Difference between revisions of "Calvin rahmat pratama"

From ccitonlinewiki
Jump to: navigation, search
(Tugas Praktikum)
(Tugas Kelompok Mekanika Fluida)
 
(20 intermediate revisions by the same user not shown)
Line 1,290: Line 1,290:
  
  
== Tugas Praktikum ==  
+
== Tugas Pengukuran Mekanika Fluida ==  
  
 
Tugas dalam bentuk dokumen yang berisikan:
 
Tugas dalam bentuk dokumen yang berisikan:
Line 1,325: Line 1,325:
 
     300 Pascal = 13600 kg/m^3 . 10 m/s^2 . Δh
 
     300 Pascal = 13600 kg/m^3 . 10 m/s^2 . Δh
 
     Δh = 0.0022 m
 
     Δh = 0.0022 m
 +
 +
  b. Fluida Minyak
 +
    30mbar = 800 kg/m^3 . 10 m/s^2 . Δh
 +
    3000 Pascal = 800 kg/m^3 . 10 m/s^2 . Δh
 +
    Δh = 0.375 m
 +
 +
    Fluida Raksa
 +
    30mbar = 13600 kg/m^3 . 10 m/s^2 . Δh
 +
    3000 Pascal = 13600 kg/m^3 . 10 m/s^2 . Δh
 +
    Δh = 0.022 m
 +
 +
'''Diskusi Dengan Chat GPT'''
 +
 +
Explain what is a manometer
 +
 +
Manometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan, khususnya dalam sistem fluida. Ini terdiri dari tabung atau tabung kaca berbentuk U yang sebagian diisi dengan cairan, biasanya merkuri, air, atau minyak. Manometer mengukur perbedaan tekanan antara dua titik dalam sistem fluida dengan mengamati ketinggian kolom cairan dalam tabung.
 +
 +
Dalam bentuknya yang paling sederhana, manometer terdiri dari tabung vertikal yang terbuka di bagian atas dan terhubung ke sistem yang diukur di bagian bawah. Ketinggian kolom cairan dalam tabung menunjukkan perbedaan tekanan antara sistem dan atmosfer.
 +
 +
Ada banyak jenis manometer, termasuk manometer tabung-U, manometer tabung miring, dan manometer tipe sumur. Manometer tabung-U terdiri dari tabung berbentuk U yang sebagian diisi dengan cairan, dengan satu lengan terhubung ke sistem yang diukur dan lengan lainnya terbuka ke atmosfer. Perbedaan ketinggian antara kedua lengan tabung U berbanding lurus dengan perbedaan tekanan antara sistem dan atmosfer.
 +
 +
Manometer umumnya digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti pengukuran tekanan gas dalam sistem pembakaran, tekanan fluida dalam saluran pipa, dan tekanan darah dalam pengaturan medis. Alat ini sederhana, akurat, dan mudah digunakan, tetapi dibatasi oleh kisaran tekanan yang dapat diukur dan densitas cairan yang digunakan.
 +
 +
How to measure pressure using manometer
 +
 +
To measure pressure using a manometer, follow these steps:
 +
 +
1. Select the type of manometer appropriate for the fluid system being measured, based on the range of pressures and the fluid properties.
 +
 +
2. Fill the manometer tube with the appropriate liquid, such as mercury, water, or oil, and make sure that there are no air bubbles in the liquid.
 +
 +
3. Connect one end of the manometer to the system being measured and the other end to the reference point, typically the atmosphere.
 +
 +
4. Wait for the liquid level in the manometer tube to stabilize.
 +
 +
5. Read the height of the liquid column at each end of the manometer tube.
 +
 +
6. Calculate the pressure difference between the two points by subtracting the height of the liquid column on the reference side from the height on the system side.
 +
 +
7. Convert the pressure difference to the appropriate unit of pressure, such as pounds per square inch (psi) or Pascal (Pa).
 +
 +
It is important to note that manometers should be handled with care, especially when using mercury, which is a toxic substance. It is also important to ensure that the manometer is calibrated properly, and the liquid used is appropriate for the application. Additionally, the height of the liquid column should be read accurately, and corrections should be made for any temperature or density changes in the fluid.
 +
 +
== Pertemuan 7 Maret 2023 ==
 +
 +
Kinematika Fluida
 +
 +
Steady uniform flow :Adalah jenis aliran fluida di mana kecepatan, tekanan, dan sifat-sifat lain dari fluida tetap konstan terhadap ruang dan waktu. Dengan kata lain, fluida bergerak dengan mantap dan seragam, tanpa percepatan atau perubahan arah.
 +
 +
Aliran seragam mantap biasanya ditemukan dalam situasi di mana fluida mengalir melalui saluran atau pipa yang seragam dan lurus, tanpa penghalang atau perubahan geometri yang dapat menyebabkan turbulensi atau perubahan sifat aliran. Jenis aliran ini juga kadang-kadang disebut sebagai aliran laminar, karena fluida bergerak berlapis-lapis atau berlapis-lapis tanpa bercampur.
 +
 +
Pada aliran seragam tunak, kecepatan fluida konstan pada setiap titik tertentu dalam ruang, dan profil kecepatannya datar dan sejajar dengan arah aliran. Tekanan fluida juga konstan, dan profil tekanan tegak lurus terhadap arah aliran.
 +
 +
Aliran seragam yang stabil penting dalam banyak aplikasi teknik, seperti dalam desain pipa, saluran, dan saluran untuk mengangkut cairan. Memahami sifat aliran seragam yang stabil sangat penting untuk merancang sistem ini untuk memastikan bahwa fluida mengalir secara efisien dan aman tanpa menyebabkan kerusakan atau inefisiensi.
 +
 +
Steady non uniform flow : Aliran mungkin akan berubah terhadap letaknya akan tetapi tidak bervariasi terhadap waktu. kecepatan dan potongan bidang dari alirannya mungkin akan berubah dari satu potongan kepotongan lain tetapi setiap potongan tidak akan bervariasi terhadap waktu
 +
 +
Non steady Uniform FLow : Pada suatu kecepatan disetiap titik akan sama tetapi kcepatan akan bervarasi terhadap perubahan waktu, contohnya adalah aliran yang mempunyai kecepatan, mengalir pada pipa yang berdiameter konstan seperti yang terjadi pada saat pompa mulai dihidupkan
 +
 +
Non Steady Non Uniform FLow: potongan bidang aliran dan kecepatannya berubah dari titik ketitik, juga berubah dari waktu ke waktu
 +
 +
'''Tipe Aliran'''
 +
 +
One Dimensional Flow : Parameternya mempunyai gradien dalam 1 arah
 +
 +
Two DImensional FLow : parameternya mempunyai gradien dalam 2 arah, arah aliran x dan arah tegak lurus (y)
 +
 +
Three Dimensional Flow : parameternya mempunyai gradien dalam 3 arah, arah aliran x, arah tegak lurus (y), arah aliran z
 +
 +
Laminar Flow : Tidak terjadi pencampuran partikel antar lapisan
 +
 +
Turbulent Flow : Terjadi pencampuran partikel antar lapisan
 +
 +
untuk membedakan aliran laminar dan turbulen dapat dibedakan dengan bilangan Reynolds ( suatu besaran yang menunjukkan perbandingan antara gaya inersia dan gaya kental
 +
 +
== Tugas 3 Mekanika Fluida ==
 +
 +
Kinematika Fluida
 +
 +
1. Apa itu aliran steady state? Berikan contohnya dalam fenomena nyata?
 +
 +
2. Apa itu Lagrange Method dan Euleriang Method?
 +
 +
3. Apa perbedaan antara aliran uniform dan aliran non-uniform? Berikan contohnya dalam fenomena nyata
 +
 +
4. Apa itu aliran laminar dan aliran turbulen? Apa perbedaan keduanya?
 +
 +
5. Apa itu streamline, streakline, dan pathline?
 +
 +
Jawaban
 +
 +
1. Steady state flow adalah suatu kondisi dimana laju aliran fluida tetap konstan dari waktu ke waktu. Dengan kata lain, ini adalah kondisi di mana laju aliran fluida sama dengan laju aliran keluar fluida, dan tidak ada akumulasi atau penipisan bersih fluida dalam sistem. Aliran tunak dapat terjadi dalam berbagai sistem alami dan rekayasa, termasuk transportasi fluida melalui pipa, sirkuit listrik, reaksi kimia, dan banyak lagi.
 +
 +
Misalnya, pertimbangkan sungai yang mengalir melalui saluran dengan laju aliran konstan. Jika aliran masuk air ke saluran sama dengan aliran keluar air di ujung hilir, maka aliran sungai dalam keadaan tunak. Setiap perubahan pada laju aliran akan membutuhkan perubahan pada laju aliran masuk atau aliran keluar.
 +
 +
Contoh lain dari aliran keadaan tunak adalah aliran arus dalam rangkaian listrik dengan sumber tegangan konstan. Jika jumlah arus yang mengalir melalui rangkaian tetap konstan dari waktu ke waktu, maka rangkaian berada dalam kondisi tunak. Setiap perubahan pada aliran arus akan membutuhkan perubahan pada tegangan atau resistansi rangkaian.
 +
 +
2. Metode Lagrangian dan Euler adalah dua pendekatan berbeda untuk mempelajari dinamika fluida, yang merupakan studi tentang bagaimana fluida (seperti gas atau cairan) bergerak dan berinteraksi dengan lingkungannya. Berikut ini ikhtisar singkat dari setiap metode:
 +
 +
Metode Lagrangian: Dalam metode ini, kita mengikuti partikel fluida individual saat mereka bergerak melalui ruang dan waktu. Pendekatan ini memungkinkan kami untuk melacak lintasan yang tepat dari setiap partikel dan mempelajari bagaimana perubahannya dari waktu ke waktu. Metode Lagrangian sangat berguna untuk mempelajari aliran turbulen, yang ditandai dengan gerakan yang kacau dan tidak dapat diprediksi.
 +
 +
Metode Euler: Dalam metode ini, kami mempelajari aliran fluida pada titik tetap di ruang angkasa, daripada melacak partikel individu. Pendekatan ini melibatkan pendefinisian kisi-kisi titik-titik dalam ruang dan mengukur sifat-sifat fluida (seperti kecepatan atau tekanan) pada setiap titik dalam kisi-kisi tersebut. Metode Euler berguna untuk mempelajari aliran tunak atau aliran yang relatif lancar dan dapat diprediksi.
 +
 +
Kedua metode tersebut memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing, dan mana yang digunakan tergantung pada masalah spesifik yang sedang dipelajari. Metode Lagrangian lebih cocok untuk mempelajari aliran turbulen yang kompleks, sedangkan metode Euler lebih cocok untuk mempelajari aliran yang lebih sederhana dan stabil.
 +
 +
3. Aliran seragam dan aliran tidak seragam adalah dua jenis pola aliran fluida, yang menggambarkan bagaimana kecepatan fluida berubah dalam ruang dan waktu. Berikut ini ikhtisar singkat dari masing-masing jenis:
 +
 +
Aliran seragam: Dalam aliran seragam, kecepatan fluida konstan terhadap ruang dan waktu. Ini berarti bahwa alirannya tunak dan tidak ada perubahan kecepatan fluida pada berbagai titik dalam aliran. Aliran seragam relatif sederhana dan mudah dimodelkan secara matematis, membuatnya berguna untuk banyak aplikasi teknik.
