Difference between revisions of "Lee Klein Sinaga"

From ccitonlinewiki
Jump to: navigation, search
 
(18 intermediate revisions by the same user not shown)
Line 1: Line 1:
TEMPERATURE DISTRIBUTION ANALYSIS ON MINI RADIANT INFANT WARMER
+
'''TEMPERATURE DISTRIBUTION ANALYSIS ON MINI RADIANT INFANT WARMER
 +
'''
  
1. BACKGROUND
+
'''1. BACKGROUND'''
  
Menurut data World Bank 2021, angka kematian bayi neonatal (usia 0-28 hari) di Indonesia adalah 11 dari 1000 bayi lahir hidup. Jika dibandingkan dengan negara-negara kawasan Asia Tenggara, Indonesia berada pada urutan ke-5 tertinggi dari 10 negara. Berdasarkan data pada jurnal The Trends of Neonatal Mortality Rate Among South East Asia Countries from 2000-2017 oleh Sani Rachman Soleman bahwa ada kesamaan penyebab utama kematian bayi neonatal di negara Indonesia dan Malaysia yaitu prematuritas atau bayi lahir kurang bulan.Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 53 tahun 2014, penyumbang utama kematian BBLR adalah prematuritas, infeksi, asfiksia lahir, hipotermia dan pemberian ASI yang kurang adekuat. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa kematian karena hipotermia pada bayi berat lahir rendah (BBLR) dan bayi prematur jumlahnya cukup bermakna. Perilaku/kebiasaan yang merugikan seperti memandikan bayi segera setelah lahir atau tidak segera menyelimuti bayi setelah lahir, dapat meningkatkan risiko hipotermia pada bayi baru lahir. Intervensi untuk menjaga bayi baru lahir tetap hangat dapat menurunkan kematian neonatal sebanyak 18-42% (The Lancet Neonatal Survival 2005).
+
Menurut data World Bank 2021, angka kematian bayi neonatal (usia 0-28 hari) di Indonesia adalah 11 dari 1000 bayi lahir hidup. Jika dibandingkan dengan negara-negara kawasan Asia Tenggara, Indonesia berada pada urutan ke-5 tertinggi dari 10 negara. Menurut data pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 53 tahun 2014, penyumbang utama kematian BBLR adalah prematuritas, infeksi, asfiksia lahir, hipotermia dan pemberian ASI yang kurang adekuat. Menurut buku terbitan WHO, Thermal Control of the Newborn: A practical Guide mendefenisikan range temperature normal bayi baru lahir adalah 36,5 - 37,5 derajat Celcius. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa kematian karena hipotermia pada bayi berat lahir rendah (BBLR) dan bayi prematur jumlahnya cukup bermakna dan ntervensi untuk menjaga bayi baru lahir tetap hangat dapat menurunkan kematian neonatal sebanyak 18-42% (The Lancet Neonatal Survival 2005).
  
Untuk menjaga kondisi tubuh dalam keseimbangan homeostatis, maka tubuh perlu memberikan reaksi terhadap perubahan lingkungan. Secara sederhana, untuk memberikan reaksi, tubuh perlu mengetahui dulu aksi atau stimulus apa yang terjadi. Stimulus yang diterjemahkan menjadi impulse ini akan ditangkap oleh receptor pada neuron system saraf yaitu denrites kemudian, akan dikirim sinyal oleh axon ke Central Nervous System yang akan mengelola informasi tersebut dan mengeluarkan perintah respon ke effector yaitu organ-organ. Bayi baru lahir belum memiliki kemampuan untuk mengatur temperatur tubuh sendiri karena sistem thermoregulatory bayi belum berkembang sepenuhnya. Otak bayi belum dapat memberikan perintah respon ke otot untuk bergerak dan menghasilkan panas tambahan untuk menyeimbangkan temperatur tubuh. Sehingga, dengan menggunakan radiant infant warmer, bayi baru lahir dibantu untuk menghangatkan tubuhnya.  
+
Bayi baru lahir belum memiliki kemampuan untuk mengatur temperatur tubuh sendiri karena sistem thermoregulatory bayi belum berkembang sepenuhnya. Otak bayi belum dapat memberikan perintah respon ke otot untuk bergerak dan menghasilkan panas tambahan untuk menyeimbangkan temperatur tubuh. Sehingga, dengan menggunakan radiant infant warmer, bayi baru lahir dibantu untuk menghangatkan tubuhnya. Radiant infant warmer memungkinkan tenaga medis atau perawat untuk melakukan tindakan medis ataupun pembersihan terhadap bayi baru lahir sembari tetap menjaga temperatur bayi pada range normal.  
  
