Gandes Satria Pratama

From ccitonlinewiki
Revision as of 20:09, 26 April 2020 by Gandessatria (talk | contribs)
Jump to: navigation, search

BIODATA DIRI

Gandes Satria Pratama.S1 Teknik Mesin Ekstensi 2019.Universitas Indonesia

Assallammualaiakum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam dan sholawat beserta salam kepada Nabi Muhammad SAW.

Nama  : Gandes Satria Pratama

NPM  : 1906435492

Pendidikan Terakhir : Diploma III

Email  : Gandessatria@gmail.com / Gandes.Satria@ui.ac.id

No. Handphone  : 081220792803

Pertemuan Mekanika Fluida-02

Pertemuan 1 : Selasa, 31 maret 2020

Assallammualaikum wr.wb.

Pada hari pertama dilakukan penjelasan singkat terkait dengan aliran pada fluida di pipa dan dasar penggunaan CFD.

Konsep Dasar

Bilangan Reynolds adalah bilangan yang tak berdimensi yang merupakan perbandingan antara inersia fluida terhadap viskositas suatu fluida. Bilangan Reynolds dapat menentukan aliran tersebut laminar, transien atau turbulen.

Berikut ini adalah rumus bilangan reynold

Mid

V adalah kecepatan (rata-rata) fluida yang mengalir (m/s)
D adalah diameter dalam pipa (m)
ρ adalah masa jenis fluida (kg/m3)
µ adalah viskositas dinamik fluida (kg/m.s) atau (N. det/ m2)

Bilangan Reynolds dapat menentukan jenis aliran fluida. Nilai bilangan Reynold dapat berbeda untuk menentukan jenis aliran bergantung kepada profil dari media yang dialiri oleh fluida. Berikut ini adalah contoh aliran yang berada pada pipa. Ada 3 Jenis aliran fluida, yaitu :

1) Aliran Laminar

2) Aliran Transien

3) Aliran Transien


Aliran Laminar

Aliran fulida dikatakan laminar jika memiliki Re(Reynolds Number)< 2100 (pada fluida yang mengalir di pipa) .Dalam aliran laminar ini viskositas berfungsi untuk meredam kecendrungan terjadinya gerakan relatif antara lapisan. Sehingga aliran laminar memenuhi hukum viskositas Newton yaitu :

                                                      τ = µ du/dy

Aliran Transien

Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen.Memiliki Re: 2100-4000 (pada fluida yang mengalir di pipa).

Aliran Turbulen

Aliran dimana pergerakan dari partikel – partikel fluida sangat acarak dan tidak beraturan karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida yang lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran turbulen maka turbulensi yang terjadi membangkitkan tegangan geser yang merata diseluruh fluida sehingga menghasilkan kerugian – kerugian aliran. Pada Aliran ini biasanya memiliki Re > 4000 (fluida yang mengalir di pipa ).

Analisa Aliran Menggunakan Computational Fluid Dynamic(CFD)

Berikut ini adalah tahapan dalam melakukan simulasi menggunakan CFD.

1) Analisa dahulu aliran untuk memudahkan kita dalam membuat model pada CFD nantinya. Gambar dibawah ini adalah hasil dari analisa aliran. Parameter diambil dari keadaan ideal.

Data Aliran Fluida1.jpg

Dari situ kita dapat ketahui bahwa Re fluida <2100 sehingga fluidanya adalah laminar.

2) Buat lah suatu geometri 2D pada sumbu (X dan Y) sebagai suatu acuan untuk menganalisa suatu fluida. Lalu buat mesh pada geometri tersebut. Ingat Mesh dari geometri harus sama semua agar memudahkan pembacaan hasil simulasi.

Setting Mesh.PNG

3) Melakukan asumsi dari suatu fluida tersebut sesuai dengan asumsi yang dikehendaki. Dalam kondisi ini, asumsinya adalah inviscid, incompressible, steady-state,laminar dan subsonic.

Asumsi Fluida.PNG

4) jalankan CFD solver maka akan didapatkan grafik momentum terhadap waktu.

Grafik Momentum Terhadap Waktu.PNG

5) Buka paraview. Dalam paraview dapat melihat distribusi kecepatan dan tekanan. Foto dibawah adalah distribusi kecepatan hasil simulasi sebelumnya.

Distribusi Kecepatan.PNG

6) melakukan plot overline untuk mengetahui profile kecepatan aliran fluida tersebut. Dan dari sini dapat diketahui entrance length dari hasil simulasi tersebut.