 +
 +
Aliran tidak seragam: Dalam aliran tidak seragam, kecepatan fluida berubah seiring ruang dan waktu. Ini berarti bahwa alirannya tidak tunak dan terdapat variasi kecepatan fluida pada berbagai titik aliran. Aliran tidak seragam lebih kompleks dan sulit untuk dimodelkan secara matematis, tetapi lebih mewakili banyak fenomena alam.
 +
 +
Contoh aliran seragam adalah aliran air melalui pipa lurus panjang tanpa penghalang. Dengan asumsi gradien tekanan konstan dan luas penampang pipa konstan, kecepatan air akan konstan sepanjang pipa, dan aliran akan seragam.
 +
 +
Contoh aliran tidak seragam adalah aliran air di atas bendung, yang merupakan struktur yang digunakan untuk mengontrol aliran air di sungai dan kanal. Saat air mengalir di atas bendung, kecepatannya berubah secara tiba-tiba, menyebabkan pola aliran yang kompleks dan turbulensi di hilir bendung. Jenis aliran ini tidak seragam dan sulit untuk dimodelkan secara akurat.
 +
 +
4. Aliran laminar dan aliran turbulen adalah dua jenis pola aliran fluida, yang menggambarkan bagaimana fluida bergerak melalui ruang. Berikut ini ikhtisar singkat dari masing-masing jenis:
 +
 +
Aliran laminar: Dalam aliran laminar, fluida bergerak dalam lapisan paralel yang halus atau "lamina". Aliran dicirikan oleh bilangan Reynolds yang rendah, yang berarti momentum fluida relatif rendah dibandingkan dengan gaya kental yang bekerja padanya. Aliran laminar relatif stabil dan dapat diprediksi, dan biasanya dikaitkan dengan kecepatan rendah dan diameter pipa kecil.
 +
 +
Aliran turbulen: Dalam aliran turbulen, fluida bergerak dengan cara yang tidak teratur dan kacau, ditandai dengan pusaran, pusaran, dan fluktuasi kecepatan dan tekanan. Aliran dicirikan oleh bilangan Reynolds yang tinggi, yang berarti momentum fluida relatif tinggi dibandingkan dengan gaya viskos yang bekerja padanya. Aliran turbulen relatif tidak stabil dan sulit diprediksi, dan biasanya diasosiasikan dengan kecepatan tinggi dan diameter pipa yang besar.
 +
 +
Perbedaan utama antara aliran laminar dan turbulen adalah tingkat pencampuran fluida yang terjadi saat fluida bergerak melalui ruang. Dalam aliran laminar, ada pencampuran minimal antara lapisan fluida yang berbeda, sedangkan dalam aliran turbulen, ada pencampuran dan turbulensi yang luas antara berbagai wilayah fluida. Akibatnya, aliran turbulen biasanya dikaitkan dengan laju perpindahan panas dan massa yang lebih tinggi, dan sering digunakan dalam aplikasi industri seperti pencampuran, reaksi kimia, dan penukar panas.
 +
 +
Contoh aliran laminar adalah aliran madu dari toples, sedangkan contoh aliran turbulen adalah aliran air di sungai atau sungai. Di sungai, aliran dicirikan oleh pusaran, vortisitas, dan fluktuasi kecepatan dan tekanan, yang menunjukkan aliran turbulen. Sebaliknya, aliran madu dari toples relatif halus dan seragam, dan merupakan indikasi aliran laminar.
 +
 +
5. Streamlines, streaklines, dan pathlines adalah tiga cara berbeda untuk memvisualisasikan gerakan fluida dalam mekanika fluida. Berikut adalah ikhtisar singkat dari setiap konsep:
 +
 +
Streamlines: Streamlines adalah garis imajiner yang bersinggungan dengan vektor kecepatan di setiap titik dalam fluida. Mereka mewakili arah aliran fluida sesaat pada saat tertentu dalam waktu. Streamline dapat digunakan untuk memvisualisasikan pola aliran fluida di sekitar objek, dan dapat divisualisasikan menggunakan pewarna atau partikel berwarna yang disuntikkan ke dalam fluida.
 +
 +
Streaklines: Streaklines adalah garis yang melacak jalur partikel fluida saat mereka bergerak melalui ruang selama periode waktu tertentu. Mereka dibuat dengan menyuntikkan aliran pewarna atau partikel yang terus menerus ke dalam cairan, dan mengamati bagaimana mereka bergerak dari waktu ke waktu. Streaklines dapat digunakan untuk memvisualisasikan pergerakan dan penyebaran polutan di lingkungan, atau pola aliran fluida dalam aplikasi industri.
 +
 +
Pathlines: Pathlines adalah jalur sebenarnya yang diikuti oleh partikel fluida individual dari waktu ke waktu. Mereka mirip dengan garis-garis, tetapi bukannya dibuat dengan menyuntikkan pewarna atau partikel secara terus-menerus, garis-garis itu dilacak dengan mengikuti pergerakan partikel fluida individu dari waktu ke waktu. Jalur jalur dapat digunakan untuk mempelajari perilaku fluida dalam aliran yang kompleks dan tidak stabil, seperti turbulensi atau vortisitas.
 +
 +
Masing-masing teknik visualisasi ini memberikan perspektif yang berbeda tentang gerakan fluida, dan dapat digunakan untuk mempelajari berbagai aspek perilaku fluida. Streamlines dapat digunakan untuk mempelajari pola aliran fluida secara keseluruhan, sementara streaklines dan pathlines memberikan pandangan yang lebih rinci tentang partikel fluida individual dan pergerakannya dari waktu ke waktu.
 +
 +
== Pertemuan 10 Maret 2023 ==
 +
 +
Mengidentifikasi jenis aliran yang ada pada perairan di kabeda dan mempelajari apa itu streakline,pathline, dan streamline, dan juga mengambil contoh dari aliran statis dan dinamis
 +
 +
mengenai streakline,pathline, dan streamline apakah itu?
 +
 +
Streamlines, streaklines, dan pathlines adalah tiga cara berbeda untuk memvisualisasikan aliran fluida dalam mekanika fluida.
 +
 +
Streamlines adalah garis imajiner yang mewakili arah sesaat aliran fluida pada suatu titik waktu tertentu. Mereka bersinggungan dengan vektor kecepatan fluida di setiap titik dalam aliran, dan dapat dianggap sebagai jalur yang akan diikuti partikel fluida jika dilepaskan ke aliran pada titik tersebut. Streamlines dapat divisualisasikan menggunakan pewarna berwarna atau partikel yang disuntikkan ke dalam fluida, dan dapat memberikan gambaran keseluruhan pola aliran pada waktu tertentu.
 +
 +
Streaklines adalah garis yang menelusuri jalur partikel fluida selama periode waktu tertentu. Mereka dibuat dengan terus menyuntikkan sejumlah kecil pewarna atau partikel ke dalam cairan, dan mengamati bagaimana mereka bergerak seiring waktu. Garis bergaris mewakili jalur yang diikuti partikel fluida saat bergerak melalui aliran selama periode waktu tertentu. Streaklines dapat berguna dalam memvisualisasikan bagaimana partikel fluida bergerak dan menyebar dari waktu ke waktu, dan dapat membantu memahami perilaku fluida dalam aliran yang lebih kompleks dan tidak stabil.
 +
 +
Pathlines adalah jalur sebenarnya yang diikuti oleh partikel fluida saat mereka bergerak melalui aliran. Tidak seperti streamlines dan streaklines, yang merupakan konstruksi teoretis atau visualisasi aliran fluida, pathlines mewakili lintasan sebenarnya dari masing-masing partikel fluida. Pathlines dapat dilacak dengan mengikuti pergerakan partikel fluida individu dari waktu ke waktu, dan dapat memberikan pemahaman rinci tentang perilaku fluida dalam aliran yang kompleks dan tidak stabil.
 +
 +
Ringkasnya, streamline mewakili arah sesaat aliran fluida pada suatu titik waktu tertentu, streaklines melacak jalur partikel fluida selama periode waktu tertentu, dan pathlines mewakili jalur sebenarnya yang diikuti oleh partikel fluida individu dari waktu ke waktu. Masing-masing teknik visualisasi ini memberikan perspektif yang berbeda tentang aliran fluida, dan dapat berguna dalam memahami perilaku fluida dalam berbagai aplikasi yang berbeda.
 +
 +
== Pertemuan  17 Maret 2023 ==
 +
 +
'''Sistem dan Volume Kontrol (Volume Kendali)'''
 +
 +
Dalam mekanika fluida, sistem kontrol digunakan untuk mengatur dan memanipulasi aliran fluida dalam sistem. Sistem kontrol ini dapat berupa katup, pompa, atau perangkat lain yang digunakan untuk mengontrol aliran fluida dalam sistem. Tujuannya adalah untuk menghasilkan aliran fluida yang stabil, sesuai dengan kebutuhan sistem, dan meminimalkan kerugian energi dalam sistem. Contoh sistem kontrol dalam mekanika fluida adalah katup pengatur, yang digunakan untuk mengontrol aliran fluida dalam sistem pipa. Katup ini dapat digunakan untuk membatasi aliran fluida, mengalihkan aliran fluida, atau mengatur kecepatan aliran fluida dalam sistem. Sementara itu, volume kontrol dalam mekanika fluida mengacu pada pengaturan volume atau jumlah fluida yang dihasilkan oleh sistem. Contohnya adalah regulator tekanan, yang digunakan untuk mengatur tekanan fluida yang dihasilkan oleh sistem, sehingga memungkinkan pengguna untuk mengontrol volume fluida yang dihasilkan. Volume kontrol juga dapat digunakan untuk mengatur kecepatan aliran fluida dalam sistem, yang dapat mempengaruhi jumlah fluida yang diproduksi oleh sistem. Dalam kedua kasus ini, sistem kontrol dan volume kontrol digunakan untuk mengoptimalkan kinerja sistem fluida dan memastikan bahwa aliran fluida sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan sistem.
 +
 +
Sistem dan Volume Kontrol dalam mekanika fluida dapat diukur tergantung pergerakan suatu fluida dalam sistem tersebut, pengukuran tersebut dapat dihitung dalam 1,2 dan 3 dimensi.
 +
 +
Sistem dan kontrol volume juga memiliki kegunaan untuk mempelajari dan merekayasa efek fluida terhadap benda dan efek benda terhadap fluida
 +
 +
==Tugas Kinematika Fluida/Tugas 4==
 +
 +
[[File:Long_image_2023-03-23_18.34.43.jpg|400px|left]]
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
 +
== Tugas Kelompok Mekanika Fluida ==
 +
 +
<youtube width="200" height="100">v=CeJfF6B91NY</youtube>

Latest revision as of 11:28, 28 March 2023

Biodata Diri

Profile Calvin.jpeg

Nama: Calvin Rahmat Pratama

NPM: 1806200974

Tempat,tanggal lahir: Batam,14 Oktober 2000

Hobi: Gaming dan Golf


Saya adalah mahasiswa FTUI angkatan 2018 dari jurusan Teknik mesin dan saya adalah salah satu ciptaan terbaik dari Tuhan yang Maha Esa karena pada prinsipnya Tuhan yang Maha Esa itu mendesain manusia dengan sebaik baiknya makhluk.

