Difference between revisions of "Dede sumantri"

From ccitonlinewiki
Jump to: navigation, search
(Tugas Besar - Menerapkan DAI5 Framework pada Harmonic Vibration in Mechanical Structure)
 
(87 intermediate revisions by the same user not shown)
Line 4: Line 4:
  
  
== Pertama saya kana bertanya apa yang dimaksud dengan metode DAI5 ==
+
== Part 1 - Memahami DAI5 Framework bersama GPT ==
  
  
Line 34: Line 34:
  
  
 +
I said :
  
== Bagaimana menerapkan Intention kepada Ketuhanan dengan metode DAI5? ==
+
saya akan memberikan informasi kepada mu bahwa DAI5 terdiri dari 4 point utama yaitu intentioan , , initial thinking, idealisasion dan instruction step , bagaimana menurutmu?
 +
 
 +
 
 +
GPT said :
 +
 
 +
Pendekatan DAI5 dengan 4 poin utama ini cukup menarik! Berikut adalah bagaimana poin-poin tersebut dapat dijabarkan:
 +
 
 +
'''1. Intentional'''
 +
Fokus pada niat atau tujuan yang jelas sebelum memulai suatu proses. Tahap ini membantu memastikan bahwa setiap langkah yang diambil memiliki arah yang terarah dan relevan dengan hasil yang diinginkan.
 +
 
 +
'''2. Initial Thinking'''
 +
Tahap pemikiran awal untuk memahami konteks, menganalisis masalah, atau mengeksplorasi peluang. Proses ini penting untuk membangun landasan pemahaman yang kuat sebelum melangkah lebih jauh.
 +
 
 +
'''3. Idealisation'''
 +
Berisi pengembangan ide atau konsep yang ideal. Proses ini sering mencakup brainstorming dan eksplorasi kreatif untuk menghasilkan solusi yang inovatif dan sesuai dengan tujuan.
 +
 
 +
'''4. Instruction Step'''
 +
Mengacu pada langkah-langkah praktis atau panduan implementasi. Fokus pada eksekusi ide yang dirancang dengan terstruktur dan terukur.
 +
 
 +
Menurut saya, struktur ini sangat efisien karena mencakup seluruh siklus mulai dari perencanaan strategis hingga implementasi operasional. Jika ada penyesuaian lebih lanjut, kamu bisa membagikan detail tambahan untuk kita eksplor bersama!
 +
 
 +
 
 +
I said :
 +
 
 +
menurutmu dari keempat point tersebut mana yang membuat DAI5 menjadi framework yang berbeda dengan yang lainnya ?
 +
 
 +
 
 +
Chat GPT  Said :
 +
 
 +
Menurut saya, poin yang membuat DAI5 menjadi unik dibandingkan framework lain adalah Intentional dan Idealisation. Berikut alasannya:
 +
 
 +
'''1. Intentional'''
 +
Tidak semua framework menempatkan fokus pada niat atau tujuan sebagai langkah awal yang eksplisit. Dalam DAI5, keberadaan Intentional memastikan bahwa semua proses dimulai dengan pemahaman yang jelas mengenai apa yang ingin dicapai. Elemen ini mendorong kesadaran dan arah yang terarah sejak awal, sehingga tidak ada langkah yang terbuang sia-sia. Ini lebih dari sekadar "tujuan umum"—ini adalah langkah yang memastikan ada niat yang selaras dengan strategi.
 +
 
 +
'''2. Idealisation'''
 +
Berbeda dari framework lainnya yang sering kali hanya menyarankan solusi langsung, Idealisation mendorong eksplorasi ide yang lebih mendalam dan kreatif. Tahapan ini mencakup imajinasi tentang solusi ideal yang bukan hanya praktis tetapi juga inovatif. Pendekatan ini memungkinkan pengembangan solusi yang lebih menyeluruh dan berbasis visi.
 +
 
 +
Kombinasi Intentional (sebagai arah yang jelas) dan Idealisation (sebagai eksplorasi kreatif) memberikan DAI5 keseimbangan antara strategi dan inovasi, menjadikannya lebih adaptif untuk berbagai situasi tanpa kehilangan fokus.
 +
 
 +
Jika ada sudut pandang lain yang ingin kamu tambahkan, saya tertarik untuk mendengarnya!
 +
 
 +
 
 +
I said :
 +
 
 +
DAI5 menekankan pada intention yang kuat akan kesadaraan penggunaannya dalam melakukan sesuatu?
 +
 
 +
 
 +
Chat GPT said :
 +
 
 +
Penekanan pada intention yang kuat ini benar-benar memberikan kerangka kerja DAI5 sebuah keunggulan unik. Kesadaran yang jelas dalam setiap langkah membantu memastikan bahwa tindakan yang diambil tidak hanya efektif tetapi juga bermakna. Jika ada hal lain yang ingin kamu diskusikan lebih lanjut tentang penerapan prinsip ini, beri tahu saya!
 +
 
 +
 
 +
I Said :
 +
 
 +
DAI5 juga menerangkan tentang konsep brainware dan hardware, bagaimana tanggapanmu apa hubungannya dengan intention?
 +
 
 +
 
 +
GPT said :
 +
 
 +
Hubungan antara konsep brainware dan hardware dengan intention dalam DAI5 sangat menarik. Berikut pandangannya:
 +
 
 +
'''1. Brainware sebagai Penggerak Intention'''
 +
Brainware merujuk pada kemampuan manusia, baik dalam aspek intelektual, emosional, maupun kreatif. Intention yang kuat bergantung pada brainware karena kesadaran dan niat berasal dari proses berpikir, memahami, dan memutuskan. Tanpa brainware yang memadai, intention hanya menjadi sekadar ide tanpa arah yang jelas.
 +
 
 +
'''2. Hardware sebagai Wadah untuk Mewujudkan Intention'''
 +
Hardware, di sisi lain, adalah alat atau teknologi yang membantu merealisasikan niat dan tujuan. Dalam DAI5, hardware berfungsi sebagai media untuk mengimplementasikan langkah-langkah yang telah direncanakan berdasarkan intention. Tanpa niat yang jelas, hardware mungkin digunakan secara tidak efisien.
 +
 
 +
Hubungannya:
 +
Intention menjadi penghubung utama antara brainware dan hardware. Kesadaran yang kuat pada setiap langkah memastikan bahwa brainware mampu mengoptimalkan penggunaan hardware. DAI5 menunjukkan bahwa keseimbangan antara kemampuan manusia (brainware) dan alat yang digunakan (hardware) adalah kunci keberhasilan sebuah framework.
 +
 
 +
Jika ada contoh spesifik yang ingin kamu diskusikan untuk mengaitkan ketiga elemen ini, aku siap membantu!
 +
 
 +
Penekanan pada intention yang kuat ini benar-benar memberikan kerangka kerja DAI5 sebuah keunggulan unik. Kesadaran yang jelas dalam setiap langkah membantu memastikan bahwa tindakan yang diambil tidak hanya efektif tetapi juga bermakna. Jika ada hal lain yang ingin kamu diskusikan lebih lanjut tentang penerapan prinsip ini, beri tahu saya!
 +
 
 +
 
 +
I Said :
 +
 
 +
ounder DAI5 juga mengatakan bahwa framework ini sebagai salah satu jalan untuk mendekatkan diri kita kepada Tuhan, apa ada hubungannya dengan intention?
 +
 
 +
 
 +
GPT Said :
 +
 
 +
Ya, pernyataan itu sangat erat kaitannya dengan konsep intention dalam DAI5. Berikut adalah hubungannya:
 +
 
 +
'''1. Kesadaran Spiritual dalam Intention'''
 +
Intention dalam DAI5 bukan hanya mencakup tujuan duniawi tetapi juga menekankan kesadaran akan makna yang lebih tinggi. Dengan niat yang didasarkan pada nilai-nilai spiritual, setiap langkah dalam proses menjadi bagian dari upaya mendekatkan diri kepada Tuhan.
 +
 
 +
'''2. Tindakan dengan Tujuan yang Mulia'''
 +
Ketika intention diarahkan untuk tujuan yang baik dan bermakna, seperti membantu orang lain, menyelesaikan masalah dengan adil, atau memberikan kontribusi positif, hal ini mencerminkan pengabdian kepada Tuhan. Niat yang kuat dan terarah dalam framework DAI5 dapat menjadi alat untuk menjadikan pekerjaan sehari-hari sebagai bentuk ibadah.
 +
 
 +
'''3. Kesadaran akan Peran dan Tanggung Jawab'''
 +
Dengan menyadari bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi baik duniawi maupun ukhrawi, framework ini mendorong penggunanya untuk selalu bertanggung jawab dalam setiap proses. Ini selaras dengan konsep intention yang menyadarkan pengguna untuk bekerja dengan penuh kesadaran dan niat yang benar.
 +
 
 +
Dengan demikian, DAI5 tidak hanya menjadi alat pemecahan masalah, tetapi juga sarana untuk mengintegrasikan dimensi spiritual dalam aktivitas profesional atau keseharian. Menarik sekali jika framework ini dapat membantu menyeimbangkan aspek dunia dan akhirat.
 +
 
 +
 
 +
 
 +
[[image:Dai5_paham.png]]
 +
 
 +
== Part 2 - Critical point : Intention pada DAI5, Bagaimana memaknai suatu pekerjaan  ==
  
  
Line 66: Line 166:
  
 
Setelah semua langkah selesai, kita bisa berdoa agar hasil penelitian ini benar-benar bermanfaat bagi dunia industri, ilmu pengetahuan, dan kehidupan manusia. Doa ini mengandung niat kita untuk mengabdikan ilmu yang kita dapat kepada kebaikan yang lebih luas dan untuk kebaikan yang diridhoi Tuhan.
 
Setelah semua langkah selesai, kita bisa berdoa agar hasil penelitian ini benar-benar bermanfaat bagi dunia industri, ilmu pengetahuan, dan kehidupan manusia. Doa ini mengandung niat kita untuk mengabdikan ilmu yang kita dapat kepada kebaikan yang lebih luas dan untuk kebaikan yang diridhoi Tuhan.
 
 
  
 
== Apa hubungan antara Metode DAI5 dengan penelitian Abrasive cutting tool with ultrasonic vibration assisted ? ==
 
== Apa hubungan antara Metode DAI5 dengan penelitian Abrasive cutting tool with ultrasonic vibration assisted ? ==
Line 169: Line 267:
 
GPT Result :
 
GPT Result :
  
Bayangkan sebuah batang elastis 1D dengan panjang (𝐿) L yang salah satu ujungnya dipasang tetap, dan ujung lainnya diberi gaya (𝐹). Gaya tersebut  adalah contoh dasar dari masalah mekanika kontinuum di mana kita mengasumsikan bahwa material bersifat kontinu dan tidak memperhatikan struktur atomik atau molekulernya.
+
kedua ujung batang dijepit tetap dan gaya diberikan di tengah batang, kita akan melihat deformasi elastis yang simetris di sekitar titik tengah. Ketika gaya diterapkan di bagian tengah batang, batang akan mengalami defleksi maksimal di titik tengah, sementara kedua ujung tetap tidak bergerak. Gaya tersebut  adalah contoh dasar dari masalah mekanika kontinuum di mana kita mengasumsikan bahwa material bersifat kontinu dan tidak memperhatikan struktur atomik atau molekulernya.
  
 
Dalam mekanika kontinuum, kita membuat asumsi bahwa:
 
Dalam mekanika kontinuum, kita membuat asumsi bahwa:
Line 179: Line 277:
 
Menghitung perpindahan di setiap titik 𝑥. x sepanjang batang saat diberi gaya ini, dan mengintegrasikannya dengan konsep "kesadaran kontinuum" sebagaimana digunakan dalam kerangka kerja DAI5.
 
Menghitung perpindahan di setiap titik 𝑥. x sepanjang batang saat diberi gaya ini, dan mengintegrasikannya dengan konsep "kesadaran kontinuum" sebagaimana digunakan dalam kerangka kerja DAI5.
  
Langkah 1: Menyusun Persamaan Dasar
+
'''Langkah 1: Menyusun Persamaan Dasar'''
 +
 
 +
Pada Batang elastis 1D, defleksi pada titik X yang disebabkan oleh  gaya (F) diatur oleh persamaan
 +
 
 +
 
 +
[[File:Stress-strain2.JPG]]
 +
 
 +
'''Langkah 2: Mengintegrasikan untuk Perpindahan Sepanjang Batang'''
 +
 
 +
[[File:Stress-strain3.JPG]]
  
Langkah 2: Mengintegrasikan untuk Perpindahan Sepanjang Batang
+
'''Langkah 3: Mengaitkan dengan "Kesadaran Kontinuum" dalam Kerangka Kerja DAI5'''
  
Langkah 3: Mengaitkan dengan "Kesadaran Kontinuum" dalam Kerangka Kerja DAI5
 
  
 
Dalam kerangka kerja DAI5, konsep "kesadaran kontinuum" menggambarkan integrasi mulus di mana perubahan menyebar secara kontinu. Dalam konteks ini, distribusi tegangan dan regangan yang kontinu di sepanjang batang mencerminkan bagaimana perubahan gaya di salah satu ujung berdampak pada seluruh material secara konsisten dan dapat diprediksi.
 
