Difference between revisions of "Kevan Jeremy Igorio"

From ccitonlinewiki
Jump to: navigation, search
(Pertemuan 1 (31 Maret 2020))
(Pertemuan 1 (31 Maret 2020))
Line 57: Line 57:
  
 
'''Pertama''', Menentukan kecepatan fluida agar didapat aliran yang laminar. Kecepatan diubah sedemikian rupa hingga Reynolds Number dibawah 2100 atau yang berarti aliran tersebut merupakan aliran laminar. Pada simulasi kali ini kecepatan fluida (U) diasumsikan sebesar o,01 m/s. Pada kecepatan tersebut Reynolds Number yang didapat sebesar 68,056.
 
'''Pertama''', Menentukan kecepatan fluida agar didapat aliran yang laminar. Kecepatan diubah sedemikian rupa hingga Reynolds Number dibawah 2100 atau yang berarti aliran tersebut merupakan aliran laminar. Pada simulasi kali ini kecepatan fluida (U) diasumsikan sebesar o,01 m/s. Pada kecepatan tersebut Reynolds Number yang didapat sebesar 68,056.
[[File:S 51068931.jpg|200px|thumb|left|Data Aliran Fluida]]
+
[[File:S 51068931.jpg|400px|left|Data Aliran Fluida]]
 +
 
 +
 
 +
 
 +
 
 +
'''Kedua''', Membuat Domain Fluida
 +
MessageImage 1585679793962.jpg
 +
 
 +
[[File:MessageImage 1585679793962.jpg|400px|Left]]
 +
 
 +
 
 +
2. Mengatur jumlah meshing (grid) dan Box Mesh Boundaries
 +
3. Membuat Titik acuan lalu Generate Mash
 +
 
 +
4. Check Mesh
 +
5. Melakukan Simulation Model
 +
 
 +
6. Masuk ke pilihan Fluid Properties.
 +
 
 +
7. 7.Tentukan Boundary Condition
 +
 
 +
 
 +
 
 +
8. Run Solver
 +
 
 +
 
 +
9. Post Processing with Third Party Tools
 +
 
 +
 
 +
10. Menampilkan DIstribusi tekanan. Merah mewakili tekanan tinggi, biru mewakili tekanan rendah.Tekanan semakin rendah menuju outlet karena ada pressure drop yang menyebabkan tekanan loss (kerugian tekanan).
 +
 
 +
11. Mengubah tekanan menjadi kecepatan (p menjadi U)
 +
 
 +
12. Daerah outlet profil kecepatan relative konstan sedangkan daerah di dekat inlet relatif tidak konstan. Hal ini berkaitan dengan entrance region.
 +
13. Klik Plot Over Line dalam arah Y. Plot setelah fully develop yaitu setelah melewati entrance length.
 +
 
 +
14. Klik Apply dan akan muncul grafik parabola.
 +
 
 +
15. Menunjukkan bahwa kecepatan di dekat dinding adalah 0

Revision as of 01:59, 1 April 2020

BIODATA DIRI

Nama : Kevan Jeremy Igorio

NPM : 1806233266

Program Studi : S1 Teknik Mesin Pararel Universitas Indonesia

4ADC9F12-F585-4AFD-B5B1-47AB425D255B.jpg

Mekanika Fluida 02 - 2020

Pertemuan 1 (31 Maret 2020)

Pada pertemuan Mekanika Fluida pertama, Kelas dipimpin oleh Bpk. Muhammad Hilman selaku asisten dari Bpk. Dr. Ir. Ahmad Indra Siswantara. Pertemuan pertama kali ini membahas mengenai konsep dasar dari aliran viscous dan simulasi analisis laminar flow menggunakan software CFDSOF.

Konsep Dasar

Aliran Fluida berdsarkan kekentalannya dapat diabgi menjadi dua jenis yaitu Aliran Inviscid dan Aliran Viscous.

