Difference between revisions of "User:Rasyid.indy"
Rasyid.indy (talk | contribs) |
Rasyid.indy (talk | contribs) |
||
(36 intermediate revisions by the same user not shown) | |||
Line 29: | Line 29: | ||
− | [[File:gambar.png|700px]] | + | [[File:gambar.png|700px|centre]] |
Line 35: | Line 35: | ||
− | [[File:hayo.png|700px]] | + | [[File:hayo.png|700px|centre]] |
Line 41: | Line 41: | ||
− | [[File:kuy.png|700px]] | + | [[File:kuy.png|700px|centre]] |
Line 55: | Line 55: | ||
5. Bagaimana cara menghitung pressure drop suatu aliran dalam laminar/turbulen? | 5. Bagaimana cara menghitung pressure drop suatu aliran dalam laminar/turbulen? | ||
+ | |||
+ | '''Jawaban dari PR tersebut adalah :''' | ||
+ | |||
+ | 1. Entrance region adalah suatu area atau wilayah yang berada didekat dengan tempat masuknya fluida ke pipa atau bagian pertama dari suatu tempat aliran yang masuk dari suatu sumber aliran fluida itu mengalir. | ||
+ | |||
+ | 2. Fully Developed Flow adalah kondisi dimana profil kecepatan fluida akan tetap besarnya. Pada kondisi ini, aliran fluida sudah tidak dipengaruhi oleh efek viskositas dan suda keluar dari boundary layer. Kecepatan fluida untuk aliran berkembang ini titik tercepatnya adalah di garis tengah pipa. | ||
+ | |||
+ | 3. Entrance Length adalah panjang dari suatu aliran dari awal masuk hingga mencapai kondisi dimana aliran berkembang secara sempurna. | ||
+ | |||
+ | Untuk Aliran Laminar : le/D = 0,06 Re | ||
+ | |||
+ | Untuk Aliran Turbulent : le/D = 4,4(Re)^1/6 | ||
+ | |||
+ | 4. Pengaruh viskositas dan pengaruh pressure drop dalam pipa adalah sebagai berikut : | ||
+ | |||
+ | Viskositas dapat diartikan sebagai ukuran yang menyatakan kekentalan dari suatu cairan atau fluida. Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan agar mengalir. Viskositas cairan tersebut akan menimbulkan gesekan antar bagian atau lapisan cairan yang bergerak. Di dalam suatu pipa jika semakin besar viskositas semakin sulit fluida dalam pipa tersebut untuk bergerak. Lalu Pressure drop adalah penurunan tekanan dari satu titik dalam sistem salah satu contohnya adalah pipa ke titik lain yang memiliki tekanan lebih rendah. Aplikasi pada pipa pressure drop meningkat sebanding dengan gesekan dalam jaringan pipa, hal ini pun berlaku untuk sebaliknya. | ||
+ | |||
+ | 5. Cara menghitung pressure drop suatu aliran dalam laminar/turbulen : | ||
+ | |||
+ | ΔP = f.1/2.l/D.ρ.V^2 | ||
+ | |||
+ | f = 64/Re | ||
+ | |||
+ | Dengan keterangan sebagai berikut : | ||
+ | |||
+ | Keterangan : | ||
+ | |||
+ | ΔP = Pressure drop (perbedaan tekanan) (Pa) | ||
+ | |||
+ | l = Panjang pipa pengukuran tekanan (m) | ||
+ | |||
+ | D = diameter pipa (m) | ||
+ | |||
+ | ρ = Densitas fluida (kg/m^3) | ||
+ | |||
+ | V = Kecepatan aliran fluida (m/s) | ||
+ | |||
+ | Re = Bilangan Reynold : Laminar (<2100) Turbulen (>2100) | ||
+ | |||
+ | =='''Mekanika Fluida : Rabu, 1 April 2020 (PJJ Pertemuan ke-2)'''== | ||
+ | |||
+ | Assalamualaikum Wr. Wb. pada pertemuan kali ini dijelaskan dalam pengaplikasian mekanika fluida melalui 3 tahapan konservasi. Ketiga tahapan tersebut harus dipahami terlebih dahulu agar mudah dalam mengerjakan pengaplikasian mekanika fluida tersebut. Tiga konservasi tersebut adalah sebagai berikut : | ||
+ | |||
+ | 1. Konservasi Massa | ||
+ | |||
+ | Dimana dalam suatu sistem massa total mengalami perubahan secara totoal artinya dapat berubah terhadap jarak atau ruang dan waktu, maka perubahan tersebut dapat diasumsikan sama dengan 0. | ||
+ | |||
+ | [[File:tyu.PNG|300px]] | ||
+ | |||
+ | |||
+ | 2. Konservasi Energi | ||
+ | |||
+ | Dimana dalam suatu sistem energi total mengalami perubahan secara total artinya dapat berubah terhadap jarak atau ruang dan waktu, maka perubahan energi tersebut dapat diasumsikan sebagai W atau kerja dan energi panas atau Q. | ||
+ | |||
+ | [[File:ert.PNG|300px]] | ||
+ | |||
+ | |||
+ | 3. Konservasi Momentum | ||
+ | |||
+ | Dimana dalam suatu sistem kecepatan dan momentum berubah terhadap jarak atau ruang dan waktu, maka perubahan tersebut dapat diasumsikan dengan sigma F atau total gaya yang terjadi. | ||
+ | |||
+ | [[File:iop.PNG|300px]] | ||
+ | |||
+ | Dari persamaan tersebut dapat diturunkan untuk mendapatkan persamaan ''naviar stoke'', persamaan tersebut dapat diaplikasikan pada aliran laminar sebagai contohnya. Kemudian ''entrance region'' yaitu aliran masuk fluida belum sepenuhnya berkembang, kemudian ''fully developed flow'' yaitu aliran yang memiliki kecepatan berkembang sepenuhnya pada pipa, contohnya ''entrenace length'' yaitu jarak yang ditempuh suatu fluida setelah memasuki inlet sebelum berkembang sepenunya. | ||
+ | |||
+ | [[File:Rasyid.PNG|700px|centre]] | ||
+ | |||
+ | Kemudian setelah itu kami diberikan simulasi tentang bagaimana mencari pressure drop menggunakan aplikasi CFDSOF. Dengan menggunakan kalkulator didalam aplikasi CFDSOF serta melakukan latian soal seperti pada gambar dibawah ini : | ||
+ | |||
+ | [[File:Qwer.jpeg|500px|centre]] | ||
+ | |||
+ | =='''Mekanika Fluida: Selasa, 7 April 2020 (PJJ Pertemuan ke-3)'''== | ||
+ | |||
+ | Assalamualaikum Wr. Wb. pada pertemuan kali ini dimulai dari Pak Dai menjelaskan materi tentang persamaan matematis aliran fluida (governing equation) yang mengatur bagaimana aliran fluida. Pak Dai juga memberikan hal tersebut dengan file yang beliau berikan : | ||
+ | |||
+ | [[File:Laminar flow through the parallel- plate analytical sol 1.png|700px|centre]] | ||
+ | |||
+ | Dalam penjelasan tersebut Pak Dai juga menjelaskan mengenai pengaruh dari viskositas dan kecepatan aliran dalam mempengaruhi atau merubah nilai dari fully developed flow dan entrance length. Pak Dai juga menjelaskan bilangan Reynolds, ialah perbandingan antara inersia force dan friction force, kemudian bilang Reynolds mempengaruhi bentuk aliran, dimana bilangan Reynold yang kecil cenderung mengarah ke aliran laminar begitu pun sebaliknya. | ||
+ | |||
+ | Re = Inertia Force/Friction Force | ||
+ | |||
+ | Selanjutnya Pak Dai memberikan soal 8.2 sebagai berikut : | ||
+ | |||
+ | [[File:Soal 8.2.jpg|600px|centre]] | ||
+ | |||
+ | =='''Mekanika Fluida: Rabu, 8 April 2020 (PJJ Pertemuan ke-4)'''== | ||
+ | |||
