Difference between revisions of "Tugas Besar Andi Cahyo P"

From ccitonlinewiki
Jump to: navigation, search
 
(7 intermediate revisions by the same user not shown)
Line 1: Line 1:
PERHITUNGAN KEKUATAN MEMANJANG (LONGITUDUNAL STRENGTH) KAPAL LANDING PLATFORM DOK (LPD)
+
PERHITUNGAN KEKUATAN MEMANJANG (LONGITUDUNAL STRENGTH) KAPAL LANDING PLATFORM DOCK (LPD)
  
  
 
A. PENDAHULUAN
 
A. PENDAHULUAN
  
Tujuan dari perhitungan memanjang kapal adalah untuk menghitung kekuatan kapal sebagai suatu keseluruhan (hull girder). Kapal dianggap suatu balok berongga yang terapung di air yang memikul gaya berat yang terdistribusi sepanjang kapal dan gaya tekan air baik pada saat kapal berada diatas puncak gelombang (kondisi hogging) atau di lembah gelombang (kondisi sagging) selama dalam perjalanan. Gambar 2.1. memperlihatkan bagian-bagian konstruksi yang mendukung kekuatan memanjang kapal.
+
Tujuan dari perhitungan memanjang kapal adalah untuk menghitung kekuatan kapal sebagai suatu keseluruhan (hull girder). Kapal dianggap suatu balok berongga yang terapung di air yang memikul gaya berat yang terdistribusi sepanjang kapal dan gaya tekan air baik pada saat kapal berada diatas puncak gelombang (kondisi hogging) atau di lembah gelombang (kondisi sagging) selama dalam perjalanan. Gambar 1. memperlihatkan bagian-bagian konstruksi yang mendukung kekuatan memanjang kapal.
  
 
[[File:Kontruksi_lpd2.jpg]]
 
[[File:Kontruksi_lpd2.jpg]]
  
Gambar 2.1
+
Gambar 1
  
Tegangan-tagangan (stresses) timbul disebabkan karena gaya berat kapal (Lwt + Dwt) pada satuan bagian panjang arah ke bawah, dan gaya tekan keatas air yang bekerja pada tiap-tiap panjang kapal tersebut. Hal tersebut akan menimbulkan sebuah bending moment yang bekerja sepanjang kapal. Bending momen tersebut menimbulkan bending sress (tegangan lengkung). Besar bending momen tergantung cara pemuatan dan panjang serta tinggi gelombang. Gambar 2.2. dan 2.3. memperlihatkan distribusi beban sepanjang kapal dan kondisi tegangan pada saat kondisi hogging dan sagging.
+
Tegangan-tagangan (stresses) timbul disebabkan karena gaya berat kapal (Lwt + Dwt) pada satuan bagian panjang arah ke bawah, dan gaya tekan keatas air yang bekerja pada tiap-tiap panjang kapal tersebut. Hal tersebut akan menimbulkan sebuah bending moment yang bekerja sepanjang kapal. Bending momen tersebut menimbulkan bending sress (tegangan lengkung). Besar bending momen tergantung cara pemuatan dan panjang serta tinggi gelombang. Gambar 2. dan 3. memperlihatkan distribusi beban sepanjang kapal dan kondisi tegangan pada saat kondisi hogging dan sagging.
  
 
[[File:Hogging1.jpg]]
 
[[File:Hogging1.jpg]]
  
Gambar 2.2 hogging condition
+
Gambar 2 hogging condition
  
  
Line 20: Line 20:
 
[[File:Sagging.jpg]]
 
[[File:Sagging.jpg]]
  
Gambar 2.3. sagging condition
+
Gambar 3. sagging condition
  
  
Line 39: Line 39:
 
[[File:Tabel_c.jpg]]
 
[[File:Tabel_c.jpg]]
  
Tabel 2.1. harga C
+
Tabel 1. harga C
  
 
 
Line 57: Line 57:
  
 
Untuk menentukan nilai f dapat digunakan tabel berikut ini :
 