Teknik Mesin merupakan program studi yang saya gemari dikarenakan ayah saya juga merupakan lulusan Teknik Mesin.

Tujuan Pembelajaran

1. Memahami konsep dengan dengan baik tentang dasar-dasar metode numerik.

2. Mampu menerapkan pemahaman konsep tersebut didalam permodelan numerik.

3. Mampu menerapkan metode numerik dipersoalan keteknikan.

4. Sebagai nilai tambah bagi saya agar menjadi manusia yang beradab seperti pada Sila ke-2 Pancasila.

Metode Numerika

Sejauh ini yang dapat saya ketahui dalam metode numerika adalah metode numerika dapat menyelesaikan permasalahan yang tidak dapat diselesaikan oleh metoda analisis saya juga mempelajari cara menggunakan excel untuk menyelesaikan beberapa permasalahan metode numerika. Seperti menggunakan psuedocode dan metode newton rhapson.

Tugas Minggu 1

Review Minggu 1

Untuk pertemuan pertama saya mempelajari cara menggunakan OpenModelica dimulai dari persamaan yang cukup sederhana, OpenModelica sendiri merupakan aplikasi penghitungan permodelan yang lumayan kompleks, sehingga OpenModelica itu sendiri sangat membantu saat menyelesaikan permodelan masalah mulai dari yang cukup mudah sampai ke cukup kompleks

Review Minggu 2

Alasan mengapa menggunakan openmodelica dibanding aplikasi lainnya

- Secara penggunanaan lebih digunakan untuk permodelan bukan untuk programming

- Didalam melakukan perhitungan kode yang diinput di modelica itu di terjemahkan ke Bahasa C dan kemudian diterjemahkan lagi ke Bahasa permesinan sehingga bisa melakukan perhitungan permodelan

- Paling penting adalah openmodelica itu gratis

Pada pertemuan kedua saya juga mempelajari menggunakan modelica untuk "memanggil" fungsi. Pada pertemuan kedua juga mempelajari mengenai Fungsi tambah yang mana terlebih dahulu dari permodelan masalah di translasi kan terlebih dahulu ke dalam bahasa C++ yang nantinya akan di proses menjadi data-data perhitungan.

Tugas Minggu 2

Review Minggu 3

Pada minggu ke tiga ini saya mencoba untuk mempelajari kembali untuk membuat fungsi modelica 9x12 dengan metode gauss atau menggunakan metode lain, kemudian mencoba mengimplementasikan psuedocode pada Figure 9.4 di modelica yang mana nantinya akan di test coding dengan example 9.5.

Tugas Minggu 3

model Trusses
parameter Integer N=10; //Global matrice = 2*points connected
parameter Real A=8;
parameter Real E=1.9e6;
Real G[N,N]; //global
Real Ginitial[N,N]; //global
Real Sol[N]; //global dispplacement
Real X[N]={0,0,0,0,0,0,0,-500,0,-500};
Real R[N]; //global reaction force
Real SolMat[N,1];
Real XMat[N,1];
//boundary coundition
Integer b1=1;
Integer b2=3;
//truss 1
parameter Real X1=0; //degree between truss
Real k1=A*E/36;
Real K1[4,4]; //stiffness matrice
Integer p1a=1;
Integer p1b=2;
Real G1[N,N];
//truss 2
parameter Real X2=135; //degree between truss
Real k2=A*E/50.912;
Real K2[4,4]; //stiffness matrice
Integer p2a=2;
Integer p2b=3;
Real G2[N,N];
//truss 3
parameter Real X3=0; //degree between truss
Real k3=A*E/36;
Real K3[4,4]; //stiffness matrice
Integer p3a=3;
Integer p3b=4;
Real G3[N,N];
//truss 4
parameter Real X4=90; //degree between truss
Real k4=A*E/36;
Real K4[4,4]; //stiffness matrice
Integer p4a=2;
Integer p4b=4;
Real G4[N,N];

//truss 5
parameter Real X5=45; //degree between truss
Real k5=A*E/50.912;
Real K5[4,4]; //stiffness matrice
Integer p5a=2;
Integer p5b=5;
Real G5[N,N];
//truss 6
parameter Real X6=0; //degree between truss
Real k6=A*E/36;
Real K6[4,4]; //stiffness matrice
Integer p6a=4;
Integer p6b=5;
Real G6[N,N];
/*
for each truss, please ensure pXa is lower then pXb (X represents truss element number)
*/
algorithm
//creating global matrice
K1:=Matrices(X1);
G1:=k1*GlobalMatrices(K1,N,p1a,p1b);
K2:=Matrices(X2);
G2:=k2*GlobalMatrices(K2,N,p2a,p2b);
K3:=Matrices(X3);
G3:=k3*GlobalMatrices(K3,N,p3a,p3b);
K4:=Matrices(X4);
G4:=k4*GlobalMatrices(K4,N,p4a,p4b);
K5:=Matrices(X5);
G5:=k5*GlobalMatrices(K5,N,p5a,p5b);
K6:=Matrices(X6);
G6:=k6*GlobalMatrices(K6,N,p6a,p6b);
G:=G1+G2+G3+G4+G5+G6;
Ginitial:=G;
//implementing boundary condition
for i in 1:N loop
G[2*b1-1,i]:=0;
G[2*b1,i]:=0;
G[2*b2-1,i]:=0;
G[2*b2,i]:=0;
end for;
G[2*b1-1,2*b1-1]:=1;
G[2*b1,2*b1]:=1;
G[2*b2-1,2*b2-1]:=1;
G[2*b2,2*b2]:=1;
//solving displacement
Sol:=Gauss_Jordan(N,G,X);
//solving reaction force
SolMat:=matrix(Sol);
XMat:=matrix(X);
R:=Reaction_Matrices(N,Ginitial,SolMat,XMat);
end Trusses;

Fungsi Panggilan

Matriks
function Matrices
input Real A;
protected
Real Y;
public
output Real X[4,4];
protected
Real float_error = 10e-10;
protected
final constant Real pi=2*Modelica.Math.asin(1.0);
algorithm
Y:=A/180*pi;
   
X:=[(Modelica.Math.cos(Y))^2,Modelica.Math.cos(Y)*
Modelica.Math.sin(Y),-(Modelica.Math.cos(Y))^2,
-Modelica.Math.cos(Y)*Modelica.Math.sin(Y);
Modelica.Math.cos(Y)*Modelica.Math.sin(Y),
(Modelica.Math.sin(Y))^2,
-Modelica.Math.cos(Y)*Modelica.Math.sin(Y),
-(Modelica.Math.sin(Y))^2;
-(Modelica.Math.cos(Y))^2,-Modelica.Math.cos(Y)
*Modelica.Math.sin(Y),(Modelica.Math.cos(Y))^2,
Modelica.Math.cos(Y)*Modelica.Math.sin(Y); 
-Modelica.Math.cos(Y)*Modelica.Math.sin(Y),
-(Modelica.Math.sin(Y))^2,
Modelica.Math.cos(Y)*Modelica.Math.sin(Y),
(Modelica.Math.sin(Y))^2];
for i in 1:4 loop
for j in 1:4 loop
if abs(X[i,j]) <= float_error then X[i,j] := 0;
end if;
end for;
end for;
end Matrices;
Global Matriks
function GlobalMatrices
input Real Y[4,4];
input Integer B;
input Integer p1;
input Integer p2;
output Real G[B,B];
algorithm
for i in 1:B loop
for j in 1:B loop
G[i,j]:=0;
end for;
end for;
G[2*p1,2*p1]:=Y[2,2];
G[2*p1-1,2*p1-1]:=Y[1,1];
G[2*p1,2*p1-1]:=Y[2,1];
G[2*p1-1,2*p1]:=Y[1,2];
G[2*p2,2*p2]:=Y[4,4];
G[2*p2-1,2*p2-1]:=Y[3,3];
G[2*p2,2*p2-1]:=Y[4,3];
G[2*p2-1,2*p2]:=Y[3,4];
G[2*p2,2*p1]:=Y[4,2];
G[2*p2-1,2*p1-1]:=Y[3,1];
G[2*p2,2*p1-1]:=Y[4,1];
G[2*p2-1,2*p1]:=Y[3,2];
G[2*p1,2*p2]:=Y[2,4];
G[2*p1-1,2*p2-1]:=Y[1,3];
G[2*p1,2*p2-1]:=Y[2,3];
G[2*p1-1,2*p2]:=Y[1,4];
end GlobalMatrices;
Reaction Matrices
function Reaction_Matrices
input Integer N;
input Real A[N,N];
input Real B[N,1];
input Real C[N,1];
protected
Real X[N,1];
public
output Real Sol[N];
protected
Real float_error = 10e-10;
algorithm
X:=A*B-C;
for i in 1:N loop
if abs(X[i,1]) <= float_error then
  X[i,1] := 0;
end if;
end for;
for i in 1:N loop
Sol[i]:=X[i,1];
end for;
end Reaction_Matrices;
Gauss Jordan
input Integer N;
input Real A[N,N];
input Real B[N];
output Real X[N];
Real float_error = 10e-10;
algorithm
X:=Modelica.Math.Matrices.solve(A,B);
for i in 1:N loop
 if abs(X[i]) <= float_error then
   X[i] := 0;
 end if;
end for;
end Gauss_Jordan;
|}

