Difference between revisions of "Fahmi Ismail Wibisono"
Fahmi Ismail (talk | contribs) |
Fahmi Ismail (talk | contribs) (→UTS) |
||
Line 283: | Line 283: | ||
# Membuat input untuk mengsumsikan besar nilai yang terjadi pada sistm | # Membuat input untuk mengsumsikan besar nilai yang terjadi pada sistm | ||
# input untuk koefisien hambatan mobil terhadap udara dimana semakin cepat maka akan semakin besar pula hambatannya | # input untuk koefisien hambatan mobil terhadap udara dimana semakin cepat maka akan semakin besar pula hambatannya | ||
− | |||
− | |||
− | |||
− | |||
− | + | m = float(input("massa mobil (kg): ")) | |
− | m= | + | g = float(input("percepatan gravitasi (m/s^2): ")) |
+ | a = float(input("percepatan mobil (m/s^2) : ")) | ||
+ | cd = float(input("koefisien drag udara : ")) | ||
+ | cg = float(input("koefisien gesek jalan : ")) | ||
+ | v0 = 0 #kecepatan awal | ||
+ | t0 = 0 #waktu awal | ||
+ | dt = 1 # tinggi step atau waktu | ||
+ | error = 100 | ||
+ | p = a - g * cg | ||
+ | q = cd / m | ||
− | + | lst = [] | |
− | |||
− | + | def dvdt(t0, v0): | |
− | + | return p - (q * (v0) ** (1.5)) | |
− | + | while error > 0.005: | |
− | + | k1 = dvdt(t0, v0) | |
− | # | + | k2 = dvdt(t0 + 0.5 * dt, v0 + 0.5 * dt * k1) |
− | + | k3 = dvdt(t0 + 0.5 * dt, v0 + 0.5 * dt * k2) | |
+ | k4 = dvdt(t0 + dt, v0 + dt * k3) | ||
+ | v1 = v0 + (1.0 / 6.0) * (k1 + 2 * k2 + 2 * k3 + k4) | ||
+ | t0 = t0 + dt | ||
+ | error = ((v1 - v0) / v1) * 100 # persentase error | ||
+ | v0 = v1 | ||
+ | lst.append(v1) | ||
− | + | waktu = len(lst) | |
− | + | ||
− | + | print("waktu untuk mencapai top speed adalah: ", waktu + 1, "sekon") | |
− | + | print("top speednya adalah: ", v1 , "m/s") | |
− | print(" | ||
'''VIDEO PRESENTASI''' | '''VIDEO PRESENTASI''' |
Revision as of 11:09, 6 November 2019
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Perkenalkan saya
Nama : Fahmi Ismail Wibisono
NPM : 1706036091
Contents
Minggu Ke-1 4 September 2019
Kenapa anak mesin harus belajar kalkulus ?
Kalkulus merupakan rangkaian perhitungan matematika yang digunakan untuk memodelkan persamaan yang ada di dunia rekayasa teknik
Kenapa anak mesin harus belajar kalkulus ?
Pada bidang teknik mesin banyak sekali jenis pegaplikasiaannya contohnya pada suatu struktur mesin yang memiliki struktur tidak beraturan dan perlu analisis mekanikalnya maka model persamaan integralnya pasti akan rumit dan tidak ada rumus baku, yang biasa ditemukan pada masalah engineering, bagaimana memodelkan integral dari sesuatu yang acak.
Kelas 4 September 2019 :
Mata kuliah numerik salah satu pemecah masalah seperti masalah tadi. Pak Indra dalam kelas menjelaskan kegunaan kalkulus dan metode numerik dengan perumpamaan, jika kita ingin menghitung luas Pulau Jawa namun Pulau Jawa tidak dapat dihitnung begitu saja karena bentuknya yang acak, namun dengan logika, kita bisa menghitung luasan yang beraturan seperti square, kemudian kita bagi luas pulau jawa tersebut kedalam square-square tersebut, dan jika kita ingin mendapat hasil akurat maka kita dapat perkecil square-square tersebut, namun jumlahnya akan cukup mnyulitkan untuk dimodelkan dan dihitung, namun dengan perkembangan teknologi maka kita bisa menghitung dengan menggunakan komputer, yang bisa membantu menghitung tanpa 'kelelahan'.
Dalam memodelkan tidak hanya diperlukan persamaan kalkulus namun perintah-perintah yang dimengerti oleh mesin komputer dikarenakan komputer memiliki bahasa yang berbeda, dalam kuliah numerik ini diajarkan metode yang akan bahasa yang digunakan seperti phyton atau c++ dengan buku pengantaranya 'numerical methods in engineering with python 3'.