Profil Kecepatan.PNG

Tugas 31 Maret 2020

Pertanyaan:

1. Apa itu entrance region?

2. Apa itu entrance length?

3. Apa itu fully developed flow?

4, Apa pengaruh viskositas terhadap pressure drop?

5. Bagaimana cara menghitung pressure drop suatu aliran dalam laminar/turbulen?

Jawaban

1.Entrance Region adalah suatu wilayah atau daerah yang berada didekat dengan tempat masuknya fluida ke pipa. Atau bagian awal dari suatu empat aliran yang masuk dari suatu sumber.

2.Entrance Length adalah panjang suatu aliran dari awal masuk pipa hingga mencapai kondisi dimana fully developed flow atau aliran yang berkembang sempurna.

Sumber: Book of “Fundamental fluid Dynamics By Munson"

3.Fully Develeoped Flowadalah kondisi dimana profil kecepatan fluida akan menjadi tetap besarnya.

Flow di Pipa.PNG

4.Pressure Dropdrop didefinisikan sebagai penurunan tekanan yang terjadi karena adanya gesekan pada fluida yang mengalir. Pressure drop akan semakin tinggi dan berbanding lurus dengan gesekan pada fluida. Sedangkan besarnya gesekan dipengaruhi oleh viskositas dari suatu fluida.

5. Cara menghitung pressure drop

Pressure Drop Pipa.PNG
Rumus Pressure Drop.PNG

Atau bisa juga menggunakan rumus seperti ini

Pressure Drop Rumus.PNG

Pertemuan 2 : Rabu, 01 April 2020

Assallammualaikum wr.wb.

Pada pertemuan kedua. Dijelaskan dalam pengaplikasian mekanika fluida. Ada 3 tahapan konservasi yang harus dipahami terlebih dahulu. Ketiga konservasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Konservasi Massa

KonservasiMassa.PNG


2. Konservasi Momentum

KonservasiMomentum.PNG


3. Konservasi Energi

KonservasiEnergi.PNG


Setelah itu dijelaskan kembali terkait konsep entrance region, entrance length dan fully develop flow pada aliran pipa seperti pada gambar dibawah ini.

Flow di Pipa.PNG

Lalu kita diberikan tutorial tentang bagaimana mencari pressure drop menggunakan CFD. Menggunakan kalkulator dalam CFD serta melakukan latihan soal seperti pada gambar dibawah ini.

Tugas PressureDrop.jpeg


Jawaban

- Asumsikan aliran terlebih dahulu. Asumsinya adalah laminar, subsonic, steady state dan incompressible.

- Lalu jabarkan parameter yang diketahui dalam soal dan parameter lain yang dibutuhkan dalam melakukan simulasi di CFD. Berikut ini adalah parameter yang diketahui dalam soal dan parameter yang diperlukan untuk simulasi:

ParameterSoal.PNG

- Lalu jalankan CFD, buat mesh dan masukan parameter yang sudah didapat ke CFD dan akan diperoleh hasilnya.

- Lalu buka hasil simulasi CFD menggunakan paraview.

- Buat Calculator

  • Calculator 1: p_static = p*1.2 lalu pilih cell data pada attribute mode
  • Calculator 2: p_dynamic = 0.5*1.2*((U_X^2+U_Y^2)^0.5)^2 lalu pilih cell data pada attribute mode
  • Calculator 3: p_total = p_static+p_dynamic lalu pilih cell data pada attribute mode

- Setelah itu lakukan slice. Lakukan slice pada 3 tempat yaitu pada saat sebelum mencapai entrance length, tepat di entrance length dan setelah entrance length.

  • Setiap melakukan slice pada setiap titik, lakukan integrated variable dengan cara Filter > Alphabetical > Integrated Variable > Apply

- Lalu tampilkan masing - masing integrated variable di setiap titik slice.

- Pada Integrated variabel pilih cell data. Maka akan didapatkan hasil seperti berikut.

Untuk soal a1

μ = 4E-5; u = 0.01; Slice1: 0.05; Slice2: 0.18; Slice3: 0.8

Untuk soal a2

μ = 1E-5; u = 0.01; Slice1: 0.05; Slice2: 0.72; Slice3: 0.9

Untuk soal b1

μ = 4E-5; u = 0.01; Slice1: 0.02; Slice2: 0.5; Slice3: 0.9

untuk soal b2

μ = 4E-5; u = 0.04; Slice1: 0.05; Slice2: 0.72; Slice3: 0.9

- Lalu lakukan plot overline untuk melihat profil kecepatan di setiap titik yang di slice.