Kuis 1 Metode Numerik

Kuis 1 calvin.jpg
Kuis 2 calvin.jpg
















Tugas 4

Tugas 4.jpg














class truss_3d_try
//define initial variable
parameter Integer Points=4; //Number of Points
parameter Integer Trusses=3; //Number of Trusses
parameter Real Area=0.0015; //Area
parameter Real Elas=70e9; //Elasticity
//define connection
parameter Integer C[Trusses,2]=[1,2;
                                1,3;
                                1,4];
                             
//define coordinates (please put orderly)
parameter Real P[Points,3]=[2,0,0;
                            0,0,1.5;
                            0,0,-1.5;
                            0,1.5,0]; 
//define external force (please put orderly)
parameter Real F[Points*3]={0,-5000,0,
                            0,0,0, 
                            0,0,0, 
                            0,0,0}; 
//define boundary
parameter Integer b[:]={2,3,4};
//solution
Real displacement[N], reaction[N];
protected
parameter Integer N=3*Points;
Integer boundary[3*size(b,1)]=cat(1,(3*b).-2,(3*b).-1,3*b);
Real q1[3], q2[3], g[N,N], G[N,N], G_star[N,N], id[N,N]=identity(N), err=10e-10, cx, cy, cz, L, X[3,3];
algorithm
//Creating Global Matrix
G:=id;
for i in 1:Trusses loop
for j in 1:3 loop
  q1[j]:=P[C[i,1],j];
  q2[j]:=P[C[i,2],j];
end for;
      //Solving Matrix
      L:=Modelica.Math.Vectors.length(q2-q1);
      cx:=(q2[1]-q1[1])/L;
      cy:=(q2[2]-q1[2])/L;
      cz:=(q2[3]-q1[3])/L; 
      X:=(Area*Elas/L)*[cx^2,cx*cy,cx*cz;
                        cy*cx,cy^2,cy*cz;
                        cz*cx,cz*cy,cz^2];
      //Transforming to global matrix
      g:=zeros(N,N); 
      for m,n in 1:3 loop
        g[3*(C[i,1]-1)+m,3*(C[i,1]-1)+n]:=X[m,n];
        g[3*(C[i,2]-1)+m,3*(C[i,2]-1)+n]:=X[m,n];
        g[3*(C[i,2]-1)+m,3*(C[i,1]-1)+n]:=-X[m,n];
        g[3*(C[i,1]-1)+m,3*(C[i,2]-1)+n]:=-X[m,n];
      end for;  

G_star:=G+g;
G:=G_star;
end for;
//Implementing boundary
for i in boundary loop
for j in 1:N loop
  G[i,j]:=id[i,j];
end for;
end for;
//Solving displacement
displacement:=Modelica.Math.Matrices.solve(G,F);
//Solving reaction
reaction:=(G_star*displacement)-F;
//Eliminating float error
for i in 1:N loop
 reaction[i]:=if abs(reaction[i])<=err then 0 else reaction[i];
displacement[i]:=if abs(displacement[i])<=err then 0 else displacement[i];
end for;
end truss_3d_try;
Truss 3d.png

Pertemuan 16/12/2020

Aplikasi Metode Numerik Dalam Kasus Optimasi

Bracket Optimization Using the Golden Ratio Ada Satu Grafik Fungsi Yang Memiliki Nilai F(X) Global Maksimum Dan Lokal Maksimum Serta F(X) Global Minimum Dan Lokal Minimum

Golden Ratio.png





Menentukan Global Maksimum dengan cara melakukan optimasi dengan nilai X untuk mendapatkan F(X) Maksimum

Golden ratio 2.png

1. Menentukan batasan titik awal terendah (xL) dan tertinggi (xH)

2. Mendapatkan nilai x1 dan x2 dari golden ratio (d)

3. Menentukan xL dan xH berdasarkan nilai batasan maksimum dan minimal baru

4. Mendapatkan nilai x1 dan x2 baru


Golden ratio 3.png





f(x1)>f(x2)

domain x disebelah kiri x2 dapat dieliminasi

xL=x2 untuk iterasi berikutnya

xu=xu lama

f(x2)>f(x1)

Domain x disebelah kanan x1 dapat dieliminasi

xu=x1 untuk iterasi berikutnya

xL=xL lama







Perhitungan Excel

Excel count.png

Tugas Besar Metode Numerik

Tema:

-Aplikasi Metoda Numerik dalam Optimasi Desain Struktur Rangka Sederhana

Sinopsis:

Left

Soaltubes1.jpeg




Plotting:

-Beban hanya akan terdistribusi pada node

-Memiliki nilai Safety Factor minimal 2

-Memiliki Batas Displacement sekitar 0.0001 m (truss paling atas)

-Ketinggian pada masing masing sama yaitu 0.6m

Data

Left

Program

Program penghitungan pada Displacement,Reaction Force,Stress dan Safety Factor

model Tugas_Besar_Calvin

//define initial variable
parameter Integer Points=size(P,1); //Number of Points
parameter Integer Trusses=size(C,1); //Number of Trusses
parameter Real Yield=170e6; //Yield Strength (Pa)
parameter Real Area=0.09632;   //Area L Profile (Dimension=0.04, Thickness=0,003) (m2)
parameter Real Elas=193e9;     //Elasticity SS 316L  (Pa)
//define connection
parameter Integer C[:,2]=[1,5; 
                          2,6;
                          3,7;
                          4,8;
                          5,6;  //1st floor
                          6,7;  //1st floor
                          7,8;  //1st floor
                          5,8;  //1st floor
                          5,9;
                         6,10;
                         7,11;
                         8,12;
                         9,10; //2nd floor
                         10,11;//2nd floor 
                         11,12;//2nd floor
                          9,12; //2nd floor
                          9,13;
                         10,14;
                         11,15;
                         12,16;
                         13,14;//3rd floor
                         14,15;//3rd floor
                         15,16;//3rd floor
                         13,16];//3rd floor
                                                             
//define coordinates (please put orderly)
parameter Real P[:,6]=[0.3,-0.375,0,1,1,1;     //1
                       -0.3,-0.375,0,1,1,1;    //2
                       -0.3,0.375,0,1,1,1;     //3
                       0.3,0.375,0,1,1,1;      //4
                          
                       0.3,-0.375,0.6,0,0,0;   //5
                       -0.3,-0.375,0.6,0,0,0;  //6
                       -0.3,0.375,0.6,0,0,0;   //7
                       0.3,0.375,0.6,0,0,0;    //8
                           
                       0.3,-0.375,1.2,0,0,0;   //9
                       -0.3,-0.375,1.2,0,0,0;  //10  
                       -0.3,0.375,1.2,0,0,0;   //11
                       0.3,0.375,1.2,0,0,0;    //12
                           
                       0.3,-0.375,1.8,0,0,0;   //13
                       -0.3,-0.375,1.8,0,0,0;  //14
                       -0.3,0.375,1.8,0,0,0;   //15
                        0.3,0.375,1.8,0,0,0];   //16
                          
//define external force (please put orderly)
parameter Real F[Points*3]={0,0,0,
                            0,0,0, 
                            0,0,0, 
                            0,0,0, 
                            0,0,0, 
                            0,0,0, 
                            0,0,0, 
                            0,0,0, 
                            0,0,0, 
                            0,0,0, 
                            0,0,0, 
                            0,0,0, 
                            0,0,-500, 
                            0,0,-1000, 
                            0,0,-1000, 
                            0,0,-500}; 
//solution
Real displacement[N], reaction[N];
Real check[3]; 
Real stress1[Trusses];
Real safety[Trusses];
Real dis[3];
Real Str[3];
 
protected
parameter Integer N=3*Points;
Real q1[3], q2[3], g[N,N], G[N,N], G_star[N,N], id[N,N]=identity(N), cx, cy, cz, L, X[3,3];
Real err=10e-10, ers=10e-4; 
algorithm
//Creating Global Matrix
G:=id;
for i in 1:Trusses loop
 for j in 1:3 loop
  q1[j]:=P[C[i,1],j];
  q2[j]:=P[C[i,2],j];
 end for;
      
   //Solving Matrix
   L:=Modelica.Math.Vectors.length(q2-q1);
   cx:=(q2[1]-q1[1])/L;
   cy:=(q2[2]-q1[2])/L;
   cz:=(q2[3]-q1[3])/L; 
   X:=(Area*Elas/L)*[cx^2,cx*cy,cx*cz;
                     cy*cx,cy^2,cy*cz;
                     cz*cx,cz*cy,cz^2]; 
  //Transforming to global matrix
  g:=zeros(N,N); 
  for m,n in 1:3 loop
    g[3*(C[i,1]-1)+m,3*(C[i,1]-1)+n]:=X[m,n];
    g[3*(C[i,2]-1)+m,3*(C[i,2]-1)+n]:=X[m,n];
    g[3*(C[i,2]-1)+m,3*(C[i,1]-1)+n]:=-X[m,n];
    g[3*(C[i,1]-1)+m,3*(C[i,2]-1)+n]:=-X[m,n];
  end for;  
G_star:=G+g;
G:=G_star;
end for;
//Implementing boundary
for x in 1:Points loop
if P[x,4] <> 0 then
  for a in 1:Points*3 loop
    G[(x*3)-2,a]:=0;
    G[(x*3)-2,(x*3)-2]:=1;
  end for;
end if;
if P[x,5] <> 0 then
  for a in 1:Points*3 loop
    G[(x*3)-1,a]:=0;
    G[(x*3)-1,(x*3)-1]:=1;
  end for;
end if;
if P[x,6] <> 0 then
  for a in 1:Points*3 loop
    G[x*3,a]:=0;
    G[x*3,x*3]:=1;
  end for;
end if;
end for;
//Solving displacement
displacement:=Modelica.Math.Matrices.solve(G,F);
//Solving reaction
reaction:=(G_star*displacement)-F;
//Eliminating float error
for i in 1:N loop
reaction[i]:=if abs(reaction[i])<=err then 0 else reaction[i];
displacement[i]:=if abs(displacement[i])<=err then 0 else displacement[i];
end for;
//Checking Force
check[1]:=sum({reaction[i] for i in (1:3:(N-2))})+sum({F[i] for i in (1:3:(N-2))});
check[2]:=sum({reaction[i] for i in (2:3:(N-1))})+sum({F[i] for i in (2:3:(N-1))});
check[3]:=sum({reaction[i] for i in (3:3:N)})+sum({F[i] for i in (3:3:N)});
 
for i in 1:3 loop
check[i] := if abs(check[i])<=ers then 0 else check[i];
end for;
//Calculating stress in each truss
for i in 1:Trusses loop
for j in 1:3 loop
 q1[j]:=P[C[i,1],j];
 q2[j]:=P[C[i,2],j];
 dis[j]:=abs(displacement[3*(C[i,1]-1)+j]-displacement[3*(C[i,2]-1)+j]);
end for;
     