Tugas :
1. Mempelajari python secara langsung.
2. Membuat program untuk menyelesaikan persamaan matematika seperti yang dicontohkan.
Tugas :
Persamaan f(1) = x^2-1/x-1
Menggunakan Python
- menggunakan limit
def f(x):
return x**2-1
def g(x):
return x-1
for i in range(1,10):
n=0.1 a=n**i
limit=f(1-a)/g(1-a) print (limit)
- Run
2.0
Minggu Ke-2 11 September 2019
Machine learning, contohnya google bisa mengetahui arah penggunaan search enginenya. Saat ini banyak menggunakan software dimana spesifikasinya berbeda seperti 32bit dan 64bit.
32 bit 64 bit
bit merupakan binary digit, OS komputer yang mampu menjalankan 32 bit disebut overflow, karena terbatas binay digitnya. Software-software engineering saat ini mengharuskan penggunaan 64bit untuk dapat menyokong penggunaan komputer yang mulai kompleks dan dapat membantu Machine Learning
menurut Pak Indra :
Orang yang belajar adalah orang yang sedang mengasah kecerdasan untuk tahap selanjutnya.
Dimana saat ini AI(artificial intelligence) yang merupakan hasil buah pemikiran manusia yang saat ini sedang banyak dikembangkan untuk membantu pekerjaan manusia yang terbatas dengan memori dan stamina dalam melakukan suatu pekerjaan. Namun yang membedakan antara manusia dan komputer adalah manusia memiliki hati yang ibarat sebagai dasar dari pemakaian manusia dan manusia memiliki kemaungan/keinginan.
Dalam perkembangan dunia industri, saat ini dikenal dengan yang namanya revolusi industri 4.0 mengenai IOT dimana pada mata kuliah ini dapat menjadi dasar dan bekal SDM Indonesia dalam menghadapi revolusi Industri 4.0, dan ddalam waktu dekat akan hadir pula revolusi Industri 5.0 yang juga telah dibicarakan yaitu mengenai empowering human yang dimana teknologi bukannya melemahkan manusia tapi membantu manusia. Teknologi bisa diibaratkan sebagai kuda ada yang liar dan jinak serta dapat membantu manusia. Yang dibutuhkan dalam memanfaatkan teknologi ini adalah pengetahuan mengenai hal yang akan kita gunakan dan sebgai anak mesin harus tahu dan harus dapat emporing your self.
Pak radon memberikan gambaran mengenai metode numerik pada pertemuan pertama dan mengenalkan dasar programming dalam kelas.
Materi dasar-dasar programing dengan python
Pada mata kuliah metode numerik dibutuhkan banyak energi untuk mengejar ketertinggalan untuk materi ajar yang menjadi pokok Mata Kuliah Metode Numerik ini.
Contoh Program
Strings & Tuples
rec = ('Fahmi','Ismail','Wibisono','(5,12,99)') NamaAwal,NamaTengah,NamaAkhir,tanggallahir = rec TahunLahir = tanggallahir[2] print(TahunLahir) name =rec[0]+' '+rec[1] print(name) print(rec[0:4])
a=[1.0,2.0,3.0] a.insert(0,0.0) print(len(a)) a[2:4]=[1.0,1.0,1.0]
- Strings
s = ’3 9 81’ print(s.split()) [’3’, ’9’, ’81’]
Minggu Ke-3 18 Sepetember 2019
'
Pada Kelas hari ini diadakan kuis untuk menguji kemampuan mahasiswa dalam menggunakan bahasa pemograman Python. Pak Indra memberi soal mengenai baris Fibonacci sebagai berikut
Baris Fibonacci : 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, ..., Un
Dari baris Fibonacci tersebut dibuat program untuk mencari besar Suku Ke-n dari baris tersebut
Program menggunakan For
Program menggunakan While
Minggu Ke-4 25 September 2019
Mempelajari suatu konsep seperti belajar integral di kalkulus menyelesaikan persamaan alajabar simultan.
Komputasional Modeling
Kenapa kita harus menghitung, kita harus memastikan yang kita design mampu bekerja sesuai keinginan kita, contohnya mampu menahan beban dan memiliki efisiensi yang kita inginkan
namun kita tidak dapat menghitung semua secara eksak, kita hanya dapat melakukan pendekatan modeling merupakan suatu representasi merupakan suatu objek
di dunia ini untuk dapat mendefinisikan model adalah asumsi simplifikasi dan representasi
kalo semua basic ilmu teknik itu semua basisnnya mechanical.