+ | Assalamualaikum Wr. Wb. pada pertemuan kali ini diawali dengan penjelasan oleh Pak Dai dengan membahas soal 8.4 dari buku Munson. Beliau menyebutkan bahwa fluida merupakan zat yang terdeformasi secara terus menerus. Hal itu menyebabkan perubahan momentum dari lapisan ke lapisan. Untuk bilangan Reynolds yang rendah maka lapisan akan bergerak secara ideal karena terpengaruh oleh efek viskositas yang besar. Tidak adanya lapisan yang memotong lapisan lain maka disebut juga dengan '''Aliran Laminar''' untuk Re yang besar, lapisan mulai berosilasi (saling memotong atau tidak) maka disebut dengan aliran '''Aliran Transisi'''. Aliran turbulent mempunyai Re yang besar pula. kecepatan aliran pada aliran turbulen di titik masuk, kecepatan selalu berubah sehingga disebut dengan '''Rapid Fluctuation''' | ||
+ | |||
+ | Untuk mengetahui tegangan geser, dapat dicari dengan medlan aliran untuk mengetahui kecepatan lokal di setiap titik (U). Pada aliran Turbulent, sulit untuk memnentukan kecepatan lokal di setiap titik karena kecepatannya yang selalu berubah-ubah. Dan untuk memperkirakan kecepatan lokal di suatu titik maka perlu melalui pendekatan statistik. Dapat diuraikan menjadi kecepatandan kecepatan fluktuasi yaitu dengan persamaan : | ||
+ | |||
+ | '''Va = Vbar + V'''' | ||
+ | |||
+ | Aliran Turbulent tersebut mengalami pusaran-pusaran yang disebut dengan Eddies. Setiap pusaran memiliki Eddies yang berbeda-beda pada aliran turbulent. Waktu yang dibutuhkan untuk menjalani satu pusaran dinamakan dengan Longest Fluctuation. | ||
+ | |||
+ | Kemudian setelah itu, Bang Edo menjelaskan hasil simulasi antara aliran laminar dan terbulen. Dan hasil yang dijelaskan adalah pada simulasi tersebut aliran turbulen, efek viskositas atau daerah biru menjadi semakin tipis. Kemudian didapat grafik, dari grafik tersebut dapat dibandingkan bahwa kurva yang cokelat yaitu laminar dan biru adalah turbulent. Pada grafik tersebut juga, grafik biru menunjukkan bahwa pada titikdimana fluida mulai menjauhi dinding pipa, maka efek viskositas dan tegangan geser dindind semakin berkurang. Sehingga yang menjadi dominan adalah tegangan geser turbulen. | ||
+ | |||
+ | =='''Mekanika Fluida: Selasa, 14 April 2020 (PJJ Pertemuan ke-5)'''== | ||
+ | |||
+ | Assalamualaikum Wr.Wb. pada pertemuan kali ini, Pak Dai mengadakan Quiz 1 dimana kami harus membuat artikel yang topiknya berhubungan dengan Soal-Jawab Mekanika Fluida nomor 1-6. Berikut merupakan artikel yang saya buatuntuk quiz ini : | ||
+ | |||
+ | 1. Analytical Solution of Laminar Flow Throw the Parallel-Plate | ||
+ | |||
+ | '''Konsep Aliran Luminar dan Penggunaan Governing Equation''' | ||
+ | |||
+ | Aliran laminar adalah aliran cairan atau gas dimana fluida melewati saluran secara teratur atau lancar. Kemudian pada aliran ini tekanan, kecepatan, dan property lainnya tetap pada keadaan yang konstan. Dalam dinamika fluida, aliran laminar ini terjadi ketika aliran fluida di lapisan parallel dengan tidak adanya gangguan antar lapisan. Aliran laminar ini juga mempunyai gerakan partikel yang sangat teratur dengan semua partikel bergerak dalam garis lurus sejajar dengan dinding pipa. Aliran laminar ini juga cenderung terjadi pada aliran yang mempunyai kecepatan yang rendah. Partikel fluida mengalir atau bergerak dengan bentuk garis lurus dan sejajar. Kemudian pada kecepatan rendah itu aliran laminar tergambar sebagai filamen panjang yang mengalir sepanjang aliran. Aliran laminar mempunyai bilangan Reynold lebih kecil dari 2300. Kemudian pada case nomor 1, aliran laminar dianggap steady dan incompressible melalui suatu plat parallel, maka fluida yang melewatiplat tersebut mempunyai kecepatan dan tekanan yang konstan di semua titik. Pada mekanika fluida terdapat 3 rumus dasar, yaitu hukum konservasi energi, hukum konservasi massa, dan hukum konservasi momentum. | ||
+ | |||
+ | Untuk analisis studi kasus tersebut digunakan konservasi momentum untuk menganalisis keceptasan fluida pada aliran laminar dalam plat parallel. | ||
+ | |||
+ | [[File:Iop.PNG|500px]] | ||
+ | |||
+ | 2. Laminar Parallel Plate Flow - CFD Simulation | ||
+ | |||
+ | '''Hubungan Bilangan Reynolds dengan Aliran Luminar''' | ||
+ | |||
+ | Pada kasus kali ini, kita diperkenalkan dengan konsep Reynold number, yaitu suatu unit tak berdimensi yang menunjukan sifat aliran fluida tersebut. Reynold number secara definisi adalah perbandingan antara Gaya inersia dengan gaya gaya tegang (friction force). Bilangan reynold yang berbeda-beda akan menunujukan profil kecepatan fluida yang berbeda-beda pula. Kecepatan yang rendah dalam suatu aliran itu menunjukan bahwa suatu aliran mempunyai aliran yang berjenis laminar. Karena aliran laminar mempunyai ciri khas yaitu kecepatan yang rendah dan konstan. | ||
+ | |||
+ | 3. Turbulent Parallel Plate Flow - CFD Simulation Case Study | ||
+ | |||
+ | '''Konsep Aliran Turbulent''' | ||
+ | |||
+ | Pada kasus ini dapat diketahui bahwa, aliran fluida dapat bergerak dalam bentuk lapisan-lapisan melalui pertukaran molekuler yang hanya terjadi diantara lapisan-lapisan yang berdekatan dengan kondisi tersebut. Kondisi ini akan menimbulkan gangguan yang semakin besar hingga tercapai kondisi peralihan pada kecepatan aliran yang bertambah besar atau efek viskositas yang berkurang. Kondisi terlampauinya peralihan menyebabkan sebagian gangguan tersebut semakin kuat, partikel bergerak secara acak dan terjadi pencampuran gerak antar partikel yang berbatasan di dalam lapisan-lapisan tersebut. Hal itu dinamakan dengan aliran turbulent. | ||
+ | |||
+ | 4. Soal Jawab Mekanika Fluida, Munson, Example 8.2 Laminar Pipe Flow | ||
+ | |||
+ | Diketahui | ||
+ | |||
+ | |||
+ | viscousity μ = 0.40 N.s/m2 | ||
+ | |||
+ | density ρ = 900 kg/m3 | ||
+ | |||
+ | diameter D = 0.020 m | ||
+ | |||
+ | Ditanyakan | ||
+ | |||
+ | a) pressure drop (Δp=p1-p2), Q=2×10^-5 m3/s, l=x2-x1=10 m | ||
+ | |||
+ | b) θ saat p1=p2 | ||
+ | |||
+ | c) Jika p1 - 200 kPA, berapa tekanan (p) pada x3=5m | ||
+ | |||
+ | dalam hal ini diketahui bahwa kita mengetahui jika kasus tersebut termasuk kasus pada aliran laminar melalui sebuah pipa. Untuk menjawab kasus diatas kita dapat menggunakan Hukum II Newton. Kita juga harus menganalisis gaya-gaya apa saja yang bekerja pada pipa tersebut. | ||
+ | |||
+ | 5.Turbulent Pipe Flow Properties, Example 8.4, FFM, Munson Et. AI | ||
+ | |||
+ | '''Pengaruh Pressure Drop dan Efek viskositas Terhadap Suatu Aliran''' | ||
+ | |||
