http://air.eng.ui.ac.id/api.php?action=feedcontributions&user=Fadhildwnd&feedformat=atomccitonlinewiki - User contributions [en]2024-03-29T00:12:02ZUser contributionsMediaWiki 1.30.0http://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=Generator&diff=35798Generator2020-05-23T07:44:18Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div>'''<br />
''' Generator '''<br />
<br />
Oleh '''Mohammad Fadhil Dwinanda'''<br />
'''<br />
----<br />
<br />
<br />
Agar rotasi dari Turbin Archimedes dapat menghasilkan listrik, kita membutuhkan generator untuk mengubah energi mekanik yang dihasilkan oleh Turbin Archimedes menjadi energi listrik. Generator yang kami gunakan dibeli melalui ''marketplace online'' Tokopedia dengan spesifikasi sebagai berikut : <br />
<br />
Generator 8000 Rpm Mini Drill<br />
Dinamo DC 12v 24v Hosiden Japan Mini Generator 8000 Rpm Mini Drill<br />
<br />
Dinamo DC 12V 24V Spindle CNC Spindle Motor<br />
<br />
- Panjang 74mm<br />
<br />
- Diameter Tube 42mm<br />
<br />
- Diameter Shaft 5mm<br />
<br />
- Panjang Shaft 15mm<br />
<br />
- Double Shaft<br />
<br />
<br />
[[File:133135.jpg|center|border|400px]]<br />
<br />
<br />
[[File:133136.jpg|center|border|400px]]<br />
<br />
Gambar 1 & 2. Generator yang digunakan<br />
<br />
<br />
Berikutnya, sebelum dipasang ke ''mounting'' dan sistemnya, kami terlebih dahulu melakukan tes pada generator tersebut, apakah dapat berfungsi atau tidak. Tes yang kami lakukan cukup sederhana, yaitu dengan memutar ''shaft'' dari generator dan menghubungkan kedua kutubnya dengan alat multimeter, untuk mengetahui apakah ada tegangan listrik yang dihasilkan oleh generator atau tidak.<br />
<br />
Hasilnya, generator menghasilkan tegangan listrik, walaupun kecil dan tidak stabil karena metode tes yang sederhana dan putaran yang diberikan tidak konstan.<br />
<br />
<br />
[[File:135299.jpg|center|border|400px]]<br />
<br />
Gambar 3. Tes generator dengan alat multimeter<br />
<br />
<br />
[[File:135300.jpg|center|border|400px]]<br />
<br />
Gambar 4. Multimeter menunjukkan voltase yang dihasilkan generator<br />
<br />
<br />
Berikutnya, generator akan dipasang di ''mounting''-nya dan akan dites menggunakan putaran dari Turbin Archimedes.</div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=Generator&diff=35797Generator2020-05-23T07:42:58Z<p>Fadhildwnd: Created page with "''' ''' Generator ''' Oleh '''Mohammad Fadhil Dwinanda''' ''' ---- Agar rotasi dari Turbin Archimedes dapat menghasilkan listrik, kita membutuhkan generator untuk mengubah..."</p>
<hr />
<div>'''<br />
''' Generator '''<br />
<br />
Oleh '''Mohammad Fadhil Dwinanda'''<br />
'''<br />
----<br />
<br />
<br />
Agar rotasi dari Turbin Archimedes dapat menghasilkan listrik, kita membutuhkan generator untuk mengubah energi mekanik yang dihasilkan oleh Turbin Archimedes menjadi energi listrik. Generator yang kami gunakan dibeli melalui ''marketplace online'' Tokopedia dengan spesifikasi sebagai berikut : <br />
<br />
Generator 8000 Rpm Mini Drill<br />
Dinamo DC 12v 24v Hosiden Japan Mini Generator 8000 Rpm Mini Drill<br />
<br />
Dinamo DC 12V 24V Spindle CNC Spindle Motor<br />
<br />
Panjang 74mm<br />
Diameter Tube 42mm<br />
Diameter Shaft 5mm<br />
Panjang Shaft 15mm<br />
Double Shaft<br />
<br />
<br />
[[File:133135.jpg|center|border|400px]]<br />
<br />
<br />
[[File:133136.jpg|center|border|400px]]<br />
<br />
Gambar 1 & 2. Generator yang digunakan<br />
<br />
<br />
Berikutnya, sebelum dipasang ke ''mounting'' dan sistemnya, kami terlebih dahulu melakukan tes pada generator tersebut, apakah dapat berfungsi atau tidak. Tes yang kami lakukan cukup sederhana, yaitu dengan memutar ''shaft'' dari generator dan menghubungkan kedua kutubnya dengan alat multimeter, untuk mengetahui apakah ada tegangan listrik yang dihasilkan oleh generator atau tidak.<br />
<br />
Hasilnya, generator menghasilkan tegangan listrik, walaupun kecil dan tidak stabil karena metode tes yang sederhana dan putaran yang diberikan tidak konstan.<br />
<br />
<br />
[[File:135299.jpg|center|border|400px]]<br />
<br />
Gambar 3. Tes generator dengan alat multimeter<br />
<br />
<br />
[[File:135300.jpg|center|border|400px]]<br />
<br />
Gambar 4. Multimeter menunjukkan voltase yang dihasilkan generator<br />
<br />
<br />
Berikutnya, generator akan dipasang di ''mounting''-nya dan akan dites menggunakan putaran dari Turbin Archimedes.</div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=File:135300.jpg&diff=35796File:135300.jpg2020-05-23T07:40:59Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div></div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=File:135299.jpg&diff=35795File:135299.jpg2020-05-23T07:39:02Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div></div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=File:133136.jpg&diff=35794File:133136.jpg2020-05-23T07:33:13Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div></div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=File:133135.jpg&diff=35793File:133135.jpg2020-05-23T07:30:50Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div></div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=Utilization_of_Archimedes_Conical_Hydro_Turbine_for_Small_Water_Streams_(Kelompok_14_dan_32)&diff=35792Utilization of Archimedes Conical Hydro Turbine for Small Water Streams (Kelompok 14 dan 32)2020-05-23T07:24:26Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div>[[Mounting and Turbine]]<br />
<br />
[[Shaft (Turbine - Bevel and Bevel - Generator)]]<br />
<br />
[[Valve, Motor, and Control System]]<br />
<br />
[[Generator]]</div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=Shaft_(Turbine_-_Bevel_and_Bevel_-_Generator)&diff=33465Shaft (Turbine - Bevel and Bevel - Generator)2020-04-25T15:26:10Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div>'''<br />
''' Shaft '''<br />
<br />
Oleh '''Mohammad Fadhil Dwinanda'''<br />
'''<br />
----<br />
<br />
<br />
Pada sistem ini, terdapat dua ''shaft'' yang memiliki fungsi yang berbeda. Pertama, ''shaft turbine - bevel'' yang menghubungkan antara komponen turbin dengan bevel. Yang kedua adalah ''shaft bevel - generator'' yang menghubungkan antara komponen generator dengan bevel. Kedua ''shaft'' ini memiliki sistem ''coupling'' yang ditunjukkan pada gambar dibawah. Sistem ''coupling'' pada ''shaft turbine - bevel'' berguna untuk memudahkan proses ''joining'' atau penggabungan antara shaft dengan turbin dan juga bevel, sehingga mengurangi kemungkinan ''failure'' pada saat turbin melakukan rotasi.<br />
<br />
<br />
Sistem yang sama dapat ditemukan juga pada ''shaft bevel - generator''. Ukuran antara ''shaft'' dengan turbin maupun bevel memiliki toleransi ukuran 0.5 mm agar ''coupling'' dapat dengan mudah masuk ke dalam ''keyway'' yang telah di-''cut'' di turbin maupun bevel.<br />
<br />
<br />
<br />
[[File:Shaft bevel-turbine.jpg|center|border|400px]]<br />
<br />
Gambar 1. Desain 3D dari ''shaft turbine - bevel'' dan ''shaft bevel - generator''<br />
<br />
<br />
<br />
[[File:Shaft bevel turbin.jpeg|center|border|400px]]<br />
<br />
Gambar 2. ''Shaft turbine - bevel'' dan ''shaft bevel - generator'' setelah dilakukan 3D Print<br />
<br />
<br />
<br />
Proses desain dilakukan oleh seluruh tim konstruksi (Thareq Wibisono, Andrew Defanto, Mohammad Fadhil Dwinanda, Muhammad Shadani Pahlevi, dan Muhammad Raihan Haryadi Dwi Putro) dan proses 3D Print kedua bagian ini dilakukan oleh Mohammad Fadhil Dwinanda.</div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=Shaft_(Turbine_-_Bevel_and_Bevel_-_Generator)&diff=33464Shaft (Turbine - Bevel and Bevel - Generator)2020-04-25T15:25:53Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div>'''<br />
''' Shaft '''<br />
<br />
Oleh '''Mohammad Fadhil Dwinanda'''<br />
'''<br />
<br />
Pada sistem ini, terdapat dua ''shaft'' yang memiliki fungsi yang berbeda. Pertama, ''shaft turbine - bevel'' yang menghubungkan antara komponen turbin dengan bevel. Yang kedua adalah ''shaft bevel - generator'' yang menghubungkan antara komponen generator dengan bevel. Kedua ''shaft'' ini memiliki sistem ''coupling'' yang ditunjukkan pada gambar dibawah. Sistem ''coupling'' pada ''shaft turbine - bevel'' berguna untuk memudahkan proses ''joining'' atau penggabungan antara shaft dengan turbin dan juga bevel, sehingga mengurangi kemungkinan ''failure'' pada saat turbin melakukan rotasi.<br />
<br />
<br />
Sistem yang sama dapat ditemukan juga pada ''shaft bevel - generator''. Ukuran antara ''shaft'' dengan turbin maupun bevel memiliki toleransi ukuran 0.5 mm agar ''coupling'' dapat dengan mudah masuk ke dalam ''keyway'' yang telah di-''cut'' di turbin maupun bevel.<br />
<br />
<br />
<br />
[[File:Shaft bevel-turbine.jpg|center|border|400px]]<br />
<br />
Gambar 1. Desain 3D dari ''shaft turbine - bevel'' dan ''shaft bevel - generator''<br />
<br />
<br />
<br />
[[File:Shaft bevel turbin.jpeg|center|border|400px]]<br />
<br />
Gambar 2. ''Shaft turbine - bevel'' dan ''shaft bevel - generator'' setelah dilakukan 3D Print<br />
<br />
<br />
<br />
Proses desain dilakukan oleh seluruh tim konstruksi (Thareq Wibisono, Andrew Defanto, Mohammad Fadhil Dwinanda, Muhammad Shadani Pahlevi, dan Muhammad Raihan Haryadi Dwi Putro) dan proses 3D Print kedua bagian ini dilakukan oleh Mohammad Fadhil Dwinanda.</div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=Shaft_(Turbine_-_Bevel_and_Bevel_-_Generator)&diff=33463Shaft (Turbine - Bevel and Bevel - Generator)2020-04-25T15:25:43Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div>'''<br />
''' Shaft '''<br />
Oleh '''Mohammad Fadhil Dwinanda'''<br />
'''<br />
<br />
Pada sistem ini, terdapat dua ''shaft'' yang memiliki fungsi yang berbeda. Pertama, ''shaft turbine - bevel'' yang menghubungkan antara komponen turbin dengan bevel. Yang kedua adalah ''shaft bevel - generator'' yang menghubungkan antara komponen generator dengan bevel. Kedua ''shaft'' ini memiliki sistem ''coupling'' yang ditunjukkan pada gambar dibawah. Sistem ''coupling'' pada ''shaft turbine - bevel'' berguna untuk memudahkan proses ''joining'' atau penggabungan antara shaft dengan turbin dan juga bevel, sehingga mengurangi kemungkinan ''failure'' pada saat turbin melakukan rotasi.<br />
<br />
<br />
Sistem yang sama dapat ditemukan juga pada ''shaft bevel - generator''. Ukuran antara ''shaft'' dengan turbin maupun bevel memiliki toleransi ukuran 0.5 mm agar ''coupling'' dapat dengan mudah masuk ke dalam ''keyway'' yang telah di-''cut'' di turbin maupun bevel.<br />
<br />
<br />
<br />
[[File:Shaft bevel-turbine.jpg|center|border|400px]]<br />
<br />
Gambar 1. Desain 3D dari ''shaft turbine - bevel'' dan ''shaft bevel - generator''<br />
<br />
<br />
<br />
[[File:Shaft bevel turbin.jpeg|center|border|400px]]<br />
<br />
Gambar 2. ''Shaft turbine - bevel'' dan ''shaft bevel - generator'' setelah dilakukan 3D Print<br />
<br />
<br />
<br />
Proses desain dilakukan oleh seluruh tim konstruksi (Thareq Wibisono, Andrew Defanto, Mohammad Fadhil Dwinanda, Muhammad Shadani Pahlevi, dan Muhammad Raihan Haryadi Dwi Putro) dan proses 3D Print kedua bagian ini dilakukan oleh Mohammad Fadhil Dwinanda.</div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=Shaft_(Turbine_-_Bevel_and_Bevel_-_Generator)&diff=33462Shaft (Turbine - Bevel and Bevel - Generator)2020-04-25T15:25:17Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div>'''<br />
''' Shaft '''<br />
<br />
<br />
Oleh '''Mohammad Fadhil Dwinanda'''<br />
<br />
<br />
'''<br />
----<br />
<br />
Pada sistem ini, terdapat dua ''shaft'' yang memiliki fungsi yang berbeda. Pertama, ''shaft turbine - bevel'' yang menghubungkan antara komponen turbin dengan bevel. Yang kedua adalah ''shaft bevel - generator'' yang menghubungkan antara komponen generator dengan bevel. Kedua ''shaft'' ini memiliki sistem ''coupling'' yang ditunjukkan pada gambar dibawah. Sistem ''coupling'' pada ''shaft turbine - bevel'' berguna untuk memudahkan proses ''joining'' atau penggabungan antara shaft dengan turbin dan juga bevel, sehingga mengurangi kemungkinan ''failure'' pada saat turbin melakukan rotasi.<br />
<br />
<br />
Sistem yang sama dapat ditemukan juga pada ''shaft bevel - generator''. Ukuran antara ''shaft'' dengan turbin maupun bevel memiliki toleransi ukuran 0.5 mm agar ''coupling'' dapat dengan mudah masuk ke dalam ''keyway'' yang telah di-''cut'' di turbin maupun bevel.<br />
<br />
<br />
<br />
[[File:Shaft bevel-turbine.jpg|center|border|400px]]<br />
<br />
Gambar 1. Desain 3D dari ''shaft turbine - bevel'' dan ''shaft bevel - generator''<br />
<br />
<br />
<br />
[[File:Shaft bevel turbin.jpeg|center|border|400px]]<br />
<br />
Gambar 2. ''Shaft turbine - bevel'' dan ''shaft bevel - generator'' setelah dilakukan 3D Print<br />
<br />
<br />
<br />
Proses desain dilakukan oleh seluruh tim konstruksi (Thareq Wibisono, Andrew Defanto, Mohammad Fadhil Dwinanda, Muhammad Shadani Pahlevi, dan Muhammad Raihan Haryadi Dwi Putro) dan proses 3D Print kedua bagian ini dilakukan oleh Mohammad Fadhil Dwinanda.</div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=Shaft_(Turbine_-_Bevel_and_Bevel_-_Generator)&diff=33461Shaft (Turbine - Bevel and Bevel - Generator)2020-04-25T15:24:50Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div>'''<br />
''' Shaft '''<br />
<br />
<br />
Oleh '''Mohammad Fadhil Dwinanda"<br />
<br />
<br />
'''<br />
<br />
---<br />
<br />
Pada sistem ini, terdapat dua ''shaft'' yang memiliki fungsi yang berbeda. Pertama, ''shaft turbine - bevel'' yang menghubungkan antara komponen turbin dengan bevel. Yang kedua adalah ''shaft bevel - generator'' yang menghubungkan antara komponen generator dengan bevel. Kedua ''shaft'' ini memiliki sistem ''coupling'' yang ditunjukkan pada gambar dibawah. Sistem ''coupling'' pada ''shaft turbine - bevel'' berguna untuk memudahkan proses ''joining'' atau penggabungan antara shaft dengan turbin dan juga bevel, sehingga mengurangi kemungkinan ''failure'' pada saat turbin melakukan rotasi.<br />