Dalam kerangka kerja DAI5, konsep "kesadaran kontinuum" menggambarkan integrasi mulus di mana perubahan menyebar secara kontinu. Dalam konteks ini, distribusi tegangan dan regangan yang kontinu di sepanjang batang mencerminkan bagaimana perubahan gaya di salah satu ujung berdampak pada seluruh material secara konsisten dan dapat diprediksi.
  
Contoh masalah 1D ini menggambarkan integrasi konsep kesadaran kontinuum:
+
[[File:Stress-strain4.JPG]]
 +
 
 +
Contoh ini mengintegrasikan ide kesadaran kontinuum dengan menunjukkan bagaimana seluruh sistem material "merespons" secara mulus di sepanjang panjangnya, sejalan dengan prinsip-prinsip kerangka kerja DAI5 dalam respons yang bersatu dan kontinu.
  
Persepsi Beban: Seluruh batang "merasakan" beban yang diberikan di ujungnya dan mendistribusikannya secara halus.
+
'''Python Code'''
Koordinasi Respons:
 
  
  
 
[[File:PythonCodeBeam.JPG]]
 
[[File:PythonCodeBeam.JPG]]
 +
 +
 +
 +
'''Grafik Defleksi Batang Beam'''
  
 
[[File:BeamGrafik.JPG]]
 