+ | Pressure drop didefinisikan sebagai perbedaan tekanan antara dua titik dari jaringan pembawa cairan. Pressure drop terjadi dengan gesekan kekuatan, yang disebabkan oleh resistensi terhadap aliran, pada fluida yang mengalir melalui tabung. Penentu utama resistensi terhadap aliran fluida adalah cairan kecepatan melalui pipa dan cairan viskositas. Pressure drop meningkat sebanding dengan gesekan dalam jaringan pipa. Panjang pipa, diameter pipa, dan kekasaran permukaan pipa juga ikut mempengaruhi hal tersebut. Viskositas juga ikut mempengaruhi dan menimbulkan gaya geser yang bersifat menghambat. | ||
+ | |||
+ | 6. Comparison of Laminar or Turbulent Pressure Drop | ||
+ | |||
+ | '''Pengaruh Perubahan Aliran yang Menyebabkan Pressure Drop''' | ||
+ | |||
+ | Dalam kasus ini, kita mengetahui bahwa aliran laminar itu mengalir dengan kecepatan yang sama atau konstan. Sedangkan ketika aliran mulai tidak konstan atau berubah dan bergerak menjadi bergejolak maka fluida tersebut sudah berubah menjadi aliran turbulen. Kedua aliran dapat menggalami penurunan tekanan atau Pressure Drop karena adanya gangguan dari luar atau dari permukaan yang yang tidak baik atau kasar. Untuk mengetahui seberapa besar pressure drop tersebut kita dapat melakukan uji coba pada aliran transisi yang terjadi di tengah-tengah aliran laminar dan turbulen terjadi. Aliran transisi tersebut diuji dengan Besar Bilangan Reynolds. | ||
+ | |||
+ | =='''Mekanika Fluida: Rabu, 15 April 2020 (PJJ Pertemuan ke-6)'''== | ||
+ | |||
+ | Assalamualaikum Wr.Wb. pada pertemuan kali ini diawali dengan penjelasan dari Pak Dai yaitu dengan menjelaskan fundamental dari mekanika fluida agar kita dapat dengan mudah mengaplikasikannya kemudian Pak Dai juga menjelaskan konsep-konsep yang membantu dalam memahami fundamental tersebut. Kemudian Pak Dai memberikan materi tentang minor losses, minor losses ini dapat terjadi pada beberapa alat yaitu valve, bends, dan lainnya. Minor losses ini terjadi karena adanya perubahan geometri dari benda yang dialiri fluida. Pressure drop juga berkaitan dengan minor losses ini karena pressure drop merupakan indikasi dari hal tersebut. Dalam menentukan pressure drop digunakan metode atau persamaan yaitu dengan loss coeficient dan perhitungan dalam mencari head loss. Head loss juga diartikan dengan penurunan tekanan pada fluida yang mengalir. Contoh minor losses ini terjadi pada pembesaran pipa. Ketika ada konsumsi energi, semakin besar perbandingan diameter maka semakin besar minor lossesnya. Kemudian contoh yang lain terjaid pada pipa yang membelok, disana terjadi vortex hal itu menyebabkan minor losses. Pak Dai juga memberikan contoh-contoh persamaan. Persamaan yang pertama yaitu mengenai daya dengan persamaan : | ||
+ | |||
+ | P = F . V | ||
+ | |||
+ | Kemudian persamaan yang kedua yaitu mengenai konversi energi | ||
+ | |||
+ | dE/dT = Q + W | ||
+ | |||
+ | Persamaan Bernoulli diturunkan untuk mendapatkan persamaan tekanan statis, tekanan dinamis, dan head pressure | ||
+ | |||
+ | 1/2pv^2 + p.g.h = konstan | ||
+ | |||
+ | =='''Mekanika Fluida: Selasa, 21 April 2020 (PJJ Pertemuan ke-7)'''== | ||
+ | |||
+ | Assalamualaikum Wr.Wb. pada pertemuan kali ini Pak Dai memberi kesempatan kepada bang Agil M'16 untuk menyampaikan materi yang diambil dari skripsi beliau yang mengenai tentang konversi energi air ke mekanikal energi. Fundamental tersebut adalah gaya yang ditimbulkan oleh air yang menyebabkan gerakan blade turbin air akibat perubahan momentum yang terjadi. Kemudian perubahan momentum dan energi potensial terjadi karen perbedaan ketinggian H. Hal itu dibantu dengan energi kinetik yang bekerja. | ||
+ | |||
+ | =='''Mekanika Fluida: 22 April 2020 (PJJ Pertemuan ke-8)'''== | ||
+ | |||
+ | Assalamualaikum Wr. Wb. pada pertemuan kali ini masing-masing mahasiswa diberi kesempatan untuk menjelaskan tentang hal yang paling dipahami selama mempelajari mekanika fluida. Pada pertemuan ini juga Pak Dai memberikan tugas besar dengan deadline hingga seminggu sebelum UAS untuk membuat makalah mengenai aliran fluida internal atau external flow. Penjelasan mengenai internal dan external flow, dapat dijelaskan dengan : | ||
+ | |||
+ | Internal Flow : aliran fluida pada suatu pipa | ||
+ | |||
+ | External Flow : aliran fluida melewati bodi mobil | ||
+ | |||
+ | =='''Mekanika Fluida: 28 April 2020 (PJJ Pertemuan ke-9)'''== | ||
+ | |||
+ | Assalmualaikum Wr.Wb. pada pertemuan kali ini, Pak Dai memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menunjukan kontribusi di wiki page masing-masing dan mencoba memilih satu artikel untuk dijelaskan di depan teman-teman yang lain. Kemudian Pak Dai memberikan pengantar materi yaitu tentang eksternal flow. Eksternal flow ini mempunyai medan aliran yang terjadi pada sekitar benda yang dilewati fluida dan terdapat gradient aliran fluida. Gradient tersebut bisa bernilai + atau - yang menandakan bahwa gradient naik dan gradient turun. | ||
+ | |||
+ | =='''Mekanika Fluida: 29 April 2020 (PJJ Pertemuan ke-10)'''== | ||
+ | |||
+ | Assalamualaikum Wr. Wb. pada pertemuan kali ini Pak Dai memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai apa itu eksternal flow, dimana dalam aplikasi pada pesawat terbang terdapat dua tegangan yaitu : | ||
+ | |||
+ | Tegangan Normal : aliran yang akan memberikan gaya karena distribusi tekanan dan menyebabakan lift pada pesawat | ||
+ | |||
+ | Tegangan Geser : dimana gaya tersebut akan menimbulkan hambatan bagi benda yang dilalui atau drag | ||
+ | |||
+ | Kemudian kelas dilanjutkan dengan penjelasan oleh Bang Edo untuk memberikan simulasi menggunakan CFD-SOF. Simulasi kali ini menggunakan bentuk 3D yaitu dengan bentuk mobil agar kita dapat menganalisis tentang bagaimana aliran yang terjadi saat melalui body mobil dan juga saat sudah melewati body mobil. Tetapi ketika melakukan analisis tetap menggunakan 2D atau dengan kata lain Base Mesh yang dibuat masih berbetuk 3D dkarenakan hanya untuk melihat hasilnya saja. Setalah melakukan simulasi maka dapat disimpulkan bahwa aliran saat melalui body mobil itu mengikuti bentuk geometri body mobil itu sendiri dan setelah melewati body mobil makaarah aliran menjadi acak sehingga timbul banyak streamline yang berkumpul dan saling bertabrakan di bagian belakang mobil. | ||
+ | |||
+ | =='''Sinopsis Tugas Besar : Pengaruh Spoiler pada Coefficient Drag Mobil (Eksternal Flow)'''== | ||
+ | |||