Berikut adalah perbandingan spesifikasi dan harga beberapa produk radiant infant warmer. Dapat dilihat bahwa berat peralatan berada di atas 100 kg, sehingga tidak memungkinkan peralatan tersebut dapat dipindahkan secara mobile dengan mudah. Jika dilihat dari sisi pemakaian daya, produk-produk tersebut memiliki daya yang besar sehingga tidak memungkinkan digunakan pada rumah-rumah yang memiliki kapasitas daya yang kecil. Dikarenakan produk tersebut sudah memiliki merk dan dengan kompleksitas fitur yang ada sehingga produk tersebut memiliki harga yang sangat mahal.
 
  
[[File:Harga.png]]
+
'''2. MINI RADIANT INFANT WARMER'''
  
Dengan begitu, diperlukan sebuah alat yang memiliki dimensi yang lebih ringkas dengan harga yang lebih murah.  
+
Radiant infant warmer versi rumah sakit pada umumnya dilengkapi dengan fitur resusitasi dan dimensi yang besar, sehingga menghasilkan harga yang relatif mahal. Menurut data Riskesdas 2018 Kementerian Kesehatan, Provinsi Maluku, Maluku Utara, Papua dan Kalimantan Tengah memiliki persentase proporsi lebih dari 50% yang memilih rumah sebagai tempat persalinan. Artinya, ada lebih dari 50% proses persalinan di daerah tersebut yang tidak menggunakan alat radiant infant warmer. Ini terjadi karena ketimpangan fasilitas kesehatan yang ada di luar pulau Jawa, sehingga diperlukan alat yang memiliki fungsi yang sama, menjaga temperatur normal bayi neonatal, namun memiliki biaya produksi yang murah dan juga dimensi yang ringkas.  
  
 +
Dimensi dari mini radiant infant warmer adalah sebagai berikut:
  
2. COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC
+
[[File:Dimension table.png]]
 +
 
 +
 
 +
'''3. ANALISIS DISTRIBUSI TEMPERATUR DENGAN METODE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC'''
 +
 
 +
Computational fluid dynamics or CFD is the analysis of systems involving fluid flow, heat transfer and associated phenomena such as chemical reactions by means of computer-based simulation. Penelitian ini menyajikan bagaimana menggunakan konsep CFD untuk menganalisis distribusi temperatur pada matras bayi di alat mini radiant infant warmer dengan memvariasikan jarak antar heater dan matras. Sehingga dari hasil analisis dapat memberikan tambahan wawasan untuk mendesain alat mini radiant infant warmer yang lebih efisien.
 +
 
 +
OpenFoam merupakan salah satu perangkat lunak CFD open source yang dapat digunakan untuk mensimulasikan pergerakan partikel fluida pada satu volume control yang kontinu.
 +
 
 +
Asumsi simulasi:
 +
 
 +
- Geometri dan dimensi untuk simulasi ini adalah desain mini radiant infant warmer dengan heater unit berupa bola lampu radiasi, bukan merupakan lampu tabung panjang.
 +
 
 +
[[File:Dimension model.png]]
 +
 
 +
- Heater unit dimodelkan dalam bentuk setengah bola dengan heat flux yang sudah ditentukan. Diasumsikan bahwa daya yang diketahui dari alat sudah sepenuhnya tertransformasi menjadi panas.
 +
 