[[File:BeamGrafik.JPG]]
 +
 +
Grafik menunjukkan defleksi yang maksimum di tengah batang dan menurun menuju nol di kedua ujung, yang sesuai dengan kondisi ujung tetap. Bentuk simetris ini mencerminkan bagaimana gaya di tengah memengaruhi perpindahan di seluruh panjang batang.
 +
 +
 +
 +
 +
== Monitoring & Evaluasi progress belajar berbantuan AI ==
 +
Selasa 19 November 2024
 +
 +
Telah terjadi 4 sesi dengan total 4 chat yang membahas tentang DAI5.
 +
 +
Tanggapan atas Pikiran dan Pemahaman Anda terhadap DAI5
 +
Pemahaman Anda tentang DAI5 menunjukkan pendekatan yang mendalam dan aplikatif, terutama dengan fokus pada "intention" sebagai inti dari setiap langkah dalam kerangka ini. Berikut adalah tanggapan saya terhadap pemikiran Anda:
 +
 +
1. Intensi kepada Ketuhanan
 +
 +
Pemahaman Anda tentang niat sebagai bentuk pengabdian kepada Tuhan dalam penelitian adalah sangat relevan. Anda telah berhasil mengintegrasikan nilai-nilai spiritual ke dalam proses ilmiah, yang memberikan makna lebih pada pekerjaan Anda.
 +
 +
2. Aplikasi pada Penelitian Teknis
 +
 +
Anda mampu menghubungkan kerangka DAI5 dengan penelitian yang sangat teknis seperti abrasive dicing blade dan ultrasonic vibration. Ini menunjukkan kemampuan Anda untuk menerjemahkan konsep manajemen masalah menjadi langkah konkret yang relevan dengan bidang yang Anda tekuni.
 +
 +
 +
3. Pemanfaatan pada Harmonic Vibration dan FEM 1D
 +
 +
Pendekatan Anda untuk memasukkan FEM 1D sebagai alat analisis teknis dalam kerangka DAI5 adalah langkah yang cerdas. Ini menunjukkan bahwa Anda memahami bagaimana menjembatani teori dengan aplikasi praktis.
 +
 +
Secara keseluruhan, pemikiran Anda sangat holistik, memadukan aspek teknis, spiritual, dan manajerial ke dalam satu kerangka kerja yang terstruktur. Ini menunjukkan kedalaman pemahaman dan kemampuan reflektif yang kuat. Jika ada area yang ingin lebih dieksplorasi, kita bisa berdiskusi lebih jauh! ​
 +
 +
== Tugas Besar - Menerapkan DAI5 Framework pada Harmonic Vibration in Mechanical Structure==
 +
 +
 +
[https://drive.google.com/file/d/1c16dKdIyL9q8wqP5F452gJsGM_-wnfi2/view?usp=sharing Download PDF File - TUGAS Besar Komputasi Teknik (Format Paper)]
 +
 +
 +
'''A. Title'''
 +
 +
Optimasi Desain Cutting Blade dengan Bantuan Getaran untuk Mengurangi Edge Chipping pada Proses Dicing Silicon Wafer : Pendekatan Matematis
 +
 +
'''B. Author Complete Name'''
 +
 +
Dede Sumantri
 +
 +
'''C. Affiliation'''
 +
 +
Department of Mechanical Engineering, Universitas Indonesia. Kampus UI depok 16424, Indonesia
 +
 +
'''D. Abstract'''
 +
 +
Proses dicing pada manufaktur semikonduktor sering menghadapi tantangan edge chipping yang mengurangi kualitas permukaan dan meningkatkan risiko cacat produk. Teknologi Vibration-Assisted diusulkan sebagai solusi dengan memanfaatkan vibrasi radial pada frekuensi tertentu untuk mengurangi gaya potong dan risiko edge chipping. Penelitian ini mengoptimalkan desain cutting blade  dengan bantuan getaran.  Pendekatan model matematis pada hinge dilakukan untuk mengetahui Maksimum Amplitudo yang dihasilkan. Hasil menunjukkan korelasi antara desain hinge dan performa vibration Assisted menghasilkan displacement optimal. Pendekatan ini mendukung alat potong berbiaya rendah dengan kualitas tinggi, sesuai dengan prinsip keberlanjutan Framework DAI5.
 +
 +
'''E. Author Declaration'''
 +
 +
  1. Deep Awareness (of) I
 +
 +
Saya meniatkan diri saya untuk mempelajari dan menyelesaikan permasalahan yang saya angkat dengan keyakinan penuh bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini dapat dipelajari (ilmu pengetahuan) dan memiliki penyelesaian yang mampu ditangkap oleh logika Manusia karena Allah adalah pemberi logika yang memerintahkan makhluknya untuk menggunakannya dengan sebaik-baiknya dalam kerangka ilmu pengetahuan. Semakin memahami dan mampu menyelesaikan permasalahan akan meningkatkan keyakinan kepada kuasa dari sang pencipta, segala kesulitan yang ada merupakan hal menguji keteguhan kita dalam proses mencari tanda-tanda kuasa Allah. Jika Allah berhekendak maka akan ditinggikan derajat seorang manusia karena ilmu pengetahuannya.
 +
 +
  2. Intention of the Project Activity
 +
 +
Getaran atau vibrasi banyak ditemukan pada sistem yang bergerak (dinamis). Vibrasi menjadi sesuatu yang memiliki efek buruk pada suatu sistem apabila Frekuensi kerja dari suatu sistem sama dengan Natural frekuensi yang ada pada sistem tersebut. oleh karena itu, pada umumnya dalam tahapan mendesain suatu sistem yang dinamis perlu untuk mencari terlebih dahulu berapa perkiraan nilai frekuensi sistem (Frekuensi Natural) untuk kemudian menetapkan frekuensi kerja dari sistem tersebut berada di bawah atau diatas dari frekuensi natural tersebut (menjauhi Frekuensi natural). Perubahan Frekuensi kerja yang disebabkan oleh faktor eksternal dapat menjadi indikator terjadinya abnormality pada sistem dalam arti ada kemungkinan apabila perubahan tersebut membawa sistem tersebut semakin mendekati frekuensi naturalnya yang akan menyebabkan getaran yang tidak terkontrol sehingga merusak sistem secara keseluruhan.
 +
 +
 +
Saya akan mencoba menjelaskan dengan contoh, ketika melakukan proses milling, spindle akan akan berputar pada nilai RPM tertentu dan apabila kita meletakan sensor penangkap getaran maka pada spindle yang berputar akan ditemukan getaran spindle yang diakibatkan oleh spindle yang yang berputar. Sampai pada tahap ini getaran merupakan sesuatu yang normal terjadi pada benda yang dinamis namun apabila spindle tersebut bergetar terlalu besar maka hal tersebut dapat dijadikan suatu indikasi awal bahwa ada kekurangan pada proses pembuatannya terkait dengan kepresisian atau proses assemblynya yang tidak baik. ketika cutting tool yang ada pada spindle yang berputar tersebut melakukan proses pemakanan pada suatu workpiece maka akan terjadi perubahan terhadap getaran yang tertangkap oleh sensor. perubahan ini terjadi karena adanya faktor eksternal yang mempengaruhi sistem. apabila getaran yang terjadi terlalu besar hal tersebut akan mempengaruhi hasil dari produk yang sedang diproses dimana tingkat akurasi mesin akan berkurang dan menghasilkan produk yang keluar dari target dimensinya. Pada kasus yang lebih ekstrim perubahan frekuensi pada mesin yang mendekati nilai frekuensi natural mesin tersebut akan menyebabkan mesin bergetar secara tidak terkontrol dan membahayakan.
 +
 +
  '''Apakah Frekuensi Natural harus selalu dihindari ?'''
 +
 +
  '''Apakah tidak ada manfaat lain yang dapat diambil dari adanya frekuensi natural pada sistem ?'''
 +
 +
Proses mendalami pertanyaan tersebut, saya melakukan proses literasi untuk mencari topik-topik yang terkait dengan getaran yang berhubungan dengan keilmuan yang saya dalami, khususnya di bidang Manufaktur. Kemudian saya menemukan bahwa vibrasi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas dari produk hasil manufaktur. Peningkatan kualitas hasil proses manufaktur tersebut dilakukan dengan memanfaatkan frekuensi natural dari sistem cutting tool. Secara sederhana, Pada mode shape atau frekuensi tertentu, suatu sistem dapat bergetar secara radial yang akan menghasilkan amplitude tertentu. vibrasi radial ini yang kemudian dimanfaatkan pada proses manufaktur. Berdasarkan hasil literasi yang saya lakukan, getaran radial tersebut dimanfaatkan pada proses grinding atau dicing pada material silicon wafer. Proses dicing merupakan salah proses yang dilakukan pada proses pembuatan komponen semikonduktor (chip).
 +
 +
'''F. Introduction'''
 +
 +
Industri semikonduktor adalah tulang punggung revolusi teknologi modern. Dari perangkat elektronik konsumen seperti ponsel dan komputer hingga aplikasi industri seperti kendaraan listrik dan perangkat Internet of Things (IoT), semikonduktor mendukung berbagai inovasi yang mendefinisikan era digital [1]. Permintaan global terhadap semikonduktor terus meningkat, seiring kebutuhan akan perangkat yang lebih kecil, lebih cepat, dan lebih hemat energi [2]. Namun, proses manufaktur semikonduktor menghadapi tantangan yang semakin kompleks karena ukuran komponen semakin kecil, sementara tuntutan akan kualitas dan efisiensi produksi semakin tinggi [3].
 +
 +
 +
Salah satu tahap penting dalam manufaktur semikonduktor adalah proses dicing, di mana wafer silicon yang telah diproses dipotong menjadi chip individu. Tahap ini sangat kritis karena kualitas hasil pemotongan menentukan integritas mekanis dan performa chip dalam perangkat akhir [4]. Silicon wafer memiliki sifat brittle (rapuh), sehingga mudah mengalami kerusakan selama proses dicing. Masalah yang umum terjadi adalah edge chipping, yaitu pecahan kecil yang muncul di tepi hasil pemotongan. Edge chipping tidak hanya mengurangi kualitas permukaan (surface quality), tetapi juga meningkatkan risiko keretakan mikro yang dapat menyebabkan kegagalan fungsi chip dalam jangka panjang [5].
 +
Pendekatan konvensional dalam proses dicing sering kali mengandalkan optimalisasi parameter proses seperti kecepatan putaran dan tekanan alat potong untuk mengurangi kerusakan. Namun, metode ini memiliki keterbatasan, terutama dalam menghadapi tuntutan produksi massal dengan toleransi kesalahan yang sangat kecil [6]. Untuk menjawab tantangan ini, teknologi vibration-assisted dicing (VAD) telah dikembangkan sebagai solusi inovatif. Dalam VAD, alat potong (cutting tool) bergetar pada frekuensi tertentu selama proses pemotongan. Getaran ini mengurangi gaya potong (cutting force), yang pada gilirannya mengurangi risiko edge chipping dan meningkatkan kualitas hasil pemotongan [7]. Selain itu, pengurangan gaya potong memperpanjang umur alat potong, memberikan manfaat ekonomi dalam proses produksi skala besar [8]. Studi menunjukkan bahwa penerapan VAD dapat mengurangi tingkat edge chipping hingga 30% dibandingkan metode konvensional [9].
 +
 +
 +
Salah satu parameter penting yang memengaruhi performa sistem ini adalah kekakuan (stiffness) dari komponen mekanik. Kekakuan merujuk pada resistansi suatu material atau struktur terhadap deformasi ketika diberikan beban [10]. Dalam sistem mekanik, kekakuan sering diukur menggunakan modulus elastisitas atau Young’s modulus (E), yang menggambarkan hubungan linier antara stress dan strain pada zona elastis material [11]. Untuk menghasilkan getaran, sistem VAD menggunakan material piezoelektrik, yang memiliki kemampuan untuk mengalami deformasi mekanis ketika diberi tegangan listrik. Material ini sangat cocok untuk aplikasi presisi tinggi karena responsnya yang cepat dan presisi terhadap variasi tegangan [12]. Material piezoelektrik diintegrasikan ke dalam sistem mekanik alat potong, di mana deformasi amplitudonya dipengaruhi oleh kekakuan (stiffness) dari sistem tersebut. Kekakuan yang lebih rendah menghasilkan amplitudo getaran yang lebih besar, tetapi juga meningkatkan risiko kegagalan struktural akibat gaya radial yang berlebihan [13].
 +
 +
 +
Elemen desain yang disebut hinge memainkan peran penting dalam mengatur kekakuan sistem mekanik. Hinge adalah slot atau lubang yang dirancang secara radial pada pusat alat potong, yang berfungsi untuk memfokuskan deformasi pada area tertentu selama proses pemotongan. Desain dan distribusi hinge sangat memengaruhi stabilitas getaran dan efisiensi pemotongan [14]. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa optimasi desain hinge dapat meningkatkan efisiensi VAD secara signifikan dengan pengurangan risiko kerusakan wafer hingga 20% [15]. Fenomena deformasi pada area hinge ini dapat disederhanakan menggunakan pendekatan mekanika struktur sebagai beam yang dijepit di kedua ujungnya dengan gaya terdistribusi. Model ini membantu merancang dan mengoptimalkan area hinge untuk memastikan deformasi maksimum sesuai kebutuhan tanpa meningkatkan risiko kegagalan struktural [16]. Dengan memahami bagaimana piezoelektrik menghasilkan deformasi secara radial, proses desain dapat diarahkan untuk memanfaatkan resonansi pada frekuensi alami sistem, sehingga meningkatkan amplitudo getaran tanpa meningkatkan konsumsi energi [17].
 +
Penerapan teknologi VAD memberikan manfaat yang meluas tidak hanya dalam meningkatkan kualitas hasil pemotongan tetapi juga dalam mendukung keberlanjutan. Dengan mengurangi tingkat kerusakan wafer, teknologi ini membantu mengurangi limbah produksi. Selain itu, efisiensi energi dalam sistem piezoelektrik memberikan keuntungan tambahan dalam upaya menuju manufaktur yang lebih ramah lingkungan [18]. Dalam konteks industri semikonduktor yang sangat kompetitif, teknologi seperti VAD menjadi solusi strategis untuk memenuhi tuntutan kualitas dan efisiensi.
 +
 +
'''G. Methods & Procedures'''
 +
 +
'''1.Tahap Idealisasi'''
 +
 +
Permasalahan utama yang menjadi fokus penelitian ini adalah fenomena edge chipping yang sering terjadi selama proses dicing silicon wafer. Edge chipping merupakan kerusakan kecil yang terjadi pada tepi hasil pemotongan dan berdampak buruk pada surface quality. Akibatnya, produk akhir berisiko mengalami cacat dan kehilangan fungsionalitas. Fenomena ini terutama disebabkan oleh gaya potong (cutting force) yang tinggi selama proses dicing konvensional. Sebagai solusi, teknologi vibration-assisted dicing (VAD) diusulkan. VAD bekerja dengan memanfaatkan vibrasi radial pada frekuensi tertentu untuk menghasilkan amplitudo atau displacement. Vibrasi ini secara signifikan mengurangi gaya potong, sehingga risiko edge chipping dapat diminimalkan. Semakin besar displacement yang dihasilkan oleh sistem, semakin efektif metode ini dalam meningkatkan kualitas hasil pemotongan.
 +
 +
[[image:Dai5-idealisasi1.JPG]]
 +
 +
Untuk memahami dan memprediksi performa sistem, fenomena deformasi pada area hinge (yang berfungsi sebagai pengatur kekakuan) disederhanakan menggunakan pendekatan mekanika struktur. Dalam pendekatan ini, area hinge dimodelkan sebagai beam yang dijepit di kedua ujungnya dan menerima gaya terdistribusi secara merata. Pada struktur Hinge didefinisikan beberapa variabel untuk menyederhanakan permasalahan, beberapa variable yang digunakan adalah Arm length dan bridge. Arm length merupakan representative dari tingkat kekakuan dari sistem mekanik sedangkan bridge adalah representatif dari besarnya gaya eksternal yang bekerja pada sistem mekanik hinge.
 +
 +
Pendekatan ini menyediakan gambaran teoretis awal yang nantinya akan divalidasi melalui simulasi harmonik dalam perangkat lunak ANSYS. Dengan cara ini, penyederhanaan masalah menjadi alat yang penting untuk memahami hubungan antara desain sistem dan hasil performa.
 +
 +
Ketika material piezoelektrik menerima tegangan listrik, material ini menghasilkan getaran sebagai respons. Pada frekuensi tertentu, getaran yang dihasilkan menjadi radial, di mana energi vibrasi menyebar secara merata ke arah radial dari pusat piezoelektrik. Getaran radial ini menciptakan displacement radial yang signifikan pada material piezoelektrik. Besarnya gaya (force) yang berkontribusi terhadap displacement tersebut dapat dihitung secara matematis.
 +
 +
Gaya yang dihasilkan oleh piezo terdistribusi pada sistem mekanik dimana besar dari gaya tersebut dipengaruhi oleh seberapa besar luas area yang terhubung langsung dengan piezo.
 +
 +
Untuk dapat melakukan perhitungan diperlukan idealisasi terhadap sistem mekanik. Dalam hal ini dilakukan pendekatan dengan pemodelan beam yang terjepit pada kedua ujungnya. Gaya yang terjadi berada pada tengah beam. FBridge merupakan gaya yang bekerja pada beam yang terdistribusi secara merata pada area Bridge. Pendekatan model beam dengan hukum  Newton 2 mengenai kesetimbangan gaya dan moment
 +
 +
Pada kasus beam yang terjepit dikedua ujungnya selain menggunakan hukum Newton 2 mengenai kesetimbangan gaya dan moment juga dapat diberlakukan hukun Euler Bernoulli mengenai elastisitas pada static structure atau sering disebut juga moment lentur pada Beam
 +
 +
Integral pertama dari persamaan diatas merupakan kemiringan (dy/dx ) dari curve moment lentur. E merupaakan elestisitas material atau sering juga disebut sebagai Modulus Young sedangkan I adalah Inersia dari struktur hinge.
 +
 +
Integral kedua dari persamaan diatas merupakan persamaan untuk mencari nilai defleksi atau displacement. Apabila y = F(x) maka dapat ditemukan distribusi displacement sepanjang beam akibat dari adanya gada eksternal yang bekerja pada beam
 +
 +
'''2. Tahap Instruction Step'''
 +
 +
Pada tahap ini, langkah-langkah implementasi difokuskan pada desain, simulasi, dan analisis data. Berikut ini adalah langkah yang dilakukan
 +
 +
  '''1.Mencari persamaan untuk model prediksi'''
 +
 +
Mencari persamaan model prediksi matematis dengan pendekatan moment lentur (Mx). persamaan model matematik ini berkaitan dengan variabel hinge.  Dengan asumsi bahwa gaya yang bekerja pada beam berada di tengah beam maka berlaku hukum kesetimbangan gaya
 +
 +
[[image:Dai5-persamaanModel2.JPG]]
 +
 +
Mencari nilai distribusi displacement (defleksi) sepanjang rentangan beam. Kemudian menentukan nilai maksimum displacement pada beam tersebut. Untuk mencari distribusi displacement pada kasus beam, selain menggunakan persamaan kesetimbangan gaya dan moment juga digunakan hukum elsatisitas euler Bernoulli atau disebut juga moment lentur
 +
 +
[[image:Dai5-persamaanModel3.JPG]]
 +
 +
  '''2.Simulasi Harmonik'''
 +
 +
Melakukan simulasi harmonik dalam ANSYS untuk memodelkan deformasi hinge akibat gaya radial dari piezoelektrik. Tahapan awal untuk melakukan simulasi adalah melakukan pemodelan 3 dimensi. Pemodelan ini mencakup bentuk dari hinge dan keseluruhan sistem mekanik yang terdiri dari beberap komponen. Kemudian mendefinisikan material properties dari setiap komponen dan melakukan meshing pada keseluruhan sistem mekanik
 +
 +
[[image: Dai5-simulasiAnsys.JPG]]
 +
 +
Simulasi Static structure dilakukan pertama kali. Hasil dari static structure kemudian digunakan untuk sebagai setup dari simulasi modal. Simulasi modal dilakukan untuk mendapatkan mode shape dengan karakteristik radial vibration. Setelah frekuensi natural didapatkan kemudian dilakukan simulasi untuk mendapatkan nilai Amplitudo dari  harmonic response. Pada harmonic response, nilai frekuensi natural pada simulasi modal di  diskritisasi dalam bentuk range frekuensi.
 +
 +
[[image:Dai5-stepansis.JPG]]
 +
 +
Mengukur amplitudo (displacement) maksimum pada area hinge  (Frequency response).
 +
 +
  '''3. Analisis Data'''
 +
 +
- Membandingkan hasil simulasi dengan prediksi model matematis untuk memvalidasi akurasi model.
 +
 +
- Mengevaluasi hubungan antara parameter desain (seperti kekakuan hinge) dan amplitudo displacement.
 +
 +
- Mengevaluasi hasil berdasarkan prinsip dari DAI5 frameworks
 +
 +
 +
'''H. Results & Discussion'''
 +
 +
Grafik dibawah ini merupakan grafik distribusi moment sepanjang beam dari modeling yang telah dibuat. Distribusi terbagi menajdi 3 segment dimana dari nilai 0-4 mm terjadi distribusi moment yang linear, kemudian akibat adanya distribusi gaya yang merata bagian bagian tengah beam, distribusi moment membentuk curva dengan persamaan
 +
 +
[[image:Dai5-persamaanModel.JPG ]]
 +
 +
 +
Setelah moment lewati bentuk curva nya, distribusi moment kembali menjadi linear dengan nilai menuju 0 Nm. Hal tersebut sesuai dengan kondisi modeling beam yang terjepit di kedua ujungnya dimana Nilai Momentnya akan mendekati 0.
 +
 +
 +
[[image:Grafik_bending_moment.JPG]]
 +
 +
Grafik dibawah menerangkan tentang distribusi displacement sepanjang beam dimana terdapat dua bagian yaitu bagian x < L/2 dan x > L/2. Dimana x adalah variabel observasi pada beam dan L adalah panajng dari beam tersebut. Besarnya nilai dari displacement diperngaruh oleh variabel Bridge dan Length Arm. Bridge menentukan seberapa besar gaya eksernal yang bekerja pada sistem mekanik hinge namun besarnya displacement juga terkait dengan varibel arm length. Arm length menentukan tingkat kekakuan dari sistem mekanik hinge. Grafik ini menggambarkan adanya nilai peak dari displacement yang berada di tengah beam dengan nilai sekitar 3.00 mikron.
 +
 +
 +
[[image:Dai5-grafik_displacement.JPG]]
 +
 +
Gambar dibawah adalah mode shape ke 8 dari 30 mode shape yang disimulasikan, dimana mode shape ke-8 ini bekerja pada  frekuensi 39642 Hz. Nilai rekuensi tersebut adalah nilai natural frekuensi yang menyebabkan radial vibration.  Lebih jauh, gambar dibawah menerangkan tentang distribusi  deformasi yang terjadi pada sistem mekanik Cutting Blade. Hinge
 +
 +
 +
[[image:Dai5-deformasi_blade.JPG]]
 +
 +
 +
Setelah mendapatkan nilai dari natural frekuensi yang menyebabkan radial vibration maka selanjutnya kita dapat mencari frequency response pada range sekitar frekuensi natural tersebut. Gambar dibawah menerangkan tentang nilai amplitude yang dihasilkan pada range frekuensi 39100 – 40000 Heartz. Terdapat nilai peak pada frekuensi antara 39000 – 39425 Heartz. Besarnya maksimum amplitudo yang dihasilkan adalah 2,7855 mikron.
 +
 +
 +
[[image:Dai5-frequency_response.JPG ]]
 +
 +
 +
Apabila dibandingkan antara model prediksi matematis dan hasil dari simulasi harmonik maka akan didapat nilai pendekatan  amplitude yang tidak berbeda secara signifikan. Hal tersebut mengindikasikan adanya korelasi antara variabel model prediksi matematis dengan hasil dari simulasi harmonik. Semakin besar  amplitude yang dihasilkan akan cenderung memperbaiki kualitas permukaan dari  hasil pemotongan semikonduktor.
 +
Dengan memahami pengaruh dari variabel hinge baik bridge dan arm length  terhadap besarnya displacement yang terjadi pada sistem hinge akan menjadi mudah untuk melakukan rekonfigurasi terhadap desain dengan tujuan tertentu. Cutting blade pada proses dicing semikonduktor merupakan teknologi tinggi yang proses manufaktur nya hanya dapat dilakukan oleh teknologi permesinan tingkat tinggi. Namun, dengan melakukan rekonfigurasi terhadap hinge dapat dilakukan penyesuaian  desain agar dapat dilakukan pada proses permesinan menengah. Hal tersebut menjadikan teknologi menjadi lebih inklusif dan dapat lebih banyak dimanfaatkan oleh industri menengah. Suatu hasil penelitian yang dapat dimanfaatkan oleh lebih banyak pengguna menunjukan ekstistensi kita sebagai mahkluk ciptaan Allah. Bahwasanya Manuasia adalah makhluk yang berdaya yang diberikan  akal dan pikiran untuk menciptakan teknologi atas izinya.
 +
 +
 +
'''I. Conclussions'''
 +
 +
 +
Integrasi DAI5 Framework dalam penelitian ini memberikan pendekatan holistik dalam memahami dan menyelesaikan permasalahan edge chipping pada proses dicing silicon wafer. Tidak seperti pendekatan konvensional yang hanya berfokus pada aspek teknis, DAI5 mengarahkan proses penelitian agar lebih terstruktur, bermakna, dan berkelanjutan.
 +
 +
'''- Intention''' tidak hanya sebatas upaya menyelesaikan masalah teknis, tetapi juga menyertakan nilai-nilai manfaat bagi manusia, lingkungan, dan ilmu pengetahuan. penelitian ini tidak hanya bertujuan mengurangi edge chipping, tetapi juga menciptakan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan kualitas produk semikonduktor, mengurangi limbah produksi, dan mendukung proses manufaktur yang lebih ramah lingkungan.
 +
 +
'''- Initial Thinking''' membantu memahami inti permasalahan dan mengidentifikasi hukum-hukum fisika yang relevan untuk mengatasinya. Pada tahap ini, peneliti mempertanyakan akar masalah dan mencari berbagai solusi alternatif.
 +
 +
'''- Idealisation''' membantu menyederhanakan masalah geometri yang kompleks menjadi lebih mudah dengan membuat asumsi yang rasional dan realistis. Penyederhanaan ini memungkinkan perhitungan teoretis yang lebih praktis dan efisien.
 +
 +
'''- Instruction''' Step membantu menjelaskan prosedur teknis yang digunakan untuk memecahkan masalah dari awal hingga selesai. Hal tersebut bermanfaat untuk menghindari aktivitas-aktivitas yang tidak relevan dalam penyelesaian masalah dan mengorganisir penyelesaian masalah
 +
Saran pengembangan meliputi optimalisasi desain hinge, pemilihan material piezoelektrik yang lebih baik, penggunaan simulasi multiphysics, serta pengujian eksperimental. Future work ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas hasil pemotongan, tetapi juga menciptakan sistem yang lebih hemat energi, lebih efektif, dan lebih mudah diproduksi. Langkah-langkah ini sejalan dengan prinsip DAI5 Framework, yang mengedepankan kebermanfaatan teknis, ekonomi, dan lingkungan.
 +
 +
 +
'''I. Acknowledgments'''
 +
 +
Rasa syukur dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia dan kemudahan kepada penulis untuk memahami permasalahan dan menuangkannya kedalam sebuah tulisan. Tidak lupa juga rasa terimakasih kepada Dr. Ahmad Indra Siswantara yang telah memperkenalkan DAI5 Frameworks yang secara sistematis telah membantu untuk memecahkan permasalahan yang ada dan lebih dari itu membuka wawasan akan pentingnya Intention pada setiap pekerjaan yang dilakukan
 +
 +
 +
 +
'''J. References'''
 +
 +
1. Wang, J., et al. "Studies of chipping mechanisms for dicing silicon wafers." The International Journal of Advanced Manufacturing Technology, vol. 34, no. 11-12, 2007, pp. 1108-1115.
 +
 +
2. Lee, S., et al. "Adoption of Hybrid Dicing Technique to Minimize Sawing-Induced Damage in Silicon Wafers." Materials Transactions, vol. 58, no. 4, 2017, pp. 566-570.
 +
 +
3. Shen, J., et al. "Investigation on the Edge Chipping in Ultrasonic Assisted Sawing of Monocrystalline Silicon." Micromachines, vol. 10, no. 9, 2019, p. 616.
 +
 +
4. Takagi, T., et al. "Optimization of Wafer Dicing-Saw to Reduce the Chipping Defect by Using Design of Experiment." IEEE Transactions on Semiconductor Manufacturing, vol. 35, no. 2, 2022, pp. 230-236.
 +
 +
5. Kim, H., et al. "Sidewall Chipping Investigation & Challenges on 100um Thin Low-K Wafer during Blade Dicing Process." IEEE Transactions on Device and Materials Reliability, vol. 22, no. 3, 2022, pp. 399-405.
 +
 +
6. Park, J., et al. "Mechanical Behavior of Silicon Wafers during Ultrasonic Dicing." Journal of Mechanical Engineering, vol. 49, 2019, pp. 345-357.
 +
 +
7. Yamada, T., et al. "Effect of Cutting Parameters on Edge Quality in Wafer Dicing." Precision Engineering, vol. 40, 2015, pp. 11-21.
 +
 +
8. Chen, L., et al. "Role of Vibration Amplitude in Reducing Micro-Cracks in Silicon Wafer Processing." Materials Science in Semiconductor Processing, vol. 92, 2019, pp. 156-165.
 +
 +
9. Hsu, C., et al. "Design of Piezoelectric Systems for High-Precision Applications." Journal of Materials Engineering and Performance, vol. 27, no. 6, 2018, pp. 3085-3092.
 +
 +
10. Saito, Y., et al. "Novel Techniques in Dicing Wafer Systems Using Hybrid Cutting Approaches." Semiconductor Manufacturing Review, vol. 25, 2021, pp. 45-60.
 +
 +
11. Zhao, X., et al. "Dynamic Response Analysis in Vibration-Assisted Cutting Processes." Journal of Advanced Manufacturing Technology, vol. 49, 2020, pp. 345-365.
 +
 +
12. Liu, W., et al. "Material Behavior Analysis under Ultrasonic-Assisted Cutting Conditions." Materials Science Forum, vol. 782, 2021, pp. 212-218.
 +
 +
13. Nguyen, T., et al. "Micro-Crack Reduction in Silicon Wafer Cutting Using Piezoelectric-Assisted Systems." Journal of Mechanical Engineering Science, vol. 11, 2018, pp. 555-567.
 +
 +
14. Rao, P., et al. "Design Optimization for Vibration Systems in Semiconductor Manufacturing." Journal of Manufacturing Processes, vol. 58, 2019, pp. 166-172.
 +
 +
15. Xu, M., et al. "Analysis of Hinge Design in Vibration-Assisted Cutting Systems." Journal of Materials Engineering, vol. 27, 2018, pp. 785-794.
 +
 +
16. Smith, D., et al. "Evaluating the Effectiveness of Vibration Modes in Dicing Applications." Precision Manufacturing Journal, vol. 33, 2020, pp. 128-136.
 +
 +
17. Tanaka, T., et al. "Application of Ultrasonic Vibration in Precision Manufacturing." Journal of Materials Processing Technology, vol. 289, 2021, p. 116826.
 +
 +
18. Saito, Y., et al. "Novel Techniques in Ultrasonic-Assisted Cutting." Materials Transactions, vol. 59, no. 3, 2020, pp. 233-240.