<br />
<br />
Sistem yang sama dapat ditemukan juga pada ''shaft bevel - generator''. Ukuran antara ''shaft'' dengan turbin maupun bevel memiliki toleransi ukuran 0.5 mm agar ''coupling'' dapat dengan mudah masuk ke dalam ''keyway'' yang telah di-''cut'' di turbin maupun bevel.<br />
<br />
<br />
<br />
[[File:Shaft bevel-turbine.jpg|center|border|400px]]<br />
<br />
Gambar 1. Desain 3D dari ''shaft turbine - bevel'' dan ''shaft bevel - generator''<br />
<br />
<br />
<br />
[[File:Shaft bevel turbin.jpeg|center|border|400px]]<br />
<br />
Gambar 2. ''Shaft turbine - bevel'' dan ''shaft bevel - generator'' setelah dilakukan 3D Print<br />
<br />
<br />
<br />
Proses desain dilakukan oleh seluruh tim konstruksi (Thareq Wibisono, Andrew Defanto, Mohammad Fadhil Dwinanda, Muhammad Shadani Pahlevi, dan Muhammad Raihan Haryadi Dwi Putro) dan proses 3D Print kedua bagian ini dilakukan oleh Mohammad Fadhil Dwinanda.</div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=Shaft_(Turbine_-_Bevel_and_Bevel_-_Generator)&diff=33416Shaft (Turbine - Bevel and Bevel - Generator)2020-04-24T15:37:03Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div>'''<br />
== Shaft ==<br />
'''<br />
<br />
Pada sistem ini, terdapat dua ''shaft'' yang memiliki fungsi yang berbeda. Pertama, ''shaft turbine - bevel'' yang menghubungkan antara komponen turbin dengan bevel. Yang kedua adalah ''shaft bevel - generator'' yang menghubungkan antara komponen generator dengan bevel. Kedua ''shaft'' ini memiliki sistem ''coupling'' yang ditunjukkan pada gambar dibawah. Sistem ''coupling'' pada ''shaft turbine - bevel'' berguna untuk memudahkan proses ''joining'' atau penggabungan antara shaft dengan turbin dan juga bevel, sehingga mengurangi kemungkinan ''failure'' pada saat turbin melakukan rotasi.<br />
<br />
<br />
Sistem yang sama dapat ditemukan juga pada ''shaft bevel - generator''. Ukuran antara ''shaft'' dengan turbin maupun bevel memiliki toleransi ukuran 0.5 mm agar ''coupling'' dapat dengan mudah masuk ke dalam ''keyway'' yang telah di-''cut'' di turbin maupun bevel.<br />
<br />
<br />
<br />
[[File:Shaft bevel-turbine.jpg|center|border|400px]]<br />
<br />
Gambar 1. Desain 3D dari ''shaft turbine - bevel'' dan ''shaft bevel - generator''<br />
<br />
<br />
<br />
[[File:Shaft bevel turbin.jpeg|center|border|400px]]<br />
<br />
Gambar 2. ''Shaft turbine - bevel'' dan ''shaft bevel - generator'' setelah dilakukan 3D Print<br />
<br />
<br />
<br />
Proses desain dilakukan oleh seluruh tim konstruksi (Thareq Wibisono, Andrew Defanto, Mohammad Fadhil Dwinanda, Muhammad Shadani Pahlevi, dan Muhammad Raihan Haryadi Dwi Putro) dan proses 3D Print kedua bagian ini dilakukan oleh Mohammad Fadhil Dwinanda.</div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=Shaft_(Turbine_-_Bevel_and_Bevel_-_Generator)&diff=33415Shaft (Turbine - Bevel and Bevel - Generator)2020-04-24T15:36:30Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div>'''<br />
== Shaft ==<br />
'''<br />
<br />
Pada sistem ini, terdapat dua ''shaft'' yang memiliki fungsi yang berbeda. Pertama, ''shaft turbine - bevel'' yang menghubungkan antara komponen turbin dengan bevel. Yang kedua adalah ''shaft bevel - generator'' yang menghubungkan antara komponen generator dengan bevel. Kedua ''shaft'' ini memiliki sistem ''coupling'' yang ditunjukkan pada gambar dibawah. Sistem ''coupling'' pada ''shaft turbine - bevel'' berguna untuk memudahkan proses ''joining'' atau penggabungan antara shaft dengan turbin dan juga bevel, sehingga mengurangi kemungkinan ''failure'' pada saat turbin melakukan rotasi.<br />
<br />
<br />
Sistem yang sama dapat ditemukan juga pada ''shaft bevel - generator''. Ukuran antara ''shaft'' dengan turbin maupun bevel memiliki toleransi ukuran 0.5 mm agar ''coupling'' dapat dengan mudah masuk ke dalam ''keyway'' yang telah di-''cut'' di turbin maupun bevel.<br />
<br />
<br />
<br />
[[File:Shaft bevel-turbine.jpg|center|border|400px]]<br />
<br />
Gambar 1. Desain 3D dari ''shaft turbine - bevel'' dan ''shaft bevel - generator''<br />
<br />
<br />
<br />
[[File:Shaft bevel turbin.jpeg|center|border|400px]]<br />
<br />
Gambar 2. ''Shaft turbine - bevel'' dan ''shaft bevel - generator'' setelah dilakukan 3D Print<br />
<br />
<br />
<br />
Proses desain dilakukan oleh seluruh tim konstruksi (Thareq Wibisono, Andrew Defanto, Mohammad Fadhil Dwinanda, Muhammad Shadani Pahlevi, dan Muhammad Raihan Haryadi Dwi Putro) dan proses 3D Print kedua bagian ini dilakukan oleh Mohammad Fadhil Dwinanda.</div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=Shaft_(Turbine_-_Bevel_and_Bevel_-_Generator)&diff=33414Shaft (Turbine - Bevel and Bevel - Generator)2020-04-24T15:35:57Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div>'''<br />
== Shaft ==<br />
'''<br />
<br />
Pada sistem ini, terdapat dua ''shaft'' yang memiliki fungsi yang berbeda. Pertama, ''shaft turbine - bevel'' yang menghubungkan antara komponen turbin dengan bevel. Yang kedua adalah ''shaft bevel - generator'' yang menghubungkan antara komponen generator dengan bevel. Kedua ''shaft'' ini memiliki sistem ''coupling'' yang ditunjukkan pada gambar dibawah. Sistem ''coupling'' pada ''shaft turbine - bevel'' berguna untuk memudahkan proses ''joining'' atau penggabungan antara shaft dengan turbin dan juga bevel, sehingga mengurangi kemungkinan ''failure'' pada saat turbin melakukan rotasi.<br />
<br />
<br />
Sistem yang sama dapat ditemukan juga pada ''shaft bevel - generator''. Ukuran antara ''shaft'' dengan turbin maupun bevel memiliki toleransi ukuran 0.5 mm agar ''coupling'' dapat dengan mudah masuk ke dalam ''keyway'' yang telah di-''cut'' di turbin maupun bevel.<br />
<br />
<br />
<br />
[[File:Shaft bevel-turbine.jpg|center|border|400px]]<br />
<br />
Gambar 1. Desain 3D dari ''shaft turbine - bevel'' dan ''shaft bevel - generator''<br />
<br />
<br />
<br />
[[File:Shaft bevel turbin.jpeg|center|border|400px]]<br />
<br />
Gambar 2. ''Shaft turbine - bevel'' dan ''shaft bevel - generator'' setelah dilakukan 3D Print<br />
<br />
<br />
<br />
Proses desain dilakukan oleh seluruh tim konstruksi (Thareq Wibisono, Andrew Defanto, Mohammad Fadhil Dwinanda, Muhammad Shadani Pahlevi, dan Muhammad Raihan Haryadi Dwi Putro) dan proses 3D Print kedua bagian ini dilakukan oleh Mohammad Fadhil Dwinanda.</div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=Shaft_(Turbine_-_Bevel_and_Bevel_-_Generator)&diff=33413Shaft (Turbine - Bevel and Bevel - Generator)2020-04-24T15:34:38Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div>'''<br />
== Shaft ==<br />
'''<br />
<br />
Pada sistem ini, terdapat dua ''shaft'' yang memiliki fungsi yang berbeda. Pertama, ''shaft turbine - bevel'' yang menghubungkan antara komponen turbin dengan bevel. Yang kedua adalah ''shaft bevel - generator'' yang menghubungkan antara komponen generator dengan bevel. Kedua ''shaft'' ini memiliki sistem ''coupling'' yang ditunjukkan pada gambar dibawah. Sistem ''coupling'' pada ''shaft turbine - bevel'' berguna untuk memudahkan proses ''joining'' atau penggabungan antara shaft dengan turbin dan juga bevel, sehingga mengurangi kemungkinan ''failure'' pada saat turbin melakukan rotasi.<br />
<br />
<br />
Sistem yang sama dapat ditemukan juga pada ''shaft bevel - generator''. Ukuran antara ''shaft'' dengan turbin maupun bevel memiliki toleransi ukuran 0.5 mm agar ''coupling'' dapat dengan mudah masuk ke dalam ''keyway'' yang telah di-''cut'' di turbin maupun bevel.<br />
<br />
<br />
[[File:Shaft bevel-turbine.jpg|center|border|400px]]<br />
<br />
Gambar 1. Desain 3D dari ''shaft turbine - bevel'' dan ''shaft bevel - generator''<br />
<br />
[[File:Shaft bevel turbin.jpeg|center|border|400px]]<br />
<br />
Gambar 2. ''Shaft turbine - bevel'' dan ''shaft bevel - generator'' setelah dilakukan 3D Print<br />
<br />
Proses desain dilakukan oleh seluruh tim konstruksi (Thareq Wibisono, Andrew Defanto, Mohammad Fadhil Dwinanda, Muhammad Shadani Pahlevi, dan Muhammad Raihan Haryadi Dwi Putro) dan proses 3D Print kedua bagian ini dilakukan oleh Mohammad Fadhil Dwinanda.</div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=Shaft_(Turbine_-_Bevel_and_Bevel_-_Generator)&diff=33412Shaft (Turbine - Bevel and Bevel - Generator)2020-04-24T15:32:57Z<p>Fadhildwnd: Created page with "''' == Shaft == ''' Pada sistem ini, terdapat dua ''shaft'' yang memiliki fungsi yang berbeda. Pertama, ''shaft turbine - bevel'' yang menghubungkan antara komponen turbin de..."</p>
<hr />
<div>'''<br />
== Shaft ==<br />
'''<br />
<br />
Pada sistem ini, terdapat dua ''shaft'' yang memiliki fungsi yang berbeda. Pertama, ''shaft turbine - bevel'' yang menghubungkan antara komponen turbin dengan bevel. Yang kedua adalah ''shaft bevel - generator'' yang menghubungkan antara komponen generator dengan bevel. Kedua ''shaft'' ini memiliki sistem ''coupling'' yang ditunjukkan pada gambar dibawah. Sistem ''coupling'' pada ''shaft turbine - bevel'' berguna untuk memudahkan proses ''joining'' atau penggabungan antara shaft dengan turbin dan juga bevel, sehingga mengurangi kemungkinan ''failure'' pada saat turbin melakukan rotasi.<br />
<br />
<br />
Sistem yang sama dapat ditemukan juga pada ''shaft bevel - generator''. Ukuran antara ''shaft'' dengan turbin maupun bevel memiliki toleransi ukuran 0.5 mm agar ''coupling'' dapat dengan mudah masuk ke dalam ''keyway'' yang telah di-''cut'' di turbin maupun bevel.<br />
<br />
<br />
[[File:Shaft bevel-turbine.jpg]]<br />
<br />
Gambar 1. Desain 3D dari ''shaft turbine - bevel'' dan ''shaft bevel - generator''<br />
<br />
[[File:Shaft bevel turbin.jpeg]]<br />
<br />
Gambar 2. ''Shaft turbine - bevel'' dan ''shaft bevel - generator'' setelah dilakukan 3D Print<br />
<br />
Proses desain dilakukan oleh seluruh tim konstruksi (Thareq Wibisono, Andrew Defanto, Mohammad Fadhil Dwinanda, Muhammad Shadani Pahlevi, dan Muhammad Raihan Haryadi Dwi Putro) dan proses 3D Print kedua bagian ini dilakukan oleh Mohammad Fadhil Dwinanda.</div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=Shaft_(Turbine_-_Bevel_and_Bevel_-_Generator&diff=33411Shaft (Turbine - Bevel and Bevel - Generator2020-04-24T15:32:38Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div>'''<br />
== Shaft ==<br />
'''<br />
<br />
Pada sistem ini, terdapat dua ''shaft'' yang memiliki fungsi yang berbeda. Pertama, ''shaft turbine - bevel'' yang menghubungkan antara komponen turbin dengan bevel. Yang kedua adalah ''shaft bevel - generator'' yang menghubungkan antara komponen generator dengan bevel. Kedua ''shaft'' ini memiliki sistem ''coupling'' yang ditunjukkan pada gambar dibawah. Sistem ''coupling'' pada ''shaft turbine - bevel'' berguna untuk memudahkan proses ''joining'' atau penggabungan antara shaft dengan turbin dan juga bevel, sehingga mengurangi kemungkinan ''failure'' pada saat turbin melakukan rotasi.<br />
<br />
<br />
Sistem yang sama dapat ditemukan juga pada ''shaft bevel - generator''. Ukuran antara ''shaft'' dengan turbin maupun bevel memiliki toleransi ukuran 0.5 mm agar ''coupling'' dapat dengan mudah masuk ke dalam ''keyway'' yang telah di-''cut'' di turbin maupun bevel.<br />
<br />
<br />
[[File:Shaft bevel-turbine.jpg]]<br />
<br />
Gambar 1. Desain 3D dari ''shaft turbine - bevel'' dan ''shaft bevel - generator''<br />
<br />
[[File:Shaft bevel turbin.jpeg]]<br />
<br />
Gambar 2. ''Shaft turbine - bevel'' dan ''shaft bevel - generator'' setelah dilakukan 3D Print<br />
<br />
Proses desain dilakukan oleh seluruh tim konstruksi (Thareq Wibisono, Andrew Defanto, Mohammad Fadhil Dwinanda, Muhammad Shadani Pahlevi, dan Muhammad Raihan Haryadi Dwi Putro) dan proses 3D Print kedua bagian ini dilakukan oleh Mohammad Fadhil Dwinanda.</div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=Utilization_of_Archimedes_Conical_Hydro_Turbine_for_Small_Water_Streams_(Kelompok_14_dan_32)&diff=33410Utilization of Archimedes Conical Hydro Turbine for Small Water Streams (Kelompok 14 dan 32)2020-04-24T15:31:46Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div>[[Mounting and Turbine]]<br />
<br />
[[Shaft (Turbine - Bevel and Bevel - Generator)]]<br />
<br />
[[Valve, Motor, and Control System]]</div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=Shaft_(Turbine_-_Bevel_and_Bevel_-_Generator&diff=33409Shaft (Turbine - Bevel and Bevel - Generator2020-04-24T15:31:05Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div>'''<br />
== Shaft ==<br />
'''<br />
<br />
Pada sistem ini, terdapat dua ''shaft'' yang memiliki fungsi yang berbeda. Pertama, ''shaft turbine - bevel'' yang menghubungkan antara komponen turbin dengan bevel. Yang kedua adalah ''shaft bevel - generator'' yang menghubungkan antara komponen generator dengan bevel. Kedua ''shaft'' ini memiliki sistem ''coupling'' yang ditunjukkan pada gambar dibawah. Sistem ''coupling'' pada ''shaft turbine - bevel'' berguna untuk memudahkan proses ''joining'' atau penggabungan antara shaft dengan turbin dan juga bevel, sehingga mengurangi kemungkinan ''failure'' pada saat turbin melakukan rotasi.<br />
<br />
<br />
Sistem yang sama dapat ditemukan juga pada ''shaft bevel - generator''. Ukuran antara ''shaft'' dengan turbin maupun bevel memiliki toleransi ukuran 0.5 mm agar ''coupling'' dapat dengan mudah masuk ke dalam ''keyway'' yang telah di-''cut'' di turbin maupun bevel.<br />
<br />
<br />
[[File:Shaft bevel-turbine.jpg]]<br />
<br />
Gambar 1. Desain 3D dari ''shaft turbine - bevel'' dan ''shaft bevel - generator''<br />