 +
- Emisivitas dari heater diasumsikan 0.95
 +
 
 +
- Simulasi diasumsikan dalam kondisi steady state
 +
 
 +
- Gaya gravitasi dipertimbangkan dalam simulasi
 +
 
 +
- Solver yang digunakan adalah buoyantSimpleFoam

Latest revision as of 13:31, 15 December 2023

TEMPERATURE DISTRIBUTION ANALYSIS ON MINI RADIANT INFANT WARMER

1. BACKGROUND

Menurut data World Bank 2021, angka kematian bayi neonatal (usia 0-28 hari) di Indonesia adalah 11 dari 1000 bayi lahir hidup. Jika dibandingkan dengan negara-negara kawasan Asia Tenggara, Indonesia berada pada urutan ke-5 tertinggi dari 10 negara. Menurut data pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 53 tahun 2014, penyumbang utama kematian BBLR adalah prematuritas, infeksi, asfiksia lahir, hipotermia dan pemberian ASI yang kurang adekuat. Menurut buku terbitan WHO, Thermal Control of the Newborn: A practical Guide mendefenisikan range temperature normal bayi baru lahir adalah 36,5 - 37,5 derajat Celcius. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa kematian karena hipotermia pada bayi berat lahir rendah (BBLR) dan bayi prematur jumlahnya cukup bermakna dan ntervensi untuk menjaga bayi baru lahir tetap hangat dapat menurunkan kematian neonatal sebanyak 18-42% (The Lancet Neonatal Survival 2005).

Bayi baru lahir belum memiliki kemampuan untuk mengatur temperatur tubuh sendiri karena sistem thermoregulatory bayi belum berkembang sepenuhnya. Otak bayi belum dapat memberikan perintah respon ke otot untuk bergerak dan menghasilkan panas tambahan untuk menyeimbangkan temperatur tubuh. Sehingga, dengan menggunakan radiant infant warmer, bayi baru lahir dibantu untuk menghangatkan tubuhnya. Radiant infant warmer memungkinkan tenaga medis atau perawat untuk melakukan tindakan medis ataupun pembersihan terhadap bayi baru lahir sembari tetap menjaga temperatur bayi pada range normal.


2. MINI RADIANT INFANT WARMER

Radiant infant warmer versi rumah sakit pada umumnya dilengkapi dengan fitur resusitasi dan dimensi yang besar, sehingga menghasilkan harga yang relatif mahal. Menurut data Riskesdas 2018 Kementerian Kesehatan, Provinsi Maluku, Maluku Utara, Papua dan Kalimantan Tengah memiliki persentase proporsi lebih dari 50% yang memilih rumah sebagai tempat persalinan. Artinya, ada lebih dari 50% proses persalinan di daerah tersebut yang tidak menggunakan alat radiant infant warmer. Ini terjadi karena ketimpangan fasilitas kesehatan yang ada di luar pulau Jawa, sehingga diperlukan alat yang memiliki fungsi yang sama, menjaga temperatur normal bayi neonatal, namun memiliki biaya produksi yang murah dan juga dimensi yang ringkas.

Dimensi dari mini radiant infant warmer adalah sebagai berikut:

Dimension table.png


3. ANALISIS DISTRIBUSI TEMPERATUR DENGAN METODE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC

Computational fluid dynamics or CFD is the analysis of systems involving fluid flow, heat transfer and associated phenomena such as chemical reactions by means of computer-based simulation. Penelitian ini menyajikan bagaimana menggunakan konsep CFD untuk menganalisis distribusi temperatur pada matras bayi di alat mini radiant infant warmer dengan memvariasikan jarak antar heater dan matras. Sehingga dari hasil analisis dapat memberikan tambahan wawasan untuk mendesain alat mini radiant infant warmer yang lebih efisien.

OpenFoam merupakan salah satu perangkat lunak CFD open source yang dapat digunakan untuk mensimulasikan pergerakan partikel fluida pada satu volume control yang kontinu.

Asumsi simulasi:

- Geometri dan dimensi untuk simulasi ini adalah desain mini radiant infant warmer dengan heater unit berupa bola lampu radiasi, bukan merupakan lampu tabung panjang.

Dimension model.png

- Heater unit dimodelkan dalam bentuk setengah bola dengan heat flux yang sudah ditentukan. Diasumsikan bahwa daya yang diketahui dari alat sudah sepenuhnya tertransformasi menjadi panas.

- Emisivitas dari heater diasumsikan 0.95

- Simulasi diasumsikan dalam kondisi steady state

- Gaya gravitasi dipertimbangkan dalam simulasi

- Solver yang digunakan adalah buoyantSimpleFoam