Untuk menentukan nilai f dapat digunakan tabel berikut ini :
Tabel 2.2. harga f
 
  
L (m) f L (m) f
+
[[File:Tabel_f.jpg]]
30 3777 108 19386
+
 
36 4193 114 21232
+
Tabel 2. harga f
42 4892 120 23106
+
 
48 5622 126 25051
 
54 6532 132 27031
 
60 7470 138 29146
 
66 8669 144 31268
 
72 9920 150 33480
 
78 11253 156 35770
 
84 12774 162 38063
 
90 14335 168 40414
 
96 15897 174 42868
 
102 17615 180 45368
 
 
 
 
Faktor-faktor tersebut hanya berlaku untuk kapal-kapal dengan perbandingan L/H >10 dan L/H<13,5.
 
Faktor-faktor tersebut hanya berlaku untuk kapal-kapal dengan perbandingan L/H >10 dan L/H<13,5.
Line 83: Line 72:
 
[[File:Grafik_2.1.jpg]]
 
[[File:Grafik_2.1.jpg]]
  
Grafik 2.1
+
Grafik 1
  
 
Dari garfik tersebut didapatkan suatu kesimpulan bahwa , untuk kapal dibawah 70 m, σ menurun dengan cepat ini berarti bahwa untuk kapal-kapal kecil tegangan yang diijinkan kecil sekali atau dengan kata lain kekuatanya lebih baik dari pada kapal besar.
 
Dari garfik tersebut didapatkan suatu kesimpulan bahwa , untuk kapal dibawah 70 m, σ menurun dengan cepat ini berarti bahwa untuk kapal-kapal kecil tegangan yang diijinkan kecil sekali atau dengan kata lain kekuatanya lebih baik dari pada kapal besar.
Line 114: Line 103:
 
[[File:Grafik_gelombang.jpg]]
 
[[File:Grafik_gelombang.jpg]]
  
Grafik 2.2
+
Grafik 2
  
 
Untuk mempermudah penggambaran gelombang trochida dapat dipergunakan harga-harga faktor C sesuai tabel dibawah ini. Setengah panjang kapal dibagi 10, untuk ordinat ombak didapat dari : Y = H.C. Untuk mendapatkan nilai C, maka dipergunakan tabel berikut ini :
 
Untuk mempermudah penggambaran gelombang trochida dapat dipergunakan harga-harga faktor C sesuai tabel dibawah ini. Setengah panjang kapal dibagi 10, untuk ordinat ombak didapat dari : Y = H.C. Untuk mendapatkan nilai C, maka dipergunakan tabel berikut ini :
Tabel 2.3. Nilai C
+
Tabel 3. Nilai C
 
 
 
[[File:Tabel2.3.jpg]]
 
[[File:Tabel2.3.jpg]]
Line 138: Line 127:
 
[[File:Berat_kapal.jpg]]
 
[[File:Berat_kapal.jpg]]
  
Gambar 2.4
+
Gambar 4
 
          
 
          
 
Ordinat = G/L . k
 
Ordinat = G/L . k
Line 153: Line 142:
 
[[File:Kurva_berat.jpg]]
 
[[File:Kurva_berat.jpg]]
  
Gambar 2.5
+
Gambar 5
  
 
Keadaan kapal yang tidak menguntungkan terjadi pada :
 
Keadaan kapal yang tidak menguntungkan terjadi pada :
Line 175: Line 164:
  
  
Gambar 2.5
+
Gambar 6
 
4. Di grafik tekanan keatas tersebut diatas dihitung apakah displascemen mencukupi (berat kapal kosong + instalasi mesin + muatan dan lain-lain sebagainya)
 
4. Di grafik tekanan keatas tersebut diatas dihitung apakah displascemen mencukupi (berat kapal kosong + instalasi mesin + muatan dan lain-lain sebagainya)
  
Line 187: Line 176:
  
  
Gambar 2.6
+
[[File:Gaya_berat.jpg]]
 +
 
 +
Gambar 7. kurva berat
 +
 
 +
[[File:Gaya_bouyancy.jpg]]
  
 +
gambar 8. kurva gaya tekan keatas (bouyancy)
  
 +
[[File:Resultant_gaya.jpg]]
  
 +
gambar 10. resultan gaya
  
  
B. PEMBAHASAN
+
 
 +
 
 +
 
 +
 
 +
B. HASIL DAN PEMBAHASAN
 +
 
 
1. ukuran utama kapal
 
1. ukuran utama kapal
 +
 
a. Dimensi Utama KRI
 
a. Dimensi Utama KRI
 +
 
1) Panjang Keseluruhan (LOA) : 125  meter.
 