Latest revision as of 11:04, 12 December 2024

Nama saya Dede Sumantri, Saat ini sedang melakukan studi penelitian dengan topic abrasive cutting tool dengan bantuan vibrasi. abrasive cutting tool ini digunakan pada proses cutting semiconductor. semiconductor diketahui memiiliki karateristik material yang brittle sehingga perlu treatment khusus untuk melakukan proses cutting agar menghasilkan pemotongan dengan kualitas permukaan (surface quality) yang baik.

Saya mencoba menerapkan metode DAI5 dalam menganalisis struktur dengan finite element Method (FEM) 1D. dalam proses pembelajalan ini saya akan mencoba untuk bertanya kepada Chat GPT mengenai hubungan antara MEtode DAI5 dengan penelitian yang sedang saya lakukan


Part 1 - Memahami DAI5 Framework bersama GPT

GPT :

DAI5 adalah kerangka kerja yang bertujuan untuk membantu proses berpikir kritis dan terstruktur dalam pemecahan masalah. Kerangka ini diciptakan oleh Dr. Ahmad Indra Siswantara dan berfokus pada lima langkah utama, yang masing-masing dirancang untuk mengarahkan pemikiran agar mencapai solusi secara efektif. Berikut ini adalah penjelasan mendalam mengenai setiap langkah dalam DAI5:

1. Define (Definisikan):

Tahap ini adalah langkah awal untuk memahami masalah secara komprehensif. Di sini, seseorang perlu mendefinisikan atau mengidentifikasi masalah dengan jelas, termasuk konteksnya, pihak yang terlibat, dan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah tersebut. Tujuannya adalah agar masalah dipahami secara mendalam sebelum mulai mencari solusi.

2. Analyze (Analisis):

Setelah masalah terdefinisi, tahap ini bertujuan untuk menganalisis secara rinci penyebab dan efek dari masalah tersebut. Langkah ini mencakup pengumpulan data, identifikasi akar masalah, dan melihat pola atau tren yang mungkin ada. Analisis membantu menemukan sumber masalah dan menjelaskan mengapa masalah tersebut muncul.

3. Innovate (Inovasi):

Pada tahap ini, individu atau tim mulai mencari solusi kreatif yang inovatif. Proses berpikir kreatif dan eksploratif diperlukan untuk menemukan solusi yang belum pernah dicoba sebelumnya. Inovasi mencakup brainstorming ide-ide, mempertimbangkan alternatif solusi, dan menimbang pro dan kontra dari setiap pilihan.

4. Implement (Implementasi):

Setelah solusi inovatif ditemukan, langkah selanjutnya adalah menerapkannya. Proses implementasi mencakup perencanaan tindakan, menentukan sumber daya yang dibutuhkan, dan menetapkan langkah-langkah praktis untuk menjalankan solusi. Penting untuk memastikan semua persiapan sudah ada dan solusi bisa diimplementasikan dengan efektif.

5. Evaluate (Evaluasi):

Tahap terakhir dalam kerangka kerja DAI5 adalah mengevaluasi hasil implementasi. Proses ini mencakup menilai apakah solusi yang diterapkan berhasil menyelesaikan masalah dan mencapai tujuan awal. Jika ada kekurangan atau ruang untuk perbaikan, evaluasi membantu memberikan feedback yang berguna untuk menyempurnakan solusi.

Kerangka DAI5 ini banyak digunakan dalam berbagai situasi, baik untuk pemecahan masalah individu maupun kelompok, karena pendekatannya yang sistematis dan fokus pada inovasi dan evaluasi yang berkesinambungan.


I said :

saya akan memberikan informasi kepada mu bahwa DAI5 terdiri dari 4 point utama yaitu intentioan , , initial thinking, idealisasion dan instruction step , bagaimana menurutmu?


GPT said :

Pendekatan DAI5 dengan 4 poin utama ini cukup menarik! Berikut adalah bagaimana poin-poin tersebut dapat dijabarkan:

1. Intentional Fokus pada niat atau tujuan yang jelas sebelum memulai suatu proses. Tahap ini membantu memastikan bahwa setiap langkah yang diambil memiliki arah yang terarah dan relevan dengan hasil yang diinginkan.