<br />
[[File:Shaft bevel turbin.jpeg]]<br />
<br />
Gambar 2. ''Shaft turbine - bevel'' dan ''shaft bevel - generator'' setelah dilakukan 3D Print<br />
<br />
Proses desain dilakukan oleh seluruh tim konstruksi (Thareq Wibisono, Andrew Defanto, Mohammad Fadhil Dwinanda, Muhammad Shadani Pahlevi, dan Muhammad Raihan Haryadi Dwi Putro) dan proses 3D Print kedua bagian ini dilakukan oleh Mohammad Fadhil Dwinanda</div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=File:Shaft_bevel_turbin.jpeg&diff=33408File:Shaft bevel turbin.jpeg2020-04-24T15:28:39Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div></div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=File:Shaft_bevel-turbine.jpg&diff=33407File:Shaft bevel-turbine.jpg2020-04-24T15:25:45Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div></div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=Shaft_(Turbine_-_Bevel_and_Bevel_-_Generator&diff=33406Shaft (Turbine - Bevel and Bevel - Generator2020-04-24T15:13:09Z<p>Fadhildwnd: Created page with "''' == Bold text == '''"</p>
<hr />
<div>'''<br />
== Bold text ==<br />
'''</div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=Utilization_of_Archimedes_Conical_Hydro_Turbine_for_Small_Water_Streams_(Kelompok_14_dan_32)&diff=33405Utilization of Archimedes Conical Hydro Turbine for Small Water Streams (Kelompok 14 dan 32)2020-04-24T15:12:00Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div>[[Mounting and Turbine]]<br />
<br />
[[Shaft (Turbine - Bevel and Bevel - Generator]]<br />
<br />
[[Valve, Motor, and Control System]]</div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=Tugas_Merancang_Kelompok_14_2019&diff=21962Tugas Merancang Kelompok 14 20192020-02-16T03:18:59Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div>== Profil Anggota ==<br />
<br />
1. Nama : '''[[Muhammad Shadani Pahlevi]]'''<br />
[[File:803370.jpg|350px]]<br />
[[Progress Tugas Merancang - Muhammad Shadani Pahlevi]]<br />
<br />
2. Nama : '''[[Muhammad Raihan Haryadi Dwiputro]]'''<br />
[[File:106749.jpg|350px]]<br />
[[Progress Tugas Merancang - Muhammad Raihan Haryadi Dwiputro]]<br />
<br />
3. Nama : '''[[Anisa Fakhira Mulya]]'''<br />
[[File:400384.jpg|350px]]<br />
[[Progress Tugas Merancang - Anisa Fakhira Mulya]]<br />
<br />
4. Nama : '''[[Mohammad Fadhil Dwinanda]]'''<br />
[[File:164530.png|350px]]<br />
[[Progress Tugas Merancang - Mohammad Fadhil Dwinanda]]<br />
<br />
== Pemanfaatan Air Wudhu menggunakan Archimedes Turbine ==<br />
<br />
Akan dilakukan pemanfaatan air wudhu, dimana sebelum dialirkan ke cabang-cabang, air yang dialirkan dari sumber air akan memutar Archimedes Turbine. Energi yang dihasilkan ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi energi yang digunakan oleh Masjid/Mushola yang menggunakan sistem ini. Selain itu, akan dipasang sistem kontrol yang dapat menyesuaikan dengan aliran yang masuk. Harapan kami, sistem ini dapat digunakan di Masjid/Mushola pedesaan agar dapat membantu kekurangan listrik yang ada atau menghemat penggunaan listrik yang dialami.<br />
<br />
=Project Charter=<br />
<br />
[[File:project charter kel 14.png|550px]]<br />
<br />
=Gantt Chart=<br />
<br />
[[File:Capture 11.PNG|1080px]]<br />
<br />
<br />
=Work - Breakdown Structure=<br />
<br />
[[File:WBS_TUMER_KELOMPOK_14.png|1080px]]</div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=File:WBS_TUMER_KELOMPOK_14.png&diff=21961File:WBS TUMER KELOMPOK 14.png2020-02-16T03:18:29Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div></div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=Mohammad_Fadhil_Dwinanda&diff=17783Mohammad Fadhil Dwinanda2019-12-15T20:36:12Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div>'''بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحيمِ'''<br />
<br />
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Selamat datang di halaman saya.<br />
<br />
[[Tugas Merancang Kelompok 14]]<br />
<br />
<br />
== '''Profil''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
Nama : Mohammad Fadhil Dwinanda<br />
<br />
NPM : 1706986403<br />
<br />
Jurusan : Teknik Mesin<br />
<br />
Angkatan : 2017<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 1''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 3 September 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Ahmad Indra Siswantara dan Dr. Engkos Achmad Kosasih'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan pertama mata kuliah Metode Numerik yang bertempat di Lab. Puskom 207, kami, mahasiswa kelas tersebut, diberikan penjelasan mengenai garis besar dari mata kuliah Metode Numerik. Salah satunya mengenai pengaplikasiannya pada pengolahan data.<br />
<br />
<br />
Penggunaan Metode Numerik sangat membantu mengatasi permasalahan - permasalahan pengolahan data yang kompleks, disini dicontohkan pada '''Deret Taylor''' atau ''Taylor's Method.''<br />
<br />
Deret Taylor adalah representasi fungsi matematika sebagai jumlahan tak hingga dari suku - suku yang nilainya dihitung dari turunan fungsi tersebut di suatu titik. Berikut rumus dari Deret Taylor<br />
<br />
<br />
[[File:Images.png|center|border|400px]]<br />
<br />
<br />
Saat itu, kami diberikan latihan untuk menghitung nilai sin(phi/7) dengan menggunakan Microsoft Excel. Dengan Deret Taylor yang sudah dijelaskan sebelumnya, diperoleh hasil sebagai berikut. <br />
<br />
<br />
[[File:Capturean.PNG|center|border|800px|frame|Hasil penghitungan Deret Taylor menggunakan Excel.]]<br />
<br />
<br />
Dengan hasil berikut, dapat dilihat hasil yang diperoleh lebih rinci daripada menggunakan kalkulator atau alat hitung sederhana lainnya.<br />
<br />
Sekian dari saya, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 2''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 10 September 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Engkos Achmad Kosasih'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan kedua mata kuliah Metode Numerik, kami terlebih dahulu membahas mengenai tugas yang diberikan minggu lalu, yaitu menghitung cos x dan e^x menggunakan Deret Taylor pada Microsoft Excel. Setelah selesai mengulas mengenai tugas itu, kami membahas tentang '''''Pseudocode''''' yang menjadi ''highlight'' pada pertemuan kali ini.<br />
<br />
''Pseudocode'' adalah cara penulisan algoritma yang hampir menyerupai bahasa pemrograman, namun ditulis dengan bahasa baku yang lebih mudah dipahami dan lebih sederhana. Tujuannya agar programmer dapat memahami ide awal dari suatu program sebelum memahami bahasa pemrograman yang akan digunakan.<br />
<br />
Pada hari itu, kami diberi contoh pseudocode dari sin x, yaitu :<br />
<br />
i = r ; err = 1<br />
<br />
suku = x<br />
<br />
sin = suku<br />
<br />
while err > 1e-7<br />
<br />
{ ratio = -x*x/(2*i)*(2*i+1)<br />
<br />
suku = suku*ratio<br />
<br />
err = abs(suku/sin)<br />
<br />
sin = sin + suku<br />
<br />
i = i+1<br />
<br />
}<br />
<br />
Kami menuliskan contoh pseudocode dari sin x tersebut pada selembar kertas. Selain itu, kami juga mengerjakan pseudocode dari cos x dan e^x.<br />
<br />
== '''Minggu 3''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 17 September 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Engkos Achmad Kosasih'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan ketiga Mata Kuliah Metode Numerik, kami mempelajari tentang '''Turunan Numerik'''. Turunan numerik berfungsi untuk mempermudah penurunan suatu persamaan yang rumit. Dalam penggunaannya, turunan numerik dianjurkan untuk dihitung dengan memakai komputer ataupun kalkulator, dikarenakan kompleksnya angka yang dihitung. Untuk menghitung turunan numerik, terdapat tiga pendekatan yang bisa digunakan, yaitu : Turunan maju '''(Forward)''', Turunan mundur '''(Backward)''', dan Turunan pusat atau tengah '''(Center)'''.<br />
<br />
<br />
[[File:10.gif|center|border|400px]]<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 4''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 24 September 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Engkos Achmad Kosasih'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan kali ini, kami mempelajari mengenai ''root finding algorithm'', yang berfungsi untuk mencari bilangan pembuat nol pada suatu persamaan atau fungsi. Diajarkan tiga metode, yaitu : '''secant''', '''bisect''', dan '''Newton - Raphson'''<br />
<br />
'''Secant''' : metode menggunakan garis secant (gradien garis yang melalui titik (x_0, f(x_0)) dan (x_1, f(x-1))<br />
<br />
'''Bisect''' : metode dengan membagi menjadi dua bagian, kemudian memilih bagian mana yang mengandung akar. Bagian yang tidak mengandung akar dibuang.<br />
<br />
'''Newton - Raphson''' : metode pencarian akar suatu fungsi f(x) dengan pendekatan satu titik.<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 5''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 1 Oktober 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Engkos Achmad Kosasih'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan kali ini, kami mempelajari mengenai ''Truncation error'', ''rounding error'', dan persamaan banyak. <br />
<br />
Setiap software dan metode numerik memiliki ''truncation error''. Kita dapat mengatasinya dengan ''meshing'', yaitu membagi area yang dianalisis menjadi partisi atau bagian - bagian yang sangat kecil. Semakin kecil partisinya, maka hasil analisis akan semakin akurat.<br />
<br />
''Rounding error'' adalah kesalahan perhitungan yang disebabkan oleh hasil perhitungan yang berubah menjadi bilangan bulat. Jika operasi hitung yang dijalankan bertambah, maka jumlah rounding juga akan semakin banyak.<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 1 (Setelah UTS)''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 29 Oktober 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Ahmad Indra Siswantara'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan kali ini, Pak Dai membahas bahasa Python, salah satu bahasa pemrograman yang cukup sering dipakai. Penggunaan bahasa Python antara lain untuk program GUI, aplikasi ''smartphone'', CLI, IoT, ''game'', ''web'', dan masih banyak lagi. Bahasa Python cukup banyak digunakan karena lebih mudah dipahami dibanding bahasa pemrograman yang lain. <br />
<br />
Berikutnya, kami mempelajari dasar - dasar penggunaan Python bersama dengan asisten dosen. Selain itu, kami juga mempelajari ''Runge - Kutta Method'' yang merupakan salah satu metode penyelesaian ''Initial Value Problem''.<br />
<br />
Selain itu, agar lebih memahami pelajaran hari ini, kami diberikan tugas mencari formula untuk mencari kecepatan maksimal dari sebuah mobil. Kami mengerjakannya dengan berkelompok. Jawaban kelompok kami dilampirkan dibawah ini dan dijelaskan pada ''page'' [[Report Tugas Kelompok 5 : Metode Numerik 2019]] pada bagian Tugas 1.<br />
<br />
<br />
== '''Tugas 1''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 29 Oktober 2019'''<br />
<br />
<br />
[[File:21661.jpg|center|border|800px]]<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 2 (Setelah UTS)''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 5 November 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Ahmad Indra Siswantara'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan kali ini, awalnya kami mempelajari tentang masalah - masalah engineering pada kehidupan sehari - hari (real life case), contohnya adalah initial value problem (top speed problem), dan boundary value problem (aerodynamics)<br />
<br />
Pada metode numerik, ada tiga aspek penting untuk memecahkan masalah yang kita temui, yaitu :<br />
1. Brainware<br />
2. Software<br />
3. Hardware<br />
<br />
Pada awalnya, brainware digunakan untuk mendapatkan model matematika atau fisika dari permasalahan yang dihadapi. Kemudian, digunakan software yang dapat membantu kita mendapatkan analisis dari masalah tersebut. Beberapa jenis software yang biasa digunakan, yaitu CFD, FEA, dan AI. Setelah dianalisis oleh software, kita akan mendapatkan hasil analisis dan solusi dari permasalahan tersebut.<br />
<br />
Setelah itu, Kelompok Skandha, yang beranggotakan Anisa, Darrell, dan Skandha menjelaskan tugas yang diberikan minggu lalu. Mereka menjelaskan bagaimana caranya bisa mendapat top speed. Mereka menggunakan Metode Runge-Kutta, dengan menghitung variabel apa saja yang memengaruhi kecepatan mobil, kemudian mendapat pseudocodenya. Setelah itu, pseudocode tersebut akan di-run di Python, dan kemudian akan mendapat hasil yang diinginkan.<br />
<br />
Kemudian, Kevin menjelaskan caranya untuk mendapatkan top speed. Kevin menjelaskan bahwa friction force bergantung pada drag force yang juga bergantung pada kecepatan mobil.<br />
<br />
Yang terakhir, Bang Edo dkk menjelaskan pada kami bagaimana cara menggunakan software CFDSOF yang dikembangkan sendiri. Kami mempelajari CFDSOF dengan melakukan analisis pada benda mobil yang sebelumnya sudah tersedia. Kami mempelajari cara mencari drag pada mobil tersebut. Setelah keluar hasil analisisnya, gaya drag terbesar pada mobil ada pada bagian bawah depannya, dimana bagian tersebut adalah bagian yang pertama kali kontak dengan udara ketika mobil berjalan.<br />
<br />