  //Solving Matrix
  L:=Modelica.Math.Vectors.length(q2-q1);
  cx:=(q2[1]-q1[1])/L;
  cy:=(q2[2]-q1[2])/L;
  cz:=(q2[3]-q1[3])/L; 
  X:=(Elas/L)*[cx^2,cx*cy,cx*cz;
               cy*cx,cy^2,cy*cz;
               cz*cx,cz*cy,cz^2];
  
  Str:=(X*dis);
  stress1[i]:=Modelica.Math.Vectors.length(Str);
end for;
//Safety factor
for i in 1:Trusses loop
if stress1[i]>0 then
  safety[i]:=Yield/stress1[i];
else
  safety[i]:=0;
end if; 
end for;
end Tugas_Besar_Calvin;
Curve Fitting
function Kurva
input Real X[:];
input Real Y[size(X,1)];
input Integer order=2;
output Real Coe[order+1];
protected
Real Z[size(X,1),order+1];
Real ZTr[order+1,size(X,1)];
Real A[order+1,order+1];
Real B[order+1];
algorithm
for i in 1:size(X,1) loop
for j in 1:(order+1) loop
Z[i,j]:=X[i]^(order+1-j);
end for;
end for;
ZTr:=transpose(Z);
A:=ZTr*Z;
B:=ZTr*Y;
Coe:=Modelica.Math.Matrices.solve(A,B);
end Kurva;
Gold Optimization
model Gold_Opt
parameter Real xd[:];
parameter Real yd[size(xd,1)];
parameter Real xlo=64e-6;
parameter Real xhi=215e-6; 
parameter Integer N=10; // maximum iteration
parameter Real es=0.0001; // maximum error
Real f1[N], f2[N], x1[N], x2[N], ea[N], y[3];
Real xopt,  fx;
protected
Real d, xl, xu, xint, R=(5^(1/2)-1)/2; 
algorithm
xl := xlo; 
xu := xhi;
y  := Kurva(xd,yd);
 
for i in 1:N loop
 d:= R*(xu-xl);
 x1[i]:=xl+d;
 x2[i]:=xu-d;
 f1[i]:=y[1]*x1[i]^2+y[2]*x1[i]+y[3];
 f2[i]:=y[1]*x2[i]^2+y[2]*x2[i]+y[3];
 xint:=xu-xl;

if f1[i]>f2[i] then
  xl:=x2[i];
  xopt:=x1[i];
  fx:=f1[i];
  else
    xu:=x1[i];
    xopt:=x2[i];
    fx:=f2[i];
end if;

ea[i]:=(1-R)*abs((xint)/xopt);
if ea[i]<es then
  break;
end if;
end for;
end Gold_Opt;

Hasil

Dis1.png
Dis 2.png
React1.png
Safety.png


































Kesimpulan Dengan penggunaan luas area sebsar 171 mm^2 atau material siku 40x40 dengan thickness 3mm, maka material yang paling optimal untuk digunakan adalah material dengan tingkat elastisitas sebesar 193 GPa

Material yang terletak dalam range elastisitas ini adalah material SS316L dengan tingkat elasitisas sama dengan nilai optimal yaitu 193 GPa.

UAS

Uas 1-3.jpg
Uas 4-6.jpg
Coding 1 calvin.png
Coding 2 calvin.png
Coding 3.png
Coding 4.png
























Kinematika

Kinematika merupakan bagian dari mekanika yang mempelajari tentang gerak pada suatu benda tanpa mempertimbangkan penyebab benda itu bergerak. Benda dikatakan bergerak apabila mengalami perubahan posisi dari titik acuannya.

Rumus Terkait

Gerak Lurus

1.Perpindahan (As)

Yaitu perubahan posisi awal so ke posisi akhir s, berlaku:

Delta s = S-So

2. Kecepatan dan Kelajuan Rata-Rata

Dua jenis kecepatan yaitu:

Kecepatan Rata-rata (v) perpindahan

V= perpindahan/waktu=Delta s/Delta t= S-So/t-to

Kelajuan Rata-rata (v)

V= jarak/Waktu= s/t 

Kecepatan Sesaat(V)

V= ds/dt

3. Percepatan

Yaitu perubahan kecepatan benda dalam selang waktu tertentu.

Percepatan Rata-rata

a=Delta v/Delta t= v-vo/t-to

Percepatan Sesaat

a=dv/dt

4.Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Yaitu Gerak benda pada lintasan lurus dengan kecepatan konstan dengan

percepatan = 0.

Fluida Statis

Hasil diskusi dengan ChatGPT

Apa itu Fluida Statis

Fluida statis adalah fluida yang diam, artinya tidak bergerak atau mengalir. Istilah "statis" mengacu pada fakta bahwa fluida berada dalam keadaan setimbang, yang berarti bahwa gaya yang bekerja pada titik tertentu dalam fluida seimbang.

Dalam fluida statis, tekanan pada titik tertentu di dalam fluida adalah sama ke segala arah. Ini dikenal sebagai hukum Pascal, yang menyatakan bahwa tekanan yang diterapkan pada fluida dalam wadah tertutup diteruskan secara merata ke segala arah.

Perilaku fluida statis diatur oleh prinsip hidrostatika, yang merupakan cabang mekanika fluida yang berhubungan dengan fluida diam. Hidrostatik melibatkan studi tentang tekanan, kepadatan, dan gravitasi yang berhubungan dengan cairan saat istirahat.

Beberapa konsep kunci dalam hidrostatik meliputi:

Tekanan: Gaya per satuan luas yang diberikan oleh fluida pada permukaan. Satuan SI untuk tekanan adalah Pascal (Pa), yang sama dengan satu Newton per meter persegi. Daya apung : Gaya ke atas yang dikerjakan oleh fluida pada benda yang terbenam di dalamnya. Gaya ini sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda. Prinsip Archimedes: Gaya apung pada benda yang dicelupkan ke dalam fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut. Tekanan hidrostatik: Tekanan yang diberikan oleh fluida pada kedalaman tertentu, yang meningkat dengan bertambahnya kedalaman karena berat fluida di atasnya. Aplikasi hidrostatik termasuk desain bendungan, lift hidrolik, dan kapal selam, serta studi tentang tekanan atmosfer dan perilaku cairan dalam tubuh manusia.

Apa yang dimaksud dengan Manometer

Manometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan, biasanya dalam cairan. Ini terdiri dari tabung berbentuk U yang diisi dengan cairan, biasanya merkuri atau air, dan sumber tekanan diterapkan ke salah satu ujung tabung, sedangkan ujung lainnya terbuka ke atmosfer atau tekanan referensi.

Ketika tekanan diterapkan pada salah satu ujung tabung, cairan di lengan tabung itu naik, menciptakan perbedaan ketinggian cairan antara kedua lengan tabung. Perbedaan tingkat cairan sesuai dengan perbedaan tekanan antara dua titik yang diukur.

Perbedaan ketinggian antara kedua lengan tabung sebanding dengan perbedaan tekanan, menurut persamaan:

∆P = ρgh

di mana ΔP adalah perbedaan tekanan, ρ adalah densitas fluida dalam manometer, g adalah percepatan gravitasi, dan h adalah perbedaan ketinggian antara dua level fluida.

Manometer umumnya digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk mengukur tekanan dalam pipa, tangki, dan sistem HVAC. Mereka juga digunakan untuk mengukur perbedaan tekanan kecil dalam percobaan dan penelitian ilmiah.

Selain manometer tabung-U, ada jenis manometer lain, termasuk manometer tabung miring dan manometer digital, yang menggunakan sensor elektronik untuk mengukur tekanan.

Dapatkah kondisi lingkungan mempengaruhi bacaan dalam manometer

Ya, kondisi lingkungan pasti dapat mempengaruhi pembacaan manometer. Manometer adalah instrumen sensitif yang mengukur perbedaan tekanan antara dua titik. Setiap perubahan dalam kondisi lingkungan dapat menyebabkan perbedaan tekanan yang diukur berubah, yang dapat menyebabkan pembacaan yang tidak akurat. Berikut adalah beberapa cara di mana kondisi lingkungan dapat mempengaruhi pembacaan manometer:

1.Temperatur: Perubahan temperatur dapat mempengaruhi volume gas di dalam tabung manometer, yang dapat mengubah ketinggian cairan di dalam tabung sehingga mempengaruhi pembacaan.

2.Tekanan atmosfer: Perubahan tekanan atmosfer juga dapat memengaruhi pembacaan manometer. Perubahan tekanan atmosfer dapat menyebabkan perbedaan tekanan yang diukur berubah, menghasilkan pembacaan yang berbeda.

3.Kelembaban: Perubahan kelembaban dapat menyebabkan penguapan atau penyerapan cairan di dalam tabung manometer, yang dapat mengubah volume gas di dalam tabung dan mempengaruhi pembacaan.

4.Getaran dan guncangan mekanis: Setiap getaran atau guncangan mekanis dapat menyebabkan cairan di dalam tabung manometer bergerak, menyebabkan pembacaan yang tidak akurat.

Untuk mendapatkan pengukuran yang akurat dengan manometer, penting untuk memastikan bahwa kondisi lingkungan dikendalikan dan memperhitungkan potensi sumber kesalahan.

Densitas dan viskositas fluida yang diukur: Jika densitas dan viskositas fluida yang diukur berubah karena suhu, tekanan, atau kelembapan, hal ini dapat memengaruhi keakuratan pembacaan manometer.

Tugas 1 Manometer

Soal :

Dalam pengembangan sistem FCC berbasis simulasi online, maka langkah awal yang kami lakukan menganalisis karakteristik fluida pada masing-masing komponen. Saya menganalisis karakterisitik aliran di dalam riser. Sistem riser terdiri dari inlet, 2 titik pengukuran, dan outlet. Pengukuran menggunakan manometer analog. Khusus hasil pengukuran P2 yang menggunakan manometer analog divalidasi dengan manometer U yang berisikan air. Hal ini dilakukan untuk mengetahui akurasi manometer analog. Eksperimen ini memerlukan pengetahuan dasar mekanika fluida diantaranya 1) mengetahui prinsip kerja manometer analog dan manometer tipe U 2) mengerti cara membaca hasil tekanan yang terukur 3) memahami satuan dari tekanan yang ada pada alat ukur manometer.