- Aliran Inviscid adalah aliran yang fluidanya tidak mengalami perubahan viskositas. Jika fluida mengalir dalam pipa maka tangential stress atau shear stress pada fluida sama dengan nol. Aliran fluida ini sering disebut juga dengan fluida ideal. Namun dalam kenyataan kondisi ini tidak dapat ditemukan dalam fluida apapun.

- Aliran viscous adalah aliran yang memiliki shear stress atau tegangan geser.Hal ini disebabkan karena pada aliran viscous, Viskositas aliran tidak diabaikan sehingga aliran ini disebut juga sebagai aliran real.


Aliran Viscous

Aliran viscous dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu Aliran Laminer, Aliran Turbulen, dan Aliran Transisi.Pada pertemuan kali ini fokus pembelajaran akan lebih fokus kepada aliran laminer atau laminar flow. Secara sederhana, ketiga aliran tersebut dibedakan oleh besarnya nilai Reynolds Number dari tiap aliran. Berikut pengertian dan perbedaan dari Aliran Laminar dan Aliran Turbulen.

- Aliran Laminar adalah aliran fluida yang bergerak dengan kondisi lapisan-lapisan yang membentuk garis-garis alir dan tidak berpotongan satu sama lain. Alirannya relatief mempunyai kecepatan rendah dan fluida mengalir dengan bentuk garis lurus dan sejajar. Aliran laminer mempunyai Reynold Number lebih kecil dari 2300.aliran laminar memenuhi hukum viskositas Newton yaitu : τ = µ dy/du.

- Aliran Turbulen adalah aliran fluida yang partikel-partikelnya bergerak secara acak dan tidak stabil. Akibat dari hal tersebut garis alir antar partikel fluidanya saling berpotongan. Aliran turbulen mempunyai bilangan reynold yang lebih besar dari 4000.

-Aliran transisi adalah aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen. Reynold Number dari aliran transisi berkisar antar 2300 - 4000


Bilangan Reynolds

bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ) terhadap gaya viskos (μ/L) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan ini digunakan untuk mengidentikasikan jenis aliran yang berbeda, misalnya laminar , turbulen atau transisi. Rumus bilangan Reynolds umumnya adalah sebagai berikut:

Re = (μvd) / U = Gaya Inersia / viskositas

Dimana:

Re–bilangan renolds

U – kecepatan fluida,

d – diameter pipa,

μ – viskositas absolut fluida dinamis,

ν – viskositas kinematik fluida: ν = μ / ρ,

ρ – kerapatan (densitas) fluida.


Analisis Laminar Flow Menggunakan Software CFDSOF

Pertama, Menentukan kecepatan fluida agar didapat aliran yang laminar. Kecepatan diubah sedemikian rupa hingga Reynolds Number dibawah 2100 atau yang berarti aliran tersebut merupakan aliran laminar. Pada simulasi kali ini kecepatan fluida (U) diasumsikan sebesar o,01 m/s. Pada kecepatan tersebut Reynolds Number yang didapat sebesar 68,056.

Data Aliran Fluida



Kedua, Membuat Domain Fluida MessageImage 1585679793962.jpg

Left


2. Mengatur jumlah meshing (grid) dan Box Mesh Boundaries 3. Membuat Titik acuan lalu Generate Mash

4. Check Mesh 5. Melakukan Simulation Model

6. Masuk ke pilihan Fluid Properties.

7. 7.Tentukan Boundary Condition


8. Run Solver


9. Post Processing with Third Party Tools


10. Menampilkan DIstribusi tekanan. Merah mewakili tekanan tinggi, biru mewakili tekanan rendah.Tekanan semakin rendah menuju outlet karena ada pressure drop yang menyebabkan tekanan loss (kerugian tekanan).

11. Mengubah tekanan menjadi kecepatan (p menjadi U)

12. Daerah outlet profil kecepatan relative konstan sedangkan daerah di dekat inlet relatif tidak konstan. Hal ini berkaitan dengan entrance region. 13. Klik Plot Over Line dalam arah Y. Plot setelah fully develop yaitu setelah melewati entrance length.

14. Klik Apply dan akan muncul grafik parabola.

15. Menunjukkan bahwa kecepatan di dekat dinding adalah 0