Kami mempelajari ''software'' CFDSOF - NG lebih lanjut dan mengerjakan tugas mensimulasikan mobil menggunakan CFDSOF - NG bersama - sama. Video dapat dilihat di [[Report Tugas Kelompok 5 : Metode Numerik 2019]] pada bagian Tugas 2.<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 3 (Setelah UTS)''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 12 November 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Ahmad Indra Siswantara'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan kali ini, kami mempelajari lebih lanjut mengenai software CFDSOF - NG dan meng - ''install'' nya di laptop kami masing - masing untuk semakin mendalaminya. Kami mempelajari cara mencari gaya hambat pada mobil yang sudah ditambahkan ''spoiler'' pada bagian belakangnya, apakah akan ada perubahan dan seperti apa perubahan yang ditimbulkan. Pada teorinya, penambahan ''spoiler'' pada bagian belakang mobil akan menimbulkan ''downforce'' atau gaya kearah bawah mobil yang mengakibatkan mobil menjadi lebih seimbang dan bagian belakang mobil tidak terangkat saat berbelok dengan kecepatan tinggi.<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 4 (Setelah UTS)''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 19 November 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Ahmad Indra Siswantara'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan kali ini, saya tidak dapat menghadiri kelas dikarenakan kondisi badan saya yang kurang sehat. Setelah bertanya pada beberapa teman yang menghadiri kelas, saya mengetahui bahwa pembahasan di kelas adalah mengenai optimasi aerodinamik.<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 5 (Setelah UTS)''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 26 November 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Ahmad Indra Siswantara'''<br />
<br />
Pada pertemuan kali ini, kami sekelas melaksanakan kuis untuk mengetahui sejauh mana kami memahami materi metode numerik.<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 6 (Setelah UTS)''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 3 Desember 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Ahmad Indra Siswantara'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
<br />
Pada pertemuan kali ini, kami diberikan tugas mengenai Optimasi Airfoil dengan Simulasi CFDSOF - NG. Untuk itu, selain Autodesk Inventor dan CFDSOF - NG, kami juga memerlukan ''software'' Jupyter untuk mencari sudut optimal dari airfoil kami, yaitu NACA 0018.<br />
<br />
Proses pengerjaan dijelaskan lengkap di [[Report Tugas Kelompok 5 : Metode Numerik 2019]] pada bagian Tugas 3. Namun , pada hari itu kami tidak mendapat giliran presentasi. Kami mempresentasikan tugas kami kepada asisten, Timo, pada hari Jumat, 6 Desember 2019. <br />
<br />
<br />
== '''Minggu 7 (Setelah UTS)''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 10 Desember 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Ahmad Indra Siswantara'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan kali ini, kami mempelajari mengenai ANN ( ''Artificial Neural Network''). ANN adalah sistem pembelajaran terawasi yang dibangun dari beberapa elemen sederhana, yang disebut neuron atau perceptron. Setiap neuron dapat membuat keputusan sederhana, dan memberi feed keputusan tersebut ke neuron yang lain. Semua hal ini diorganisasikan dalam suatu lapisan yang saling berhubungan. <br />
<br />
Berikutnya, kami mempraktekkannya langsung dibawah bimbingan asisten, Timo. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuka Jupyter dan memasukkan data optimasi airfoil kami pada tugas sebelumnya. Namun, akhirnya digunakan Google Collabs karena adanya masalah pada Jupyter. Data airfoil yang kami masukkan adalah sebagai berikut, menampilkan gaya angkat dan gaya hambat dari airfoil.<br />
<br />
<br />
[[File:Optimasiairfoilexcel.PNG|center|border|800px]]<br />
<br />
<br />
Berikutnya, kami mengikuti instruksi dari Timo dan mendapatkan hasil akhir berupa grafik Output Real vs Output Prediction ANN. Jika operasi benar, kedua grafik yang ditampilkan akan serupa.<br />
<br />
<br />
[[File:Annfadhil.PNG|center|border|800px]]</div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=Mohammad_Fadhil_Dwinanda&diff=17782Mohammad Fadhil Dwinanda2019-12-15T20:32:15Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div>'''بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحيمِ'''<br />
<br />
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Selamat datang di halaman saya.<br />
<br />
[[Tugas Merancang Kelompok 14]]<br />
<br />
<br />
== '''Profil''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
Nama : Mohammad Fadhil Dwinanda<br />
<br />
NPM : 1706986403<br />
<br />
Jurusan : Teknik Mesin<br />
<br />
Angkatan : 2017<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 1''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 3 September 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Ahmad Indra Siswantara dan Dr. Engkos Achmad Kosasih'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan pertama mata kuliah Metode Numerik yang bertempat di Lab. Puskom 207, kami, mahasiswa kelas tersebut, diberikan penjelasan mengenai garis besar dari mata kuliah Metode Numerik. Salah satunya mengenai pengaplikasiannya pada pengolahan data.<br />
<br />
<br />
Penggunaan Metode Numerik sangat membantu mengatasi permasalahan - permasalahan pengolahan data yang kompleks, disini dicontohkan pada '''Deret Taylor''' atau ''Taylor's Method.''<br />
<br />
Deret Taylor adalah representasi fungsi matematika sebagai jumlahan tak hingga dari suku - suku yang nilainya dihitung dari turunan fungsi tersebut di suatu titik. Berikut rumus dari Deret Taylor<br />
<br />
<br />
[[File:Images.png|center|border|400px]]<br />
<br />
<br />
Saat itu, kami diberikan latihan untuk menghitung nilai sin(phi/7) dengan menggunakan Microsoft Excel. Dengan Deret Taylor yang sudah dijelaskan sebelumnya, diperoleh hasil sebagai berikut. <br />
<br />
<br />
[[File:Capturean.PNG|center|border|800px|frame|Hasil penghitungan Deret Taylor menggunakan Excel.]]<br />
<br />
<br />
Dengan hasil berikut, dapat dilihat hasil yang diperoleh lebih rinci daripada menggunakan kalkulator atau alat hitung sederhana lainnya.<br />
<br />
Sekian dari saya, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 2''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 10 September 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Engkos Achmad Kosasih'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan kedua mata kuliah Metode Numerik, kami terlebih dahulu membahas mengenai tugas yang diberikan minggu lalu, yaitu menghitung cos x dan e^x menggunakan Deret Taylor pada Microsoft Excel. Setelah selesai mengulas mengenai tugas itu, kami membahas tentang '''''Pseudocode''''' yang menjadi ''highlight'' pada pertemuan kali ini.<br />
<br />
''Pseudocode'' adalah cara penulisan algoritma yang hampir menyerupai bahasa pemrograman, namun ditulis dengan bahasa baku yang lebih mudah dipahami dan lebih sederhana. Tujuannya agar programmer dapat memahami ide awal dari suatu program sebelum memahami bahasa pemrograman yang akan digunakan.<br />
<br />
Pada hari itu, kami diberi contoh pseudocode dari sin x, yaitu :<br />
<br />
i = r ; err = 1<br />
<br />
suku = x<br />
<br />
sin = suku<br />
<br />
while err > 1e-7<br />
<br />
{ ratio = -x*x/(2*i)*(2*i+1)<br />
<br />
suku = suku*ratio<br />
<br />
err = abs(suku/sin)<br />
<br />
sin = sin + suku<br />
<br />
i = i+1<br />
<br />
}<br />
<br />
Kami menuliskan contoh pseudocode dari sin x tersebut pada selembar kertas. Selain itu, kami juga mengerjakan pseudocode dari cos x dan e^x.<br />
<br />
== '''Minggu 3''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 17 September 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Engkos Achmad Kosasih'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan ketiga Mata Kuliah Metode Numerik, kami mempelajari tentang '''Turunan Numerik'''. Turunan numerik berfungsi untuk mempermudah penurunan suatu persamaan yang rumit. Dalam penggunaannya, turunan numerik dianjurkan untuk dihitung dengan memakai komputer ataupun kalkulator, dikarenakan kompleksnya angka yang dihitung. Untuk menghitung turunan numerik, terdapat tiga pendekatan yang bisa digunakan, yaitu : Turunan maju '''(Forward)''', Turunan mundur '''(Backward)''', dan Turunan pusat atau tengah '''(Center)'''.<br />
<br />
<br />
[[File:10.gif|center|border|400px]]<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 4''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 24 September 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Engkos Achmad Kosasih'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan kali ini, kami mempelajari mengenai ''root finding algorithm'', yang berfungsi untuk mencari bilangan pembuat nol pada suatu persamaan atau fungsi. Diajarkan tiga metode, yaitu : '''secant''', '''bisect''', dan '''Newton - Raphson'''<br />
<br />
'''Secant''' : metode menggunakan garis secant (gradien garis yang melalui titik (x_0, f(x_0)) dan (x_1, f(x-1))<br />
<br />
'''Bisect''' : metode dengan membagi menjadi dua bagian, kemudian memilih bagian mana yang mengandung akar. Bagian yang tidak mengandung akar dibuang.<br />
<br />
'''Newton - Raphson''' : metode pencarian akar suatu fungsi f(x) dengan pendekatan satu titik.<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 5''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 1 Oktober 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Engkos Achmad Kosasih'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan kali ini, kami mempelajari mengenai ''Truncation error'', ''rounding error'', dan persamaan banyak. <br />
<br />
Setiap software dan metode numerik memiliki ''truncation error''. Kita dapat mengatasinya dengan ''meshing'', yaitu membagi area yang dianalisis menjadi partisi atau bagian - bagian yang sangat kecil. Semakin kecil partisinya, maka hasil analisis akan semakin akurat.<br />
<br />
''Rounding error'' adalah kesalahan perhitungan yang disebabkan oleh hasil perhitungan yang berubah menjadi bilangan bulat. Jika operasi hitung yang dijalankan bertambah, maka jumlah rounding juga akan semakin banyak.<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 1 (Setelah UTS)''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 29 Oktober 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Ahmad Indra Siswantara'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan kali ini, Pak Dai membahas bahasa Python, salah satu bahasa pemrograman yang cukup sering dipakai. Penggunaan bahasa Python antara lain untuk program GUI, aplikasi ''smartphone'', CLI, IoT, ''game'', ''web'', dan masih banyak lagi. Bahasa Python cukup banyak digunakan karena lebih mudah dipahami dibanding bahasa pemrograman yang lain. <br />
<br />
Berikutnya, kami mempelajari dasar - dasar penggunaan Python bersama dengan asisten dosen. Selain itu, kami juga mempelajari ''Runge - Kutta Method'' yang merupakan salah satu metode penyelesaian ''Initial Value Problem''.<br />
<br />
Selain itu, agar lebih memahami pelajaran hari ini, kami diberikan tugas mencari formula untuk mencari kecepatan maksimal dari sebuah mobil. Kami mengerjakannya dengan berkelompok. Jawaban kelompok kami dilampirkan dibawah ini dan dijelaskan pada ''page'' [[Report Tugas Kelompok 5 : Metode Numerik 2019]]<br />
<br />
<br />
== '''Tugas 1''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 29 Oktober 2019'''<br />
<br />
<br />
[[File:21661.jpg|center|border|800px]]<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 2 (Setelah UTS)''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 5 November 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Ahmad Indra Siswantara'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan kali ini, awalnya kami mempelajari tentang masalah - masalah engineering pada kehidupan sehari - hari (real life case), contohnya adalah initial value problem (top speed problem), dan boundary value problem (aerodynamics)<br />
<br />
Pada metode numerik, ada tiga aspek penting untuk memecahkan masalah yang kita temui, yaitu :<br />
1. Brainware<br />
2. Software<br />
3. Hardware<br />
<br />
Pada awalnya, brainware digunakan untuk mendapatkan model matematika atau fisika dari permasalahan yang dihadapi. Kemudian, digunakan software yang dapat membantu kita mendapatkan analisis dari masalah tersebut. Beberapa jenis software yang biasa digunakan, yaitu CFD, FEA, dan AI. Setelah dianalisis oleh software, kita akan mendapatkan hasil analisis dan solusi dari permasalahan tersebut.<br />
<br />
Setelah itu, Kelompok Skandha, yang beranggotakan Anisa, Darrell, dan Skandha menjelaskan tugas yang diberikan minggu lalu. Mereka menjelaskan bagaimana caranya bisa mendapat top speed. Mereka menggunakan Metode Runge-Kutta, dengan menghitung variabel apa saja yang memengaruhi kecepatan mobil, kemudian mendapat pseudocodenya. Setelah itu, pseudocode tersebut akan di-run di Python, dan kemudian akan mendapat hasil yang diinginkan.<br />
<br />
Kemudian, Kevin menjelaskan caranya untuk mendapatkan top speed. Kevin menjelaskan bahwa friction force bergantung pada drag force yang juga bergantung pada kecepatan mobil.<br />
<br />
Yang terakhir, Bang Edo dkk menjelaskan pada kami bagaimana cara menggunakan software CFDSOF yang dikembangkan sendiri. Kami mempelajari CFDSOF dengan melakukan analisis pada benda mobil yang sebelumnya sudah tersedia. Kami mempelajari cara mencari drag pada mobil tersebut. Setelah keluar hasil analisisnya, gaya drag terbesar pada mobil ada pada bagian bawah depannya, dimana bagian tersebut adalah bagian yang pertama kali kontak dengan udara ketika mobil berjalan.<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 3 (Setelah UTS)''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 12 November 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Ahmad Indra Siswantara'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan kali ini, kami mempelajari lebih lanjut mengenai software CFDSOF - NG dan meng - ''install'' nya di laptop kami masing - masing untuk semakin mendalaminya. Kami mempelajari cara mencari gaya hambat pada mobil yang sudah ditambahkan ''spoiler'' pada bagian belakangnya, apakah akan ada perubahan dan seperti apa perubahan yang ditimbulkan. Pada teorinya, penambahan ''spoiler'' pada bagian belakang mobil akan menimbulkan ''downforce'' atau gaya kearah bawah mobil yang mengakibatkan mobil menjadi lebih seimbang dan bagian belakang mobil tidak terangkat saat berbelok dengan kecepatan tinggi.<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 4 (Setelah UTS)''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 19 November 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Ahmad Indra Siswantara'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan kali ini, saya tidak dapat menghadiri kelas dikarenakan kondisi badan saya yang kurang sehat. Setelah bertanya pada beberapa teman yang menghadiri kelas, saya mengetahui bahwa pembahasan di kelas adalah mengenai optimasi aerodinamik.<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 5 (Setelah UTS)''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 26 November 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Ahmad Indra Siswantara'''<br />