Jawablah pertanyaan ini berdasarkan informasi dari video

1. Jelaskan mekanisme kerja manometer analog

2. Jelaskan mekanisme kerja manometer tipe U (fluida air)

3. Tuliskan hasil pengukuran P1, P2, dan P2 (ketika menggunakan manometer tipe U)

4. Faktor apa yang mempengaruhi tinggi rendahnya tekanan

5. Tuliskan satuan yang ada pada manometer tersebut dan konversi ke dalam satuan SI

6. Buatlah skala tekanan pada manometer tersebut

Jawaban:

1.Manometer analog adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan cairan, biasanya dalam gas atau cairan, menggunakan tabung berbentuk U yang diisi dengan cairan. Cairan di dalam tabung biasanya merkuri, tetapi cairan lain seperti air atau minyak juga bisa digunakan. Manometer mengukur perbedaan tekanan antara dua titik dalam fluida, biasanya dengan menghubungkan salah satu ujung tabung berbentuk U ke titik di mana tekanan diukur dan ujung lainnya ke titik referensi di mana tekanan diketahui.

2. Manometer U adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan dalam cairan, seperti gas dan cairan. Ini terdiri dari tabung berbentuk U yang sebagian diisi dengan cairan, biasanya merkuri, air, atau minyak. Untuk menggunakan tabung U manometer, salah satu ujung tabung dihubungkan ke titik di mana tekanan diukur, dan ujung lainnya dibiarkan terbuka ke atmosfer atau dihubungkan ke titik referensi. Ketika tekanan diterapkan pada fluida di salah satu ujung tabung, fluida akan bergerak ke sisi lain, menciptakan perbedaan ketinggian fluida yang terlihat di setiap sisi tabung. Perbedaan tekanan antara dua titik dapat ditentukan dengan mengukur perbedaan ketinggian fluida di kedua sisi tabung-U. Cairan di dalam tabung akan bergerak ke atas pada sisi yang tekanannya lebih tinggi, dan ke bawah pada sisi yang tekanannya lebih rendah. Perbedaan ketinggian kolom fluida sebanding dengan perbedaan tekanan.

3.Manometer Analog : P1 : 100 miliBar , P2 : 1,5 miliBar,

Manometer U: P1: 1cm, P2: 1,2 cm

4. A. Suhu: Peningkatan suhu dapat menyebabkan peningkatan tekanan karena molekul dalam gas atau cairan bergerak lebih cepat dan lebih sering bertabrakan dengan permukaan.

B. Volume: Penurunan volume dapat menyebabkan peningkatan tekanan karena jumlah molekul yang sama dalam gas atau cairan dipaksa masuk ke ruang yang lebih kecil, meningkatkan jumlah tumbukan dengan permukaan.

C. Ketinggian: Pada ketinggian yang lebih tinggi, tekanan atmosfer berkurang karena penurunan kepadatan udara. Ini karena berat udara di atas berkurang dengan bertambahnya ketinggian.

D. Massa dan gravitasi: Tekanan pada titik tertentu dapat dipengaruhi oleh massa fluida atau gas di atasnya dan kekuatan gravitasi. Misalnya, tekanan di dasar kolam renang lebih tinggi daripada di atas karena berat air di atasnya.

E. Laju aliran: Peningkatan laju aliran dapat menyebabkan peningkatan tekanan, terutama dalam sistem tertutup, karena volume cairan atau gas yang sama dipaksa melalui area yang lebih kecil.

F. Reaksi kimia: Reaksi kimia dapat menyebabkan perubahan tekanan dengan memproduksi atau mengonsumsi gas atau cairan, yang dapat memengaruhi jumlah molekul dalam volume ruang tertentu.

5. Satuan pada manometer : millibar

Satuan SI : Pascal

Nilai Konversi : P1: 10kPa, P2: 150 Pa

6. Skala Tekanan: 1 milibar=100 Pa

Contoh soal diskusi bersama ChatGPT

A quantity of gas is flowed into the mercury-iron vessel, so that the mercury experiences a height change of 25 cm with the side of the manometer connected to a higher atmosphere. The fact is that the mass of mercury is 13,600 kg/m3 and the atmospheric pressure at the open end of the manometer is 1.01 × 105 Pa. The pressure of the gas flowing in the vessel is...

Jawaban Chat Gpt

To find the pressure of the gas flowing in the vessel, we need to use the principles of hydrostatics and the properties of the fluids involved.

Let's first consider the mercury column in the manometer. The height difference between the two sides of the manometer is 25 cm. Since the density of mercury is 13,600 kg/m³, we can calculate the pressure difference between the two sides of the manometer as:

ΔP = ρgh = (13600 kg/m³) × (9.81 m/s²) × (0.25 m) = 33,495 Pa

The side of the manometer connected to the atmosphere is at a pressure of 1.01 × 10⁵ Pa. Therefore, the pressure on the other side (i.e., the pressure of the gas flowing in the vessel) is:

Pgas = Patm + ΔP = 1.01 × 10⁵ Pa + 33,495 Pa = 1.04 × 10⁵ Pa

So the pressure of the gas flowing in the vessel is 1.04 × 10⁵ Pa.

Pertemuan Jumat 3 Maret 2023

Tekanan Hidrostatik adalah tekanan yang disebabkan oleh gaya yang ada pada zat cair terhadap suatu luas bidang tekan, pada kedalaman tertentu. Secara mudahnya, tiap-tiap jenis zat cair, akan memberikan tekanan tertentu, tergantung dari jarak kedalamannya

Gaya Hidrostatis memiliki rumus F= P x A

Cpcentroiddll.png






Pada gambar ini dijelaskan bahwa Cp merupakan centre of pressure yang jika digambar dengan baik akan terdapat titik pada 1/3 dari sebuah benda dan itulah titik Cp nya

Diskusi dengan Chat GPT

Apa itu Tekanan Hidrostatis

Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang diberikan fluida pada permukaan karena berat fluida di atasnya. Itu muncul dari prinsip dasar mekanika fluida dan berhubungan dengan densitas fluida dan ketinggian kolom fluida di atas permukaan.

Mekanisme tekanan hidrostatik dapat dijelaskan oleh fakta bahwa fluida pada dasarnya tidak dapat dimampatkan, artinya volumenya tidak berubah secara signifikan sebagai respons terhadap perubahan tekanan. Akibatnya, berat kolom fluida di atas titik tertentu ditransmisikan ke bawah, memberikan gaya pada permukaan di bawahnya.

Untuk memahami cara kerja tekanan hidrostatis, pertimbangkan sebuah wadah berisi cairan seperti air. Tekanan pada titik tertentu dalam fluida tergantung pada kedalaman titik tersebut di bawah permukaan fluida. Tekanan pada kedalaman tertentu ditentukan oleh berat kolom fluida di atas titik tersebut, yang pada gilirannya sebanding dengan densitas fluida dan tinggi kolom.

Secara matematis, tekanan hidrostatik pada kedalaman tertentu dapat dinyatakan sebagai P = ρgh, di mana P adalah tekanan, ρ adalah densitas fluida, g adalah percepatan gravitasi, dan h adalah ketinggian kolom fluida di atas titik yang dipertanyakan. Persamaan ini dikenal sebagai persamaan tekanan hidrostatik dan merupakan prinsip dasar mekanika fluida.

Singkatnya, tekanan hidrostatik adalah tekanan yang timbul dalam fluida karena berat fluida di atas titik tertentu. Ini adalah hasil dari inkompresibilitas fluida dan sebanding dengan kerapatan fluida dan ketinggian kolom fluida di atas titik yang dimaksud.

Tugas 2 Mekanika Fluida

Tugas 2 Calvin.jpg































































Tugas Pengukuran Mekanika Fluida

Tugas dalam bentuk dokumen yang berisikan:

1. Prinsip kerja alat pengukur tekanan (manometer analog, manometer U, pressure tranducerr

2. Studi kasus manometer U dengan tekanan 300 Pa maka akan menyebabkan peningkatan tekanan h ...untuk masing2 fluida air, raksa, minyak.

3. Chat GPT seputar eksperimen hari ini.

Jawaban

1. Prinsip kerja alat ukur

  a. Manometer Analog Manometer analog adalah jenis alat pengukur tekanan yang menggunakan tabung berbentuk U yang diisi dengan cairan, seperti merkuri atau minyak, untuk mengukur perbedaan tekanan antara dua titik. Ketika kedua ujung tabung berbentuk U dihubungkan ke titik di mana tekanan akan diukur, perbedaan tekanan antara kedua titik menyebabkan cairan di dalam tabung bergerak. Cairan akan naik di satu lengan tabung-U dan jatuh di lengan lainnya. Perbedaan ketinggian antara kedua lengan tabung U sebanding dengan perbedaan tekanan antara kedua titik. Manometer analog biasanya dikalibrasi dalam satuan tekanan, seperti psi, kPa atau mmHg, tergantung pada aplikasinya. Pembacaan pada manometer dilakukan dengan mengukur selisih tinggi antara kedua lengan tabung berbentuk U dan menggunakan tabel konversi atau rumus untuk menentukan beda tekanan Manometer analog umumnya digunakan dalam berbagai aplikasi seperti pada sistem HVAC, peralatan medis, dan proses industri. Mereka sederhana, andal, dan akurat, tetapi mungkin memerlukan perawatan berkala, seperti mengisi ulang atau mengganti cairan dalam tabung-U, untuk memastikan pembacaan yang akurat.
  b. Manometer tabung-U adalah perangkat sederhana yang digunakan untuk mengukur perbedaan tekanan antara dua titik dalam sistem fluida. Ini terdiri dari tabung berbentuk U yang diisi dengan cairan, biasanya air, merkuri atau minyak, yang terhubung ke dua titik di mana perbedaan tekanan akan diukur. Ketika kedua ujung tabung U dihubungkan ke dua titik di mana perbedaan tekanan akan diukur, cairan di dalam tabung bergerak ke atas atau ke bawah, tergantung pada perbedaan tekanan antara kedua titik tersebut. Cairan akan naik di lengan tabung-U yang terhubung ke titik dengan tekanan lebih tinggi, dan akan turun di lengan yang terhubung ke titik dengan tekanan lebih rendah. Perbedaan ketinggian antara kedua lengan tabung U berbanding lurus dengan perbedaan tekanan antara kedua titik. Hubungan ini dijelaskan oleh persamaan hidrostatik, yang menyatakan bahwa perbedaan tekanan antara dua titik sama dengan kerapatan cairan dikalikan dengan perbedaan ketinggian antara kedua lengan tabung-U dan percepatan gravitasi. Manometer tabung-U adalah instrumen yang sederhana dan akurat untuk mengukur perbedaan tekanan yang kecil dalam sistem fluida, seperti yang ditemui dalam sistem HVAC, proses industri, dan eksperimen laboratorium. Mudah digunakan dan tidak memerlukan daya listrik, tetapi dibatasi oleh kisaran tekanan yang dapat diukur dan densitas cairan yang digunakan.
  c. Pressure Sensor atau Tranducerr menggunakan data aquisition yang mana mencatat dan mengukur waktu dalam bentuk data realtime dengan sebuah program dan data tersebut disimpan di dalam komputer 

Kami mengamati beberapa pengukur tekanan serta sistem jalan napas yang digunakan dan diawasi oleh Instruktur Lab CCIT Kukusan. Tekanan akan lebih tinggi jika pengukur ditempatkan di dekat peniup udara, dan jauh lebih rendah jika ditempatkan di dekat ujung pipa yang terhubung ke udara bebas (mendekati nol).