Berikut ini adalah hasilnya.

Untuk soal a1

μ = 4E-5; u = 0.01; Slice1: 0.05; Slice2: 0.18; Slice3: 0.8

Untuk soal a2

μ = 1E-5; u = 0.01; Slice1: 0.05; Slice2: 0.72; Slice3: 0.9

Untuk soal b1

μ = 4E-5; u = 0.01; Slice1: 0.02; Slice2: 0.5; Slice3: 0.9

untuk soal b2

μ = 4E-5; u = 0.04; Slice1: 0.05; Slice2: 0.72; Slice3: 0.9

Kesimpulan

Semakin jauh dari inlet maka akan semakin besar tekanan yang hilang atau head lost atau pressure drop. Yang paling signifikan yang menyebabkan head lost/ pressure drop adalah static pressure atau tekanan static. Karena tekanan dinamik tidak akan berubah secara signifikan, hal ini dikarenakan kecepatan setelah fully develop flow cenderung stabil dan sama. Hal ini dibuktikan dari profil kecepatan yang menunjukan grafik hampir sepenuhnya berimpit setelah fully develop flow. Oleh sebab itu jika dilihat pada dunia nyata atau dunia perindustrian, penyaluran suatu fluida dipipa yang sangat panjang maka disetiap titik akan ditambahkan pompa agar menstabilkan tekanan, agar fluida dapat mengalir secara kontinu.

Pertemuan 3 : Selasa, 07 April 2020

Assalamualaikum Wr. Wb.

Pada hari ini yang dijelaskan tentang governing equation pada aliran fluida. yang penjelasannya dapat dilihat pada di bawah ini.

Laminar flow through the parallel- plate analytical sol 1.png

Laminar flow through the parallel- plate analytical sol 2.png

Laminar flow through the parallel- plate analytical sol 5.png

Laminar flow through the parallel- plate analytical sol 6.png

Lalu pak dai menjelaskan terkait hubungan reynold number dengan inersia dan driction force. Semakin tinngi nilai inersia maka tendensi terjadinya perubahan kenis aliran dari laminar menjadi turbulen akan semakin tinggi.

Lalu pak DAI juga menjelaskan bahwa viskositas mempengaruhi tegangan geser. Semakin tinggi viskositas maka jarak entrance length akan semakin dekat dengan hulu aliran.

Pertemuan 4 : Rabu, 08 April 2020

Pada Pertemuan ini pak Dai menjelaskan lebih lanjut, macam - macam aliran fluida berdasakan reynold number. Berdasarkan reynold number, aliran fluida dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Laminar Flow

2. Transisi Flow

3. Turbulen Flow

Lalu pak Dai menjelaskan macam - macam kecepatan pada aliran turbulen dan karakteristik turbulen serta hal apa aja yang perlu diperhatikan saat fluida turbulen dan yang mempengaruhi pressure drop pada aliran turbulen.

Lalu bang edo menjelaskan bagaimana cara melakukan simulasi CFD aliran turbulen dan menunjukan perbedaan profilkecepatan pada saat laminar dan turbulen seperti dibawah ini.

Aliran turbul-lam.PNG

Pertemuan 5 : Selasa, 08 April 2020

Pak Dai memberikan quiz dengan membuat artikel berdasarkan soal yang berada pada Soal-jawab Mekanika Fluida. Soal yang harus dibuat article adalah soal nomor 1 - soal nomor 6. Berikut adalah articlenya.

Quiz 1

Article 1: Hukum Dasar dalam Analisa Mekanika Fluida

Dalam menganalisa aliran mekanika fluida ada 3 hukum dasar yaitu :

•Hukum Konservasi Energi dimana memiliki arti bahwa system energy akan mengalami perubahan terhadap waktu dan jarak, maka perubahan energy akan diikuti dengan perubahan kerja dan aliran panas

    (dE/dt = W + Q )

•Konservasi Massa adalah dimana tidak ada massadari partikel yang hilang.

    (dM/dt= 0)

•Konservasi Momentum memiliki arti bahwa jika sebuah system diberikan gaya, maka akan terjadi perubahan kecepatan partikel atau dapat menyebabkan perubahan kecepatan.