Minggu Ke-5 2 Oktober 2019
Pada pertemuan ke 5 ini belajar bersama asisten Dosen mengenai Python untuk mempelajari penggunaan Python untuk penggunaan di Kelas Metode Numerik Ini. Python merupakan salah satu bahasa yang banyak digunakan saat ini karena bentuk syntax-nya yang mudah dipahami. Dan untuk dapat menokong Revolusi Industri 4.0 pembelajaran bahasa pemograman akan sangat dibutuhkan
Minggu Ke-6 9 Oktober 2019
Pada pertemuan minggu ke 6 ini belajar mengenai pemecahan masalah aljabar. Dalam masalah matematika terutama aljabar pada umumnya banyak dipakai untuk memodelkan suatu permasalahan fisika dan pada saat ini komputer memiliki peran dalam pemodelan masalah tersebut. Dalam penyelesaian komputer berguna sebagai alat bantu karena komputer dapat diandalkan dalam operasi berulang dan konstan.
Alur teknik penyelesaian masalah Aljabar
1. Metode Eliminasi
2. Metode Gauss
3. Trial & Error
Minggu ke-7 16 Oktober 2019 - KUIS
Pada kelas ini diadakan KUIS. untuk menguji pemahaman kami terhadap masalah aljabar pada kelas metode numerik ini dan Kuis mengambil contoh soal dari buku
Problem Set 2.1 no.6
Problem Set 7.1 no.2
UTS
Muhasabah
NO.A Kesetimbangan Tegangan Tali
- Soal A dimana terdapat 4 buah benda pada sebuah sistem katrol
- dimana terdapat 3 benda pada bidang miring dan 1 benda lagi tergantung pada tali
- benda 1, 2, & 3 berada pada bidang miring dimana sistem dianggap setimbang dan gesekan dapat diabaikan
- Mencari besar dari tegangan tali dari sistem benda pada soal no 1
Mengasumsikan dan Menentukan besaran percepatan gravitasinya dan besar massa dari ke-empat benda tersebut g=eval(input("Besar g: "))
- Menentukan nilai massa benda 4
m4=eval(input("Besar massa m4 : "))
- Menentukan nilai massa benda 3
m3=eval(input("Besar massa m3 : "))
- Menentukan nilai massa benda 2
m2=eval(input("Besar massa m2 : "))
- Menentukan nilai massa benda 1
m1=eval(input("Besar massa m1 : "))
- Pada sistem dianggap setimbang dimana tidak bergerak dan dapat dianggap SF=0
- W1+W2+W3-W4=0
- SinA(m1+m2+m3)-m4=0
sinA=m4/(m3+m2+m1)
- Menghitung nilai T3
- F=0
- T3-m4*g=0
T3=m4*g
- Menghitung nilai T2
- F=0
- T2-T3+(m3*g*sinA)
T2=T3-(m3*g*sinA)
- Menghitung nilai T1
- F=0
- T1-(m1*g*sinA)=0
T1=m1*g*sinA
- print nilai T3
print("Besar Tegangan tali 3 adalah :",float(T3),"N")
- print nilai T2
print("Besar Tegangan tali 2 adalah :",float(T2),"N")
- print nilai T1
print("Besar Tegangan tali 1 adalah :",float(T1),"N")
VIDEO PRESENTASI
No.B Mobil
- mobil melaju dari posisi diam hingga ke top speednya dengan percepatan a
- kemudian besar gesekan dan hambatan yang terjadi mobil diperhitungkan
- Membuat input untuk mengsumsikan besar nilai yang terjadi pada sistm
- input untuk koefisien hambatan mobil terhadap udara dimana semakin cepat maka akan semakin besar pula hambatannya
m = float(input("massa mobil (kg): ")) g = float(input("percepatan gravitasi (m/s^2): ")) a = float(input("percepatan mobil (m/s^2) : ")) cd = float(input("koefisien drag udara : ")) cg = float(input("koefisien gesek jalan : ")) v0 = 0 #kecepatan awal t0 = 0 #waktu awal dt = 1 # tinggi step atau waktu error = 100 p = a - g * cg q = cd / m
lst = []
def dvdt(t0, v0):
return p - (q * (v0) ** (1.5))
while error > 0.005:
k1 = dvdt(t0, v0) k2 = dvdt(t0 + 0.5 * dt, v0 + 0.5 * dt * k1) k3 = dvdt(t0 + 0.5 * dt, v0 + 0.5 * dt * k2) k4 = dvdt(t0 + dt, v0 + dt * k3) v1 = v0 + (1.0 / 6.0) * (k1 + 2 * k2 + 2 * k3 + k4) t0 = t0 + dt error = ((v1 - v0) / v1) * 100 # persentase error v0 = v1 lst.append(v1)
waktu = len(lst)
print("waktu untuk mencapai top speed adalah: ", waktu + 1, "sekon") print("top speednya adalah: ", v1 , "m/s")
VIDEO PRESENTASI
Enable comment auto-refresher