1) Panjang Keseluruhan (LOA) : 125  meter.
 +
 
2) Panjang pada garis air (LWL) : 112,2 meter.
 
2) Panjang pada garis air (LWL) : 112,2 meter.
 +
 
3) LBP : 109,2 meter.
 
3) LBP : 109,2 meter.
 +
 
4) Lebar Kapal :    22 meter.
 
4) Lebar Kapal :    22 meter.
 +
 
5) Kedalaman
 
5) Kedalaman
 +
 
a)      "K" deck main :    6,7 meter.
 
a)      "K" deck main :    6,7 meter.
 +
 
b)        'H'deck upper :  11.3 meter.
 
b)        'H'deck upper :  11.3 meter.
 +
 
c)        "E" deck bridge dari WL :  25,4 meter.
 
c)        "E" deck bridge dari WL :  25,4 meter.
 +
 
6) Draft
 
6) Draft
 +
 
a) DLWL :  4,5 meter.
 
a) DLWL :  4,5 meter.
 +
 
b) SLWL :  4,9  meter.
 
b) SLWL :  4,9  meter.
 +
 
7) Gross tonage (Int.) :  10.500 ton.
 
7) Gross tonage (Int.) :  10.500 ton.
 +
 
8) Bobot mati (DWT) :    2.800 ton.
 
8) Bobot mati (DWT) :    2.800 ton.
 +
 
9) Displacement/berat penuh : 7.300 ton
 
9) Displacement/berat penuh : 7.300 ton
 +
 
10) Kecepatan
 
10) Kecepatan
 
a)    Maksimum : 16 Knots
 
a)    Maksimum : 16 Knots
 +
 
b)    Operasi/ Jelajah : 14 Knots
 
b)    Operasi/ Jelajah : 14 Knots
 +
 
c)    Ekonomis  : 12 Knots
 
c)    Ekonomis  : 12 Knots
 +
 
11) Kemampuan Layar : ± 30 hari
 
11) Kemampuan Layar : ± 30 hari
12) Kapasitas penyimpan :
+
 
 +
12) Kapasitas penyimpan :
 +
 
 
a) Ikan : 30 m³
 
a) Ikan : 30 m³
 +
 
b) Daging : 38 m³
 
b) Daging : 38 m³
 +
 
c) Sayur : 80 m³
 
c) Sayur : 80 m³
 +
 
d) Bahan Makanan Kering : 200 x 2 m³
 
d) Bahan Makanan Kering : 200 x 2 m³
 +
 
13) Kapasitas tangki:
 
13) Kapasitas tangki:
 +
 
a) Bahan bakar : 722 ton
 
a) Bahan bakar : 722 ton
 +
 
b) Air tawar : 566 ton
 
b) Air tawar : 566 ton
 +
 
c) Ballast : 4,406,66 ton
 
c) Ballast : 4,406,66 ton
 +
 
d) Minyak lincir M/E : 31,55 ton
 
d) Minyak lincir M/E : 31,55 ton
 +
 
14) Jarak Jelajah :
 
14) Jarak Jelajah :
 +
 
a) Operasi : 10.080 Nm
 
a) Operasi : 10.080 Nm
 +
 
b) Ekonomis : 8.640 Nm
 
b) Ekonomis : 8.640 Nm
 +
 
15) LCU On Board : 2 Unit LCU Type 23 M Class (baru terpasang 1 unit)
 
15) LCU On Board : 2 Unit LCU Type 23 M Class (baru terpasang 1 unit)
 +
 
16) Helly On Board : 3 Unit  jenis BO/Bell-412  
 
16) Helly On Board : 3 Unit  jenis BO/Bell-412  
 +
 
untuk di geladak Heli dan 2  unit (jenis heli yang mempunyai baling-baling lipat dan memiliki roda)
 
untuk di geladak Heli dan 2  unit (jenis heli yang mempunyai baling-baling lipat dan memiliki roda)
 +
 
17) Persenjataan (Belum terpasang).
 