    (m dV/dt= ∑F)

Untuk menentukan profil kecepatan menuju kondisi batas dimana kecepatan arah y, dv/dy= 0. Dalam menentukan ini kita menggunakan persamaan Navier –stokes yang berupa hokum kontinuitas dan X-momentum, karena arah kecepatan hanya pada sumbu x saja. Sehingga akan ditemukan persamaan berikut

u(y)=3/2 Um [ 1- y^2/((〖H/2)〗^2 )

Yang dimana

Um adalah kecepatan rata – rata

H adalah ketinggian plat parallel.

Pada kecepatan rata – rata, laju aliran (debit) mempengaruhi kecepatan rata – rata fluida sehingga dapat ditemukan persamaan sebagai berikut

q=Um x H= - H^3/(12 μ) (-∂p/∂x)

Diketahui perbedaan tekanan turun karena nilai( ∂p/∂x)adalah negative maka ini akan menyebabkan pressure drop sepanjang fluida mengalir sehingga ditemukan persamaaan sebagai berikut

∆p/l= -∂p/∂x

q= (H^3 ∆p)/(12 μ l)

Um= (H^2 ∆p)/(12 μ l)

Persamaan diatas menunjukan hubungan antara pressure drop dengan kecepatan rata – rata pada aliran fluida di plate parallel.


Artikel 2 : Pengaruh Entrance Length dan Reynold Number Terhadap Profil Kecepatan Fluida pada Aliran Laminar


Definisi

Entrance Region adalah suatu wilayah atau daerah yang berada didekat dengan tempat masuknya fluida ke pipa. Atau bagian awal dari suatu empat aliran yang masuk dari suatu sumber.

Entrance Length adalah panjang suatu aliran dari awal masuk pipa hingga mencapai kondisi dimana fully developed flow atau aliran yang berkembang sempurna. Le = 0.06x xRe x Diameter Pipa ini adalah rumus Le pada aliran laminar.

Fully Develeoped Flow adalah kondisi dimana profil kecepatan fluida akan menjadi tetap besarnya.

Flow di Pipa.PNG

Bilangan Reynolds adalah bilangan yang tak berdimensi yang merupakan perbandingan antara inersia fluida terhadap viskositas suatu fluida.

Bilangan Reynold memiliki peran dalam menentukan entrance length. Dan pada bilangan reynold bisa disebu sebagai gaya gesek dimana semakin besar viskositas maka gesekan akan semakin besar sehingga akan menyebabkan bilangan reynold semakin kecil sehingga tendensi membentuk aliran laminar menjadi besar. Sedangkan jika kecepatan fluida semakin besar maka bilangan reynold akan semakin besar juga sehingga tendensi fluida menjadi turbulen akan semakin besar. Seperti Pada penjelasan diatas bahwa untuk mencari LE = 0.06 x Re x Diameter sehingga semakin besar Reynold number dan Diameter makan LE akan semakin menjauh dari inlet sehingga sesuai dengan definisi Length Entrance semakin jauh entrance length fluida akan semakin jauh juga untuk mencapai fully develop flow. Sehingga profil kecepatan untuk mencapai kondisi stabil pun akan semakin jauh. Berikut adalah contoh aliran profil kecepatan pada aliran laminar saat di lihat observasi ketika sebelum, saat dan setelah entrance Length.

Profkecepatan.PNG

Pada kasus A, LE = 1,5 H dilihat dari grafiknya profil kecepatan yang berada pada x < Le mengalami perubahan geometri yang sangat signifikan. Sedangkan saat x > Le profil kecepatan cenderung serupa karena aliran sudah mulai steady. Begitupun dikasus B dengan Le = 6H, Perubahan geometri profil kecepatan sebelum mencapai Le cenderung berubah dan profil setelah entrance length cenderung sama. Disini dapat dibuktikan bahwa reynold number mempengaruhi panjanganya Le.

Gandes Satria Pratama

1906435492


Artikel 3 : Pengaruh Tegangan Geser dan Kecepatan Terhadap Terbentuknya Aliran Turbulen