<br />
Pada pertemuan kali ini, kami sekelas melaksanakan kuis untuk mengetahui sejauh mana kami memahami materi metode numerik.<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 6 (Setelah UTS)''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 3 Desember 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Ahmad Indra Siswantara'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
<br />
Pada pertemuan kali ini, kami diberikan tugas mengenai Optimasi Airfoil dengan Simulasi CFDSOF - NG. Untuk itu, selain Autodesk Inventor dan CFDSOF - NG, kami juga memerlukan ''software'' Jupyter untuk mencari sudut optimal dari airfoil kami, yaitu NACA 0018.<br />
<br />
Proses pengerjaan dijelaskan lengkap di [[Report Tugas Kelompok 5 : Metode Numerik 2019]]. Namun , pada hari itu kami tidak mendapat giliran presentasi. Kami mempresentasikan tugas kami kepada asisten, Timo, pada hari Jumat, 6 Desember 2019. <br />
<br />
<br />
== '''Minggu 7 (Setelah UTS)''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 10 Desember 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Ahmad Indra Siswantara'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan kali ini, kami mempelajari mengenai ANN ( ''Artificial Neural Network''). ANN adalah sistem pembelajaran terawasi yang dibangun dari beberapa elemen sederhana, yang disebut neuron atau perceptron. Setiap neuron dapat membuat keputusan sederhana, dan memberi feed keputusan tersebut ke neuron yang lain. Semua hal ini diorganisasikan dalam suatu lapisan yang saling berhubungan. <br />
<br />
Berikutnya, kami mempraktekkannya langsung dibawah bimbingan asisten, Timo. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuka Jupyter dan memasukkan data optimasi airfoil kami pada tugas sebelumnya. Namun, akhirnya digunakan Google Collabs karena adanya masalah pada Jupyter. Data airfoil yang kami masukkan adalah sebagai berikut, menampilkan gaya angkat dan gaya hambat dari airfoil.<br />
<br />
<br />
[[File:Optimasiairfoilexcel.PNG|center|border|800px]]<br />
<br />
<br />
Berikutnya, kami mengikuti instruksi dari Timo dan mendapatkan hasil akhir berupa grafik Output Real vs Output Prediction ANN. Jika operasi benar, kedua grafik yang ditampilkan akan serupa.<br />
<br />
<br />
[[File:Annfadhil.PNG|center|border|800px]]</div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=Mohammad_Fadhil_Dwinanda&diff=17781Mohammad Fadhil Dwinanda2019-12-15T20:31:16Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div>'''بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحيمِ'''<br />
<br />
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Selamat datang di halaman saya.<br />
<br />
[[Tugas Merancang Kelompok 14]]<br />
<br />
<br />
== '''Profil''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
Nama : Mohammad Fadhil Dwinanda<br />
<br />
NPM : 1706986403<br />
<br />
Jurusan : Teknik Mesin<br />
<br />
Angkatan : 2017<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 1''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 3 September 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Ahmad Indra Siswantara dan Dr. Engkos Achmad Kosasih'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan pertama mata kuliah Metode Numerik yang bertempat di Lab. Puskom 207, kami, mahasiswa kelas tersebut, diberikan penjelasan mengenai garis besar dari mata kuliah Metode Numerik. Salah satunya mengenai pengaplikasiannya pada pengolahan data.<br />
<br />
<br />
Penggunaan Metode Numerik sangat membantu mengatasi permasalahan - permasalahan pengolahan data yang kompleks, disini dicontohkan pada '''Deret Taylor''' atau ''Taylor's Method.''<br />
<br />
Deret Taylor adalah representasi fungsi matematika sebagai jumlahan tak hingga dari suku - suku yang nilainya dihitung dari turunan fungsi tersebut di suatu titik. Berikut rumus dari Deret Taylor<br />
<br />
<br />
[[File:Images.png|center|border|400px]]<br />
<br />
<br />
Saat itu, kami diberikan latihan untuk menghitung nilai sin(phi/7) dengan menggunakan Microsoft Excel. Dengan Deret Taylor yang sudah dijelaskan sebelumnya, diperoleh hasil sebagai berikut. <br />
<br />
<br />
[[File:Capturean.PNG|center|border|800px|frame|Hasil penghitungan Deret Taylor menggunakan Excel.]]<br />
<br />
<br />
Dengan hasil berikut, dapat dilihat hasil yang diperoleh lebih rinci daripada menggunakan kalkulator atau alat hitung sederhana lainnya.<br />
<br />
Sekian dari saya, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 2''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 10 September 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Engkos Achmad Kosasih'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan kedua mata kuliah Metode Numerik, kami terlebih dahulu membahas mengenai tugas yang diberikan minggu lalu, yaitu menghitung cos x dan e^x menggunakan Deret Taylor pada Microsoft Excel. Setelah selesai mengulas mengenai tugas itu, kami membahas tentang '''''Pseudocode''''' yang menjadi ''highlight'' pada pertemuan kali ini.<br />
<br />
''Pseudocode'' adalah cara penulisan algoritma yang hampir menyerupai bahasa pemrograman, namun ditulis dengan bahasa baku yang lebih mudah dipahami dan lebih sederhana. Tujuannya agar programmer dapat memahami ide awal dari suatu program sebelum memahami bahasa pemrograman yang akan digunakan.<br />
<br />
Pada hari itu, kami diberi contoh pseudocode dari sin x, yaitu :<br />
<br />
i = r ; err = 1<br />
<br />
suku = x<br />
<br />
sin = suku<br />
<br />
while err > 1e-7<br />
<br />
{ ratio = -x*x/(2*i)*(2*i+1)<br />
<br />
suku = suku*ratio<br />
<br />
err = abs(suku/sin)<br />
<br />
sin = sin + suku<br />
<br />
i = i+1<br />
<br />
}<br />
<br />
Kami menuliskan contoh pseudocode dari sin x tersebut pada selembar kertas. Selain itu, kami juga mengerjakan pseudocode dari cos x dan e^x.<br />
<br />
== '''Minggu 3''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 17 September 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Engkos Achmad Kosasih'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan ketiga Mata Kuliah Metode Numerik, kami mempelajari tentang '''Turunan Numerik'''. Turunan numerik berfungsi untuk mempermudah penurunan suatu persamaan yang rumit. Dalam penggunaannya, turunan numerik dianjurkan untuk dihitung dengan memakai komputer ataupun kalkulator, dikarenakan kompleksnya angka yang dihitung. Untuk menghitung turunan numerik, terdapat tiga pendekatan yang bisa digunakan, yaitu : Turunan maju '''(Forward)''', Turunan mundur '''(Backward)''', dan Turunan pusat atau tengah '''(Center)'''.<br />
<br />
<br />
[[File:10.gif|center|border|400px]]<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 4''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 24 September 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Engkos Achmad Kosasih'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan kali ini, kami mempelajari mengenai ''root finding algorithm'', yang berfungsi untuk mencari bilangan pembuat nol pada suatu persamaan atau fungsi. Diajarkan tiga metode, yaitu : '''secant''', '''bisect''', dan '''Newton - Raphson'''<br />
<br />
'''Secant''' : metode menggunakan garis secant (gradien garis yang melalui titik (x_0, f(x_0)) dan (x_1, f(x-1))<br />
<br />
'''Bisect''' : metode dengan membagi menjadi dua bagian, kemudian memilih bagian mana yang mengandung akar. Bagian yang tidak mengandung akar dibuang.<br />
<br />
'''Newton - Raphson''' : metode pencarian akar suatu fungsi f(x) dengan pendekatan satu titik.<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 5''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 1 Oktober 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Engkos Achmad Kosasih'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan kali ini, kami mempelajari mengenai ''Truncation error'', ''rounding error'', dan persamaan banyak. <br />
<br />
Setiap software dan metode numerik memiliki ''truncation error''. Kita dapat mengatasinya dengan ''meshing'', yaitu membagi area yang dianalisis menjadi partisi atau bagian - bagian yang sangat kecil. Semakin kecil partisinya, maka hasil analisis akan semakin akurat.<br />
<br />
''Rounding error'' adalah kesalahan perhitungan yang disebabkan oleh hasil perhitungan yang berubah menjadi bilangan bulat. Jika operasi hitung yang dijalankan bertambah, maka jumlah rounding juga akan semakin banyak.<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 1 (Setelah UTS)''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 29 Oktober 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Ahmad Indra Siswantara'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan kali ini, Pak Dai membahas bahasa Python, salah satu bahasa pemrograman yang cukup sering dipakai. Penggunaan bahasa Python antara lain untuk program GUI, aplikasi ''smartphone'', CLI, IoT, ''game'', ''web'', dan masih banyak lagi. Bahasa Python cukup banyak digunakan karena lebih mudah dipahami dibanding bahasa pemrograman yang lain. <br />
<br />
Berikutnya, kami mempelajari dasar - dasar penggunaan Python bersama dengan asisten dosen. Selain itu, kami juga mempelajari ''Runge - Kutta Method'' yang merupakan salah satu metode penyelesaian ''Initial Value Problem''.<br />
<br />
Selain itu, agar lebih memahami pelajaran hari ini, kami diberikan tugas mencari formula untuk mencari kecepatan maksimal dari sebuah mobil. Kami mengerjakannya dengan berkelompok. Jawaban kelompok kami dilampirkan dibawah ini dan dijelaskan pada ''page'' [[Report Tugas Kelompok 5 : Metode Numerik 2019]]<br />
<br />
<br />
== '''Tugas 1''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 29 Oktober 2019'''<br />
<br />
<br />
[[File:21661.jpg|center|border|800px]]<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 2 (Setelah UTS)''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 5 November 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Ahmad Indra Siswantara'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan kali ini, awalnya kami mempelajari tentang masalah - masalah engineering pada kehidupan sehari - hari (real life case), contohnya adalah initial value problem (top speed problem), dan boundary value problem (aerodynamics)<br />
<br />
Pada metode numerik, ada tiga aspek penting untuk memecahkan masalah yang kita temui, yaitu :<br />
1. Brainware<br />
2. Software<br />
3. Hardware<br />
<br />
Pada awalnya, brainware digunakan untuk mendapatkan model matematika atau fisika dari permasalahan yang dihadapi. Kemudian, digunakan software yang dapat membantu kita mendapatkan analisis dari masalah tersebut. Beberapa jenis software yang biasa digunakan, yaitu CFD, FEA, dan AI. Setelah dianalisis oleh software, kita akan mendapatkan hasil analisis dan solusi dari permasalahan tersebut.<br />
<br />
Setelah itu, Kelompok Skandha, yang beranggotakan Anisa, Darrell, dan Skandha menjelaskan tugas yang diberikan minggu lalu. Mereka menjelaskan bagaimana caranya bisa mendapat top speed. Mereka menggunakan Metode Runge-Kutta, dengan menghitung variabel apa saja yang memengaruhi kecepatan mobil, kemudian mendapat pseudocodenya. Setelah itu, pseudocode tersebut akan di-run di Python, dan kemudian akan mendapat hasil yang diinginkan.<br />
<br />
Kemudian, Kevin menjelaskan caranya untuk mendapatkan top speed. Kevin menjelaskan bahwa friction force bergantung pada drag force yang juga bergantung pada kecepatan mobil.<br />
<br />
Yang terakhir, Bang Edo dkk menjelaskan pada kami bagaimana cara menggunakan software CFDSOF yang dikembangkan sendiri. Kami mempelajari CFDSOF dengan melakukan analisis pada benda mobil yang sebelumnya sudah tersedia. Kami mempelajari cara mencari drag pada mobil tersebut. Setelah keluar hasil analisisnya, gaya drag terbesar pada mobil ada pada bagian bawah depannya, dimana bagian tersebut adalah bagian yang pertama kali kontak dengan udara ketika mobil berjalan.<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 3 (Setelah UTS)''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 12 November 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Ahmad Indra Siswantara'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan kali ini, kami mempelajari lebih lanjut mengenai software CFDSOF - NG dan meng - ''install'' nya di laptop kami masing - masing untuk semakin mendalaminya. Kami mempelajari cara mencari gaya hambat pada mobil yang sudah ditambahkan ''spoiler'' pada bagian belakangnya, apakah akan ada perubahan dan seperti apa perubahan yang ditimbulkan. Pada teorinya, penambahan ''spoiler'' pada bagian belakang mobil akan menimbulkan ''downforce'' atau gaya kearah bawah mobil yang mengakibatkan mobil menjadi lebih seimbang dan bagian belakang mobil tidak terangkat saat berbelok dengan kecepatan tinggi.<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 4 (Setelah UTS)''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 19 November 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Ahmad Indra Siswantara'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan kali ini, saya tidak dapat menghadiri kelas dikarenakan kondisi badan saya yang kurang sehat. Setelah bertanya pada beberapa teman yang menghadiri kelas, saya mengetahui bahwa pembahasan di kelas adalah mengenai optimasi aerodinamik.<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 5 (Setelah UTS)''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 26 November 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Ahmad Indra Siswantara'''<br />