17) Persenjataan (Belum terpasang).
 +
 
18) Daya angkut personel
 
18) Daya angkut personel
 +
 
a) ABK :  126 orang.
 
a) ABK :  126 orang.
 +
 
b) Tamu :    11 orang.
 
b) Tamu :    11 orang.
 +
 
c) Pasukan :  207 orang
 
c) Pasukan :  207 orang
 +
 
d) Total daya angkut :  344 orang.
 
d) Total daya angkut :  344 orang.
 +
 
19) Daya angkut material
 
19) Daya angkut material
 +
 
a) Rantis
 
a) Rantis
 +
 
(1) Rantis jenis Liaz : 24 Unit (144 ton)
 
(1) Rantis jenis Liaz : 24 Unit (144 ton)
 +
 
(2) Rantis jenis Maeza : 24 Unit (108 ton)
 
(2) Rantis jenis Maeza : 24 Unit (108 ton)
 +
 
(3) Rantis jenis Reo : 24 Unit (132 ton)
 
(3) Rantis jenis Reo : 24 Unit (132 ton)
 +
 
(4) Rantis jenis Unimog : 24 Unit (120 ton)
 
(4) Rantis jenis Unimog : 24 Unit (120 ton)
 +
 
(5) Rantia jenis Hino : 21 Unit  (  90 ton)
 
(5) Rantia jenis Hino : 21 Unit  (  90 ton)
 +
 
b) Ranpur
 
b) Ranpur
 +
 
(1) Tank jenis AMX : 24 Unit (340,8 ton)
 
(1) Tank jenis AMX : 24 Unit (340,8 ton)
 +
 
(2) Tank jenis PT-76/Pangsam : 24 Unit (340,8 ton)
 
(2) Tank jenis PT-76/Pangsam : 24 Unit (340,8 ton)
 +
 
(3) Tank jenis BTR-50 : 24 Unit (336  ton)
 
(3) Tank jenis BTR-50 : 24 Unit (336  ton)
 +
 
(4) Tank jenis Kappa-61 : 18 Unit  (171  ton)
 
(4) Tank jenis Kappa-61 : 18 Unit  (171  ton)
 +
 
(5) Tank jenis Kappa PTS : 15 Unit (142,5 ton)
 
(5) Tank jenis Kappa PTS : 15 Unit (142,5 ton)
 +
 
20) UCVP Davit
 
20) UCVP Davit
 +
 
a) Kemampuan :  20 ton
 
a) Kemampuan :  20 ton
 +
  
 
3. Pemodelan  
 
3. Pemodelan  
 +
 
Pemodelan kapal secara 3D menggunakan perangkat lunak maxurf. Hasil pemodelan dapat dilihat pada gambar berikut :
 
Pemodelan kapal secara 3D menggunakan perangkat lunak maxurf. Hasil pemodelan dapat dilihat pada gambar berikut :
  
+
[[File:Model_3d.jpg]]
Gambar pemodelan kapal
+
 
 +
Gambar 11. pemodelan kapal
 +
 
 
Setelah pemodelan maka dilakukan Analisa kekuatan memanjang  dengan software hydromax
 
Setelah pemodelan maka dilakukan Analisa kekuatan memanjang  dengan software hydromax
 
Langkah langkahnya adalah sebagai berikut :
 
Langkah langkahnya adalah sebagai berikut :
  
 
1. Mendefinisikan semua kompartemen di kapal pada compartement definition window seperti pada gambar berikut:
 
1. Mendefinisikan semua kompartemen di kapal pada compartement definition window seperti pada gambar berikut:
 +
 +
[[File:Input_compartment.jpg]]
 
   
 
   
Gambar compartment definition window
+
Gambar 12. compartment definition window
  
Hasil input kompartement seperti terlihat pada gambar berikut:
+
Hasil input kompartement pada model kapal seperti terlihat pada gambar berikut:
+
 