+ | Dalam dunia balap, performa mobil menjadi faktor yang sangat berpengaruh pada kemenangan si pembalap. Performa mobil dapat ditingkatkan dengan beberapa cara seperti peningkatan performa mesin, pengurangan beban mobil, dan peningkatan aerodinamika mobil. Salah satu cara meningkatkan aerodinamika mobil adalah dengan cara menambahkan spoiler dibelakang mobil, Tujuan penambahan spoiler ini adalah meningkatan gaya dorong kebawah (down force) mobil agar traksi pada ban mobil meningkat, serta mengurangi coefficient drag pada mobil, akibatnya mobil mudah dikontrol dan dapat melaju lebih cepat. Bentuk spoiler ini seperti aerofoil namun posisinya terbalik. Posisi ini akan mengakibatkan terdapat perbedaan tekanan (tekanan sisi bawah spoiler lebih tinggi dibanding sisi atas), dan menghasilkan gaya dorong ke bawah. Coefficient Drag juga mempunyai arti sebagai besaran dimensi yang digunakan untuk mengukur drag atau hambatan dari objek dalam lingkungan fluida seperti udara dan air. Hal ini digunakan dalam persamaan drag yang lebih rendah menunjukan objek memiliki hambatan aerodinamik atau hidrodinamik lebih kecil. Koefisien drag ini juga selalu dikaitkan dengan luas permukaan tertentu. | ||
+ | |||
+ | [[File:spoiler.jpg|200px]] [[File:shape.jpg|200px]] | ||
+ | |||
+ | Coefficient drag ini juga dipengaruhi oleh faktor bentuk dan kehalusan permukaan kendaraan ''cd'' dari sebuah mobil dapat dianggap sebagai beban aero terhadap gerakan maju. Bentuk bodi kendaraan yang mempunyai ''cd'' yang kecil dikatakan sebagai bentuk aerodinamis dimana bentuknya adalah ''stream line'' yang mengikuti arah aliran udara yang melewati permukaan bodinya. Besar coefficient drag ini dapat ditentukan dari percobaan terhadap model kendaraan didalam suatu alat pengujian. Jika ingin kendaraan mempunyai kecepatan yang tinggi maka nilai hambatan tersebut harus sekecil mungkin. Hal ini dilakukan agar mesin kendaraan tidak perlu mengeluarkan tenaga lebih untuk membelah angin. | ||
+ | |||
+ | =='''Mekanika Fluida: 5 Mei 2020 (PJJ Pertemuan ke-11)'''== | ||
+ | |||
+ | Assalamualaikum Wr. Wb. pada pertemuan kali ini Pak Dai memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang belum menjelaskan dan memperlihatkan kontribusi dari wikipage. Kemudian Pak Dai menjelaskan alur fundamental terbagi menjadi : | ||
+ | |||
+ | 1. Soft Skill | ||
+ | |||
+ | 2. Understanding | ||
+ | |||
+ | 3. Analytical Skill | ||
+ | |||
+ | Pada poin 1 itu menilai bagaimana kita dapat berkontribusi secara keseluruhan perkembangan belajar di wikipage masing-masing. Kemudian pada poin 2 menjelaskan artikel yang berisi konsep yang paling dimngerti oleh mahasiswa. Poin 3 yaitu menunjukan tugas besar yang telah dikerjakan untuk dijelaskan masalah yang dibawa dan konsep dalam menyelesaikan masalah tersebut dengan teori-teori yang telah dipelajari. | ||
+ | |||
+ | =='''Mekanika Fluida: 6 Mei 2020 (PJJ Pertemuan ke-12)'''== | ||
+ | |||
+ | Assalamualaikum Wr. Wb. pada pertemuan kali ini Pak Dai memberikan lagi kesempatan pada mahasiswa yang ingin menjelaskan kontribusi dari wikipagenya. Lalu, Pak Dai memberikan materi mengenai diskusi kelas yaitu " Mengapa saat diameter membesar, Pressure Drop berkurang?" dan berdasarkan pertanyaan tersebut mahasiswa dapat memberikan tanggapan. Pendapat yang saya berikan adalah : | ||
+ | |||
+ | Pressure Drop adalah hasil dari gaya gesek pada fluida ketika mengalir melalui pipa yang disebabkan oleh resistensi terhadap aliran. Penentu resistensi terhadap aliran fluida adalah kecepatan fluida melalui pipa dan viskositas. Pressure Drop meningkat sebanding dengan gaya geser gesek dalam jaringan pipa. Penurunan tekanan dipengaruhi oleh sebuah jaringan pipa yang berisi rating kekasaran relatif tinggi. Hubungan antara dianmeter pipa dan penurunan tekanan adalah berbanding terbalik. Semakin besar diameter pipa, semakin kecil pressure dropnya. Apabila diameter pipa semakin besar maka kecepatan aliran fluida pada pipa tersebut akan menjadi berkurang dan hal itu menyebabkan resistensi terhadap aliran juga semakin kecil karena gaya gesek pada jaringan pipa ikut mengecil. Kemudian perubahan energi kinetik yang disebabkan oleh gesekan dalam pipa juga ikut berpengaruh pada berkurangnya pressure drop. | ||
+ | |||
+ | Materi pada hari ini pun diakhiri dengan Pak Dai menyampaikan format dari makalah tugas besar yang diberikan. | ||
+ | |||
+ | =='''Mekanika Fluida: 12 Mei 2020 (PJJ Pertemuan ke-13)'''== | ||
+ | |||
+ | Assalamualaikum Wr. Wb. pada pertemuan kali ini Pak Dai memberikan materi tentang drag force. drag force mempunyai pengertia yaiu gaya hambat dari aliran fluida yang mengalir mengenai bidang norma x dari benda yang dilalui. Persamaan Drag adalah sebagai berikut : | ||
+ | |||
+ | '''Drag : Dp + Df + Di''' | ||
+ | |||
+ | Kemudian Pak Dai juga memberikan lanjutan diskusi konsep mengenai aliran fluida yang melewati airfoil. Diskusi yang dibahas adalah mengapa kecepatan diatas airfoil lebih cepat dibagian bawah? menyebabkan perbedaan tekanan? dan faktor apa yang membuat hal tersebut dapat terjadi? dalam menjelaskan hal tersebut Pak Dai menjelaskan dengan konservasi yaitu : | ||
+ | |||
+ | '''V1.A1 = V2. A2''' | ||
+ | |||
+ | Kemudian pada akhir pertemuan Pak Dai memberikan arahan untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa berpendapat di WA. Dan berikut pendapat yang saya sampaikan : | ||
+ | |||
+ | Mengapa kecepatan pada bagian atas airfoil lebih tinggi dibandingkan bawahnya? | ||
+ | |||
+ | |||
+ | Hal ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara airfoil bagian atas dan bagian bawah. Kita misalkan jika di terowongan angin, sebuah airfoil secara sederhana adalah sebuah objek streamline yg disisipkan pada aliran udara yang melewati bagian atas dan bagian bawah akan sama di kedua sisi. Jika airfoil itu dinaikan maka aliran udara akan menabrak dengan sebuah sudut tertentu, molekul udara yg bergerak melewati permukaan atas akan dipaksa bergerak di bawah airfoil, hal ini karena molekul udara diatas harus menjalani jarak yang lebih jauh karena lengkungan dari permukaan yg diatas. Hal tersebut menyebabkan perbedaan tekanan antara bagian atas dan bagian bawah, kemudian terjadi lah penambahan kecepatan di bagian atas airfoil. Perbedaan tekanan antara permukaan atas dan bawah dari airfoil ini juga menambahkan total daya dorong. Sehingga airfoil tersebut dapat terangkat. |
Latest revision as of 21:51, 15 June 2020