<br />
Pada pertemuan kali ini, kami sekelas melaksanakan kuis untuk mengetahui sejauh mana kami memahami materi metode numerik.<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 6 (Setelah UTS)''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 3 Desember 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Ahmad Indra Siswantara'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
<br />
Pada pertemuan kali ini, kami diberikan tugas mengenai Optimasi Airfoil dengan Simulasi CFDSOF - NG. Untuk itu, selain Autodesk Inventor dan CFDSOF - NG, kami juga memerlukan ''software'' Jupyter untuk mencari sudut optimal dari airfoil kami, yaitu NACA 0018.<br />
<br />
Proses pengerjaan dijelaskan lengkap di [[Report Tugas Kelompok 5 : Metode Numerik 2019]]. Namun , pada hari itu kami tidak mendapat giliran presentasi. Kami mempresentasikan tugas kami kepada asisten, Timo, pada hari Jumat, 6 Desember 2019. <br />
<br />
<br />
== '''Minggu 7 (Setelah UTS)''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 10 Desember 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Ahmad Indra Siswantara'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan kali ini, kami mempelajari mengenai ANN ( ''Artificial Neural Network''). ANN adalah sistem pembelajaran terawasi yang dibangun dari beberapa elemen sederhana, yang disebut neuron atau perceptron. Setiap neuron dapat membuat keputusan sederhana, dan memberi feed keputusan tersebut ke neuron yang lain. Semua hal ini diorganisasikan dalam suatu lapisan yang saling berhubungan. <br />
<br />
Berikutnya, kami mempraktekkannya langsung dibawah bimbingan asisten, Timo. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuka Jupyter dan memasukkan data optimasi airfoil kami pada tugas sebelumnya. Namun, akhirnya digunakan Google Collabs karena adanya masalah pada Jupyter. Data airfoil yang kami masukkan adalah sebagai berikut, menampilkan gaya angkat dan gaya hambat dari airfoil.<br />
<br />
[[File:Optimasiairfoilexcel.PNG|center|border|800px]]<br />
<br />
Berikutnya, kami mengikuti instruksi dari Timo dan mendapatkan hasil akhir berupa grafik Output Real vs Output Prediction ANN. Jika operasi benar, kedua grafik yang ditampilkan akan serupa.<br />
<br />
[[File:Annfadhil.PNG|center|border|800px]]</div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=File:Annfadhil.PNG&diff=17780File:Annfadhil.PNG2019-12-15T20:30:43Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div></div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=Mohammad_Fadhil_Dwinanda&diff=17779Mohammad Fadhil Dwinanda2019-12-15T19:37:49Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div>'''بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحيمِ'''<br />
<br />
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Selamat datang di halaman saya.<br />
<br />
[[Tugas Merancang Kelompok 14]]<br />
<br />
<br />
== '''Profil''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
Nama : Mohammad Fadhil Dwinanda<br />
<br />
NPM : 1706986403<br />
<br />
Jurusan : Teknik Mesin<br />
<br />
Angkatan : 2017<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 1''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 3 September 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Ahmad Indra Siswantara dan Dr. Engkos Achmad Kosasih'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan pertama mata kuliah Metode Numerik yang bertempat di Lab. Puskom 207, kami, mahasiswa kelas tersebut, diberikan penjelasan mengenai garis besar dari mata kuliah Metode Numerik. Salah satunya mengenai pengaplikasiannya pada pengolahan data.<br />
<br />
<br />
Penggunaan Metode Numerik sangat membantu mengatasi permasalahan - permasalahan pengolahan data yang kompleks, disini dicontohkan pada '''Deret Taylor''' atau ''Taylor's Method.''<br />
<br />
Deret Taylor adalah representasi fungsi matematika sebagai jumlahan tak hingga dari suku - suku yang nilainya dihitung dari turunan fungsi tersebut di suatu titik. Berikut rumus dari Deret Taylor<br />
<br />
<br />
[[File:Images.png|center|border|400px]]<br />
<br />
<br />
Saat itu, kami diberikan latihan untuk menghitung nilai sin(phi/7) dengan menggunakan Microsoft Excel. Dengan Deret Taylor yang sudah dijelaskan sebelumnya, diperoleh hasil sebagai berikut. <br />
<br />
<br />
[[File:Capturean.PNG|center|border|800px|frame|Hasil penghitungan Deret Taylor menggunakan Excel.]]<br />
<br />
<br />
Dengan hasil berikut, dapat dilihat hasil yang diperoleh lebih rinci daripada menggunakan kalkulator atau alat hitung sederhana lainnya.<br />
<br />
Sekian dari saya, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 2''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 10 September 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Engkos Achmad Kosasih'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan kedua mata kuliah Metode Numerik, kami terlebih dahulu membahas mengenai tugas yang diberikan minggu lalu, yaitu menghitung cos x dan e^x menggunakan Deret Taylor pada Microsoft Excel. Setelah selesai mengulas mengenai tugas itu, kami membahas tentang '''''Pseudocode''''' yang menjadi ''highlight'' pada pertemuan kali ini.<br />
<br />
''Pseudocode'' adalah cara penulisan algoritma yang hampir menyerupai bahasa pemrograman, namun ditulis dengan bahasa baku yang lebih mudah dipahami dan lebih sederhana. Tujuannya agar programmer dapat memahami ide awal dari suatu program sebelum memahami bahasa pemrograman yang akan digunakan.<br />
<br />
Pada hari itu, kami diberi contoh pseudocode dari sin x, yaitu :<br />
<br />
i = r ; err = 1<br />
<br />
suku = x<br />
<br />
sin = suku<br />
<br />
while err > 1e-7<br />
<br />
{ ratio = -x*x/(2*i)*(2*i+1)<br />
<br />
suku = suku*ratio<br />
<br />
err = abs(suku/sin)<br />
<br />
sin = sin + suku<br />
<br />
i = i+1<br />
<br />
}<br />
<br />
Kami menuliskan contoh pseudocode dari sin x tersebut pada selembar kertas. Selain itu, kami juga mengerjakan pseudocode dari cos x dan e^x.<br />
<br />
== '''Minggu 3''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 17 September 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Engkos Achmad Kosasih'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan ketiga Mata Kuliah Metode Numerik, kami mempelajari tentang '''Turunan Numerik'''. Turunan numerik berfungsi untuk mempermudah penurunan suatu persamaan yang rumit. Dalam penggunaannya, turunan numerik dianjurkan untuk dihitung dengan memakai komputer ataupun kalkulator, dikarenakan kompleksnya angka yang dihitung. Untuk menghitung turunan numerik, terdapat tiga pendekatan yang bisa digunakan, yaitu : Turunan maju '''(Forward)''', Turunan mundur '''(Backward)''', dan Turunan pusat atau tengah '''(Center)'''.<br />
<br />
<br />
[[File:10.gif|center|border|400px]]<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 4''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 24 September 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Engkos Achmad Kosasih'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan kali ini, kami mempelajari mengenai ''root finding algorithm'', yang berfungsi untuk mencari bilangan pembuat nol pada suatu persamaan atau fungsi. Diajarkan tiga metode, yaitu : '''secant''', '''bisect''', dan '''Newton - Raphson'''<br />
<br />
'''Secant''' : metode menggunakan garis secant (gradien garis yang melalui titik (x_0, f(x_0)) dan (x_1, f(x-1))<br />
<br />
'''Bisect''' : metode dengan membagi menjadi dua bagian, kemudian memilih bagian mana yang mengandung akar. Bagian yang tidak mengandung akar dibuang.<br />
<br />
'''Newton - Raphson''' : metode pencarian akar suatu fungsi f(x) dengan pendekatan satu titik.<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 5''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 1 Oktober 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Engkos Achmad Kosasih'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan kali ini, kami mempelajari mengenai ''Truncation error'', ''rounding error'', dan persamaan banyak. <br />
<br />
Setiap software dan metode numerik memiliki ''truncation error''. Kita dapat mengatasinya dengan ''meshing'', yaitu membagi area yang dianalisis menjadi partisi atau bagian - bagian yang sangat kecil. Semakin kecil partisinya, maka hasil analisis akan semakin akurat.<br />
<br />
''Rounding error'' adalah kesalahan perhitungan yang disebabkan oleh hasil perhitungan yang berubah menjadi bilangan bulat. Jika operasi hitung yang dijalankan bertambah, maka jumlah rounding juga akan semakin banyak.<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 1 (Setelah UTS)''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 29 Oktober 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Ahmad Indra Siswantara'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan kali ini, Pak Dai membahas bahasa Python, salah satu bahasa pemrograman yang cukup sering dipakai. Penggunaan bahasa Python antara lain untuk program GUI, aplikasi ''smartphone'', CLI, IoT, ''game'', ''web'', dan masih banyak lagi. Bahasa Python cukup banyak digunakan karena lebih mudah dipahami dibanding bahasa pemrograman yang lain. <br />
<br />
Berikutnya, kami mempelajari dasar - dasar penggunaan Python bersama dengan asisten dosen. Selain itu, kami juga mempelajari ''Runge - Kutta Method'' yang merupakan salah satu metode penyelesaian ''Initial Value Problem''.<br />
<br />
Selain itu, agar lebih memahami pelajaran hari ini, kami diberikan tugas mencari formula untuk mencari kecepatan maksimal dari sebuah mobil. Kami mengerjakannya dengan berkelompok. Jawaban kelompok kami dilampirkan dibawah ini dan dijelaskan pada ''page'' [[Report Tugas Kelompok 5 : Metode Numerik 2019]]<br />
<br />
<br />
== '''Tugas 1''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 29 Oktober 2019'''<br />
<br />
<br />
[[File:21661.jpg]]<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 2 (Setelah UTS)''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 5 November 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Ahmad Indra Siswantara'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan kali ini, awalnya kami mempelajari tentang masalah - masalah engineering pada kehidupan sehari - hari (real life case), contohnya adalah initial value problem (top speed problem), dan boundary value problem (aerodynamics)<br />
<br />
Pada metode numerik, ada tiga aspek penting untuk memecahkan masalah yang kita temui, yaitu :<br />
1. Brainware<br />
2. Software<br />
3. Hardware<br />
<br />
Pada awalnya, brainware digunakan untuk mendapatkan model matematika atau fisika dari permasalahan yang dihadapi. Kemudian, digunakan software yang dapat membantu kita mendapatkan analisis dari masalah tersebut. Beberapa jenis software yang biasa digunakan, yaitu CFD, FEA, dan AI. Setelah dianalisis oleh software, kita akan mendapatkan hasil analisis dan solusi dari permasalahan tersebut.<br />
<br />
Setelah itu, Kelompok Skandha, yang beranggotakan Anisa, Darrell, dan Skandha menjelaskan tugas yang diberikan minggu lalu. Mereka menjelaskan bagaimana caranya bisa mendapat top speed. Mereka menggunakan Metode Runge-Kutta, dengan menghitung variabel apa saja yang memengaruhi kecepatan mobil, kemudian mendapat pseudocodenya. Setelah itu, pseudocode tersebut akan di-run di Python, dan kemudian akan mendapat hasil yang diinginkan.<br />
<br />
Kemudian, Kevin menjelaskan caranya untuk mendapatkan top speed. Kevin menjelaskan bahwa friction force bergantung pada drag force yang juga bergantung pada kecepatan mobil.<br />
<br />
Yang terakhir, Bang Edo dkk menjelaskan pada kami bagaimana cara menggunakan software CFDSOF yang dikembangkan sendiri. Kami mempelajari CFDSOF dengan melakukan analisis pada benda mobil yang sebelumnya sudah tersedia. Kami mempelajari cara mencari drag pada mobil tersebut. Setelah keluar hasil analisisnya, gaya drag terbesar pada mobil ada pada bagian bawah depannya, dimana bagian tersebut adalah bagian yang pertama kali kontak dengan udara ketika mobil berjalan.</div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=Mohammad_Fadhil_Dwinanda&diff=17778Mohammad Fadhil Dwinanda2019-12-15T19:11:32Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div>'''بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحيمِ'''<br />
<br />
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Selamat datang di halaman saya.<br />
<br />
[[Tugas Merancang Kelompok 14]]<br />
<br />
<br />
== '''Profil''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
Nama : Mohammad Fadhil Dwinanda<br />
<br />
NPM : 1706986403<br />
<br />
Jurusan : Teknik Mesin<br />
<br />
Angkatan : 2017<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 1''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 3 September 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Ahmad Indra Siswantara dan Dr. Engkos Achmad Kosasih'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan pertama mata kuliah Metode Numerik yang bertempat di Lab. Puskom 207, kami, mahasiswa kelas tersebut, diberikan penjelasan mengenai garis besar dari mata kuliah Metode Numerik. Salah satunya mengenai pengaplikasiannya pada pengolahan data.<br />