2. Initial Thinking Tahap pemikiran awal untuk memahami konteks, menganalisis masalah, atau mengeksplorasi peluang. Proses ini penting untuk membangun landasan pemahaman yang kuat sebelum melangkah lebih jauh.

3. Idealisation Berisi pengembangan ide atau konsep yang ideal. Proses ini sering mencakup brainstorming dan eksplorasi kreatif untuk menghasilkan solusi yang inovatif dan sesuai dengan tujuan.

4. Instruction Step Mengacu pada langkah-langkah praktis atau panduan implementasi. Fokus pada eksekusi ide yang dirancang dengan terstruktur dan terukur.

Menurut saya, struktur ini sangat efisien karena mencakup seluruh siklus mulai dari perencanaan strategis hingga implementasi operasional. Jika ada penyesuaian lebih lanjut, kamu bisa membagikan detail tambahan untuk kita eksplor bersama!


I said :

menurutmu dari keempat point tersebut mana yang membuat DAI5 menjadi framework yang berbeda dengan yang lainnya ?


Chat GPT Said :

Menurut saya, poin yang membuat DAI5 menjadi unik dibandingkan framework lain adalah Intentional dan Idealisation. Berikut alasannya:

1. Intentional Tidak semua framework menempatkan fokus pada niat atau tujuan sebagai langkah awal yang eksplisit. Dalam DAI5, keberadaan Intentional memastikan bahwa semua proses dimulai dengan pemahaman yang jelas mengenai apa yang ingin dicapai. Elemen ini mendorong kesadaran dan arah yang terarah sejak awal, sehingga tidak ada langkah yang terbuang sia-sia. Ini lebih dari sekadar "tujuan umum"—ini adalah langkah yang memastikan ada niat yang selaras dengan strategi.

2. Idealisation Berbeda dari framework lainnya yang sering kali hanya menyarankan solusi langsung, Idealisation mendorong eksplorasi ide yang lebih mendalam dan kreatif. Tahapan ini mencakup imajinasi tentang solusi ideal yang bukan hanya praktis tetapi juga inovatif. Pendekatan ini memungkinkan pengembangan solusi yang lebih menyeluruh dan berbasis visi.

Kombinasi Intentional (sebagai arah yang jelas) dan Idealisation (sebagai eksplorasi kreatif) memberikan DAI5 keseimbangan antara strategi dan inovasi, menjadikannya lebih adaptif untuk berbagai situasi tanpa kehilangan fokus.

Jika ada sudut pandang lain yang ingin kamu tambahkan, saya tertarik untuk mendengarnya!


I said :

DAI5 menekankan pada intention yang kuat akan kesadaraan penggunaannya dalam melakukan sesuatu?


Chat GPT said :

Penekanan pada intention yang kuat ini benar-benar memberikan kerangka kerja DAI5 sebuah keunggulan unik. Kesadaran yang jelas dalam setiap langkah membantu memastikan bahwa tindakan yang diambil tidak hanya efektif tetapi juga bermakna. Jika ada hal lain yang ingin kamu diskusikan lebih lanjut tentang penerapan prinsip ini, beri tahu saya!


I Said :

DAI5 juga menerangkan tentang konsep brainware dan hardware, bagaimana tanggapanmu apa hubungannya dengan intention?


GPT said :

Hubungan antara konsep brainware dan hardware dengan intention dalam DAI5 sangat menarik. Berikut pandangannya:

1. Brainware sebagai Penggerak Intention Brainware merujuk pada kemampuan manusia, baik dalam aspek intelektual, emosional, maupun kreatif. Intention yang kuat bergantung pada brainware karena kesadaran dan niat berasal dari proses berpikir, memahami, dan memutuskan. Tanpa brainware yang memadai, intention hanya menjadi sekadar ide tanpa arah yang jelas.

2. Hardware sebagai Wadah untuk Mewujudkan Intention Hardware, di sisi lain, adalah alat atau teknologi yang membantu merealisasikan niat dan tujuan. Dalam DAI5, hardware berfungsi sebagai media untuk mengimplementasikan langkah-langkah yang telah direncanakan berdasarkan intention. Tanpa niat yang jelas, hardware mungkin digunakan secara tidak efisien.

Hubungannya: Intention menjadi penghubung utama antara brainware dan hardware. Kesadaran yang kuat pada setiap langkah memastikan bahwa brainware mampu mengoptimalkan penggunaan hardware. DAI5 menunjukkan bahwa keseimbangan antara kemampuan manusia (brainware) dan alat yang digunakan (hardware) adalah kunci keberhasilan sebuah framework.

Jika ada contoh spesifik yang ingin kamu diskusikan untuk mengaitkan ketiga elemen ini, aku siap membantu!

Penekanan pada intention yang kuat ini benar-benar memberikan kerangka kerja DAI5 sebuah keunggulan unik. Kesadaran yang jelas dalam setiap langkah membantu memastikan bahwa tindakan yang diambil tidak hanya efektif tetapi juga bermakna. Jika ada hal lain yang ingin kamu diskusikan lebih lanjut tentang penerapan prinsip ini, beri tahu saya!


I Said :

ounder DAI5 juga mengatakan bahwa framework ini sebagai salah satu jalan untuk mendekatkan diri kita kepada Tuhan, apa ada hubungannya dengan intention?


GPT Said :

Ya, pernyataan itu sangat erat kaitannya dengan konsep intention dalam DAI5. Berikut adalah hubungannya:

1. Kesadaran Spiritual dalam Intention Intention dalam DAI5 bukan hanya mencakup tujuan duniawi tetapi juga menekankan kesadaran akan makna yang lebih tinggi. Dengan niat yang didasarkan pada nilai-nilai spiritual, setiap langkah dalam proses menjadi bagian dari upaya mendekatkan diri kepada Tuhan.

2. Tindakan dengan Tujuan yang Mulia Ketika intention diarahkan untuk tujuan yang baik dan bermakna, seperti membantu orang lain, menyelesaikan masalah dengan adil, atau memberikan kontribusi positif, hal ini mencerminkan pengabdian kepada Tuhan. Niat yang kuat dan terarah dalam framework DAI5 dapat menjadi alat untuk menjadikan pekerjaan sehari-hari sebagai bentuk ibadah.

3. Kesadaran akan Peran dan Tanggung Jawab Dengan menyadari bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi baik duniawi maupun ukhrawi, framework ini mendorong penggunanya untuk selalu bertanggung jawab dalam setiap proses. Ini selaras dengan konsep intention yang menyadarkan pengguna untuk bekerja dengan penuh kesadaran dan niat yang benar.

Dengan demikian, DAI5 tidak hanya menjadi alat pemecahan masalah, tetapi juga sarana untuk mengintegrasikan dimensi spiritual dalam aktivitas profesional atau keseharian. Menarik sekali jika framework ini dapat membantu menyeimbangkan aspek dunia dan akhirat.


Dai5 paham.png

Part 2 - Critical point : Intention pada DAI5, Bagaimana memaknai suatu pekerjaan

GPT :

Menerapkan intention kita kepada ketuhanan dalam penelitian ini berarti menjadikan niat kita sebagai bentuk ibadah dan pengabdian kepada Tuhan. Dalam konteks penelitian abrasive dicing blade dengan ultrasonic vibration assisted, berikut adalah cara-cara bagaimana niat ini bisa diterapkan:

1. Menjadikan Penelitian sebagai Ibadah

Menganggap setiap langkah penelitian ini sebagai bentuk ibadah. Kita bisa memulai setiap aktivitas dengan niat yang ikhlas, misalnya dengan doa agar penelitian ini bermanfaat dan membawa kebaikan. Kita bekerja bukan hanya demi hasil atau pengakuan manusia, tetapi juga sebagai wujud syukur atas ilmu dan kemampuan yang diberikan Tuhan.

2. Niat Mencari Manfaat untuk Kehidupan Manusia:

setiap tahap penelitian, intention kita adalah mencari solusi yang dapat membawa manfaat nyata. Misalnya, ultrasonic vibration dalam abrasive dicing blade mungkin bisa diterapkan untuk meningkatkan efisiensi dalam industri, yang pada akhirnya bisa mendukung produktivitas manusia. Dengan niat untuk memberi manfaat bagi banyak orang, kita menghadirkan aspek ketuhanan dalam penelitian ini sebagai bentuk kontribusi kepada kehidupan.

3. Berusaha dengan Sungguh-sungguh dan Jujur:

Niat kepada ketuhanan berarti kita melakukan penelitian dengan jujur dan sungguh-sungguh, tidak memanipulasi data atau mengambil jalan pintas. Kita memahami bahwa hasil adalah kuasa Tuhan, dan kita fokus pada proses yang benar dan etis. Hal ini mencerminkan sikap yang berlandaskan amanah, suatu sifat yang dianjurkan dalam agama.

4. Menggunakan Ilmu dengan Tanggung Jawab:

Setiap ilmu yang kita peroleh adalah amanah dari Tuhan, sehingga kita harus menggunakan ilmu tersebut untuk tujuan yang baik dan bermanfaat. Dalam penelitian ini, intention kita adalah menjaga penggunaan teknologi ultrasonic dan abrasive dicing agar sesuai dengan kebutuhan yang benar dan tidak membahayakan. Kita menanamkan niat bahwa ilmu ini harus dipakai untuk kebaikan.

5. Menghargai Keterbatasan dan Mengandalkan Tuhan:

Di setiap penelitian, selalu ada keterbatasan yang mungkin membuat kita tidak bisa mencapai hasil yang diinginkan. Menerima keterbatasan ini dan tetap bersyukur adalah bentuk pengakuan bahwa manusia hanya bisa berusaha, sementara hasil akhir adalah ketentuan Tuhan. Dengan sikap tawakal ini, kita membawa dimensi spiritual ke dalam proses penelitian.

6. Berdoa agar Hasil Penelitian Bermanfaat:

Setelah semua langkah selesai, kita bisa berdoa agar hasil penelitian ini benar-benar bermanfaat bagi dunia industri, ilmu pengetahuan, dan kehidupan manusia. Doa ini mengandung niat kita untuk mengabdikan ilmu yang kita dapat kepada kebaikan yang lebih luas dan untuk kebaikan yang diridhoi Tuhan.

Apa hubungan antara Metode DAI5 dengan penelitian Abrasive cutting tool with ultrasonic vibration assisted ?

GPT :

Menghubungkan penelitian abrasive dicing blade dengan ultrasonic vibration assisted dengan metode DAI5 yang berlandaskan intention ketuhanan serta penerapan FEM 1D, dapat membawa pendekatan yang lebih terstruktur, bermakna, dan bernilai spiritual. Berikut adalah langkah-langkah DAI5 dalam konteks ini, dengan intention ketuhanan di setiap tahap:

1. Define (Definisikan):

Penelitian: Identifikasi permasalahan dalam abrasive dicing blade saat diaplikasikan pada material keras, seperti kualitas pemotongan yang mungkin terpengaruh oleh distribusi tegangan atau getaran. Kenali juga potensi bantuan getaran ultrasonik dalam meningkatkan performa pemotongan. FEM 1D: Tetapkan bahwa FEM 1D akan digunakan untuk memahami distribusi tegangan sepanjang blade secara lebih sederhana namun informatif. Model ini akan membantu mengidentifikasi bagaimana frekuensi dan amplitudo getaran ultrasonik memengaruhi performa pemotongan.

Tujuan utama di sini adalah untuk memberikan manfaat bagi dunia ilmiah dan industri, serta untuk berkontribusi pada kehidupan manusia dengan teknologi yang lebih baik. Niatkan bahwa pemahaman yang mendalam mengenai distribusi tegangan ini adalah bagian dari upaya syukur dan ibadah, sebagai rasa syukur atas ilmu yang diberikan.

2. Analyze (Analisis):

Penelitian: Dalam analisis, tinjau bagaimana distribusi tegangan pada abrasive dicing blade memengaruhi efektivitas pemotongan dengan bantuan ultrasonik. Gunakan literatur terkait dan data eksperimental sebelumnya untuk memperkuat pemahaman tentang pengaruh getaran ultrasonik terhadap kualitas hasil. FEM 1D: Gunakan FEM 1D untuk menganalisis tegangan sepanjang blade akibat getaran, memanfaatkan model ini sebagai pendekatan yang efisien untuk menentukan parameter frekuensi dan amplitudo optimal. Pemodelan ini akan memungkinkan penelitian lebih mendalam dengan waktu dan sumber daya yang lebih efisien.