Aliran turbulen pada plat pipa parallel terjadi karena nilai reynold yang besar. Nilai reynold yang besar dipengaruhi oleh kecepatan fluida yang tinggi saat mengalir. Besarnya kecepatan aliran menyebabkan energy kinetic pada fluida menjadi besar sehingga sublayer pada daerah fluida mengalir akan semakin tebal. Semakin tebalnya sublayer pada aliran pipa menyebabkan aliran fluida terdistract oleh lapisan sublayer tersebut. Sehingga arah aliran akan mengacak dan membuat olakan sehingga tekanan yang aliran tidak terdistribusi secara normal. Hal ini yang menyebabkan pressure drop pada aliran turbulen tinggi. Karena tekanan tertinggal didalam pipa sehingga pipa kemungkinan akan menghasilkan panas sehingga aka nada energy yang berkurang karena energy yang lainnya tertinggal dan menyebabkan panas. Selain itu tegangan geser juga menjadi parameter yang yang menyebabkan tebalnya lapisan sublayer. Tegangan geser jadi karena adanya gesekan fluida pada dinding. Untuk mendapatkan besarnya gesekan kita harus mencari tahu distribusi perubahan kecepatan pada aliran turbulen. Oleh sebab itu mendapatkan tegangan geser kita harus mencari kecepatan lokal pada suatu daerah yang akan kita observasi. Rumusnya adalah Va = Vrata-rata + V Fluktuatif. Pada viscous sublayer, aliran fluida laminar dan tidak saling bertabrakan sedangkan pada bagian tengah pipa aliran fluida sudah turbulen. Sehingga karena kecepatan turbulen ini tinggi akan menyebabkan terbentukan vortex pada aliran yang disebut Eddies. Vortex ini akan menyebabkan laju perubahan energy (dissipation rate) yang berubah dalam bentuk lain akibat dari gesekan ini.

TurbulenAliran.PNG

Gandes Satria Pratama

1906435492


Artikel 4: Hasil Pressure Drop pada Aliran Laminar Dalam Distribusi Fluida Pada Pipa Panjang

Pada fluida yang mengalir di pipa dapat mengakami 2 jenis aliran, yaitu aliran laminar dan aliran. Jika diketahui . a. Aliran Laminar (Re<2400) b. Diameter dalam Pipa : 10 inch = 0.25 m (pipa yang biasa dipakai di dunia industri) c. Viskositas Dinamik : 8.2 x 10-4 Kg/m.s d. Panjang Pipa 1 km = 1000 m Panjang pipa adalah jarak dari reservoir/ rumah pompa sampai dengan ujung pompa.

Maksimal kecepatan maksimal yang diperbolehkan agar tetap pada aliran laminar adalah

Hitung4a.Jpg

Maka kecepatan maksimal yang diperbolehkan dalam mengalirkan pipa adalah 7.87 x 10-4 m/s Kecepatan sangat rendah sekali agar fluida tetap dalam kondisi laminar

Pressure Drop yang terjadi selama pipa mengalir sepanjang 1 km adalah

Hitung4b.Jpg

Pressure drop yang terjadi pada pipa sejauh 1000 m adalah 0.161 Pa. Dari hal ini dapat diketahui bahwa yang mempengaruhi pressure drop pada distribusi fluida air di pipa adalah adjust diameter dan kecepatan. Karena kecepatan diatas sangat kecil, akan susah digunakan dalam kehidupan sehari – hari, oleh sebab itu akan lebih baik jika diameter diperkecil agar kecepatan akan bertambah pada flow rate yang konstan.

Gandes Satria Pratama

1906435492


Artikel 5 Pengaruh Ketebalan Viscous Sublayer Terhadap Pressure Drop Pada Aliran Turbulent


Viscous Sublayer adalah lapisan yang memiliki tegangan turbulen yang kecil dimana tegangan tubulen akan menimbulkan efek panas dan menyebabkan pressure drop pada alira fluida. Sublayer viscous adalah lapisan tipis yang terbentuk akibat hubungan antara kecepatan turbulen (kecepatan rata – rata ditambah kecepatan local) dengan kecepatan gesek.

Hitung5a.Jpg

Dari persamaan diatas dapat diketahui bahwa semakin besar tegangan geser dinding terhadap fluida maka sublayer akan semakin tipis. Semakin tebal sublayer akan menyebabkan pressure drop akan semakin tinggi hal ini akan merugikan, karena akan menghabiskan banyak tenaga untuk mencapai jarak tertentu pada debit aliran tertentu.

Gandes Satria Pratama

1906435492


Artikel 6 Perbandingan Pressure Drop pada Aliran Turbulen dan Laminar Dalam Distribusi Fluida Pada Sistem Pipa Melintang Panjang


Pada aliran laminar di soal nomor 4 dengan diameter pipa 25cm. kecepatan aliran adalah 3.84 x 10-4 m/s dan viskositas dinamik 7.87 x 〖10〗^(-3) m/s menghasilkan pressure drop sebesar 0.161 Pa. Akan tetapi pada dunia nyata kecepatan aliran tersebut sangat kecil, Jika kita asumsikan kecepatan aliran pada kehidupan sehari – hari adala 1 m/smaka bagaimana pressure dropnya.