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Contents
- 1 BIODATA DIRI
- 2 Mekanika Fluida: Selasa, 31 Maret 2020 (PJJ Pertemuan ke-1)
- 3 Mekanika Fluida : Rabu, 1 April 2020 (PJJ Pertemuan ke-2)
- 4 Mekanika Fluida: Selasa, 7 April 2020 (PJJ Pertemuan ke-3)
- 5 Mekanika Fluida: Rabu, 8 April 2020 (PJJ Pertemuan ke-4)
- 6 Mekanika Fluida: Selasa, 14 April 2020 (PJJ Pertemuan ke-5)
- 7 Mekanika Fluida: Rabu, 15 April 2020 (PJJ Pertemuan ke-6)
- 8 Mekanika Fluida: Selasa, 21 April 2020 (PJJ Pertemuan ke-7)
- 9 Mekanika Fluida: 22 April 2020 (PJJ Pertemuan ke-8)
- 10 Mekanika Fluida: 28 April 2020 (PJJ Pertemuan ke-9)
- 11 Mekanika Fluida: 29 April 2020 (PJJ Pertemuan ke-10)
- 12 Sinopsis Tugas Besar : Pengaruh Spoiler pada Coefficient Drag Mobil (Eksternal Flow)
- 13 Mekanika Fluida: 5 Mei 2020 (PJJ Pertemuan ke-11)
- 14 Mekanika Fluida: 6 Mei 2020 (PJJ Pertemuan ke-12)
- 15 Mekanika Fluida: 12 Mei 2020 (PJJ Pertemuan ke-13)
BIODATA DIRI
Nama : Rasyid Indy Nur Sasongko
NPM : 1806181874
Fakultas/Jurusan : Teknik/Teknik Mesin
Mekanika Fluida: Selasa, 31 Maret 2020 (PJJ Pertemuan ke-1)
Assalamualaikum Wr. Wb. pada pertemuan mekanika fluida hari ini, pembelajaran ini dilakukan secara jarak jauh atau daring (online) dan menggunakan aplikasi yang bernama Zoom.us dan dipandu oleh Asisten Dosen mata kuliah Mekanika Fluida, yaitu Bang Muhammad Hilman Gumelar Syafei yang mempunyai nama panggilan Bang Edo. Bang Edo merupakan salah satu alumni Teknik Mesin 2014 dan sekarang sedang mengambil S2 atas bimbingan Pak Dai.
Secara garis besar, Bang Edo memberikan 2 materi yang berbeda yaitu mengenai Viskositas Fluida atau Kekentalan Fluida dengan menjelaskan materi melalui presentasi dan dilanjutkan dengan simulasi aliran tersebut melalui software CFDSOF v1.5.
Kemudian pada awal penjelasan materi Bang Edo menjelaskan tentang Aliran Laminar dan Turbulent serta membahas Reynolds Number dan memberikan beberapa pertanyaan yang dijadikan pekerjaan rumah yang akan saya cantumkan di bagian bawah pada summary pembelajaran hari Selasa, 31 Maret 2020.
Setelah penjelasan materi dengan presentasi selesai, Bang Edo melanjutkan dengan pengenalan software CFD-SOF. Setelah saya mendengar penjelasan apa itu aplikasi CFD-SOF, saya dapat menyimupulkan bahwa aplikasi CFDSOF merupakan aplikasi yang berguna untuk melakukan simulasi terhadap aliran fluida.
SIMULASI CFDSOF
Bang Edo memberikan materi dan pengenalan terhadap aplikasi CFDSOF ini secara efektif dan jelas. Fungsi share screen yang merupakan salah satu fasilitas di aplikasi Zoom pun dimanfaatkan dengan baik sehingga saya pun bisa mengikuti arahan Bang Edo dengan baik. Dan saya dapat menyimpulkan bahwa, CFDSOF merupakan software simulasi analisis rekayasa berbasis Computational Fluid Dynamics (CFD). Dalam simulasi dibuat geometri yang berbentuk box dan ukuran dimensi yang menggunakan sumbu x,y,z. Simulasi tersebut terbagi atas penentuan base mesh, generate mesh, check mesh, simulation model, fluid properties, dan boundary condition dan di akhir simulasi menekan tombol pada solver. Berikut beberapa gambar yang bisa saya ambil ketika saya mencoba aplikasi CFDSOF dengan arahan Bang Edo:
Tahap selanjutnya yaitu dengan menggunakan aplikasi parallel dari CFDSOF untuk penentuan nilai p pada area geometri, dimana pada hasil simulasi terdapat sebaran area yang berubah dari besar ke kecil. Area Inlet mendapat pressure terbesar dan berangsur mengecil sampai outlet. Berikut gambarnya :
Grafik dari hasil simulasi dengan hubungan momentum residual vs waktu, dengan 110 iterasi yang dihasilkan. Run time dibuat dengan 1000 unit. Berikut gambarnya :
PERTANYAAN DARI ASISTEN DOSEN
1. Apa itu entrance region/aliran masuk?
2. Apa itu fully developed flow/aliran berkembang sempurna?
3. Apa itu entrance length?
4. Apa pengaruh viskositas? dan pengaruh pressure drop dalam pipa?
5. Bagaimana cara menghitung pressure drop suatu aliran dalam laminar/turbulen?
Jawaban dari PR tersebut adalah :
1. Entrance region adalah suatu area atau wilayah yang berada didekat dengan tempat masuknya fluida ke pipa atau bagian pertama dari suatu tempat aliran yang masuk dari suatu sumber aliran fluida itu mengalir.
2. Fully Developed Flow adalah kondisi dimana profil kecepatan fluida akan tetap besarnya. Pada kondisi ini, aliran fluida sudah tidak dipengaruhi oleh efek viskositas dan suda keluar dari boundary layer. Kecepatan fluida untuk aliran berkembang ini titik tercepatnya adalah di garis tengah pipa.
3. Entrance Length adalah panjang dari suatu aliran dari awal masuk hingga mencapai kondisi dimana aliran berkembang secara sempurna.
Untuk Aliran Laminar : le/D = 0,06 Re
Untuk Aliran Turbulent : le/D = 4,4(Re)^1/6
4. Pengaruh viskositas dan pengaruh pressure drop dalam pipa adalah sebagai berikut :
Viskositas dapat diartikan sebagai ukuran yang menyatakan kekentalan dari suatu cairan atau fluida. Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan agar mengalir. Viskositas cairan tersebut akan menimbulkan gesekan antar bagian atau lapisan cairan yang bergerak. Di dalam suatu pipa jika semakin besar viskositas semakin sulit fluida dalam pipa tersebut untuk bergerak. Lalu Pressure drop adalah penurunan tekanan dari satu titik dalam sistem salah satu contohnya adalah pipa ke titik lain yang memiliki tekanan lebih rendah. Aplikasi pada pipa pressure drop meningkat sebanding dengan gesekan dalam jaringan pipa, hal ini pun berlaku untuk sebaliknya.
5. Cara menghitung pressure drop suatu aliran dalam laminar/turbulen :
ΔP = f.1/2.l/D.ρ.V^2
f = 64/Re
Dengan keterangan sebagai berikut :
Keterangan :
ΔP = Pressure drop (perbedaan tekanan) (Pa)
l = Panjang pipa pengukuran tekanan (m)
D = diameter pipa (m)
ρ = Densitas fluida (kg/m^3)
V = Kecepatan aliran fluida (m/s)
Re = Bilangan Reynold : Laminar (<2100) Turbulen (>2100)
Mekanika Fluida : Rabu, 1 April 2020 (PJJ Pertemuan ke-2)
Assalamualaikum Wr. Wb. pada pertemuan kali ini dijelaskan dalam pengaplikasian mekanika fluida melalui 3 tahapan konservasi. Ketiga tahapan tersebut harus dipahami terlebih dahulu agar mudah dalam mengerjakan pengaplikasian mekanika fluida tersebut. Tiga konservasi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Konservasi Massa
Dimana dalam suatu sistem massa total mengalami perubahan secara totoal artinya dapat berubah terhadap jarak atau ruang dan waktu, maka perubahan tersebut dapat diasumsikan sama dengan 0.