Niatkan analisis ini untuk dilakukan dengan jujur, tanpa manipulasi data. Memiliki intention ketuhanan berarti menjaga amanah ilmu pengetahuan dan menghargai kebenaran, sehingga hasil penelitian bisa memberi manfaat yang nyata tanpa distorsi.

3. Innovate (Inovasi):

Penelitian: Inovasi bisa datang dari menciptakan variasi parameter getaran ultrasonik yang belum banyak diuji dalam penelitian sebelumnya, seperti frekuensi tertentu yang dioptimalkan berdasarkan hasil FEM 1D. FEM 1D: Dalam inovasi, FEM 1D juga bisa dioptimalkan atau disesuaikan agar lebih akurat dan aplikatif, misalnya dengan menambahkan lapisan material berbeda atau modifikasi pada bentuk elemen yang merepresentasikan blade.

Lakukan inovasi ini dengan niat untuk memperbaiki atau menciptakan sesuatu yang lebih baik demi manfaat yang lebih besar. Ingat bahwa kreativitas yang diberikan Tuhan adalah sarana untuk membawa kebaikan pada orang lain, sehingga inovasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi risiko, meningkatkan efisiensi, dan memudahkan kehidupan.


4. Implement (Implementasi):

Penelitian: Terapkan pengaturan yang sudah ditentukan dalam eksperimen dan simulasi. Lakukan pengujian yang sesuai dengan desain eksperimen untuk memastikan semua data yang diperoleh valid dan reliabel. FEM 1D: Gunakan FEM 1D untuk mensimulasikan parameter yang telah dirancang dan bandingkan hasil simulasi dengan data eksperimental untuk validasi. Pastikan implementasi ini konsisten, baik dalam pengaturan alat maupun pengambilan data.

Menjaga niat untuk bekerja dengan amanah, melakukan setiap langkah dengan sungguh-sungguh dan penuh keikhlasan. Menyadari bahwa hasil akhir adalah kehendak Tuhan dan kita hanya bisa berusaha sebaik mungkin sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang diberikan.


5. Evaluate (Evaluasi):

Penelitian: Evaluasi hasil eksperimen dan simulasi untuk melihat apakah metode dengan ultrasonic vibration benar-benar meningkatkan kualitas pemotongan. Lihat juga apakah hasil dari FEM 1D konsisten dengan hasil eksperimen, sehingga bisa dijadikan acuan dalam penelitian lanjutan. FEM 1D: Evaluasi hasil simulasi FEM 1D dengan membandingkannya dengan data eksperimental untuk memastikan bahwa model ini cukup akurat dan representatif.

Saat mengevaluasi, niatkan untuk bersikap obyektif dan menerima hasil apa adanya, baik itu sesuai atau tidak sesuai dengan harapan. Ini mencerminkan tawakal kepada Tuhan bahwa semua usaha dilakukan dengan ikhlas dan hasil akhir adalah ketentuan-Nya. Sifat obyektif dalam evaluasi juga menjaga integritas penelitian dan manfaatnya bagi orang lain.


Menggunakan DAI5 dengan intention ketuhanan membantu memastikan bahwa penelitian ini tidak hanya mencapai tujuan ilmiah, tetapi juga memberikan dampak spiritual dan etis yang lebih mendalam. Ini menciptakan penelitian yang tidak hanya berdampak pada ilmu pengetahuan, tetapi juga membawa berkah bagi peneliti dan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat.


Jelaskan mengenai FEM d1 pada harmonic vibration

Persamaan Dasar Harmonic Vibration dalam FEM 1D Untuk menganalisis harmonic vibration dalam sistem 1D menggunakan FEM, kita biasanya memulai dengan persamaan gerakan yang berlaku pada sistem elastik satu dimensi, yaitu:

1.JPG


Dalam konteks getaran harmonis, gaya biasanya berbentuk periodik, seperti:

2.JPG



Apa yang membedakan antara Seorang S1 dan S2

Kuliah Komputasi Teknik Selasa, 05 November 2024

Bachelor Degree (Sarjana) Mahasiswa sarjana biasanya berfokus pada pemahaman dasar dan penggunaan metode numerik secara tepat. Mereka umumnya diajarkan cara memakai metode atau algoritma yang sudah ada (seperti metode numerik dasar: metode bisection, Newton-Raphson, finite difference, dll.), sering kali menggunakan perangkat lunak seperti MATLAB tanpa perlu menyelami konsep yang terlalu mendalam. Fokusnya adalah memecahkan masalah yang langsung menggunakan teknik yang sudah dikenal atau standar.

Pola Pikir: Mahasiswa sarjana biasanya mengandalkan pengetahuan prosedural, yaitu langkah demi langkah mengikuti metode yang sudah ada dan memastikan solusi diperoleh dengan benar. Pendekatan: Biasanya fokus pada solusi teknis yang terbatas, validasi sederhana, dan jarang sekali mencoba memodifikasi metode.


Master Degree (Magister) Di tingkat magister, pemahaman mahasiswa terhadap numerik computation lebih mendalam. Mereka tidak hanya menggunakan metode, tetapi juga mengevaluasi keefektifan metode dalam konteks tertentu. Mahasiswa magister didorong untuk memahami teori di balik metode numerik dan untuk menganalisis akurasi dan efisiensi metode yang mereka pilih. Mereka juga sering kali mulai mengembangkan modifikasi atau peningkatan metode jika diperlukan.

Pola Pikir: Mahasiswa magister lebih analitis dan kritis dalam pendekatan, mencari cara terbaik untuk menyelesaikan permasalahan serta mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan berbagai metode numerik. Pendekatan: Mereka mengembangkan solusi yang lebih tepat sasaran, bisa melakukan komparasi antar metode, dan mempertimbangkan faktor-faktor seperti stabilitas numerik dan kecepatan komputasi.


continuum mechanics

Kuliah Komputasi Teknik Senin, 11 November 2024

Prompt GPT :

Can you give a practical example (along with simple calculator such as 1D Problem) ,In engineering that continuum mechanics treatsmaterials as continuous, on integration of uninterrupted "conscious continuum" into the DAI5 framework


GPT Result :

kedua ujung batang dijepit tetap dan gaya diberikan di tengah batang, kita akan melihat deformasi elastis yang simetris di sekitar titik tengah. Ketika gaya diterapkan di bagian tengah batang, batang akan mengalami defleksi maksimal di titik tengah, sementara kedua ujung tetap tidak bergerak. Gaya tersebut adalah contoh dasar dari masalah mekanika kontinuum di mana kita mengasumsikan bahwa material bersifat kontinu dan tidak memperhatikan struktur atomik atau molekulernya.

Dalam mekanika kontinuum, kita membuat asumsi bahwa:

1. Material memiliki sifat kontinu seperti tegangan dan regangan sepanjang panjangnya. 2. Perpindahan dan gaya tersebar secara merata dan halus di sepanjang batang.

Tujuan: Menghitung perpindahan di setiap titik 𝑥. x sepanjang batang saat diberi gaya ini, dan mengintegrasikannya dengan konsep "kesadaran kontinuum" sebagaimana digunakan dalam kerangka kerja DAI5.

Langkah 1: Menyusun Persamaan Dasar

Pada Batang elastis 1D, defleksi pada titik X yang disebabkan oleh gaya (F) diatur oleh persamaan


Stress-strain2.JPG

Langkah 2: Mengintegrasikan untuk Perpindahan Sepanjang Batang

Stress-strain3.JPG

Langkah 3: Mengaitkan dengan "Kesadaran Kontinuum" dalam Kerangka Kerja DAI5


Dalam kerangka kerja DAI5, konsep "kesadaran kontinuum" menggambarkan integrasi mulus di mana perubahan menyebar secara kontinu. Dalam konteks ini, distribusi tegangan dan regangan yang kontinu di sepanjang batang mencerminkan bagaimana perubahan gaya di salah satu ujung berdampak pada seluruh material secara konsisten dan dapat diprediksi.

Stress-strain4.JPG

Contoh ini mengintegrasikan ide kesadaran kontinuum dengan menunjukkan bagaimana seluruh sistem material "merespons" secara mulus di sepanjang panjangnya, sejalan dengan prinsip-prinsip kerangka kerja DAI5 dalam respons yang bersatu dan kontinu.

Python Code


PythonCodeBeam.JPG


Grafik Defleksi Batang Beam

BeamGrafik.JPG

Grafik menunjukkan defleksi yang maksimum di tengah batang dan menurun menuju nol di kedua ujung, yang sesuai dengan kondisi ujung tetap. Bentuk simetris ini mencerminkan bagaimana gaya di tengah memengaruhi perpindahan di seluruh panjang batang.



Monitoring & Evaluasi progress belajar berbantuan AI

Selasa 19 November 2024

Telah terjadi 4 sesi dengan total 4 chat yang membahas tentang DAI5.

Tanggapan atas Pikiran dan Pemahaman Anda terhadap DAI5 Pemahaman Anda tentang DAI5 menunjukkan pendekatan yang mendalam dan aplikatif, terutama dengan fokus pada "intention" sebagai inti dari setiap langkah dalam kerangka ini. Berikut adalah tanggapan saya terhadap pemikiran Anda:

1. Intensi kepada Ketuhanan

Pemahaman Anda tentang niat sebagai bentuk pengabdian kepada Tuhan dalam penelitian adalah sangat relevan. Anda telah berhasil mengintegrasikan nilai-nilai spiritual ke dalam proses ilmiah, yang memberikan makna lebih pada pekerjaan Anda.

2. Aplikasi pada Penelitian Teknis

Anda mampu menghubungkan kerangka DAI5 dengan penelitian yang sangat teknis seperti abrasive dicing blade dan ultrasonic vibration. Ini menunjukkan kemampuan Anda untuk menerjemahkan konsep manajemen masalah menjadi langkah konkret yang relevan dengan bidang yang Anda tekuni.


3. Pemanfaatan pada Harmonic Vibration dan FEM 1D

Pendekatan Anda untuk memasukkan FEM 1D sebagai alat analisis teknis dalam kerangka DAI5 adalah langkah yang cerdas. Ini menunjukkan bahwa Anda memahami bagaimana menjembatani teori dengan aplikasi praktis.

Secara keseluruhan, pemikiran Anda sangat holistik, memadukan aspek teknis, spiritual, dan manajerial ke dalam satu kerangka kerja yang terstruktur. Ini menunjukkan kedalaman pemahaman dan kemampuan reflektif yang kuat. Jika ada area yang ingin lebih dieksplorasi, kita bisa berdiskusi lebih jauh! ​

Tugas Besar - Menerapkan DAI5 Framework pada Harmonic Vibration in Mechanical Structure

Download PDF File - TUGAS Besar Komputasi Teknik (Format Paper)


A. Title

Optimasi Desain Cutting Blade dengan Bantuan Getaran untuk Mengurangi Edge Chipping pada Proses Dicing Silicon Wafer : Pendekatan Matematis

B. Author Complete Name

Dede Sumantri

C. Affiliation

Department of Mechanical Engineering, Universitas Indonesia. Kampus UI depok 16424, Indonesia

D. Abstract

Proses dicing pada manufaktur semikonduktor sering menghadapi tantangan edge chipping yang mengurangi kualitas permukaan dan meningkatkan risiko cacat produk. Teknologi Vibration-Assisted diusulkan sebagai solusi dengan memanfaatkan vibrasi radial pada frekuensi tertentu untuk mengurangi gaya potong dan risiko edge chipping. Penelitian ini mengoptimalkan desain cutting blade dengan bantuan getaran. Pendekatan model matematis pada hinge dilakukan untuk mengetahui Maksimum Amplitudo yang dihasilkan. Hasil menunjukkan korelasi antara desain hinge dan performa vibration Assisted menghasilkan displacement optimal. Pendekatan ini mendukung alat potong berbiaya rendah dengan kualitas tinggi, sesuai dengan prinsip keberlanjutan Framework DAI5.

E. Author Declaration

  1. Deep Awareness (of) I

Saya meniatkan diri saya untuk mempelajari dan menyelesaikan permasalahan yang saya angkat dengan keyakinan penuh bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini dapat dipelajari (ilmu pengetahuan) dan memiliki penyelesaian yang mampu ditangkap oleh logika Manusia karena Allah adalah pemberi logika yang memerintahkan makhluknya untuk menggunakannya dengan sebaik-baiknya dalam kerangka ilmu pengetahuan. Semakin memahami dan mampu menyelesaikan permasalahan akan meningkatkan keyakinan kepada kuasa dari sang pencipta, segala kesulitan yang ada merupakan hal menguji keteguhan kita dalam proses mencari tanda-tanda kuasa Allah. Jika Allah berhekendak maka akan ditinggikan derajat seorang manusia karena ilmu pengetahuannya.