<br />
<br />
Penggunaan Metode Numerik sangat membantu mengatasi permasalahan - permasalahan pengolahan data yang kompleks, disini dicontohkan pada '''Deret Taylor''' atau ''Taylor's Method.''<br />
<br />
Deret Taylor adalah representasi fungsi matematika sebagai jumlahan tak hingga dari suku - suku yang nilainya dihitung dari turunan fungsi tersebut di suatu titik. Berikut rumus dari Deret Taylor<br />
<br />
<br />
[[File:Images.png|center|border|400px]]<br />
<br />
<br />
Saat itu, kami diberikan latihan untuk menghitung nilai sin(phi/7) dengan menggunakan Microsoft Excel. Dengan Deret Taylor yang sudah dijelaskan sebelumnya, diperoleh hasil sebagai berikut. <br />
<br />
<br />
[[File:Capturean.PNG|center|border|800px|frame|Hasil penghitungan Deret Taylor menggunakan Excel.]]<br />
<br />
<br />
Dengan hasil berikut, dapat dilihat hasil yang diperoleh lebih rinci daripada menggunakan kalkulator atau alat hitung sederhana lainnya.<br />
<br />
Sekian dari saya, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 2''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 10 September 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Engkos Achmad Kosasih'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan kedua mata kuliah Metode Numerik, kami terlebih dahulu membahas mengenai tugas yang diberikan minggu lalu, yaitu menghitung cos x dan e^x menggunakan Deret Taylor pada Microsoft Excel. Setelah selesai mengulas mengenai tugas itu, kami membahas tentang '''''Pseudocode''''' yang menjadi ''highlight'' pada pertemuan kali ini.<br />
<br />
''Pseudocode'' adalah cara penulisan algoritma yang hampir menyerupai bahasa pemrograman, namun ditulis dengan bahasa baku yang lebih mudah dipahami dan lebih sederhana. Tujuannya agar programmer dapat memahami ide awal dari suatu program sebelum memahami bahasa pemrograman yang akan digunakan.<br />
<br />
Pada hari itu, kami diberi contoh pseudocode dari sin x, yaitu :<br />
<br />
i = r ; err = 1<br />
<br />
suku = x<br />
<br />
sin = suku<br />
<br />
while err > 1e-7<br />
<br />
{ ratio = -x*x/(2*i)*(2*i+1)<br />
<br />
suku = suku*ratio<br />
<br />
err = abs(suku/sin)<br />
<br />
sin = sin + suku<br />
<br />
i = i+1<br />
<br />
}<br />
<br />
Kami menuliskan contoh pseudocode dari sin x tersebut pada selembar kertas. Selain itu, kami juga mengerjakan pseudocode dari cos x dan e^x.<br />
<br />
== '''Minggu 3''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 17 September 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Engkos Achmad Kosasih'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan ketiga Mata Kuliah Metode Numerik, kami mempelajari tentang '''Turunan Numerik'''. Turunan numerik berfungsi untuk mempermudah penurunan suatu persamaan yang rumit. Dalam penggunaannya, turunan numerik dianjurkan untuk dihitung dengan memakai komputer ataupun kalkulator, dikarenakan kompleksnya angka yang dihitung. Untuk menghitung turunan numerik, terdapat tiga pendekatan yang bisa digunakan, yaitu : Turunan maju '''(Forward)''', Turunan mundur '''(Backward)''', dan Turunan pusat atau tengah '''(Center)'''.<br />
<br />
<br />
[[File:10.gif|center|border|400px]]<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 4''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 24 September 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Engkos Achmad Kosasih'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan kali ini, kami mempelajari mengenai ''root finding algorithm'', yang berfungsi untuk mencari bilangan pembuat nol pada suatu persamaan atau fungsi. Diajarkan tiga metode, yaitu : '''secant''', '''bisect''', dan '''Newton - Raphson'''<br />
<br />
'''Secant''' : metode menggunakan garis secant (gradien garis yang melalui titik (x_0, f(x_0)) dan (x_1, f(x-1))<br />
<br />
'''Bisect''' : metode dengan membagi menjadi dua bagian, kemudian memilih bagian mana yang mengandung akar. Bagian yang tidak mengandung akar dibuang.<br />
<br />
'''Newton - Raphson''' : metode pencarian akar suatu fungsi f(x) dengan pendekatan satu titik.<br />
<br />
<br />
== '''Minggu 5''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 1 Oktober 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Engkos Achmad Kosasih'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan kali ini, kami mempelajari mengenai ''Truncation error'', ''rounding error'', dan persamaan banyak. <br />
<br />
Setiap software dan metode numerik memiliki ''truncation error''. Kita dapat mengatasinya dengan ''meshing'', yaitu membagi area yang dianalisis menjadi partisi atau bagian - bagian yang sangat kecil. Semakin kecil partisinya, maka hasil analisis akan semakin akurat.<br />
<br />
''Rounding error'' adalah kesalahan perhitungan yang disebabkan oleh hasil perhitungan yang berubah menjadi bilangan bulat. Jika operasi hitung yang dijalankan bertambah, maka jumlah rounding juga akan semakin banyak.<br />
<br />
<br />
== '''Tugas 1''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 29 Oktober 2019'''<br />
<br />
<br />
[[File:21661.jpg]]<br />
<br />
<br />
== '''Minggu -''' ==<br />
----<br />
<br />
<br />
'''Hari, Tanggal : Selasa, 5 November 2019'''<br />
<br />
'''Oleh : Dr. Ahmad Indra Siswantara'''<br />
<br />
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
Pada pertemuan kali ini, awalnya kami mempelajari tentang masalah - masalah engineering pada kehidupan sehari - hari (real life case), contohnya adalah initial value problem (top speed problem), dan boundary value problem (aerodynamics)<br />
<br />
Pada metode numerik, ada tiga aspek penting untuk memecahkan masalah yang kita temui, yaitu :<br />
1. Brainware<br />
2. Software<br />
3. Hardware<br />
<br />
Pada awalnya, brainware digunakan untuk mendapatkan model matematika atau fisika dari permasalahan yang dihadapi. Kemudian, digunakan software yang dapat membantu kita mendapatkan analisis dari masalah tersebut. Beberapa jenis software yang biasa digunakan, yaitu CFD, FEA, dan AI. Setelah dianalisis oleh software, kita akan mendapatkan hasil analisis dan solusi dari permasalahan tersebut.<br />
<br />
Setelah itu, Kelompok Skandha, yang beranggotakan Anisa, Darrell, dan Skandha menjelaskan tugas yang diberikan minggu lalu. Mereka menjelaskan bagaimana caranya bisa mendapat top speed. Mereka menggunakan Metode Runge-Kutta, dengan menghitung variabel apa saja yang memengaruhi kecepatan mobil, kemudian mendapat pseudocodenya. Setelah itu, pseudocode tersebut akan di-run di Python, dan kemudian akan mendapat hasil yang diinginkan.<br />
<br />
Kemudian, Kevin menjelaskan caranya untuk mendapatkan top speed. Kevin menjelaskan bahwa friction force bergantung pada drag force yang juga bergantung pada kecepatan mobil.<br />
<br />
Yang terakhir, Bang Edo dkk menjelaskan pada kami bagaimana cara menggunakan software CFDSOF yang dikembangkan sendiri. Kami mempelajari CFDSOF dengan melakukan analisis pada benda mobil yang sebelumnya sudah tersedia. Kami mempelajari cara mencari drag pada mobil tersebut. Setelah keluar hasil analisisnya, gaya drag terbesar pada mobil ada pada bagian bawah depannya, dimana bagian tersebut adalah bagian yang pertama kali kontak dengan udara ketika mobil berjalan.</div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=Report_Tugas_Kelompok_5_:_Metode_Numerik_2019&diff=17474Report Tugas Kelompok 5 : Metode Numerik 20192019-12-12T04:08:43Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div>Bismillahirrahmanirrahim<br />
<br />
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
<br />
== '''Profil''' ==<br />
----<br />
<br />
Perkenalkan, kami Kelompok 5 dari Kelas Metode Numerik-01 yang beranggotakan : <br />
<br />
- Nur Akhmad Fajar (1606824774)<br />
<br />
- Pandega Atana Tamma Hariyanto (1706036583)<br />
<br />
- Mohammad Fadhil Dwinanda (1706986403)<br />
<br />
- Rafi Ahmad Eshandra (1706986486)<br />
<br />
== '''Tugas 1''' ==<br />
----<br />
<br />
Pada kesempatan kali ini, kami diberikan tugas untuk mencari waktu untuk mencapai kecepatan maksimal dari sebuah mobil. Kami mendapatkan hasil seperti pada<br />
<br />
di gambar. Berikut kami juga melampirkan video kami menjelaskan hasil yang kami dapat<br />
<br />
<br />
[[File:21661.jpg]]<br />
<br />
<br />
[[File:Videometnum.mp4]]<br />
<br />
<br />
== '''Tugas 2''' ==<br />
<br />
Tugas berikutnya adalah mencari drag pada mobil menggunakan ''software'' CFD-SOF. Kali ini, kami menggunakan mobil template pada ''software'' CFDSOF untuk disimulasikan. Berikut video penjelasan untuk mensimulasikan mobil tersebut pada CFDSOF.<br />
<br />
<br />
[[File:Cfdsofkelompok5.mp4]]<br />
<br />
<br />
Setelah selesai membuat ''mesh'' dari mobil yang ingin disimulasikan, kami melanjutkannya dengan menggunakan aplikasi pihak ketiga, yaitu Paraview, untuk menjalankan simulasi CFD - nya. Berikut video penjelasan langkah - langkah menggunakan paraview.<br />
<br />
<br />
[[File:Bandicam 2019-12-11 23-42-40-269.mp4]]<br />
<br />
== '''Tugas 3''' ==<br />
<br />
Tugas berikutnya adalah mencari sudut optimasi dari sebuah ''airfoil''. Tugas ini sebelumnya sudah dipresentasikan ke asisten. Pada tugas ini, kami menentukan sudut dari ''airfoil'' dari 0 derajat sampai 15 derajat. Hal ini disebabkan karena, pada aplikasi di kehidupan sehari - hari, ''angle of attack'' sebuah pesawat tidak bisa terlalu besar. Karena, jika terlalu besar, pesawat akan mengalami ''stall'', yaitu keadaan dimana pesawat kehilangan daya angkatnya. Pada ''airfoil'' umumnya, ''angle of attack''<br />
maksimal berada diantara 15 - 20 derajat.<br />
<br />
<br />
''Airfoil'' yang akan kami cari sudut optimasinya adalah NACA 0018. Langkah pertama yang kami lakukan adalah mengedit ''airfoil'' di Autodesk Inventor agar bisa dianalisa pada aplikasi CFDSOF<br />
<br />
<br />
[[File:Optimasiairfoil1.PNG]]<br />
<br />
<br />
Berikutnya, kami menentukan dimensi, properti, dan batas batas dari ''box mesh''<br />
<br />
<br />
[[File:Optimasiairfoil2.PNG]]<br />
<br />
<br />
Setelah itu, kami memindahkan lokasi ''mesh'' hingga titiknya berada di luar dari ''airfoil'' yang akan dianalisa<br />
<br />
<br />
[[File:Optimasiairfoil3.png]]<br />
<br />
<br />
Lalu, ''mesh'' akan di - ''generate''. dan kemudian parameter - parameter lainnya akan ditentukan. Setelah itu, masuk ke bagian CFD-Post, yaitu dimana ''airfoil'' akan lanjut dianalisa menggunakan ''third-party software'', yaitu Paraview<br />
<br />
<br />
[[File:Optimasiairfoil444.png]]<br />
<br />
<br />
[[File:Optimasiairfoil555.PNG]]<br />
<br />
<br />
Di ''software'' Paraview, kami menggunakan menu ''Generate Surface Variables'' untuk memunculkan profil airfoil, dan kemudian mencari ''drag force'' dan ''lift force'' menggunakan calculator, dan kemudian memilih menu ''integrate variables'' untuk melihat hasil dari ''drag force'' dan ''lift force'' ''airfoil'' pada sudut 0 derajat<br />
<br />
<br />
[[File:Optimasiairfoil666.PNG]]<br />
<br />
<br />
[[File:Optimasiairfoil777.PNG]]<br />
<br />
<br />
[[File:Optimasiairfoil888.PNG]]<br />
<br />
<br />
[[File:Optimasiairfoil999.PNG]]<br />
<br />
<br />
[[File:Optimasiairfoil10.PNG]]<br />
<br />
<br />
Kemudian, ''airfoil'' akan di - ''rotate'' ke sudut 3, 6, 9, 12, dan 15 derajat untuk melihat tren yang dihasilkan. Kemudian, kami mendapat tabel hasilnya dan mengubahnya menjadi grafik. Lalu, akan ditemukan persamaan garisnya, yang mana kami gunakan 6 variabel agar lebih teliti dalam menentukan sudut optimal nantinya<br />
<br />
<br />
[[File:Optimasiairfoil11.PNG]]<br />
<br />
<br />
[[File:Optimasiairfoilexcel.PNG]]<br />
<br />
<br />
Setelah mendapat persamaan garisnya, kami memasukkan persamaan garis pada grafik ''drag force'' dan ''lift force'' pada ''software'' Jupyter menggunakan ''coding'' yang sebelumnya sudah kami persiapkan. Kemudian, kami mendapat sudut optimal dari ''airfoil'' NACA 0018 adalah 10,6322.. derajat<br />
<br />
<br />
[[File:Optimasiairfoiljupyter.PNG]]</div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=File:Optimasiairfoiljupyter.PNG&diff=17473File:Optimasiairfoiljupyter.PNG2019-12-12T04:08:30Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div></div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=File:Optimasiairfoilexcel.PNG&diff=17472File:Optimasiairfoilexcel.PNG2019-12-12T04:06:49Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div></div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=File:Optimasiairfoil11.PNG&diff=17471File:Optimasiairfoil11.PNG2019-12-12T04:06:17Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div></div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=File:Optimasiairfoil10.PNG&diff=17470File:Optimasiairfoil10.PNG2019-12-12T04:04:00Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div></div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=File:Optimasiairfoil999.PNG&diff=17469File:Optimasiairfoil999.PNG2019-12-12T03:59:21Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div></div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=Report_Tugas_Kelompok_5_:_Metode_Numerik_2019&diff=17468Report Tugas Kelompok 5 : Metode Numerik 20192019-12-12T03:53:42Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div>Bismillahirrahmanirrahim<br />
<br />
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
<br />
== '''Profil''' ==<br />
----<br />
<br />
Perkenalkan, kami Kelompok 5 dari Kelas Metode Numerik-01 yang beranggotakan : <br />
<br />
- Nur Akhmad Fajar (1606824774)<br />
<br />
- Pandega Atana Tamma Hariyanto (1706036583)<br />
<br />
- Mohammad Fadhil Dwinanda (1706986403)<br />
<br />
- Rafi Ahmad Eshandra (1706986486)<br />
<br />
== '''Tugas 1''' ==<br />
----<br />
<br />
Pada kesempatan kali ini, kami diberikan tugas untuk mencari waktu untuk mencapai kecepatan maksimal dari sebuah mobil. Kami mendapatkan hasil seperti pada<br />