Pertama harus dicari Reynold Number dahulu.

Hitung6a.Jpg


Dapat dilihat jika perbandingan reynold number sangat signifikan.

ReLaminar : Re Turbulen (Perbandingan Re soal nomor 4 dan nomor 6)

2400 : 304878.05 atau setara 1 : 127. 03

Maka Kita dapat menghitung pressure dropnya dengan cara:

Hitung6b.Jpg

Dilihat dari hasilnya pressure drop sangat tinggi sampai 13kPa. Biasanya dalam kehidupan sehari – hari untuk menyalurkanfluida tersebut sejauh 1 kilo meter dengan membutuhkan flow rate yang stabil maka pasti di antara 1 – 1000 m akan diberikan tambahan pompa untuk menjaga agar tekanan fluida tidak turun dengan besar sehingga fluida tetap bisa mengalir.

Dari perbandingan soal nomor 4 dan soal nomor 6 dapat disimpulkan hanya dengan memvariasi kecepatan aliran dari laminar menjadi turbulen, tekanan jatuhnya sangat berbeda jauh.

Gandes Satria Pratama

1906435492

Pertemuan 6 : Rabu, 15 April 2020

Pada saat ini dijelaskan tentang minor loses. Minor losses terjadi karena adanya perubahan penampang saat fluida mengalir atau adanya perubahan arah (elbow). Saat terjadi perubahan geometri atau luas penampang. Biasanya akan ada perubahan profile kecepatan. Pak Dai menyuruh mahasiswa/i-nya untuk melakukan simulasi terkait kondisi ini.

Berikut adalah hasil simualasi saya pada diffuser. Dengan kecepatan aliran 10m/s dan pada aliran turbulen. Didapatkan pressure drop seperti dibawah ini dan profile kecepatannya.

PressDrop Diff.JPG

Kondisi ini di slice 1 pada saat kondisi awal (diameter kecil sesaat sesudah inlet). Slice 2 pada saat kondisi miring (Perubahan luas area). Slice ke 3 pada saat diameter besar(sebelum outlet)

SecondaryFlow Diff.JPG

Dapat dilihat adanya perubahan tekanan akibat perubahan luas. Hal ini yang membuktikan bahwa minor losses terjadi karena adanya peruabahan penampang.

Pada Secondary flow kita dapatlihat bahwa olakan di dekat dinding sangat besar,Sehingga omeganya besar. Omega ini adalah fluida yang berolak akibat terjadinya perubahan geometri.Akan tetapi olakan tidak sampai titik center, karena perubahan kecepatannya bertahap tidak secara langsung.

Pertemuan 7 : Selasa, 21 April 2020

Pada hari ini Agil M'16 mempresentasikan penelitiannya. Agil mempresentasikan tentang konservasi energi pada kincir air. Yang dia presentasikan kincir air berputar akibat energi kinetik oleh air. Sehingga menimbulkan momentum untuk memutarkan kincir air. Selain itu akibat kincir air yang menahan laju aliran air, ada perbedaan ketinggian saat saat sebelum dan sesudah memutarkan kincir air.Menurut Agil,ini menimbulkan energi potensial akibat perbedaan ketinggian tersebut. Menurut hukum Newton II, persamaan gayaadalah : massa x percepatan atau mass flowrate x perubahan momentum. karena adanya peruabahan momentum maka akan ada peruabahan energi kinetik dikarenakan perubahan kecepatan aliran saat masuk dan keluar menimbulkan perbedaan ketinggian. Perbedaan ketinggian ini yang menyebabkan adanya energi potensial yang terjadi karena adanya perbedaan ketinggian aliran fluida saat memutar turbin air.

Lalu pak dai memberikan tugas untuk memahami soal ini.

Minor losses 4.png Minor losses 5.png

Pertemuan 8 : Rabu, 22 April 2020

Pak DAI memberikan kesempatan mahasiswanya untuk mereview kontribusinya. Saya mereview tentang pengaruh sublayer terhadap pressure. Sublayer pada aliran terbentuk karena kecepatan dan tegangan geser. Semakin tebal sublayer, maka pressure drop akan tinggi juga. Viscous sublayer ini juga bisa menyebabkan disturbansi jika batas aliran laminer pada dekat dinding dan aliran turbulen tidak rata. Aliran yang cepat ketika menyentuh dinding, akan berdeformasi dari kecil hingga seluruh permukaan saling bertabrakan dan menyebabkan turbulansi dan vortex.