Gambar hasil input compartment
+
[[File:Input_tank.jpg]]
 +
 
 +
Gambar 13. hasil input compartment
 +
 
 +
2. Mendefinisikan tinggi dan Panjang gelombang untuk kondisi kritis kapal yaitu kondisi sagging dan hogging
  
2. Mendefinisikan tinggi dan Panjang gelombang untuk kondisi kritis kapal yaitu kondisi sagging dan hoging
+
[[File:gelombang_Sagging.jpg]]
 
   
 
   
Gambar gelombang kondisi sagging
+
Gambar 14. gelombang kondisi sagging
  
 +
[[File:Gelombang Hogging.jpg]]
 
   
 
   
Gambar gelombang kondisi hogging
+
Gambar 15. gelombang kondisi hogging
  
 
3. Mendefinisikan load case untuk kondisi sagging dan hogging seperti pada gambar
 
3. Mendefinisikan load case untuk kondisi sagging dan hogging seperti pada gambar
  
 +
[[File:Load_case.jpg]]
 
   
 
   
Gambar load case
+
Gambar 16. load case
 +
 
 
4. Hasil perhitungan kekuatan memanjang untuk kondisi sagging dan hogging seperti pada gambar
 
4. Hasil perhitungan kekuatan memanjang untuk kondisi sagging dan hogging seperti pada gambar
+
 
Gambar Hasil perhitungan kekuatan memanjang kondisi hogging
+
[[File:Moment_hogging.jpg]]
 +
 
 +
Gambar 17. Hasil perhitungan kekuatan memanjang kondisi hogging
 +
 
 +
 
 +
[[File:Grafik_hogging.jpg]]
 +
 
 +
Gambar 18. grafik perhitungan kekuatan memanjang kondisi hogging
 +
 
  
  
+
[[File:Moment_sagging.jpg]]
  
Gambar grafik perhitungan kekuatan memanjang kondisi hogging
+
Gambar 19. Hasil perhitungan kekuatan memanjang kondisi sagging
  
 
  
Gambar Hasil perhitungan kekuatan memanjang kondisi sagging
 
 
   
 
   
 +
[[File:Grafik_sagging.jpg]]
  
Gambar grafik perhitungan kekuatan memanjang kondisi sagging
+
Gambar 20. grafik perhitungan kekuatan memanjang kondisi sagging

Latest revision as of 16:03, 7 May 2019

PERHITUNGAN KEKUATAN MEMANJANG (LONGITUDUNAL STRENGTH) KAPAL LANDING PLATFORM DOCK (LPD)


A. PENDAHULUAN

Tujuan dari perhitungan memanjang kapal adalah untuk menghitung kekuatan kapal sebagai suatu keseluruhan (hull girder). Kapal dianggap suatu balok berongga yang terapung di air yang memikul gaya berat yang terdistribusi sepanjang kapal dan gaya tekan air baik pada saat kapal berada diatas puncak gelombang (kondisi hogging) atau di lembah gelombang (kondisi sagging) selama dalam perjalanan. Gambar 1. memperlihatkan bagian-bagian konstruksi yang mendukung kekuatan memanjang kapal.

Kontruksi lpd2.jpg

Gambar 1

Tegangan-tagangan (stresses) timbul disebabkan karena gaya berat kapal (Lwt + Dwt) pada satuan bagian panjang arah ke bawah, dan gaya tekan keatas air yang bekerja pada tiap-tiap panjang kapal tersebut. Hal tersebut akan menimbulkan sebuah bending moment yang bekerja sepanjang kapal. Bending momen tersebut menimbulkan bending sress (tegangan lengkung). Besar bending momen tergantung cara pemuatan dan panjang serta tinggi gelombang. Gambar 2. dan 3. memperlihatkan distribusi beban sepanjang kapal dan kondisi tegangan pada saat kondisi hogging dan sagging.