2. Konservasi Energi
Dimana dalam suatu sistem energi total mengalami perubahan secara total artinya dapat berubah terhadap jarak atau ruang dan waktu, maka perubahan energi tersebut dapat diasumsikan sebagai W atau kerja dan energi panas atau Q.
3. Konservasi Momentum
Dimana dalam suatu sistem kecepatan dan momentum berubah terhadap jarak atau ruang dan waktu, maka perubahan tersebut dapat diasumsikan dengan sigma F atau total gaya yang terjadi.
Dari persamaan tersebut dapat diturunkan untuk mendapatkan persamaan naviar stoke, persamaan tersebut dapat diaplikasikan pada aliran laminar sebagai contohnya. Kemudian entrance region yaitu aliran masuk fluida belum sepenuhnya berkembang, kemudian fully developed flow yaitu aliran yang memiliki kecepatan berkembang sepenuhnya pada pipa, contohnya entrenace length yaitu jarak yang ditempuh suatu fluida setelah memasuki inlet sebelum berkembang sepenunya.
Kemudian setelah itu kami diberikan simulasi tentang bagaimana mencari pressure drop menggunakan aplikasi CFDSOF. Dengan menggunakan kalkulator didalam aplikasi CFDSOF serta melakukan latian soal seperti pada gambar dibawah ini :
Mekanika Fluida: Selasa, 7 April 2020 (PJJ Pertemuan ke-3)
Assalamualaikum Wr. Wb. pada pertemuan kali ini dimulai dari Pak Dai menjelaskan materi tentang persamaan matematis aliran fluida (governing equation) yang mengatur bagaimana aliran fluida. Pak Dai juga memberikan hal tersebut dengan file yang beliau berikan :
Dalam penjelasan tersebut Pak Dai juga menjelaskan mengenai pengaruh dari viskositas dan kecepatan aliran dalam mempengaruhi atau merubah nilai dari fully developed flow dan entrance length. Pak Dai juga menjelaskan bilangan Reynolds, ialah perbandingan antara inersia force dan friction force, kemudian bilang Reynolds mempengaruhi bentuk aliran, dimana bilangan Reynold yang kecil cenderung mengarah ke aliran laminar begitu pun sebaliknya.
Re = Inertia Force/Friction Force
Selanjutnya Pak Dai memberikan soal 8.2 sebagai berikut :
Mekanika Fluida: Rabu, 8 April 2020 (PJJ Pertemuan ke-4)
Assalamualaikum Wr. Wb. pada pertemuan kali ini diawali dengan penjelasan oleh Pak Dai dengan membahas soal 8.4 dari buku Munson. Beliau menyebutkan bahwa fluida merupakan zat yang terdeformasi secara terus menerus. Hal itu menyebabkan perubahan momentum dari lapisan ke lapisan. Untuk bilangan Reynolds yang rendah maka lapisan akan bergerak secara ideal karena terpengaruh oleh efek viskositas yang besar. Tidak adanya lapisan yang memotong lapisan lain maka disebut juga dengan Aliran Laminar untuk Re yang besar, lapisan mulai berosilasi (saling memotong atau tidak) maka disebut dengan aliran Aliran Transisi. Aliran turbulent mempunyai Re yang besar pula. kecepatan aliran pada aliran turbulen di titik masuk, kecepatan selalu berubah sehingga disebut dengan Rapid Fluctuation
Untuk mengetahui tegangan geser, dapat dicari dengan medlan aliran untuk mengetahui kecepatan lokal di setiap titik (U). Pada aliran Turbulent, sulit untuk memnentukan kecepatan lokal di setiap titik karena kecepatannya yang selalu berubah-ubah. Dan untuk memperkirakan kecepatan lokal di suatu titik maka perlu melalui pendekatan statistik. Dapat diuraikan menjadi kecepatandan kecepatan fluktuasi yaitu dengan persamaan :
Va = Vbar + V'
Aliran Turbulent tersebut mengalami pusaran-pusaran yang disebut dengan Eddies. Setiap pusaran memiliki Eddies yang berbeda-beda pada aliran turbulent. Waktu yang dibutuhkan untuk menjalani satu pusaran dinamakan dengan Longest Fluctuation.
Kemudian setelah itu, Bang Edo menjelaskan hasil simulasi antara aliran laminar dan terbulen. Dan hasil yang dijelaskan adalah pada simulasi tersebut aliran turbulen, efek viskositas atau daerah biru menjadi semakin tipis. Kemudian didapat grafik, dari grafik tersebut dapat dibandingkan bahwa kurva yang cokelat yaitu laminar dan biru adalah turbulent. Pada grafik tersebut juga, grafik biru menunjukkan bahwa pada titikdimana fluida mulai menjauhi dinding pipa, maka efek viskositas dan tegangan geser dindind semakin berkurang. Sehingga yang menjadi dominan adalah tegangan geser turbulen.
Mekanika Fluida: Selasa, 14 April 2020 (PJJ Pertemuan ke-5)
Assalamualaikum Wr.Wb. pada pertemuan kali ini, Pak Dai mengadakan Quiz 1 dimana kami harus membuat artikel yang topiknya berhubungan dengan Soal-Jawab Mekanika Fluida nomor 1-6. Berikut merupakan artikel yang saya buatuntuk quiz ini :
1. Analytical Solution of Laminar Flow Throw the Parallel-Plate
Konsep Aliran Luminar dan Penggunaan Governing Equation
Aliran laminar adalah aliran cairan atau gas dimana fluida melewati saluran secara teratur atau lancar. Kemudian pada aliran ini tekanan, kecepatan, dan property lainnya tetap pada keadaan yang konstan. Dalam dinamika fluida, aliran laminar ini terjadi ketika aliran fluida di lapisan parallel dengan tidak adanya gangguan antar lapisan. Aliran laminar ini juga mempunyai gerakan partikel yang sangat teratur dengan semua partikel bergerak dalam garis lurus sejajar dengan dinding pipa. Aliran laminar ini juga cenderung terjadi pada aliran yang mempunyai kecepatan yang rendah. Partikel fluida mengalir atau bergerak dengan bentuk garis lurus dan sejajar. Kemudian pada kecepatan rendah itu aliran laminar tergambar sebagai filamen panjang yang mengalir sepanjang aliran. Aliran laminar mempunyai bilangan Reynold lebih kecil dari 2300. Kemudian pada case nomor 1, aliran laminar dianggap steady dan incompressible melalui suatu plat parallel, maka fluida yang melewatiplat tersebut mempunyai kecepatan dan tekanan yang konstan di semua titik. Pada mekanika fluida terdapat 3 rumus dasar, yaitu hukum konservasi energi, hukum konservasi massa, dan hukum konservasi momentum.
Untuk analisis studi kasus tersebut digunakan konservasi momentum untuk menganalisis keceptasan fluida pada aliran laminar dalam plat parallel.
2. Laminar Parallel Plate Flow - CFD Simulation
Hubungan Bilangan Reynolds dengan Aliran Luminar
Pada kasus kali ini, kita diperkenalkan dengan konsep Reynold number, yaitu suatu unit tak berdimensi yang menunjukan sifat aliran fluida tersebut. Reynold number secara definisi adalah perbandingan antara Gaya inersia dengan gaya gaya tegang (friction force). Bilangan reynold yang berbeda-beda akan menunujukan profil kecepatan fluida yang berbeda-beda pula. Kecepatan yang rendah dalam suatu aliran itu menunjukan bahwa suatu aliran mempunyai aliran yang berjenis laminar. Karena aliran laminar mempunyai ciri khas yaitu kecepatan yang rendah dan konstan.
