Mei Edi Prayitno

From ccitonlinewiki
Jump to: navigation, search

Pertemuan ke -5, Hari Senin Tanggal 04 Maret 2019

ANALISIS STRUKTUR KONTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

Komputasi teknis implemantasinya sangat luas untuk memberi kemudahan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan teknik. Satu dari implementasi komputasi teknik adalah analisis terhadap struktur kontruksi bangunan gedung maupun jembatan. Untuk memudahkan dalam analisis diperlukan pemodelan dengan pijakan teori dan asumsi yang benar. Pada pembebanan/gaya yang bekerja pada suatu struktur bekerja 9 komponen tegangan seperti pada gambar 5.1, yang bekerja pada sumbu x, sumbu y dan sumbu y.


Pertemuan Ke-3 Hari Senin, 18 Februari 2019 Pembelajaran komputasi teknik, didasarkan pada fenomena-fenomena alam secara nyata, melalui pengembangan dari data permasalahan dengan perhitungan-perhitungan dengan pedoman teori yang relevan. Oleh karena itu diperlukan:

a. Data b. Informasi c. Pengetahuan d. Ilmu e. Hikmah

Pemodelan (modelling)

Resume - Pemodelan dilakukan dengan memahami pada konsep berikir, untuk mencari hal yang baru dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. - Dalam konsep pemodelan (modelling) tidak berhenti pada konsep definisi saja, akan tetapi akan terus digali pada semua jenis kebutuhan sesuai kebutuhan manusia. oleh karenanya memberikan peluang untuk terus menggali pada kemanfaatan bagi manusia - Pembelajaran tersebut dilakukan pada berbagai bidang seperti mecahnical yang secara spesifik pada berbagai disiplin ilmu seperti: electrical, kimia, geologi, design manufacture, dll. - Untuk meningkatkan kemampuan dalam menelaahan tersebut diperlukan daya (force) yang menjadi latar belakang dalam penyiapan modelling untuk menyerderhanakan permasalahan yang akan diselesaikan yang bersifat rumit. - Pemodelan (modelling) tersebut dilakukan dengan model fisik, maupun dengan model komputasi yang dilakukan dengan model model matematika. seperti halnya pada pemodelan sebuah jembatan, maka pemodelan dilakukan dengan model sesuai skala (simplifikasi) dengan tujuan untuk memudahkan dalam penyelesaian beban-beban yang akan bekerja. Dengan demikian diharapkan akan mampu merefleksikan dari kondisi yang sebenarnya. - Pada pemodelan tersebut diperlukan model matematika yang diselesaikan secara numerik. Model tersebut didasarkan pada persepsi, yang didasarkan pada sense. Dalam persepsi tersebut perlu menggunakan rasio, dalam batas-batas yang telah ditentukan. Rasio tersebut didasarkan pada kaidah-kaidah yang telah ditentukan seperti kaidah agama, moral dan etika. - Begitupun juga dalam dalam penyelesaian berbagai permasalahan teknik, seperti mechanical, segala penyelesaian yang dilakukan tidak melampaui dari aturan baku yang telah ditetapkan. Seeperti halnya pda kehidupan nyata, apabila insan senantiasa dapat mengingat Allah (Tuhan YME) akan senantiasa menepati jalan yang telah ditentukan, sehingga akan dapat mencapai keselamatan. - Pada kegiatan modelling (Pemodelan), perlu dipahami:

1. Masalaah (Problem).

  Yaitu apa saja yang menjadi permasalahan, sehingga dapat ditentukan bagaimana metode penyelesaian dan bagaimana model matematikanya. Misal dalam pembuatan rumah permasalahn yang ada adalah bagaimana bentuk (geometri) dari rumah tersebut dan material apa yang akan dilakukan. untuk itu diperlukan sebuah penelahaan yang dilakukan secara terintegrasi dari beberapa aspek, seperti kekuatan, keselamatan, ketahanan terhadap beban. Untuk dapat mewujudkan hal yang dikehendaki diperlukan asumsi yang dibuat berdasarkan pada kemampuan Brainware (Manusia/analist) maupun pada Software dn Hardware. Permasalahan tersebut dapat berupa permasalahan yang ada saat ini (existing) maupun permasalahan yang diprediksi akan timbul disuatu saat apabila upaya solusinya tidak dilakukan.