Hogging1.jpg

Gambar 2 hogging condition


Sagging.jpg

Gambar 3. sagging condition


B. PERHITUNGAN PERKIRAAN TEGANGAN LENGKUNG. Dalam awal perencanaan ukuran utama dapat dilakukan perhitungan perkiraan besar momen maksimum, modulus penampang dan tegangan lengkung maksimum yang terkait ukuran utama kapal. Momen lengkung maksimum dapat ditentukan berdasarkan rumus berikut ini:

Momen lengkung.jpg

Dimana : D = displascenment (t)

L = Lpp (m)

C = Faktor empiris yang tergantung pada macam kapal dan kedudukan kapal diatas gelombang

Untuk menentukan nilai C, maka dapat digunakan tabel berikut ini :

Tabel c.jpg

Tabel 1. harga C


Sedangkan untuk menghitung modulus penampang dan tegangan yang diizinkan dapat dijelaskan seperti berikut ini. Tiap-tiap badan klasifikasi kapal mempunyai ketentuan yang berbeda-beda tentang modulus dan penampang yang di izinkan. Ketentuan badan klasifikasi tersebut masih memenuhi standar internasional yang pernah dirumuskan pada tahun 1932, seperti berikut ini :

Modulus.jpg

Dimana :

Wo = Modulus penampang pada midship

B = Lebar kapal (m)

T = Summer freeboard (m)

f = Faktor empiris tergantung panjang kapal

Untuk menentukan nilai f dapat digunakan tabel berikut ini :

Tabel f.jpg

Tabel 2. harga f


Faktor-faktor tersebut hanya berlaku untuk kapal-kapal dengan perbandingan L/H >10 dan L/H<13,5. Untuk tegangan lengkung yang terjadi maka digunakan formula berikut ini :

Tegangan lengkung.jpg

Grafik berikut ini menunjukkan bagaimana hubungan antara panjang L dan tegangan yang terjadi σ .

Grafik 2.1.jpg

Grafik 1

Dari garfik tersebut didapatkan suatu kesimpulan bahwa , untuk kapal dibawah 70 m, σ menurun dengan cepat ini berarti bahwa untuk kapal-kapal kecil tegangan yang diijinkan kecil sekali atau dengan kata lain kekuatanya lebih baik dari pada kapal besar. D.R.S.k memberikan stress yang diisinkan adalah :

Drs.jpg

B.K.I/G.L memberikan stress yang diisinkan adalah :

Bki.jpg

Akan tetapi harus diingat bahwa σ akibat bending moment tersebut tidak boleh melebihi teoritis tekuk yang terjadi konstuksi kapal

C. PENENTUAN BENDING MOMENT YANG TIMBUL SEPANJANG KAPAL.

a . Dasar-dasar perhitungan

Bila kapal berada di air tenang, maka perhitungan tidak akan sesulit jika kapal berada diatas dalam kedaan hogging dan sugging. Dalam proses hogging condition dianggap bahwa posisi puncak gelombang berada pada tengah-tengah panjang kapal. Sedangkan sugging condition posisi lembah gelombang berada pada tengah-tengan panjang kapal dan diseperempat panjang kapal muka dan belakang terdapat puncak gelombang. Dalam menggambarkan bentuk gelombang diadakan pemisalan sebagai berikut :

1. Kecepatan dan arah kapal sama dengan kecepatan dan arah gelombang.

2. Panjang gelombang sama dengan panjang kapal diukur pada garis tegak. Bentuk gelombang adalah bentuk persamaan trochida.

Secara grafis bentuk gelombang trochida dapat dilukis dengan dasar persamaan :

Trochida.jpg

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada garfik berikut ini :

Grafik gelombang.jpg

Grafik 2

Untuk mempermudah penggambaran gelombang trochida dapat dipergunakan harga-harga faktor C sesuai tabel dibawah ini. Setengah panjang kapal dibagi 10, untuk ordinat ombak didapat dari : Y = H.C. Untuk mendapatkan nilai C, maka dipergunakan tabel berikut ini : Tabel 3. Nilai C

Tabel2.3.jpg

Catatan : 1. Bila H dari data-data lautan kurang dari L/25, maka H diambil L/25.

2. Bila H lautan lebih besar dari L/20, maka dapat diambil L/20.

3. Dalam penggambaran gelombang trochida pada diagram carena (bonjean curve) scala harus diperhatikan, hendaknya H, L dalam bonjean curve mempunyai skala panjang yang sama.