3. Turbulent Parallel Plate Flow - CFD Simulation Case Study
Konsep Aliran Turbulent
Pada kasus ini dapat diketahui bahwa, aliran fluida dapat bergerak dalam bentuk lapisan-lapisan melalui pertukaran molekuler yang hanya terjadi diantara lapisan-lapisan yang berdekatan dengan kondisi tersebut. Kondisi ini akan menimbulkan gangguan yang semakin besar hingga tercapai kondisi peralihan pada kecepatan aliran yang bertambah besar atau efek viskositas yang berkurang. Kondisi terlampauinya peralihan menyebabkan sebagian gangguan tersebut semakin kuat, partikel bergerak secara acak dan terjadi pencampuran gerak antar partikel yang berbatasan di dalam lapisan-lapisan tersebut. Hal itu dinamakan dengan aliran turbulent.
4. Soal Jawab Mekanika Fluida, Munson, Example 8.2 Laminar Pipe Flow
Diketahui
viscousity μ = 0.40 N.s/m2
density ρ = 900 kg/m3
diameter D = 0.020 m
Ditanyakan
a) pressure drop (Δp=p1-p2), Q=2×10^-5 m3/s, l=x2-x1=10 m
b) θ saat p1=p2
c) Jika p1 - 200 kPA, berapa tekanan (p) pada x3=5m
dalam hal ini diketahui bahwa kita mengetahui jika kasus tersebut termasuk kasus pada aliran laminar melalui sebuah pipa. Untuk menjawab kasus diatas kita dapat menggunakan Hukum II Newton. Kita juga harus menganalisis gaya-gaya apa saja yang bekerja pada pipa tersebut.
5.Turbulent Pipe Flow Properties, Example 8.4, FFM, Munson Et. AI
Pengaruh Pressure Drop dan Efek viskositas Terhadap Suatu Aliran
Pressure drop didefinisikan sebagai perbedaan tekanan antara dua titik dari jaringan pembawa cairan. Pressure drop terjadi dengan gesekan kekuatan, yang disebabkan oleh resistensi terhadap aliran, pada fluida yang mengalir melalui tabung. Penentu utama resistensi terhadap aliran fluida adalah cairan kecepatan melalui pipa dan cairan viskositas. Pressure drop meningkat sebanding dengan gesekan dalam jaringan pipa. Panjang pipa, diameter pipa, dan kekasaran permukaan pipa juga ikut mempengaruhi hal tersebut. Viskositas juga ikut mempengaruhi dan menimbulkan gaya geser yang bersifat menghambat.
6. Comparison of Laminar or Turbulent Pressure Drop
Pengaruh Perubahan Aliran yang Menyebabkan Pressure Drop
Dalam kasus ini, kita mengetahui bahwa aliran laminar itu mengalir dengan kecepatan yang sama atau konstan. Sedangkan ketika aliran mulai tidak konstan atau berubah dan bergerak menjadi bergejolak maka fluida tersebut sudah berubah menjadi aliran turbulen. Kedua aliran dapat menggalami penurunan tekanan atau Pressure Drop karena adanya gangguan dari luar atau dari permukaan yang yang tidak baik atau kasar. Untuk mengetahui seberapa besar pressure drop tersebut kita dapat melakukan uji coba pada aliran transisi yang terjadi di tengah-tengah aliran laminar dan turbulen terjadi. Aliran transisi tersebut diuji dengan Besar Bilangan Reynolds.
Mekanika Fluida: Rabu, 15 April 2020 (PJJ Pertemuan ke-6)
Assalamualaikum Wr.Wb. pada pertemuan kali ini diawali dengan penjelasan dari Pak Dai yaitu dengan menjelaskan fundamental dari mekanika fluida agar kita dapat dengan mudah mengaplikasikannya kemudian Pak Dai juga menjelaskan konsep-konsep yang membantu dalam memahami fundamental tersebut. Kemudian Pak Dai memberikan materi tentang minor losses, minor losses ini dapat terjadi pada beberapa alat yaitu valve, bends, dan lainnya. Minor losses ini terjadi karena adanya perubahan geometri dari benda yang dialiri fluida. Pressure drop juga berkaitan dengan minor losses ini karena pressure drop merupakan indikasi dari hal tersebut. Dalam menentukan pressure drop digunakan metode atau persamaan yaitu dengan loss coeficient dan perhitungan dalam mencari head loss. Head loss juga diartikan dengan penurunan tekanan pada fluida yang mengalir. Contoh minor losses ini terjadi pada pembesaran pipa. Ketika ada konsumsi energi, semakin besar perbandingan diameter maka semakin besar minor lossesnya. Kemudian contoh yang lain terjaid pada pipa yang membelok, disana terjadi vortex hal itu menyebabkan minor losses. Pak Dai juga memberikan contoh-contoh persamaan. Persamaan yang pertama yaitu mengenai daya dengan persamaan :
P = F . V
Kemudian persamaan yang kedua yaitu mengenai konversi energi
dE/dT = Q + W
Persamaan Bernoulli diturunkan untuk mendapatkan persamaan tekanan statis, tekanan dinamis, dan head pressure
1/2pv^2 + p.g.h = konstan
Mekanika Fluida: Selasa, 21 April 2020 (PJJ Pertemuan ke-7)
Assalamualaikum Wr.Wb. pada pertemuan kali ini Pak Dai memberi kesempatan kepada bang Agil M'16 untuk menyampaikan materi yang diambil dari skripsi beliau yang mengenai tentang konversi energi air ke mekanikal energi. Fundamental tersebut adalah gaya yang ditimbulkan oleh air yang menyebabkan gerakan blade turbin air akibat perubahan momentum yang terjadi. Kemudian perubahan momentum dan energi potensial terjadi karen perbedaan ketinggian H. Hal itu dibantu dengan energi kinetik yang bekerja.
Mekanika Fluida: 22 April 2020 (PJJ Pertemuan ke-8)
Assalamualaikum Wr. Wb. pada pertemuan kali ini masing-masing mahasiswa diberi kesempatan untuk menjelaskan tentang hal yang paling dipahami selama mempelajari mekanika fluida. Pada pertemuan ini juga Pak Dai memberikan tugas besar dengan deadline hingga seminggu sebelum UAS untuk membuat makalah mengenai aliran fluida internal atau external flow. Penjelasan mengenai internal dan external flow, dapat dijelaskan dengan :
Internal Flow : aliran fluida pada suatu pipa
External Flow : aliran fluida melewati bodi mobil
Mekanika Fluida: 28 April 2020 (PJJ Pertemuan ke-9)
Assalmualaikum Wr.Wb. pada pertemuan kali ini, Pak Dai memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menunjukan kontribusi di wiki page masing-masing dan mencoba memilih satu artikel untuk dijelaskan di depan teman-teman yang lain. Kemudian Pak Dai memberikan pengantar materi yaitu tentang eksternal flow. Eksternal flow ini mempunyai medan aliran yang terjadi pada sekitar benda yang dilewati fluida dan terdapat gradient aliran fluida. Gradient tersebut bisa bernilai + atau - yang menandakan bahwa gradient naik dan gradient turun.