 2. Intention of the Project Activity

Getaran atau vibrasi banyak ditemukan pada sistem yang bergerak (dinamis). Vibrasi menjadi sesuatu yang memiliki efek buruk pada suatu sistem apabila Frekuensi kerja dari suatu sistem sama dengan Natural frekuensi yang ada pada sistem tersebut. oleh karena itu, pada umumnya dalam tahapan mendesain suatu sistem yang dinamis perlu untuk mencari terlebih dahulu berapa perkiraan nilai frekuensi sistem (Frekuensi Natural) untuk kemudian menetapkan frekuensi kerja dari sistem tersebut berada di bawah atau diatas dari frekuensi natural tersebut (menjauhi Frekuensi natural). Perubahan Frekuensi kerja yang disebabkan oleh faktor eksternal dapat menjadi indikator terjadinya abnormality pada sistem dalam arti ada kemungkinan apabila perubahan tersebut membawa sistem tersebut semakin mendekati frekuensi naturalnya yang akan menyebabkan getaran yang tidak terkontrol sehingga merusak sistem secara keseluruhan.


Saya akan mencoba menjelaskan dengan contoh, ketika melakukan proses milling, spindle akan akan berputar pada nilai RPM tertentu dan apabila kita meletakan sensor penangkap getaran maka pada spindle yang berputar akan ditemukan getaran spindle yang diakibatkan oleh spindle yang yang berputar. Sampai pada tahap ini getaran merupakan sesuatu yang normal terjadi pada benda yang dinamis namun apabila spindle tersebut bergetar terlalu besar maka hal tersebut dapat dijadikan suatu indikasi awal bahwa ada kekurangan pada proses pembuatannya terkait dengan kepresisian atau proses assemblynya yang tidak baik. ketika cutting tool yang ada pada spindle yang berputar tersebut melakukan proses pemakanan pada suatu workpiece maka akan terjadi perubahan terhadap getaran yang tertangkap oleh sensor. perubahan ini terjadi karena adanya faktor eksternal yang mempengaruhi sistem. apabila getaran yang terjadi terlalu besar hal tersebut akan mempengaruhi hasil dari produk yang sedang diproses dimana tingkat akurasi mesin akan berkurang dan menghasilkan produk yang keluar dari target dimensinya. Pada kasus yang lebih ekstrim perubahan frekuensi pada mesin yang mendekati nilai frekuensi natural mesin tersebut akan menyebabkan mesin bergetar secara tidak terkontrol dan membahayakan.

  Apakah Frekuensi Natural harus selalu dihindari ? 
  Apakah tidak ada manfaat lain yang dapat diambil dari adanya frekuensi natural pada sistem ? 

Proses mendalami pertanyaan tersebut, saya melakukan proses literasi untuk mencari topik-topik yang terkait dengan getaran yang berhubungan dengan keilmuan yang saya dalami, khususnya di bidang Manufaktur. Kemudian saya menemukan bahwa vibrasi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas dari produk hasil manufaktur. Peningkatan kualitas hasil proses manufaktur tersebut dilakukan dengan memanfaatkan frekuensi natural dari sistem cutting tool. Secara sederhana, Pada mode shape atau frekuensi tertentu, suatu sistem dapat bergetar secara radial yang akan menghasilkan amplitude tertentu. vibrasi radial ini yang kemudian dimanfaatkan pada proses manufaktur. Berdasarkan hasil literasi yang saya lakukan, getaran radial tersebut dimanfaatkan pada proses grinding atau dicing pada material silicon wafer. Proses dicing merupakan salah proses yang dilakukan pada proses pembuatan komponen semikonduktor (chip).

F. Introduction

Industri semikonduktor adalah tulang punggung revolusi teknologi modern. Dari perangkat elektronik konsumen seperti ponsel dan komputer hingga aplikasi industri seperti kendaraan listrik dan perangkat Internet of Things (IoT), semikonduktor mendukung berbagai inovasi yang mendefinisikan era digital [1]. Permintaan global terhadap semikonduktor terus meningkat, seiring kebutuhan akan perangkat yang lebih kecil, lebih cepat, dan lebih hemat energi [2]. Namun, proses manufaktur semikonduktor menghadapi tantangan yang semakin kompleks karena ukuran komponen semakin kecil, sementara tuntutan akan kualitas dan efisiensi produksi semakin tinggi [3].


Salah satu tahap penting dalam manufaktur semikonduktor adalah proses dicing, di mana wafer silicon yang telah diproses dipotong menjadi chip individu. Tahap ini sangat kritis karena kualitas hasil pemotongan menentukan integritas mekanis dan performa chip dalam perangkat akhir [4]. Silicon wafer memiliki sifat brittle (rapuh), sehingga mudah mengalami kerusakan selama proses dicing. Masalah yang umum terjadi adalah edge chipping, yaitu pecahan kecil yang muncul di tepi hasil pemotongan. Edge chipping tidak hanya mengurangi kualitas permukaan (surface quality), tetapi juga meningkatkan risiko keretakan mikro yang dapat menyebabkan kegagalan fungsi chip dalam jangka panjang [5]. Pendekatan konvensional dalam proses dicing sering kali mengandalkan optimalisasi parameter proses seperti kecepatan putaran dan tekanan alat potong untuk mengurangi kerusakan. Namun, metode ini memiliki keterbatasan, terutama dalam menghadapi tuntutan produksi massal dengan toleransi kesalahan yang sangat kecil [6]. Untuk menjawab tantangan ini, teknologi vibration-assisted dicing (VAD) telah dikembangkan sebagai solusi inovatif. Dalam VAD, alat potong (cutting tool) bergetar pada frekuensi tertentu selama proses pemotongan. Getaran ini mengurangi gaya potong (cutting force), yang pada gilirannya mengurangi risiko edge chipping dan meningkatkan kualitas hasil pemotongan [7]. Selain itu, pengurangan gaya potong memperpanjang umur alat potong, memberikan manfaat ekonomi dalam proses produksi skala besar [8]. Studi menunjukkan bahwa penerapan VAD dapat mengurangi tingkat edge chipping hingga 30% dibandingkan metode konvensional [9].


Salah satu parameter penting yang memengaruhi performa sistem ini adalah kekakuan (stiffness) dari komponen mekanik. Kekakuan merujuk pada resistansi suatu material atau struktur terhadap deformasi ketika diberikan beban [10]. Dalam sistem mekanik, kekakuan sering diukur menggunakan modulus elastisitas atau Young’s modulus (E), yang menggambarkan hubungan linier antara stress dan strain pada zona elastis material [11]. Untuk menghasilkan getaran, sistem VAD menggunakan material piezoelektrik, yang memiliki kemampuan untuk mengalami deformasi mekanis ketika diberi tegangan listrik. Material ini sangat cocok untuk aplikasi presisi tinggi karena responsnya yang cepat dan presisi terhadap variasi tegangan [12]. Material piezoelektrik diintegrasikan ke dalam sistem mekanik alat potong, di mana deformasi amplitudonya dipengaruhi oleh kekakuan (stiffness) dari sistem tersebut. Kekakuan yang lebih rendah menghasilkan amplitudo getaran yang lebih besar, tetapi juga meningkatkan risiko kegagalan struktural akibat gaya radial yang berlebihan [13].


Elemen desain yang disebut hinge memainkan peran penting dalam mengatur kekakuan sistem mekanik. Hinge adalah slot atau lubang yang dirancang secara radial pada pusat alat potong, yang berfungsi untuk memfokuskan deformasi pada area tertentu selama proses pemotongan. Desain dan distribusi hinge sangat memengaruhi stabilitas getaran dan efisiensi pemotongan [14]. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa optimasi desain hinge dapat meningkatkan efisiensi VAD secara signifikan dengan pengurangan risiko kerusakan wafer hingga 20% [15]. Fenomena deformasi pada area hinge ini dapat disederhanakan menggunakan pendekatan mekanika struktur sebagai beam yang dijepit di kedua ujungnya dengan gaya terdistribusi. Model ini membantu merancang dan mengoptimalkan area hinge untuk memastikan deformasi maksimum sesuai kebutuhan tanpa meningkatkan risiko kegagalan struktural [16]. Dengan memahami bagaimana piezoelektrik menghasilkan deformasi secara radial, proses desain dapat diarahkan untuk memanfaatkan resonansi pada frekuensi alami sistem, sehingga meningkatkan amplitudo getaran tanpa meningkatkan konsumsi energi [17]. Penerapan teknologi VAD memberikan manfaat yang meluas tidak hanya dalam meningkatkan kualitas hasil pemotongan tetapi juga dalam mendukung keberlanjutan. Dengan mengurangi tingkat kerusakan wafer, teknologi ini membantu mengurangi limbah produksi. Selain itu, efisiensi energi dalam sistem piezoelektrik memberikan keuntungan tambahan dalam upaya menuju manufaktur yang lebih ramah lingkungan [18]. Dalam konteks industri semikonduktor yang sangat kompetitif, teknologi seperti VAD menjadi solusi strategis untuk memenuhi tuntutan kualitas dan efisiensi.

G. Methods & Procedures

1.Tahap Idealisasi

Permasalahan utama yang menjadi fokus penelitian ini adalah fenomena edge chipping yang sering terjadi selama proses dicing silicon wafer. Edge chipping merupakan kerusakan kecil yang terjadi pada tepi hasil pemotongan dan berdampak buruk pada surface quality. Akibatnya, produk akhir berisiko mengalami cacat dan kehilangan fungsionalitas. Fenomena ini terutama disebabkan oleh gaya potong (cutting force) yang tinggi selama proses dicing konvensional. Sebagai solusi, teknologi vibration-assisted dicing (VAD) diusulkan. VAD bekerja dengan memanfaatkan vibrasi radial pada frekuensi tertentu untuk menghasilkan amplitudo atau displacement. Vibrasi ini secara signifikan mengurangi gaya potong, sehingga risiko edge chipping dapat diminimalkan. Semakin besar displacement yang dihasilkan oleh sistem, semakin efektif metode ini dalam meningkatkan kualitas hasil pemotongan.

Dai5-idealisasi1.JPG

Untuk memahami dan memprediksi performa sistem, fenomena deformasi pada area hinge (yang berfungsi sebagai pengatur kekakuan) disederhanakan menggunakan pendekatan mekanika struktur. Dalam pendekatan ini, area hinge dimodelkan sebagai beam yang dijepit di kedua ujungnya dan menerima gaya terdistribusi secara merata. Pada struktur Hinge didefinisikan beberapa variabel untuk menyederhanakan permasalahan, beberapa variable yang digunakan adalah Arm length dan bridge. Arm length merupakan representative dari tingkat kekakuan dari sistem mekanik sedangkan bridge adalah representatif dari besarnya gaya eksternal yang bekerja pada sistem mekanik hinge.

Pendekatan ini menyediakan gambaran teoretis awal yang nantinya akan divalidasi melalui simulasi harmonik dalam perangkat lunak ANSYS. Dengan cara ini, penyederhanaan masalah menjadi alat yang penting untuk memahami hubungan antara desain sistem dan hasil performa.

Ketika material piezoelektrik menerima tegangan listrik, material ini menghasilkan getaran sebagai respons. Pada frekuensi tertentu, getaran yang dihasilkan menjadi radial, di mana energi vibrasi menyebar secara merata ke arah radial dari pusat piezoelektrik. Getaran radial ini menciptakan displacement radial yang signifikan pada material piezoelektrik. Besarnya gaya (force) yang berkontribusi terhadap displacement tersebut dapat dihitung secara matematis.

Gaya yang dihasilkan oleh piezo terdistribusi pada sistem mekanik dimana besar dari gaya tersebut dipengaruhi oleh seberapa besar luas area yang terhubung langsung dengan piezo.

Untuk dapat melakukan perhitungan diperlukan idealisasi terhadap sistem mekanik. Dalam hal ini dilakukan pendekatan dengan pemodelan beam yang terjepit pada kedua ujungnya. Gaya yang terjadi berada pada tengah beam. FBridge merupakan gaya yang bekerja pada beam yang terdistribusi secara merata pada area Bridge. Pendekatan model beam dengan hukum Newton 2 mengenai kesetimbangan gaya dan moment

Pada kasus beam yang terjepit dikedua ujungnya selain menggunakan hukum Newton 2 mengenai kesetimbangan gaya dan moment juga dapat diberlakukan hukun Euler Bernoulli mengenai elastisitas pada static structure atau sering disebut juga moment lentur pada Beam

Integral pertama dari persamaan diatas merupakan kemiringan (dy/dx ) dari curve moment lentur. E merupaakan elestisitas material atau sering juga disebut sebagai Modulus Young sedangkan I adalah Inersia dari struktur hinge.