B. Curva Berat.

Untuk pembuatan kurva berat, berat yang diperhitungkan terdiri dari : berat kapal kosong, berat muatan, berat instalasi mesin, berat bahan baker, air tawar maupun berat ballast dalam tanki.

1. Berat kapal kosong

Dalam membuat kurva kapal kosong, dapat digunakan metode empiris sebagai berikut :

Berat kapal.jpg

Gambar 4

Ordinat = G/L . k

G adalah berat kapal kosong, L adalah panjang kapal Untuk nilai k dapat dilihat seperti berikut ini :

Tabel k.jpg

2. Berat muatan, instalasi mesin, berat zat cair dan perlengkapan.

Diatas kurva kapal kosong yang telah didapatkan dilukiskan berat muatan, mesin, isi dalam tanki perlengkapan dan sebagainya. Harus diingat bahwa skala berat untuk kapal kosong dan skala berat muatan-muatan harus sama. Kurva berat-berat ini dapat dilihat seperti gambar berikut ini.

Kurva berat.jpg

Gambar 5

Keadaan kapal yang tidak menguntungkan terjadi pada :

a. Kapal diatas gelombang, sedangkan : kamar mesin berada di tengah, muatan penuh dan tanki-tanki (bahan bakar, air tawar ) kosong.

b. Kapal di atas lembah gelombang, sedangkan : Kamar mesin dibelakang, muatan penuh dan tanki-tanki kosong.

C. Kurva tekanan keatas

Bila kapal di air tenang grafik tekanan keatas di dapat dari bonjean curve. Ordinat gaya tekan keatas adalah luas penampang melintang kapal pada posisi tersebut dikali dengan 1,031 dan satuannya adalah t/m. Faktor 1,031 adalah berat jenis air laut dikalikan dengan koefisien untuk kulit kapal. Untuk kapal yang berada pada puncak atau lembah gelombang, pembuatan curva tekanan keatas dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Bentuk ombak yang sesuai (trochida) digambarkan pada kertas transparan. Sklala panjang dan tinggi ombak harus sesuai dengan skala panjang dan tinggi kapal pada bonjean kurva.

2. Untuk perkiraan permukaan garis air terbenam pada suatu posisi pemuatan tertentu yang diselidiki di anggap merupakan garis tengah-tengah tinggi gelombang.

3. Panjang kapal dan panjang gelombang dibagi paling kurang 10 bagian, pada tiap-tiap bagian atau section dapat dibaca pada bonjean kurva diketinggian ombak. Sehingga diperoleh tekanan keatasnya adalah luas penampang melintang kapal dikali 1,031.


Bonjean.jpg


Gambar 6 4. Di grafik tekanan keatas tersebut diatas dihitung apakah displascemen mencukupi (berat kapal kosong + instalasi mesin + muatan dan lain-lain sebagainya)

5. Bila ternyata displascemen yang didapat ternyata tidak sesuai dengan berat kapal dan muatannya maka permukaan ombak dapat diturunkan atau dinaikkan setinggi h.

FWl = Luas permukaan garis air, didapatkan pada hydrostatic curve.

D = Selisih antara displascement yang didapat dengan displascemen kapal dan muatannya.

6. Diatas telah didapatkan kurva berat g(x) dan a(x), selanjutnya kedua kurva tersebut digambarkan secara bersamaan. Titik berat G dan D harus terletak pad garis vertical yang sama, jika tidak maka harus dilaksanakan pada diagram momen terlihat pada gambar berikut ini .


Gaya berat.jpg

Gambar 7. kurva berat

Gaya bouyancy.jpg

gambar 8. kurva gaya tekan keatas (bouyancy)

Resultant gaya.jpg

gambar 10. resultan gaya




B. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. ukuran utama kapal

a. Dimensi Utama KRI

1) Panjang Keseluruhan (LOA) : 125 meter.

2) Panjang pada garis air (LWL) : 112,2 meter.

3) LBP : 109,2 meter.

4) Lebar Kapal : 22 meter.