<br />
di gambar. Berikut kami juga melampirkan video kami menjelaskan hasil yang kami dapat<br />
<br />
<br />
[[File:21661.jpg]]<br />
<br />
<br />
[[File:Videometnum.mp4]]<br />
<br />
<br />
== '''Tugas 2''' ==<br />
<br />
Tugas berikutnya adalah mencari drag pada mobil menggunakan ''software'' CFD-SOF. Kali ini, kami menggunakan mobil template pada ''software'' CFDSOF untuk disimulasikan. Berikut video penjelasan untuk mensimulasikan mobil tersebut pada CFDSOF.<br />
<br />
<br />
[[File:Cfdsofkelompok5.mp4]]<br />
<br />
<br />
Setelah selesai membuat ''mesh'' dari mobil yang ingin disimulasikan, kami melanjutkannya dengan menggunakan aplikasi pihak ketiga, yaitu Paraview, untuk menjalankan simulasi CFD - nya. Berikut video penjelasan langkah - langkah menggunakan paraview.<br />
<br />
<br />
[[File:Bandicam 2019-12-11 23-42-40-269.mp4]]<br />
<br />
== '''Tugas 3''' ==<br />
<br />
Tugas berikutnya adalah mencari sudut optimasi dari sebuah ''airfoil''. Tugas ini sebelumnya sudah dipresentasikan ke asisten. Pada tugas ini, kami menentukan sudut dari ''airfoil'' dari 0 derajat sampai 15 derajat. Hal ini disebabkan karena, pada aplikasi di kehidupan sehari - hari, ''angle of attack'' sebuah pesawat tidak bisa terlalu besar. Karena, jika terlalu besar, pesawat akan mengalami ''stall'', yaitu keadaan dimana pesawat kehilangan daya angkatnya. Pada ''airfoil'' umumnya, ''angle of attack''<br />
maksimal berada diantara 15 - 20 derajat.<br />
<br />
<br />
''Airfoil'' yang akan kami cari sudut optimasinya adalah NACA 0018. Langkah pertama yang kami lakukan adalah mengedit ''airfoil'' di Autodesk Inventor agar bisa dianalisa pada aplikasi CFDSOF<br />
<br />
<br />
[[File:Optimasiairfoil1.PNG]]<br />
<br />
<br />
Berikutnya, kami menentukan dimensi, properti, dan batas batas dari ''box mesh''<br />
<br />
<br />
[[File:Optimasiairfoil2.PNG]]<br />
<br />
<br />
Setelah itu, kami memindahkan lokasi ''mesh'' hingga titiknya berada di luar dari ''airfoil'' yang akan dianalisa<br />
<br />
<br />
[[File:Optimasiairfoil3.png]]<br />
<br />
<br />
Lalu, ''mesh'' akan di - ''generate''. dan kemudian parameter - parameter lainnya akan ditentukan. Setelah itu, masuk ke bagian CFD-Post, yaitu dimana ''airfoil'' akan lanjut dianalisa menggunakan ''third-party software'', yaitu Paraview<br />
<br />
<br />
[[File:Optimasiairfoil444.png]]<br />
<br />
<br />
[[File:Optimasiairfoil555.PNG]]<br />
<br />
<br />
Di ''software'' Paraview, kami menggunakan menu ''Generate Surface Variables'' untuk memunculkan profil airfoil, dan kemudian mencari ''drag force'' dan ''lift force'' menggunakan calculator, dan kemudian memilih menu ''integrate variables'' untuk melihat hasil dari ''drag force'' dan ''lift force'' ''airfoil'' pada sudut 0 derajat<br />
<br />
<br />
[[File:Optimasiairfoil666.PNG]]<br />
<br />
<br />
[[File:Optimasiairfoil777.PNG]]<br />
<br />
<br />
[[File:Optimasiairfoil888.PNG]]<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Kemudian, ''airfoil'' akan di - ''rotate'' ke sudut 3, 6, 9, 12, dan 15 derajat untuk melihat tren yang dihasilkan. Kemudian, kami mendapat tabel hasilnya dan mengubahnya menjadi grafik. Lalu, akan ditemukan persamaan garisnya, yang mana kami gunakan 6 variabel agar lebih teliti dalam menentukan sudut optimal nantinya<br />
<br />
<br />
Setelah mendapat persamaan garisnya, kami memasukkan persamaan garis pada grafik ''drag force'' dan ''lift force'' pada ''software'' Jupyter menggunakan ''coding'' yang sebelumnya sudah kami persiapkan. Kemudian, kami mendapat sudut optimal dari ''airfoil'' NACA 0018 adalah 10,6322.. derajat</div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=File:Optimasiairfoil888.PNG&diff=17467File:Optimasiairfoil888.PNG2019-12-12T03:49:36Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div></div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=File:Optimasiairfoil777.PNG&diff=17466File:Optimasiairfoil777.PNG2019-12-12T03:45:59Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div></div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=File:Optimasiairfoil666.PNG&diff=17465File:Optimasiairfoil666.PNG2019-12-12T03:44:00Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div></div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=File:Optimasiairfoil555.PNG&diff=17464File:Optimasiairfoil555.PNG2019-12-12T03:41:38Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div></div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=File:Optimasiairfoil444.png&diff=17463File:Optimasiairfoil444.png2019-12-12T03:40:02Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div></div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=Report_Tugas_Kelompok_5_:_Metode_Numerik_2019&diff=17462Report Tugas Kelompok 5 : Metode Numerik 20192019-12-12T03:38:15Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div>Bismillahirrahmanirrahim<br />
<br />
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
<br />
== '''Profil''' ==<br />
----<br />
<br />
Perkenalkan, kami Kelompok 5 dari Kelas Metode Numerik-01 yang beranggotakan : <br />
<br />
- Nur Akhmad Fajar (1606824774)<br />
<br />
- Pandega Atana Tamma Hariyanto (1706036583)<br />
<br />
- Mohammad Fadhil Dwinanda (1706986403)<br />
<br />
- Rafi Ahmad Eshandra (1706986486)<br />
<br />
== '''Tugas 1''' ==<br />
----<br />
<br />
Pada kesempatan kali ini, kami diberikan tugas untuk mencari waktu untuk mencapai kecepatan maksimal dari sebuah mobil. Kami mendapatkan hasil seperti pada<br />
<br />
di gambar. Berikut kami juga melampirkan video kami menjelaskan hasil yang kami dapat<br />
<br />
<br />
[[File:21661.jpg]]<br />
<br />
<br />
[[File:Videometnum.mp4]]<br />
<br />
<br />
== '''Tugas 2''' ==<br />
<br />
Tugas berikutnya adalah mencari drag pada mobil menggunakan ''software'' CFD-SOF. Kali ini, kami menggunakan mobil template pada ''software'' CFDSOF untuk disimulasikan. Berikut video penjelasan untuk mensimulasikan mobil tersebut pada CFDSOF.<br />
<br />
<br />
[[File:Cfdsofkelompok5.mp4]]<br />
<br />
<br />
Setelah selesai membuat ''mesh'' dari mobil yang ingin disimulasikan, kami melanjutkannya dengan menggunakan aplikasi pihak ketiga, yaitu Paraview, untuk menjalankan simulasi CFD - nya. Berikut video penjelasan langkah - langkah menggunakan paraview.<br />
<br />
<br />
[[File:Bandicam 2019-12-11 23-42-40-269.mp4]]<br />
<br />
== '''Tugas 3''' ==<br />
<br />
Tugas berikutnya adalah mencari sudut optimasi dari sebuah ''airfoil''. Tugas ini sebelumnya sudah dipresentasikan ke asisten. Pada tugas ini, kami menentukan sudut dari ''airfoil'' dari 0 derajat sampai 15 derajat. Hal ini disebabkan karena, pada aplikasi di kehidupan sehari - hari, ''angle of attack'' sebuah pesawat tidak bisa terlalu besar. Karena, jika terlalu besar, pesawat akan mengalami ''stall'', yaitu keadaan dimana pesawat kehilangan daya angkatnya. Pada ''airfoil'' umumnya, ''angle of attack''<br />
maksimal berada diantara 15 - 20 derajat.<br />
<br />
<br />
''Airfoil'' yang akan kami cari sudut optimasinya adalah NACA 0018. Langkah pertama yang kami lakukan adalah mengedit ''airfoil'' di Autodesk Inventor agar bisa dianalisa pada aplikasi CFDSOF<br />
<br />
<br />
[[File:Optimasiairfoil1.PNG]]<br />
<br />
<br />
Berikutnya, kami menentukan dimensi, properti, dan batas batas dari ''box mesh''<br />
<br />
<br />
[[File:Optimasiairfoil2.PNG]]<br />
<br />
<br />
Setelah itu, kami memindahkan lokasi ''mesh'' hingga titiknya berada di luar dari ''airfoil'' yang akan dianalisa<br />
<br />
<br />
[[File:Optimasiairfoil3.png]]<br />
<br />
<br />
Lalu, ''mesh'' akan di - ''generate''. dan kemudian parameter - parameter lainnya akan ditentukan. Setelah itu, masuk ke bagian CFD-Post, yaitu dimana ''airfoil'' akan lanjut dianalisa menggunakan ''third-party software'', yaitu Paraview<br />
<br />
<br />
Di ''software'' Paraview, kami menggunakan menu ''Generate Surface Variables'' untuk memunculkan profil airfoil, dan kemudian mencari ''drag force'' dan ''lift force'' menggunakan calculator, dan kemudian memilih menu ''integrate variables'' untuk melihat hasil dari ''drag force'' dan ''lift force'' ''airfoil'' pada sudut 0 derajat<br />
<br />
<br />
Kemudian, ''airfoil'' akan di - ''rotate'' ke sudut 3, 6, 9, 12, dan 15 derajat untuk melihat tren yang dihasilkan. Kemudian, kami mendapat tabel hasilnya dan mengubahnya menjadi grafik. Lalu, akan ditemukan persamaan garisnya, yang mana kami gunakan 6 variabel agar lebih teliti dalam menentukan sudut optimal nantinya<br />
<br />
<br />
Setelah mendapat persamaan garisnya, kami memasukkan persamaan garis pada grafik ''drag force'' dan ''lift force'' pada ''software'' Jupyter menggunakan ''coding'' yang sebelumnya sudah kami persiapkan. Kemudian, kami mendapat sudut optimal dari ''airfoil'' NACA 0018 adalah 10,6322.. derajat</div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=File:Optimasiairfoil3.png&diff=17461File:Optimasiairfoil3.png2019-12-12T03:37:49Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div></div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=File:Optimasiairfoil2.PNG&diff=17460File:Optimasiairfoil2.PNG2019-12-12T03:36:56Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div></div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=File:Optimasiairfoil1.PNG&diff=17459File:Optimasiairfoil1.PNG2019-12-12T03:31:54Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div></div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=Report_Tugas_Kelompok_5_:_Metode_Numerik_2019&diff=17458Report Tugas Kelompok 5 : Metode Numerik 20192019-12-12T02:50:42Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div>Bismillahirrahmanirrahim<br />
<br />
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.<br />
<br />
<br />
== '''Profil''' ==<br />
----<br />
<br />
Perkenalkan, kami Kelompok 5 dari Kelas Metode Numerik-01 yang beranggotakan : <br />
<br />
- Nur Akhmad Fajar (1606824774)<br />
<br />
- Pandega Atana Tamma Hariyanto (1706036583)<br />
<br />
- Mohammad Fadhil Dwinanda (1706986403)<br />
<br />
- Rafi Ahmad Eshandra (1706986486)<br />
<br />
== '''Tugas 1''' ==<br />
----<br />
<br />
Pada kesempatan kali ini, kami diberikan tugas untuk mencari waktu untuk mencapai kecepatan maksimal dari sebuah mobil. Kami mendapatkan hasil seperti pada<br />
<br />
di gambar. Berikut kami juga melampirkan video kami menjelaskan hasil yang kami dapat<br />
<br />
<br />
[[File:21661.jpg]]<br />
<br />
<br />
[[File:Videometnum.mp4]]<br />
<br />
<br />
== '''Tugas 2''' ==<br />
<br />
Tugas berikutnya adalah mencari drag pada mobil menggunakan ''software'' CFD-SOF. Kali ini, kami menggunakan mobil template pada ''software'' CFDSOF untuk disimulasikan. Berikut video penjelasan untuk mensimulasikan mobil tersebut pada CFDSOF.<br />
<br />
<br />
[[File:Cfdsofkelompok5.mp4]]<br />
<br />
<br />
Setelah selesai membuat ''mesh'' dari mobil yang ingin disimulasikan, kami melanjutkannya dengan menggunakan aplikasi pihak ketiga, yaitu Paraview, untuk menjalankan simulasi CFD - nya. Berikut video penjelasan langkah - langkah menggunakan paraview.<br />
<br />
<br />
[[File:Bandicam 2019-12-11 23-42-40-269.mp4]]<br />
<br />
== '''Tugas 3''' ==<br />
<br />
Tugas berikutnya adalah mencari sudut optimasi dari sebuah ''airfoil''. Tugas ini sebelumnya sudah dipresentasikan ke asisten. Pada tugas ini, kami menentukan sudut dari ''airfoil'' dari 0 derajat sampai 15 derajat. Hal ini disebabkan karena, pada aplikasi di kehidupan sehari - hari, ''angle of attack'' sebuah pesawat tidak bisa terlalu besar. Karena, jika terlalu besar, pesawat akan mengalami ''stall'', yaitu keadaan dimana pesawat kehilangan daya angkatnya. Pada ''airfoil'' umumnya, ''angle of attack''<br />
maksimal berada diantara 15 - 20 derajat.<br />
<br />
<br />
''Airfoil'' yang akan kami cari sudut optimasinya adalah NACA 0018. Langkah pertama yang kami lakukan adalah mengedit ''airfoil'' di Autodesk Inventor agar bisa dianalisa pada aplikasi CFDSOF<br />
<br />
<br />
Berikutnya, kami menentukan dimensi, properti, dan batas batas dari ''box mesh''<br />
<br />
<br />
Setelah itu, kami memindahkan lokasi ''mesh'' hingga titiknya berada di luar dari ''airfoil'' yang akan dianalisa<br />
<br />
<br />
Lalu, ''mesh'' akan di - ''generate''. dan kemudian parameter - parameter lainnya akan ditentukan. Setelah itu, masuk ke bagian CFD-Post, yaitu dimana ''airfoil'' akan lanjut dianalisa menggunakan ''third-party software'', yaitu Paraview<br />
<br />
<br />
Di ''software'' Paraview, kami menggunakan menu ''Generate Surface Variables'' untuk memunculkan profil airfoil, dan kemudian mencari ''drag force'' dan ''lift force'' menggunakan calculator, dan kemudian memilih menu ''integrate variables'' untuk melihat hasil dari ''drag force'' dan ''lift force'' ''airfoil'' pada sudut 0 derajat<br />
<br />
<br />
Kemudian, ''airfoil'' akan di - ''rotate'' ke sudut 3, 6, 9, 12, dan 15 derajat untuk melihat tren yang dihasilkan. Kemudian, kami mendapat tabel hasilnya dan mengubahnya menjadi grafik. Lalu, akan ditemukan persamaan garisnya, yang mana kami gunakan 6 variabel agar lebih teliti dalam menentukan sudut optimal nantinya<br />
<br />
<br />
Setelah mendapat persamaan garisnya, kami memasukkan persamaan garis pada grafik ''drag force'' dan ''lift force'' pada ''software'' Jupyter menggunakan ''coding'' yang sebelumnya sudah kami persiapkan. Kemudian, kami mendapat sudut optimal dari ''airfoil'' NACA 0018 adalah 10,6322.. derajat</div>Fadhildwndhttp://air.eng.ui.ac.id/index.php?title=File:Bandicam_2019-12-11_23-42-40-269.mp4&diff=17455File:Bandicam 2019-12-11 23-42-40-269.mp42019-12-11T16:58:33Z<p>Fadhildwnd: </p>
<hr />
<div></div>Fadhildwnd