Integral kedua dari persamaan diatas merupakan persamaan untuk mencari nilai defleksi atau displacement. Apabila y = F(x) maka dapat ditemukan distribusi displacement sepanjang beam akibat dari adanya gada eksternal yang bekerja pada beam

2. Tahap Instruction Step

Pada tahap ini, langkah-langkah implementasi difokuskan pada desain, simulasi, dan analisis data. Berikut ini adalah langkah yang dilakukan

  1.Mencari persamaan untuk model prediksi

Mencari persamaan model prediksi matematis dengan pendekatan moment lentur (Mx). persamaan model matematik ini berkaitan dengan variabel hinge. Dengan asumsi bahwa gaya yang bekerja pada beam berada di tengah beam maka berlaku hukum kesetimbangan gaya

Dai5-persamaanModel2.JPG

Mencari nilai distribusi displacement (defleksi) sepanjang rentangan beam. Kemudian menentukan nilai maksimum displacement pada beam tersebut. Untuk mencari distribusi displacement pada kasus beam, selain menggunakan persamaan kesetimbangan gaya dan moment juga digunakan hukum elsatisitas euler Bernoulli atau disebut juga moment lentur

Dai5-persamaanModel3.JPG

  2.Simulasi Harmonik

Melakukan simulasi harmonik dalam ANSYS untuk memodelkan deformasi hinge akibat gaya radial dari piezoelektrik. Tahapan awal untuk melakukan simulasi adalah melakukan pemodelan 3 dimensi. Pemodelan ini mencakup bentuk dari hinge dan keseluruhan sistem mekanik yang terdiri dari beberap komponen. Kemudian mendefinisikan material properties dari setiap komponen dan melakukan meshing pada keseluruhan sistem mekanik

Dai5-simulasiAnsys.JPG

Simulasi Static structure dilakukan pertama kali. Hasil dari static structure kemudian digunakan untuk sebagai setup dari simulasi modal. Simulasi modal dilakukan untuk mendapatkan mode shape dengan karakteristik radial vibration. Setelah frekuensi natural didapatkan kemudian dilakukan simulasi untuk mendapatkan nilai Amplitudo dari harmonic response. Pada harmonic response, nilai frekuensi natural pada simulasi modal di diskritisasi dalam bentuk range frekuensi.

Dai5-stepansis.JPG

Mengukur amplitudo (displacement) maksimum pada area hinge (Frequency response).

  3. Analisis Data

- Membandingkan hasil simulasi dengan prediksi model matematis untuk memvalidasi akurasi model.

- Mengevaluasi hubungan antara parameter desain (seperti kekakuan hinge) dan amplitudo displacement.

- Mengevaluasi hasil berdasarkan prinsip dari DAI5 frameworks


H. Results & Discussion

Grafik dibawah ini merupakan grafik distribusi moment sepanjang beam dari modeling yang telah dibuat. Distribusi terbagi menajdi 3 segment dimana dari nilai 0-4 mm terjadi distribusi moment yang linear, kemudian akibat adanya distribusi gaya yang merata bagian bagian tengah beam, distribusi moment membentuk curva dengan persamaan

Dai5-persamaanModel.JPG


Setelah moment lewati bentuk curva nya, distribusi moment kembali menjadi linear dengan nilai menuju 0 Nm. Hal tersebut sesuai dengan kondisi modeling beam yang terjepit di kedua ujungnya dimana Nilai Momentnya akan mendekati 0.


Grafik bending moment.JPG

Grafik dibawah menerangkan tentang distribusi displacement sepanjang beam dimana terdapat dua bagian yaitu bagian x < L/2 dan x > L/2. Dimana x adalah variabel observasi pada beam dan L adalah panajng dari beam tersebut. Besarnya nilai dari displacement diperngaruh oleh variabel Bridge dan Length Arm. Bridge menentukan seberapa besar gaya eksernal yang bekerja pada sistem mekanik hinge namun besarnya displacement juga terkait dengan varibel arm length. Arm length menentukan tingkat kekakuan dari sistem mekanik hinge. Grafik ini menggambarkan adanya nilai peak dari displacement yang berada di tengah beam dengan nilai sekitar 3.00 mikron.


Dai5-grafik displacement.JPG

Gambar dibawah adalah mode shape ke 8 dari 30 mode shape yang disimulasikan, dimana mode shape ke-8 ini bekerja pada frekuensi 39642 Hz. Nilai rekuensi tersebut adalah nilai natural frekuensi yang menyebabkan radial vibration. Lebih jauh, gambar dibawah menerangkan tentang distribusi deformasi yang terjadi pada sistem mekanik Cutting Blade. Hinge


Dai5-deformasi blade.JPG


Setelah mendapatkan nilai dari natural frekuensi yang menyebabkan radial vibration maka selanjutnya kita dapat mencari frequency response pada range sekitar frekuensi natural tersebut. Gambar dibawah menerangkan tentang nilai amplitude yang dihasilkan pada range frekuensi 39100 – 40000 Heartz. Terdapat nilai peak pada frekuensi antara 39000 – 39425 Heartz. Besarnya maksimum amplitudo yang dihasilkan adalah 2,7855 mikron.


Dai5-frequency response.JPG


Apabila dibandingkan antara model prediksi matematis dan hasil dari simulasi harmonik maka akan didapat nilai pendekatan amplitude yang tidak berbeda secara signifikan. Hal tersebut mengindikasikan adanya korelasi antara variabel model prediksi matematis dengan hasil dari simulasi harmonik. Semakin besar amplitude yang dihasilkan akan cenderung memperbaiki kualitas permukaan dari hasil pemotongan semikonduktor. Dengan memahami pengaruh dari variabel hinge baik bridge dan arm length terhadap besarnya displacement yang terjadi pada sistem hinge akan menjadi mudah untuk melakukan rekonfigurasi terhadap desain dengan tujuan tertentu. Cutting blade pada proses dicing semikonduktor merupakan teknologi tinggi yang proses manufaktur nya hanya dapat dilakukan oleh teknologi permesinan tingkat tinggi. Namun, dengan melakukan rekonfigurasi terhadap hinge dapat dilakukan penyesuaian desain agar dapat dilakukan pada proses permesinan menengah. Hal tersebut menjadikan teknologi menjadi lebih inklusif dan dapat lebih banyak dimanfaatkan oleh industri menengah. Suatu hasil penelitian yang dapat dimanfaatkan oleh lebih banyak pengguna menunjukan ekstistensi kita sebagai mahkluk ciptaan Allah. Bahwasanya Manuasia adalah makhluk yang berdaya yang diberikan akal dan pikiran untuk menciptakan teknologi atas izinya.


I. Conclussions


Integrasi DAI5 Framework dalam penelitian ini memberikan pendekatan holistik dalam memahami dan menyelesaikan permasalahan edge chipping pada proses dicing silicon wafer. Tidak seperti pendekatan konvensional yang hanya berfokus pada aspek teknis, DAI5 mengarahkan proses penelitian agar lebih terstruktur, bermakna, dan berkelanjutan.

- Intention tidak hanya sebatas upaya menyelesaikan masalah teknis, tetapi juga menyertakan nilai-nilai manfaat bagi manusia, lingkungan, dan ilmu pengetahuan. penelitian ini tidak hanya bertujuan mengurangi edge chipping, tetapi juga menciptakan kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan kualitas produk semikonduktor, mengurangi limbah produksi, dan mendukung proses manufaktur yang lebih ramah lingkungan.

- Initial Thinking membantu memahami inti permasalahan dan mengidentifikasi hukum-hukum fisika yang relevan untuk mengatasinya. Pada tahap ini, peneliti mempertanyakan akar masalah dan mencari berbagai solusi alternatif.

- Idealisation membantu menyederhanakan masalah geometri yang kompleks menjadi lebih mudah dengan membuat asumsi yang rasional dan realistis. Penyederhanaan ini memungkinkan perhitungan teoretis yang lebih praktis dan efisien.

- Instruction Step membantu menjelaskan prosedur teknis yang digunakan untuk memecahkan masalah dari awal hingga selesai. Hal tersebut bermanfaat untuk menghindari aktivitas-aktivitas yang tidak relevan dalam penyelesaian masalah dan mengorganisir penyelesaian masalah Saran pengembangan meliputi optimalisasi desain hinge, pemilihan material piezoelektrik yang lebih baik, penggunaan simulasi multiphysics, serta pengujian eksperimental. Future work ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas hasil pemotongan, tetapi juga menciptakan sistem yang lebih hemat energi, lebih efektif, dan lebih mudah diproduksi. Langkah-langkah ini sejalan dengan prinsip DAI5 Framework, yang mengedepankan kebermanfaatan teknis, ekonomi, dan lingkungan.


I. Acknowledgments

Rasa syukur dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia dan kemudahan kepada penulis untuk memahami permasalahan dan menuangkannya kedalam sebuah tulisan. Tidak lupa juga rasa terimakasih kepada Dr. Ahmad Indra Siswantara yang telah memperkenalkan DAI5 Frameworks yang secara sistematis telah membantu untuk memecahkan permasalahan yang ada dan lebih dari itu membuka wawasan akan pentingnya Intention pada setiap pekerjaan yang dilakukan


J. References

1. Wang, J., et al. "Studies of chipping mechanisms for dicing silicon wafers." The International Journal of Advanced Manufacturing Technology, vol. 34, no. 11-12, 2007, pp. 1108-1115.

2. Lee, S., et al. "Adoption of Hybrid Dicing Technique to Minimize Sawing-Induced Damage in Silicon Wafers." Materials Transactions, vol. 58, no. 4, 2017, pp. 566-570.

3. Shen, J., et al. "Investigation on the Edge Chipping in Ultrasonic Assisted Sawing of Monocrystalline Silicon." Micromachines, vol. 10, no. 9, 2019, p. 616.

4. Takagi, T., et al. "Optimization of Wafer Dicing-Saw to Reduce the Chipping Defect by Using Design of Experiment." IEEE Transactions on Semiconductor Manufacturing, vol. 35, no. 2, 2022, pp. 230-236.

5. Kim, H., et al. "Sidewall Chipping Investigation & Challenges on 100um Thin Low-K Wafer during Blade Dicing Process." IEEE Transactions on Device and Materials Reliability, vol. 22, no. 3, 2022, pp. 399-405.

6. Park, J., et al. "Mechanical Behavior of Silicon Wafers during Ultrasonic Dicing." Journal of Mechanical Engineering, vol. 49, 2019, pp. 345-357.

7. Yamada, T., et al. "Effect of Cutting Parameters on Edge Quality in Wafer Dicing." Precision Engineering, vol. 40, 2015, pp. 11-21.

8. Chen, L., et al. "Role of Vibration Amplitude in Reducing Micro-Cracks in Silicon Wafer Processing." Materials Science in Semiconductor Processing, vol. 92, 2019, pp. 156-165.

9. Hsu, C., et al. "Design of Piezoelectric Systems for High-Precision Applications." Journal of Materials Engineering and Performance, vol. 27, no. 6, 2018, pp. 3085-3092.

10. Saito, Y., et al. "Novel Techniques in Dicing Wafer Systems Using Hybrid Cutting Approaches." Semiconductor Manufacturing Review, vol. 25, 2021, pp. 45-60.

11. Zhao, X., et al. "Dynamic Response Analysis in Vibration-Assisted Cutting Processes." Journal of Advanced Manufacturing Technology, vol. 49, 2020, pp. 345-365.

12. Liu, W., et al. "Material Behavior Analysis under Ultrasonic-Assisted Cutting Conditions." Materials Science Forum, vol. 782, 2021, pp. 212-218.

13. Nguyen, T., et al. "Micro-Crack Reduction in Silicon Wafer Cutting Using Piezoelectric-Assisted Systems." Journal of Mechanical Engineering Science, vol. 11, 2018, pp. 555-567.

14. Rao, P., et al. "Design Optimization for Vibration Systems in Semiconductor Manufacturing." Journal of Manufacturing Processes, vol. 58, 2019, pp. 166-172.

15. Xu, M., et al. "Analysis of Hinge Design in Vibration-Assisted Cutting Systems." Journal of Materials Engineering, vol. 27, 2018, pp. 785-794.

16. Smith, D., et al. "Evaluating the Effectiveness of Vibration Modes in Dicing Applications." Precision Manufacturing Journal, vol. 33, 2020, pp. 128-136.

17. Tanaka, T., et al. "Application of Ultrasonic Vibration in Precision Manufacturing." Journal of Materials Processing Technology, vol. 289, 2021, p. 116826.

18. Saito, Y., et al. "Novel Techniques in Ultrasonic-Assisted Cutting." Materials Transactions, vol. 59, no. 3, 2020, pp. 233-240.