5) Kedalaman

a) "K" deck main : 6,7 meter.

b) 'H'deck upper : 11.3 meter.

c) "E" deck bridge dari WL : 25,4 meter.

6) Draft

a) DLWL : 4,5 meter.

b) SLWL : 4,9 meter.

7) Gross tonage (Int.) : 10.500 ton.

8) Bobot mati (DWT) : 2.800 ton.

9) Displacement/berat penuh : 7.300 ton

10) Kecepatan a) Maksimum : 16 Knots

b) Operasi/ Jelajah : 14 Knots

c) Ekonomis : 12 Knots

11) Kemampuan Layar : ± 30 hari

12) Kapasitas penyimpan :

a) Ikan : 30 m³

b) Daging : 38 m³

c) Sayur : 80 m³

d) Bahan Makanan Kering : 200 x 2 m³

13) Kapasitas tangki:

a) Bahan bakar : 722 ton

b) Air tawar : 566 ton

c) Ballast : 4,406,66 ton

d) Minyak lincir M/E : 31,55 ton

14) Jarak Jelajah :

a) Operasi : 10.080 Nm

b) Ekonomis : 8.640 Nm

15) LCU On Board : 2 Unit LCU Type 23 M Class (baru terpasang 1 unit)

16) Helly On Board : 3 Unit jenis BO/Bell-412

untuk di geladak Heli dan 2 unit (jenis heli yang mempunyai baling-baling lipat dan memiliki roda)

17) Persenjataan (Belum terpasang).

18) Daya angkut personel

a) ABK : 126 orang.

b) Tamu : 11 orang.

c) Pasukan : 207 orang

d) Total daya angkut : 344 orang.

19) Daya angkut material

a) Rantis

(1) Rantis jenis Liaz : 24 Unit (144 ton)

(2) Rantis jenis Maeza : 24 Unit (108 ton)

(3) Rantis jenis Reo : 24 Unit (132 ton)

(4) Rantis jenis Unimog : 24 Unit (120 ton)

(5) Rantia jenis Hino : 21 Unit ( 90 ton)

b) Ranpur

(1) Tank jenis AMX : 24 Unit (340,8 ton)

(2) Tank jenis PT-76/Pangsam : 24 Unit (340,8 ton)

(3) Tank jenis BTR-50 : 24 Unit (336 ton)

(4) Tank jenis Kappa-61 : 18 Unit (171 ton)

(5) Tank jenis Kappa PTS : 15 Unit (142,5 ton)

20) UCVP Davit

a) Kemampuan : 20 ton


3. Pemodelan

Pemodelan kapal secara 3D menggunakan perangkat lunak maxurf. Hasil pemodelan dapat dilihat pada gambar berikut :

Model 3d.jpg

Gambar 11. pemodelan kapal

Setelah pemodelan maka dilakukan Analisa kekuatan memanjang dengan software hydromax Langkah langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Mendefinisikan semua kompartemen di kapal pada compartement definition window seperti pada gambar berikut:

Input compartment.jpg

Gambar 12. compartment definition window

Hasil input kompartement pada model kapal seperti terlihat pada gambar berikut:

Input tank.jpg

Gambar 13. hasil input compartment

2. Mendefinisikan tinggi dan Panjang gelombang untuk kondisi kritis kapal yaitu kondisi sagging dan hogging

Gelombang Sagging.jpg

Gambar 14. gelombang kondisi sagging

Gelombang Hogging.jpg

Gambar 15. gelombang kondisi hogging

3. Mendefinisikan load case untuk kondisi sagging dan hogging seperti pada gambar

Load case.jpg

Gambar 16. load case

4. Hasil perhitungan kekuatan memanjang untuk kondisi sagging dan hogging seperti pada gambar

Moment hogging.jpg

Gambar 17. Hasil perhitungan kekuatan memanjang kondisi hogging


Grafik hogging.jpg

Gambar 18. grafik perhitungan kekuatan memanjang kondisi hogging


Moment sagging.jpg

Gambar 19. Hasil perhitungan kekuatan memanjang kondisi sagging


Grafik sagging.jpg

Gambar 20. grafik perhitungan kekuatan memanjang kondisi sagging