2. Pemikiran Awal (Analisis Awal)

  Analisis awal adalah asumsi yang dilakukan dalam upaya untuk mencari jawaban sementara (Hiphotesis). Semua hasil penelitian adalah Hipotesis kecuali Kitab Suci (Alquran) yang merupakan sebuah Tesis sejati (The Thrully Theses). Seperti halnya dalam falsafah hidup, misal: dalam pemaknaan untuk mencari keridhoan Allah SWT, maka diperlukan keihklasan, maka akan mendapatkan hasil yang tak terhingga. 

3. Algoritma.

  Algoritma secara singkat dapat didefinisikan sebagai Langkah-langkah Sistematis dan Logis dalam menyelesaikan suatu masalah. Dengan konsep Algoritma maka suatu permasalahan harus diselesaikan secara Sistematis, Logis dan bisa diuji benar atau salahnya. 

Karena Algoritma adalah sebuah konsep, maka tentu setiap orang bisa mempunyai Algoritma yang berbeda-beda terhadap masalah yang sama. Contoh ada suatu permasalahan X dan solusinya adalah Y, maka tiap orang bisa mendapatkan Y dengan Algoritma mereke masing-masing, tidak harus sama akan tetapi menghasilkan output yang sama yaitu Y. Pada prakteknya penerapan Algoritma haruslah efisien. Efisien disini artinya Cepat, Tepat dan Simple. Seperti kasus membuat Software komputer, Software yang dibuat dengan Algoritma yang baik akan menghasilkan software yang efisien, tidak banyak bugs dan tidak makan banyak memory yang tidak perlu misalnya.

4. Model Komputasi

  Ada tiga model dasar komputasional yaitu fungsional, logika, dan imperatif. Sebagai tambahan terhadap satuan nilai-nilai dan operasi yang berhubungan, masing-masing model komputasional mempunyai satu set operasi yang digunakan untuk menggambarkan komputasi. Model Fungsional : terdiri dari satu set nilai-nilai, fungsi-fungsi dan operasi aplikasi fungsi dan komposisi fungsi. Fungsi dapat mengambil fungsi lain sebagai argumentasi dan mengembalikan fungsi sebagai hasil (higher-order function). Suatu program adalah koleksi definisi fungsi-fungsi dan suatu komputasi adalah aplikasi fungsi. Model Logika : terdiri dari satu set nilai-nilai, definisi hubungan dan kesimpulan logis. Program terdiri dari definisi hubungan dan suatu komputasi adalah suatu bukti(suatu urutan kesimpulan).Model Imperatif : terdiri dari satu set nilai-nilai yang mencakup suatu keadaan dan operasi tugas untuk memodifikasi pernyataan. Pernyataan adalah set pasangan nilai-nama dari konstanta dan variabel. Program terdiri dari urutan tugas dan suatu komputasi terdiri dari urutan pernyataan.

5. Eksekusi (Menjalankan Model Simulasi)

  Dalam menjalankan model simulasi perlu mengikuti model ilmiah yang dapat dapat diterima oleh akal. Hal tersebut dilalkukan dengan model-model analisis yang didasarkan pada kaidah teori. 

6. Hasil Perhitungan.

  Untuk mendapatkan hasil yang baik, model tersebut dibuat sederhana. Semakin sederhana model tersebut, maka akan semakin baik dan memudahkan dalam membangun sebuah model penyelesaian permasalahan yang sedang dibuat. Apabila hasil yang dihasilkan tidak memenuhi kaidah yang ada, maka diperlukan feed back untuk menelaah apakan terjadi kesalahan pada asumsi awal (hiphotesis) atau pada konsep model matematikanya sampai didapatkan hasil yang benar. Misal dalam penyusunan model pondasi rumah, diperlukan teori yang mendukung, seperti perlu diketahui bagaimana beban yang akan bekerja (displacement), bagaimana regangan (elongation) yang akan terjadi yang didasarkan pada tegangan (Stress). Untuk mewujudkan hal tersebut: diperlukan konsep berfikir yang rasional pada kondisi yang terhingga (Finite). 

7. Laporan hasil

  Laporan yang disajikan hendaknya dilakukan dengan mempertimbangkan fenomena secara ilmiah dan kondisi nyata dilapangan, sehingga akan dapat menghasilkan data yang komprehensif, melalui hasil verifikasi dan validasi. Verifikasi adalah pengujian atau memeriksa model matematika secara benar. sedangkan validasi adalah apakah model persamaan yang digunakan sudah benar.   
  Untuk mewujudkan hal tersebut, dilakukan dengan berbagai program software seprti EES (Engineering Equation Solver)