Tekanan udara bebas yang mencoba masuk ke dalam pipa di ujung saluran udara yang terhubung ke udara bebas mengoreksi pengukuran yang mendekati nol. Perbedaan tekanan yang dikeluarkan berkurang dengan jarak antara posisi blower dan posisi pengukuran udara bebas.

2. Studi kasus manometer U dengan tekanan 300 Pa maka akan menyebabkan peningkatan tekanan h ...untuk masing2 fluida air, raksa, minyak.

 a. Fluida Minyak
    3mbar = 800 kg/m^3 . 10 m/s^2 . Δh
    300 Pascal = 800 kg/m^3 . 10 m/s^2 . Δh
    Δh = 0.0375 m
    Fluida Raksa 
    3mbar = 13600 kg/m^3 . 10 m/s^2 . Δh
    300 Pascal = 13600 kg/m^3 . 10 m/s^2 . Δh
    Δh = 0.0022 m
 b. Fluida Minyak
    30mbar = 800 kg/m^3 . 10 m/s^2 . Δh
    3000 Pascal = 800 kg/m^3 . 10 m/s^2 . Δh
    Δh = 0.375 m
    Fluida Raksa
    30mbar = 13600 kg/m^3 . 10 m/s^2 . Δh
    3000 Pascal = 13600 kg/m^3 . 10 m/s^2 . Δh
    Δh = 0.022 m

Diskusi Dengan Chat GPT

Explain what is a manometer

Manometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan, khususnya dalam sistem fluida. Ini terdiri dari tabung atau tabung kaca berbentuk U yang sebagian diisi dengan cairan, biasanya merkuri, air, atau minyak. Manometer mengukur perbedaan tekanan antara dua titik dalam sistem fluida dengan mengamati ketinggian kolom cairan dalam tabung.

Dalam bentuknya yang paling sederhana, manometer terdiri dari tabung vertikal yang terbuka di bagian atas dan terhubung ke sistem yang diukur di bagian bawah. Ketinggian kolom cairan dalam tabung menunjukkan perbedaan tekanan antara sistem dan atmosfer.

Ada banyak jenis manometer, termasuk manometer tabung-U, manometer tabung miring, dan manometer tipe sumur. Manometer tabung-U terdiri dari tabung berbentuk U yang sebagian diisi dengan cairan, dengan satu lengan terhubung ke sistem yang diukur dan lengan lainnya terbuka ke atmosfer. Perbedaan ketinggian antara kedua lengan tabung U berbanding lurus dengan perbedaan tekanan antara sistem dan atmosfer.

Manometer umumnya digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti pengukuran tekanan gas dalam sistem pembakaran, tekanan fluida dalam saluran pipa, dan tekanan darah dalam pengaturan medis. Alat ini sederhana, akurat, dan mudah digunakan, tetapi dibatasi oleh kisaran tekanan yang dapat diukur dan densitas cairan yang digunakan.

How to measure pressure using manometer

To measure pressure using a manometer, follow these steps:

1. Select the type of manometer appropriate for the fluid system being measured, based on the range of pressures and the fluid properties.

2. Fill the manometer tube with the appropriate liquid, such as mercury, water, or oil, and make sure that there are no air bubbles in the liquid.

3. Connect one end of the manometer to the system being measured and the other end to the reference point, typically the atmosphere.

4. Wait for the liquid level in the manometer tube to stabilize.

5. Read the height of the liquid column at each end of the manometer tube.

6. Calculate the pressure difference between the two points by subtracting the height of the liquid column on the reference side from the height on the system side.

7. Convert the pressure difference to the appropriate unit of pressure, such as pounds per square inch (psi) or Pascal (Pa).

It is important to note that manometers should be handled with care, especially when using mercury, which is a toxic substance. It is also important to ensure that the manometer is calibrated properly, and the liquid used is appropriate for the application. Additionally, the height of the liquid column should be read accurately, and corrections should be made for any temperature or density changes in the fluid.

Pertemuan 7 Maret 2023

Kinematika Fluida

Steady uniform flow :Adalah jenis aliran fluida di mana kecepatan, tekanan, dan sifat-sifat lain dari fluida tetap konstan terhadap ruang dan waktu. Dengan kata lain, fluida bergerak dengan mantap dan seragam, tanpa percepatan atau perubahan arah.

Aliran seragam mantap biasanya ditemukan dalam situasi di mana fluida mengalir melalui saluran atau pipa yang seragam dan lurus, tanpa penghalang atau perubahan geometri yang dapat menyebabkan turbulensi atau perubahan sifat aliran. Jenis aliran ini juga kadang-kadang disebut sebagai aliran laminar, karena fluida bergerak berlapis-lapis atau berlapis-lapis tanpa bercampur.

Pada aliran seragam tunak, kecepatan fluida konstan pada setiap titik tertentu dalam ruang, dan profil kecepatannya datar dan sejajar dengan arah aliran. Tekanan fluida juga konstan, dan profil tekanan tegak lurus terhadap arah aliran.

Aliran seragam yang stabil penting dalam banyak aplikasi teknik, seperti dalam desain pipa, saluran, dan saluran untuk mengangkut cairan. Memahami sifat aliran seragam yang stabil sangat penting untuk merancang sistem ini untuk memastikan bahwa fluida mengalir secara efisien dan aman tanpa menyebabkan kerusakan atau inefisiensi.

Steady non uniform flow : Aliran mungkin akan berubah terhadap letaknya akan tetapi tidak bervariasi terhadap waktu. kecepatan dan potongan bidang dari alirannya mungkin akan berubah dari satu potongan kepotongan lain tetapi setiap potongan tidak akan bervariasi terhadap waktu

Non steady Uniform FLow : Pada suatu kecepatan disetiap titik akan sama tetapi kcepatan akan bervarasi terhadap perubahan waktu, contohnya adalah aliran yang mempunyai kecepatan, mengalir pada pipa yang berdiameter konstan seperti yang terjadi pada saat pompa mulai dihidupkan

Non Steady Non Uniform FLow: potongan bidang aliran dan kecepatannya berubah dari titik ketitik, juga berubah dari waktu ke waktu

Tipe Aliran

One Dimensional Flow : Parameternya mempunyai gradien dalam 1 arah

Two DImensional FLow : parameternya mempunyai gradien dalam 2 arah, arah aliran x dan arah tegak lurus (y)

Three Dimensional Flow : parameternya mempunyai gradien dalam 3 arah, arah aliran x, arah tegak lurus (y), arah aliran z

Laminar Flow : Tidak terjadi pencampuran partikel antar lapisan

Turbulent Flow : Terjadi pencampuran partikel antar lapisan

untuk membedakan aliran laminar dan turbulen dapat dibedakan dengan bilangan Reynolds ( suatu besaran yang menunjukkan perbandingan antara gaya inersia dan gaya kental

Tugas 3 Mekanika Fluida

Kinematika Fluida

1. Apa itu aliran steady state? Berikan contohnya dalam fenomena nyata?

2. Apa itu Lagrange Method dan Euleriang Method?

3. Apa perbedaan antara aliran uniform dan aliran non-uniform? Berikan contohnya dalam fenomena nyata

4. Apa itu aliran laminar dan aliran turbulen? Apa perbedaan keduanya?

5. Apa itu streamline, streakline, dan pathline?

Jawaban

1. Steady state flow adalah suatu kondisi dimana laju aliran fluida tetap konstan dari waktu ke waktu. Dengan kata lain, ini adalah kondisi di mana laju aliran fluida sama dengan laju aliran keluar fluida, dan tidak ada akumulasi atau penipisan bersih fluida dalam sistem. Aliran tunak dapat terjadi dalam berbagai sistem alami dan rekayasa, termasuk transportasi fluida melalui pipa, sirkuit listrik, reaksi kimia, dan banyak lagi.

Misalnya, pertimbangkan sungai yang mengalir melalui saluran dengan laju aliran konstan. Jika aliran masuk air ke saluran sama dengan aliran keluar air di ujung hilir, maka aliran sungai dalam keadaan tunak. Setiap perubahan pada laju aliran akan membutuhkan perubahan pada laju aliran masuk atau aliran keluar.

Contoh lain dari aliran keadaan tunak adalah aliran arus dalam rangkaian listrik dengan sumber tegangan konstan. Jika jumlah arus yang mengalir melalui rangkaian tetap konstan dari waktu ke waktu, maka rangkaian berada dalam kondisi tunak. Setiap perubahan pada aliran arus akan membutuhkan perubahan pada tegangan atau resistansi rangkaian.

2. Metode Lagrangian dan Euler adalah dua pendekatan berbeda untuk mempelajari dinamika fluida, yang merupakan studi tentang bagaimana fluida (seperti gas atau cairan) bergerak dan berinteraksi dengan lingkungannya. Berikut ini ikhtisar singkat dari setiap metode:

Metode Lagrangian: Dalam metode ini, kita mengikuti partikel fluida individual saat mereka bergerak melalui ruang dan waktu. Pendekatan ini memungkinkan kami untuk melacak lintasan yang tepat dari setiap partikel dan mempelajari bagaimana perubahannya dari waktu ke waktu. Metode Lagrangian sangat berguna untuk mempelajari aliran turbulen, yang ditandai dengan gerakan yang kacau dan tidak dapat diprediksi.

Metode Euler: Dalam metode ini, kami mempelajari aliran fluida pada titik tetap di ruang angkasa, daripada melacak partikel individu. Pendekatan ini melibatkan pendefinisian kisi-kisi titik-titik dalam ruang dan mengukur sifat-sifat fluida (seperti kecepatan atau tekanan) pada setiap titik dalam kisi-kisi tersebut. Metode Euler berguna untuk mempelajari aliran tunak atau aliran yang relatif lancar dan dapat diprediksi.

Kedua metode tersebut memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing, dan mana yang digunakan tergantung pada masalah spesifik yang sedang dipelajari. Metode Lagrangian lebih cocok untuk mempelajari aliran turbulen yang kompleks, sedangkan metode Euler lebih cocok untuk mempelajari aliran yang lebih sederhana dan stabil.