Mekanika Fluida: 29 April 2020 (PJJ Pertemuan ke-10)
Assalamualaikum Wr. Wb. pada pertemuan kali ini Pak Dai memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai apa itu eksternal flow, dimana dalam aplikasi pada pesawat terbang terdapat dua tegangan yaitu :
Tegangan Normal : aliran yang akan memberikan gaya karena distribusi tekanan dan menyebabakan lift pada pesawat
Tegangan Geser : dimana gaya tersebut akan menimbulkan hambatan bagi benda yang dilalui atau drag
Kemudian kelas dilanjutkan dengan penjelasan oleh Bang Edo untuk memberikan simulasi menggunakan CFD-SOF. Simulasi kali ini menggunakan bentuk 3D yaitu dengan bentuk mobil agar kita dapat menganalisis tentang bagaimana aliran yang terjadi saat melalui body mobil dan juga saat sudah melewati body mobil. Tetapi ketika melakukan analisis tetap menggunakan 2D atau dengan kata lain Base Mesh yang dibuat masih berbetuk 3D dkarenakan hanya untuk melihat hasilnya saja. Setalah melakukan simulasi maka dapat disimpulkan bahwa aliran saat melalui body mobil itu mengikuti bentuk geometri body mobil itu sendiri dan setelah melewati body mobil makaarah aliran menjadi acak sehingga timbul banyak streamline yang berkumpul dan saling bertabrakan di bagian belakang mobil.
Sinopsis Tugas Besar : Pengaruh Spoiler pada Coefficient Drag Mobil (Eksternal Flow)
Dalam dunia balap, performa mobil menjadi faktor yang sangat berpengaruh pada kemenangan si pembalap. Performa mobil dapat ditingkatkan dengan beberapa cara seperti peningkatan performa mesin, pengurangan beban mobil, dan peningkatan aerodinamika mobil. Salah satu cara meningkatkan aerodinamika mobil adalah dengan cara menambahkan spoiler dibelakang mobil, Tujuan penambahan spoiler ini adalah meningkatan gaya dorong kebawah (down force) mobil agar traksi pada ban mobil meningkat, serta mengurangi coefficient drag pada mobil, akibatnya mobil mudah dikontrol dan dapat melaju lebih cepat. Bentuk spoiler ini seperti aerofoil namun posisinya terbalik. Posisi ini akan mengakibatkan terdapat perbedaan tekanan (tekanan sisi bawah spoiler lebih tinggi dibanding sisi atas), dan menghasilkan gaya dorong ke bawah. Coefficient Drag juga mempunyai arti sebagai besaran dimensi yang digunakan untuk mengukur drag atau hambatan dari objek dalam lingkungan fluida seperti udara dan air. Hal ini digunakan dalam persamaan drag yang lebih rendah menunjukan objek memiliki hambatan aerodinamik atau hidrodinamik lebih kecil. Koefisien drag ini juga selalu dikaitkan dengan luas permukaan tertentu.
Coefficient drag ini juga dipengaruhi oleh faktor bentuk dan kehalusan permukaan kendaraan cd dari sebuah mobil dapat dianggap sebagai beban aero terhadap gerakan maju. Bentuk bodi kendaraan yang mempunyai cd yang kecil dikatakan sebagai bentuk aerodinamis dimana bentuknya adalah stream line yang mengikuti arah aliran udara yang melewati permukaan bodinya. Besar coefficient drag ini dapat ditentukan dari percobaan terhadap model kendaraan didalam suatu alat pengujian. Jika ingin kendaraan mempunyai kecepatan yang tinggi maka nilai hambatan tersebut harus sekecil mungkin. Hal ini dilakukan agar mesin kendaraan tidak perlu mengeluarkan tenaga lebih untuk membelah angin.
Mekanika Fluida: 5 Mei 2020 (PJJ Pertemuan ke-11)
Assalamualaikum Wr. Wb. pada pertemuan kali ini Pak Dai memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang belum menjelaskan dan memperlihatkan kontribusi dari wikipage. Kemudian Pak Dai menjelaskan alur fundamental terbagi menjadi :
1. Soft Skill
2. Understanding
3. Analytical Skill
Pada poin 1 itu menilai bagaimana kita dapat berkontribusi secara keseluruhan perkembangan belajar di wikipage masing-masing. Kemudian pada poin 2 menjelaskan artikel yang berisi konsep yang paling dimngerti oleh mahasiswa. Poin 3 yaitu menunjukan tugas besar yang telah dikerjakan untuk dijelaskan masalah yang dibawa dan konsep dalam menyelesaikan masalah tersebut dengan teori-teori yang telah dipelajari.
Mekanika Fluida: 6 Mei 2020 (PJJ Pertemuan ke-12)
Assalamualaikum Wr. Wb. pada pertemuan kali ini Pak Dai memberikan lagi kesempatan pada mahasiswa yang ingin menjelaskan kontribusi dari wikipagenya. Lalu, Pak Dai memberikan materi mengenai diskusi kelas yaitu " Mengapa saat diameter membesar, Pressure Drop berkurang?" dan berdasarkan pertanyaan tersebut mahasiswa dapat memberikan tanggapan. Pendapat yang saya berikan adalah :
Pressure Drop adalah hasil dari gaya gesek pada fluida ketika mengalir melalui pipa yang disebabkan oleh resistensi terhadap aliran. Penentu resistensi terhadap aliran fluida adalah kecepatan fluida melalui pipa dan viskositas. Pressure Drop meningkat sebanding dengan gaya geser gesek dalam jaringan pipa. Penurunan tekanan dipengaruhi oleh sebuah jaringan pipa yang berisi rating kekasaran relatif tinggi. Hubungan antara dianmeter pipa dan penurunan tekanan adalah berbanding terbalik. Semakin besar diameter pipa, semakin kecil pressure dropnya. Apabila diameter pipa semakin besar maka kecepatan aliran fluida pada pipa tersebut akan menjadi berkurang dan hal itu menyebabkan resistensi terhadap aliran juga semakin kecil karena gaya gesek pada jaringan pipa ikut mengecil. Kemudian perubahan energi kinetik yang disebabkan oleh gesekan dalam pipa juga ikut berpengaruh pada berkurangnya pressure drop.
Materi pada hari ini pun diakhiri dengan Pak Dai menyampaikan format dari makalah tugas besar yang diberikan.
Mekanika Fluida: 12 Mei 2020 (PJJ Pertemuan ke-13)
Assalamualaikum Wr. Wb. pada pertemuan kali ini Pak Dai memberikan materi tentang drag force. drag force mempunyai pengertia yaiu gaya hambat dari aliran fluida yang mengalir mengenai bidang norma x dari benda yang dilalui. Persamaan Drag adalah sebagai berikut :
Drag : Dp + Df + Di
Kemudian Pak Dai juga memberikan lanjutan diskusi konsep mengenai aliran fluida yang melewati airfoil. Diskusi yang dibahas adalah mengapa kecepatan diatas airfoil lebih cepat dibagian bawah? menyebabkan perbedaan tekanan? dan faktor apa yang membuat hal tersebut dapat terjadi? dalam menjelaskan hal tersebut Pak Dai menjelaskan dengan konservasi yaitu :
V1.A1 = V2. A2
Kemudian pada akhir pertemuan Pak Dai memberikan arahan untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa berpendapat di WA. Dan berikut pendapat yang saya sampaikan :
Mengapa kecepatan pada bagian atas airfoil lebih tinggi dibandingkan bawahnya?
Hal ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara airfoil bagian atas dan bagian bawah. Kita misalkan jika di terowongan angin, sebuah airfoil secara sederhana adalah sebuah objek streamline yg disisipkan pada aliran udara yang melewati bagian atas dan bagian bawah akan sama di kedua sisi. Jika airfoil itu dinaikan maka aliran udara akan menabrak dengan sebuah sudut tertentu, molekul udara yg bergerak melewati permukaan atas akan dipaksa bergerak di bawah airfoil, hal ini karena molekul udara diatas harus menjalani jarak yang lebih jauh karena lengkungan dari permukaan yg diatas. Hal tersebut menyebabkan perbedaan tekanan antara bagian atas dan bagian bawah, kemudian terjadi lah penambahan kecepatan di bagian atas airfoil. Perbedaan tekanan antara permukaan atas dan bawah dari airfoil ini juga menambahkan total daya dorong. Sehingga airfoil tersebut dapat terangkat.