis tidak mengubah komposisi yang ada di dalam galon dan hanya mencoba mengaduknya agar lebih merata sampah yang ada di dalam galon. Pada pengecekan terakhir yang dilakukan pada tanggal 20 Oktober terdapat perubahan sebesar 6 mm. Evaluasinya adalah penggunaan fermipan yang lebih banyak dan memastikan sampah di dalam tercampur dengan merata.
Pada percobaan Fabio hanya menambahkan inlet outlet karena sebelumnya dia sudah berhasil menaikan ketinggian air. Inlet dalam bentuk pipa 2 inch dan outlet dalam bentuk selang. Menggunakan solder, galon dibolong. Bahan yang digunakan berupa terong, kol, ragi, dan air. Hasil yang didapatkan adalah 13mm pada tanggal 20 Oktober 2020
Pada Percobaan Selviya setelah 1 hari didiamkan dengan membuka trash bag sedikit, terlihat air bergerak ke bawah sementara busa tahu bergerak ke atas. Namun sejauh ini, belum ada perubahan ∆h pada manometer. Menurut jurnal yang dia baca, diperlukan waktu 2-3 minggu untuk limbah cair tahu membentuk gas metana.
Target minggu depan :
- Mencari literatur tentang proses anaerobic digestion
- Mempelajari Modelica
Pertemuan Keempat Tugas Merancang (23 Oktober 2020)
Pada hari Jumat, 23 November 2020 kami melakukan asistensi dengan Bang Edo. Agenda dari asistensi tersebut adalah memperkenalkan Modelica, keunggulannya, dan cara pengoperasiannya. Selain itu Bang Edo memberikan saran untuk mencari referensi lain yang dapat menjelaskan lebih rinci mengenai model sistem reaktor Biogas didireferensi yang diberikan Pak Dai. Kemudian membuat bagan dari masing-masing alat percobaan biogas yang sudah kita buat di rumah masing-masing
Perancangan Awal Desain Sistem Biogas
Pada perancangan desain awal, faktor yang harus diperhatikan pada reaktor screw conveyor adalah 1. Nature of reactant 2. konsentrasi 3. luas permukaan 4. catalyst 5. temperatur
maka dari itu dengan mempertimbangkan hal tersebut terdapat 2 desain awal yang dibuat yaitu
1. Sistem Biogas dengan screw conveyor horizontal
Pada desain ini slurry akan masuk melalui feeder ke reaktor. Kemudian didalam reaktor, slurry akan diaduk bolak balik menggunakan screw conveyor dan didiamkan selama 2 hari. Gas yang terbentuk selama 2 hari akan mengalir maelalui gas outlet sedangkan slurry yang sudah tidak dipakai aka melewati slurry outlet dan ditampung di penampungan slurry. Sebagian surry yang ada di penampungan slurry akan dipakai kembali karena memiliki kandungan OLR yang tinggi sehingga dapat mempercepat proses pembentukan biogas
2. Sistem Biogas dengan screw conveyor miring
Pada desain ini slurry akan masuk melalui feeder ke screw conveyor. Kemudian screw conveyor akan mengaduk slurry dan akan dikeluarkan ke dalam reaktor. Reaktor merupakan tempat terbentuknya biogas. Di reaktor terdapat saluran yang membuat slurry kembali ke screw conveyor sehingga proses pengadukan dapat dilakukan secara terus-menerus sealama 4 jam. Biogas yang terbentuk didalam reaktor aka keluar melalui gas outlet sedangkan slurry akan keluar seiring dengan pertambahan volume melalui slurry outlet
Desain Sistem Biogas
Dari 2 desain awal diatas, kami memutuskan untuk menggunakan desain yang pertama. Hal tersebut dikarenakan terdapat referensi yang mendukung untuk desain 1 dan orang tersebut sudah membuat desainnya dan melakukan eksperimen. Selain itu terdapat beberapa referensi yang menyebutkan bahwa slurry yang dilakukan pengadukan secara terus-menerus akan menghambat proses reaksi sehingga pengadukan yang minimal akan lebih baik. Jadi pengadukan dilakukan untuk mencegah terjadinya endapan yang menghambat proses reaksi dan dilakukan seminimal mungkin.
Laporan Tugas Merancang 1 Kelompok 13
Nama anggota: 1.