3. Aliran seragam dan aliran tidak seragam adalah dua jenis pola aliran fluida, yang menggambarkan bagaimana kecepatan fluida berubah dalam ruang dan waktu. Berikut ini ikhtisar singkat dari masing-masing jenis:

Aliran seragam: Dalam aliran seragam, kecepatan fluida konstan terhadap ruang dan waktu. Ini berarti bahwa alirannya tunak dan tidak ada perubahan kecepatan fluida pada berbagai titik dalam aliran. Aliran seragam relatif sederhana dan mudah dimodelkan secara matematis, membuatnya berguna untuk banyak aplikasi teknik.

Aliran tidak seragam: Dalam aliran tidak seragam, kecepatan fluida berubah seiring ruang dan waktu. Ini berarti bahwa alirannya tidak tunak dan terdapat variasi kecepatan fluida pada berbagai titik aliran. Aliran tidak seragam lebih kompleks dan sulit untuk dimodelkan secara matematis, tetapi lebih mewakili banyak fenomena alam.

Contoh aliran seragam adalah aliran air melalui pipa lurus panjang tanpa penghalang. Dengan asumsi gradien tekanan konstan dan luas penampang pipa konstan, kecepatan air akan konstan sepanjang pipa, dan aliran akan seragam.

Contoh aliran tidak seragam adalah aliran air di atas bendung, yang merupakan struktur yang digunakan untuk mengontrol aliran air di sungai dan kanal. Saat air mengalir di atas bendung, kecepatannya berubah secara tiba-tiba, menyebabkan pola aliran yang kompleks dan turbulensi di hilir bendung. Jenis aliran ini tidak seragam dan sulit untuk dimodelkan secara akurat.

4. Aliran laminar dan aliran turbulen adalah dua jenis pola aliran fluida, yang menggambarkan bagaimana fluida bergerak melalui ruang. Berikut ini ikhtisar singkat dari masing-masing jenis:

Aliran laminar: Dalam aliran laminar, fluida bergerak dalam lapisan paralel yang halus atau "lamina". Aliran dicirikan oleh bilangan Reynolds yang rendah, yang berarti momentum fluida relatif rendah dibandingkan dengan gaya kental yang bekerja padanya. Aliran laminar relatif stabil dan dapat diprediksi, dan biasanya dikaitkan dengan kecepatan rendah dan diameter pipa kecil.

Aliran turbulen: Dalam aliran turbulen, fluida bergerak dengan cara yang tidak teratur dan kacau, ditandai dengan pusaran, pusaran, dan fluktuasi kecepatan dan tekanan. Aliran dicirikan oleh bilangan Reynolds yang tinggi, yang berarti momentum fluida relatif tinggi dibandingkan dengan gaya viskos yang bekerja padanya. Aliran turbulen relatif tidak stabil dan sulit diprediksi, dan biasanya diasosiasikan dengan kecepatan tinggi dan diameter pipa yang besar.

Perbedaan utama antara aliran laminar dan turbulen adalah tingkat pencampuran fluida yang terjadi saat fluida bergerak melalui ruang. Dalam aliran laminar, ada pencampuran minimal antara lapisan fluida yang berbeda, sedangkan dalam aliran turbulen, ada pencampuran dan turbulensi yang luas antara berbagai wilayah fluida. Akibatnya, aliran turbulen biasanya dikaitkan dengan laju perpindahan panas dan massa yang lebih tinggi, dan sering digunakan dalam aplikasi industri seperti pencampuran, reaksi kimia, dan penukar panas.

Contoh aliran laminar adalah aliran madu dari toples, sedangkan contoh aliran turbulen adalah aliran air di sungai atau sungai. Di sungai, aliran dicirikan oleh pusaran, vortisitas, dan fluktuasi kecepatan dan tekanan, yang menunjukkan aliran turbulen. Sebaliknya, aliran madu dari toples relatif halus dan seragam, dan merupakan indikasi aliran laminar.

5. Streamlines, streaklines, dan pathlines adalah tiga cara berbeda untuk memvisualisasikan gerakan fluida dalam mekanika fluida. Berikut adalah ikhtisar singkat dari setiap konsep:

Streamlines: Streamlines adalah garis imajiner yang bersinggungan dengan vektor kecepatan di setiap titik dalam fluida. Mereka mewakili arah aliran fluida sesaat pada saat tertentu dalam waktu. Streamline dapat digunakan untuk memvisualisasikan pola aliran fluida di sekitar objek, dan dapat divisualisasikan menggunakan pewarna atau partikel berwarna yang disuntikkan ke dalam fluida.

Streaklines: Streaklines adalah garis yang melacak jalur partikel fluida saat mereka bergerak melalui ruang selama periode waktu tertentu. Mereka dibuat dengan menyuntikkan aliran pewarna atau partikel yang terus menerus ke dalam cairan, dan mengamati bagaimana mereka bergerak dari waktu ke waktu. Streaklines dapat digunakan untuk memvisualisasikan pergerakan dan penyebaran polutan di lingkungan, atau pola aliran fluida dalam aplikasi industri.

Pathlines: Pathlines adalah jalur sebenarnya yang diikuti oleh partikel fluida individual dari waktu ke waktu. Mereka mirip dengan garis-garis, tetapi bukannya dibuat dengan menyuntikkan pewarna atau partikel secara terus-menerus, garis-garis itu dilacak dengan mengikuti pergerakan partikel fluida individu dari waktu ke waktu. Jalur jalur dapat digunakan untuk mempelajari perilaku fluida dalam aliran yang kompleks dan tidak stabil, seperti turbulensi atau vortisitas.

Masing-masing teknik visualisasi ini memberikan perspektif yang berbeda tentang gerakan fluida, dan dapat digunakan untuk mempelajari berbagai aspek perilaku fluida. Streamlines dapat digunakan untuk mempelajari pola aliran fluida secara keseluruhan, sementara streaklines dan pathlines memberikan pandangan yang lebih rinci tentang partikel fluida individual dan pergerakannya dari waktu ke waktu.

Pertemuan 10 Maret 2023

Mengidentifikasi jenis aliran yang ada pada perairan di kabeda dan mempelajari apa itu streakline,pathline, dan streamline, dan juga mengambil contoh dari aliran statis dan dinamis

mengenai streakline,pathline, dan streamline apakah itu?

Streamlines, streaklines, dan pathlines adalah tiga cara berbeda untuk memvisualisasikan aliran fluida dalam mekanika fluida.

Streamlines adalah garis imajiner yang mewakili arah sesaat aliran fluida pada suatu titik waktu tertentu. Mereka bersinggungan dengan vektor kecepatan fluida di setiap titik dalam aliran, dan dapat dianggap sebagai jalur yang akan diikuti partikel fluida jika dilepaskan ke aliran pada titik tersebut. Streamlines dapat divisualisasikan menggunakan pewarna berwarna atau partikel yang disuntikkan ke dalam fluida, dan dapat memberikan gambaran keseluruhan pola aliran pada waktu tertentu.

Streaklines adalah garis yang menelusuri jalur partikel fluida selama periode waktu tertentu. Mereka dibuat dengan terus menyuntikkan sejumlah kecil pewarna atau partikel ke dalam cairan, dan mengamati bagaimana mereka bergerak seiring waktu. Garis bergaris mewakili jalur yang diikuti partikel fluida saat bergerak melalui aliran selama periode waktu tertentu. Streaklines dapat berguna dalam memvisualisasikan bagaimana partikel fluida bergerak dan menyebar dari waktu ke waktu, dan dapat membantu memahami perilaku fluida dalam aliran yang lebih kompleks dan tidak stabil.

Pathlines adalah jalur sebenarnya yang diikuti oleh partikel fluida saat mereka bergerak melalui aliran. Tidak seperti streamlines dan streaklines, yang merupakan konstruksi teoretis atau visualisasi aliran fluida, pathlines mewakili lintasan sebenarnya dari masing-masing partikel fluida. Pathlines dapat dilacak dengan mengikuti pergerakan partikel fluida individu dari waktu ke waktu, dan dapat memberikan pemahaman rinci tentang perilaku fluida dalam aliran yang kompleks dan tidak stabil.

Ringkasnya, streamline mewakili arah sesaat aliran fluida pada suatu titik waktu tertentu, streaklines melacak jalur partikel fluida selama periode waktu tertentu, dan pathlines mewakili jalur sebenarnya yang diikuti oleh partikel fluida individu dari waktu ke waktu. Masing-masing teknik visualisasi ini memberikan perspektif yang berbeda tentang aliran fluida, dan dapat berguna dalam memahami perilaku fluida dalam berbagai aplikasi yang berbeda.

Pertemuan 17 Maret 2023

Sistem dan Volume Kontrol (Volume Kendali)

Dalam mekanika fluida, sistem kontrol digunakan untuk mengatur dan memanipulasi aliran fluida dalam sistem. Sistem kontrol ini dapat berupa katup, pompa, atau perangkat lain yang digunakan untuk mengontrol aliran fluida dalam sistem. Tujuannya adalah untuk menghasilkan aliran fluida yang stabil, sesuai dengan kebutuhan sistem, dan meminimalkan kerugian energi dalam sistem. Contoh sistem kontrol dalam mekanika fluida adalah katup pengatur, yang digunakan untuk mengontrol aliran fluida dalam sistem pipa. Katup ini dapat digunakan untuk membatasi aliran fluida, mengalihkan aliran fluida, atau mengatur kecepatan aliran fluida dalam sistem. Sementara itu, volume kontrol dalam mekanika fluida mengacu pada pengaturan volume atau jumlah fluida yang dihasilkan oleh sistem. Contohnya adalah regulator tekanan, yang digunakan untuk mengatur tekanan fluida yang dihasilkan oleh sistem, sehingga memungkinkan pengguna untuk mengontrol volume fluida yang dihasilkan. Volume kontrol juga dapat digunakan untuk mengatur kecepatan aliran fluida dalam sistem, yang dapat mempengaruhi jumlah fluida yang diproduksi oleh sistem. Dalam kedua kasus ini, sistem kontrol dan volume kontrol digunakan untuk mengoptimalkan kinerja sistem fluida dan memastikan bahwa aliran fluida sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan sistem.

Sistem dan Volume Kontrol dalam mekanika fluida dapat diukur tergantung pergerakan suatu fluida dalam sistem tersebut, pengukuran tersebut dapat dihitung dalam 1,2 dan 3 dimensi.

Sistem dan kontrol volume juga memiliki kegunaan untuk mempelajari dan merekayasa efek fluida terhadap benda dan efek benda terhadap fluida

Tugas Kinematika Fluida/Tugas 4

Long image 2023-03-23 18.34.43.jpg












































Tugas Kelompok Mekanika Fluida