Difference between revisions of "Pertemuan ke-3 (18 September 2019)"
Line 5: | Line 5: | ||
− | Hal pertama yang dilakukan adalah membuat fungsi Fibonacci tersebut dengan mendefinisikan Algorithma Fibonacci. | + | Hal pertama yang dilakukan adalah membuat fungsi Fibonacci tersebut dengan mendefinisikan Algorithma Fibonacci. di dalam fungsi itu, ketika n=0, akan diprint error karena suku dimulai dengan suku pertama. ketika n=1 atau n=2, hasil fungsi tersebut akan menjadi 0 atau 1. ketika n lebih dari 2, akan dioperasikan fibonacci(n-1)+fibonacci(n-2). operasi tersebut akan terus berulang atau dikembangkan lagi sampai menuju fibonacci(1) atau fibonacci(2). |
+ | |||
+ | Contoh: | ||
+ | Ketika n = 4, | ||
+ | maka akan dioperasikan fibonacci(4-1)+fibonacci(4-2) menjadi fibonacci(3)+fibonacci(2), | ||
+ | kemudian menjadi fibonacci(3-1)+fibonacci(3-2)+1(hasil fibonacci(2) menjadi fibonacci(2)+fibonacci(1)+1, | ||
+ | Fibonacci(4) menjadi 1+0+1=2. |
Revision as of 18:18, 20 September 2019
Pada pertemuan ke-3 kita ditugaskan untuk membuat algorithma deretan Fibonacci. kode-kode yang diprogram adalah ketika diinput suku ke-berapa deret Fibonacci tersebut akan dihasilkan. Berikut adalah program python yang dihasilkan.
Hal pertama yang dilakukan adalah membuat fungsi Fibonacci tersebut dengan mendefinisikan Algorithma Fibonacci. di dalam fungsi itu, ketika n=0, akan diprint error karena suku dimulai dengan suku pertama. ketika n=1 atau n=2, hasil fungsi tersebut akan menjadi 0 atau 1. ketika n lebih dari 2, akan dioperasikan fibonacci(n-1)+fibonacci(n-2). operasi tersebut akan terus berulang atau dikembangkan lagi sampai menuju fibonacci(1) atau fibonacci(2).
Contoh: Ketika n = 4, maka akan dioperasikan fibonacci(4-1)+fibonacci(4-2) menjadi fibonacci(3)+fibonacci(2), kemudian menjadi fibonacci(3-1)+fibonacci(3-2)+1(hasil fibonacci(2) menjadi fibonacci(2)+fibonacci(1)+1, Fibonacci(4) menjadi 1+0+1=2.